Still..

By : Esti Kinasih

Main Cast : KAISOO

Other Cast : CHANBAEK, HUNHAN etc.

WARNING! GENDERSWITCH.

DON'T LIKE, DON'T READ!

.

.

.

.

.

Chapter 1

.

.

.

.

.

Amarah itu mematikan hati, melukai, menutup maaf, dan menciptakan benci. Chanyeol tidak bisa memaafkan apa yang telah dilakukan Baekhyun saat kebut gunung itu. Baekhyun berdiri di atas sebuah batu besar, dan memperlihatkan apa yang menurut Chanyeol seharusnya hanya jadi miliknya sendiri. Bukan menyaksikannya bersama-sama dengan kedua sahabatnya, ditambah empat cowok lain yang saat itu sangat beruntung memperoleh pencerahan agar melintas di lokasi. Peristiwa itu benar-benar telah menghantam Chanyeol. Saat dia menyadari, kini matanya tidak bisa lagi menatap Baekhyun dengan cara yang sama seperti sebelumnya. Chanyeol sadar, ternyata Baekhyun sanggup melakukan tindakan-tindakan yang tidak terduga.

Baekhyun memang manis, keras kepala, smart, dan nekat. Hal-hal yang membuat Chanyeol tertarik. Namun ternyata ada yang luput dari penglihatan Chanyeol dan baru terbuka belakangan ini.

Gadis itu tangguh!

Chanyeol tidak bisa lagi memeluknya tanpa merasa ada sepuluh jari berkuku yang siap mencakarnya. Tidak bisa lagi menatapnya tanpa mengabaikan setiap saat gadis itu bisa berubah menjadi lawannya. Dan itu membuat Chanyeol tanpa sadar jadi bersikap waspada setiap kali Baekhyun bersamanya.

Kemarahan Chanyeol makin memuncak saat mendapati bagaimana sorot mata Kai dan Sehun setiap kali memandang Baekhyun. Meskipun keduanya terlihat wajar, Chanyeol tahu pasti apa yang sedang berputar di dalam tempurung kepala masing-masing.

Baekhyun yang berdiri tegak di atas batu besar. Angkuh dan menantang. Dan…. Transparan!

"Sialan!" Chanyeol mendesis geram. Kembali dadanya bergolak hebat. Selalu, setiap kali peristiwa itu teringat.

"Sialan!" Chanyeol mendesis lagi. Kali ini ditutupnya kedua matanya perlahan. Sebesar apa pun kemarahan itu, dirinya tetap merasa tak berdaya. Bukan karena status Kai dan Sehun yang notabene sahabatnya, tapi karena dirinya sadar, sekalipun mata-mata itu dibuatnya buta, tetap tidak akan bisa menghapus apa yang terlanjur terekam di dalam kepala, apalagi menghentikan imajinasi gila. Dan ketika itu membuat kemarahan Chanyeol meledak seketika.

"SIALAN! SIALAN! SIALAN!" Chanyeol berteriak keras. Diraihnya setumpuk buku dari atas meja, lalu sekuat tenaga dilemparnya ke dinding. Buku-buku itu membentur dinding dengan keras dan berjatuhan ke lantai dengan bunyi berdebam. Diiringi teriakan Chanyeol yang menggelegar.

"AAAAARRGGGHHHH!"

I-I-I

Perang itu berlanjut. Namun hanya Baekhyun yang benar-benar merasakan derapnya. Bergemuruh di bawah permukaan yang terlihat tenang. Dia sudah menangkap rasa asing itu. Ada yang salah. Yang tidak terbaca. Tidak terlihat dengan mata. Tidak terpahami. Karenanya dia ciptakan permainan. Berharap akhirnya akan tahu dan mengerti.

Dan Chanyeol mengikuti permainan itu. Permainan yang diciptakan Baekhyun. Babak demi babak. Dengan "api" yang ditekan jauh-jauh di dalam dada. Jauh-jauh dan kuat-kuat. Marah, sedih, kaget, dan sakit! Tundukkan gadis itu sekarang, kemudian… lepaskan!!

Baekhyun tidak mau bertele-tele. Dia tahu, cara untuk secepatnya mengetahui apa rasa asing yang dia rasakan terhadap Chanyeol adalah dengan membuat cowok itu marah.

Kemarahan akan mengeluarkan semua yang tersimpan rapat di dalam hati, bahkan pikiran. Dan cara yang dilakukan Baekhyun cukup kelewatan, kalau tidak mau dibilang merendahkan.

Dia jadikan Chanyeol petugas delivery order. Untuk apa saja, Pizza, Fried Chicken, martabak, bakso, majalah, tabloid, jagung rebus, bahkan kerupuk!

Beberapa kali Baekhyun bahkan sengaja memesan sesuatu dari lokasi yang jauh dari posisi Chanyeol pada saat cowok itu meneleponnya, atau pada saat dia mengontak cowok itu.

Semakin kelewatan permintaannya, akan semakin manja cara Baekhyun mengutarakannya. Baekhyun tahu pasti, memang cara itu yang harus dilakukan kalau mau keinginannya terpenuhi.

Kalau kebetulan Kyungsoo dan Luhan main ke rumah Baekhyun saat malam Minggu, dan Chanyeol juga datang bersama Kai dan Sehun, kedua sobatnya itu akan menjadi saksi "penghinaan" yang sedang dialami Chanyeol.

Chanyeol yang berdiri diam, menunggu martabak telur pesanan Baekhyun selesai dibuatkan. Chanyeol dengan tabloid gossip di tangan. Chanyeol yang menggabungkan diri dengan antrean panjang sebuah konter donat. Chanyeol yang berdiri kebingungan di depan seuah konter kosmetik, dan banyak kejadian lagi.

Pemandangan itu membuat Kai dan Sehun nelangsa. Keduanya bahkan seperti tidak lagi mengenali Chanyeol. Namun Chanyeol tidak ingin dicegah.

"Lo tunggu aja di mobil, nggak usah ikut turun," kata Chanyeol saat Kai mengikuti langkahnya.

"Surat pernyataan itu ya, yang udah bikin lo jadi begini? Pasrah di bawah kaki Baekhyun," tanya Kai.

"Iya!" tandas Chanyeol, dengan rasa jengkel yang ditekan.

"Lo mau Salinan tu kertas nyebar di kampus? Bisa ancur reputasi kita!" Sengaja Chanyeol membiarkan dugaan itu, karena dia sama sekali tidak ingin mengatakan penyebab yang sebenarnya, yaitu ingin sekali dicucinya otak kedua sahabatnya itu. Tidak seluruhnya. Cukup pada bagian yang menyimpan memori saat Baekhyun memperlihatkan sebagian tubuh atasnya.

"Ada apa sih, Baek?" Kyungsoo yang juga heran melihat keanehan itu, suatu hari akhirnya bertanya.

"Gue ngerasa ada yang aneh sama Chanyeol," jawab Baekhyun.

"Apanya?"

"Itu dia. Gue nggak tau. Makanya lagi gue cari tau."

"Chanyeol kayanya kesel banget tadi, cuma gak dia kasih liat aja."

"Baguslah. Emang itu tujuan gue."

I-I-I

Dan di suatu hari Minggu, saat Kyungsoo dan Luhan berada di rumah Baekhyun, akhirnya tujuan Baekhyun tercapai. Permintaannya agar Chanyeol membelikan satu jenis makanan yang memang jadi favoritnya para cewek, yaitu rujak – dengan catatan tambahan : mangga mudanya yang buanyaakk – akhirnya menghabiskan pertahanan Chanyeol.

Permintaan itu membuat Chanyeol harus menahan diri saat ibu penjual rujak yang didatanginya menatapnya dengan sorot mata tajam dan mencela.

"Udah berapa bulan?" tanya si ibu sambil meracik sambal.

Sesaat Chanyeol jadi bingung.

"Apanya?" tanyanya bodoh. Dan ketika sadar apa yang dimaksud, dijawabnya juga pertanyaan itu. Kepalang basah.

"Oh, tujuh bulan." Ibu itu melirik sekilas. Dengan sorot mata yang makin mencela.

"Sebentar lagi jadi bapak dong."

Chanyeol tersenyum datar.

"Yaah begitulah."

"Kamu pasti masih sekolah…"

"Betul."

Mendadak ibu penjual itu meradang.

"Orangtua susah-susah cari uang, banting tulang siang-malem, cuma untuk anak-anak yang nggak tahu diri. Nggak tau terima kasih. Dasar anak-anak sekarang. Banyak yang durhaka!"

Kai dan Sehun yang menunggu di mobil tapi bisa mendengar percakapan itu, jadi menghela napas bersamaan. Mereka kasihan melihat Chanyeol. Tapi mereka tidak bisa menggantikan posisi Chanyeol, karena selama ini semua order datangnya dari Baekhyun. Tidak pernah dari Kyungsoo atau Luhan.

Tak lama Chanyeol kembali dengan bungkusan rujak di tangan. Dari raut mukanya terlihat jelas cowok itu marah, juga malu.

"Tau gitu nggak gue beli rujaknya!" makinya. Dan peristiwa itulah yang membuat pertahanan Chanyeol akhirnya mencapai klimaks.

yeay akhirnya bisa remake novel ini gimana menurut kalian? seru gak? apa kurang? tolong di review ya, soalnya pingin tau kekurangan aku dimana hehe, please be kind and don't bash me T_T

Untuk next chapter, bakal aku up kalo reviewnya udah agak banyak atau tergantung mood aku hehe

udah gitu aja, love you *