Present by,
Chaca Woo
.
.
.
WHEN WERE FALLIN' LOVE
.
.
.
"Tsk, sial!" Umpatnya , diusap dengan pelan kakinya yang terkilir lalu kembali mengumpat pelan. Diedarkan pandangannya kepenjuru hutan yang sepi , sudah tengah malam dan tidak ada makhluk hidup yang terjaga kecuali binatang malam.
SRAKKK
Mata merah itu berpendar kearah semak yang berbunyi, menatap waspada lalu menyembunyikan sayap hitamnya yang tadi terbentang lebar.
Seseorang muncul dari semak-semak itu, cahaya yang menyelubungi orang itu menyilaukan pandangan matanya, membuat mata merah itu menyipit. Saat cahaya itu perlahan meredup, mata merahnya beradu pandang dengan mata biru jernih seseorang itu.
DEG
Entah suara itu berasal darimana namun si pemilik mata merah bisa mendengar suara itu dengan jelas, tubuhnya bergetar hebat hanya dengan memandang sosok mata biru jernih itu.
'Malaikat?' Tanyanya dalam hati saat melihat sayap putih berkilauan yang berada dibelakang si mata biru.
"Apa yang kamu lakukan ditengah hutan malam-malam begini, wahai iblis?" Tanya si pemilik mata biru dengan suara yang berdenting merdu ditelinganya.
"Well, aku hanya bersantai," Jawabnya berbohong. Bukankah iblis memang suka berbohong? Pemuda bermata biru itu tersenyum samar lalu mendekati sang iblis, membuat sang iblis menatapnya waspada.
"Tenang saja , aku tidak akan menyakitimu dan jangan berbohong kakimu terkilir bukan?" Ucapnya lagi yang membuat sang iblis tertegun, Sang malaikat berjongkok didepan kaki sang iblis yang tengah duduk diatas batu besar lalu mengarahkan kedua tangannya kedepan kaki sang iblis yang membiru. Cahaya biru kehijauan berpendar dari kedua tangan sang malaikat, membuat sang iblis merintih pelan.
"Sepertinya kakimu sudah sembuh, pulanglah ketempatmu sebelum ada yang lain menemukanmu disini," Katanya seraya berdiri lalu mengepakkan sayap putihnya bersiap meninggalkan sang iblis sebelum suara berat sang iblis menghentikannya.
"Tunggu! Kenapa kamu menolongku?" Tanyanya heran. Sang malaikat tersenyum,cekungan kecil dipipinya terlihat hingga membuat sang iblis terpana melihat senyuman indahnya.
"Bukaknkah sesama makhluk tuhan harus saling menolong? Walaupun kita saling bermusuhan," Jawabnya pelan diakhir kalimat,membuat sang iblis kembali tertegun.
"Wu Yifan, namaku WuYifan." Seru sang iblis bernama Yifan ada kilat kagum dimatanya , sang malaikat kini yang gantian terkejut mendengar seruan sang iblis , Yifan. Namun sedetik kemudian ia kembali tersenyum.
"Zhang Yixing, namaku Yixing," Balasnya lalu kembali terbang meninggalkan Yifan yang masih terpesona melihatnya. Dipegangnya pergelangan kaki yang sudah tidak terasa sakit, ada rasa hangat yang tertinggal disitu.
"Yixing, Zhang Yixing, Yixing, Zhang Yixing. Wu yixing? Well tidak buruk juga," Gumam Yifan lalu tertawa aneh.
.
.
.
"Ya! Zhang Yixing!" Suara tinggi Luhan sontak mengagetkan Yixing dari lamunannya , Ia segera menatap tajam Luhan yang balik menatapnya marah.
"Apa ini kerjaanmu selama seminggu ini? Melamun sepanjang hari tanpa mengerjakan tugasmu?" Tanya Luhan kesal, Yixing megerucutkan bibir tebalnya lalu menatap Luhan.
"Aku sudah mengerjakan tugasku Lu, kalau tidak percaya tanya Jungkook sana," Jawab Yixing yang dijawab helaan nafas Luhan. Ia lalu ikut duduk disamping Yixing menikmati indahnya matahari yang terbenam.
Yixixng menatap Luhan ragu, lalu mengigit bibir bawahnya mengumpulkan keberanian untuk bertanya pada Luhan, Luhan yang sadar tatapan ragu Yixing langsung menoleh kearahnya.
"Apa? Mau Tanya apa?" Yixing tersenyum kecil ,mendengar nada bicara Luhan yang sudah seperti biasanya.
"Lu, kamu tau iblis yang bernama Wu Yifan?" Tanya Yixing yang membuat Luhan terkejut. Bukankah Yixing tidak pernah bertemu iblis kecuali saat ada pertemuan besar? Dan lagi Yifan tidak terlalu senang untuk menampakkan diri didepan malaikat. Berbagai pertanyaan mengelilingi kepala Luhan, Yixing yang melihat Luhan terdiam menyenggolnya pelan hingga Luhan mengerjap.
"Gimana kamu bisa tau Yifan, Xing?" Luhan balik bertanya , Yixing pun menceritakan bagaimana mereka bisa bertemu dengan lengkap membuat Luhan sedikit menangkap nada senang dari setiap cerita yang Yixing ucapkan.
"Aku baru kali ini melihat iblis yang sangat tampan seperti dia," Ungkap Yixing jujur membuat Luhan semakin khawatir. Ia tidak ingin masa lalu itu terjadi lagi.
"Jangan pernah menemuinya lagi Xing. Aku mengatakan ini demi kebaikanmu juga," Ujar Luhan dingin lalu bangkit mengepakkan sayapnya, meninggalkan Yixing yang terlihat bingung.
"Kenapa?" Tanya Yixing pelan.
Ditempat lain…
Mata Yifan mungkin nampak memperhatikan Zitao yang memainkan tongkat wushunya dengan lihai namun pikiran Yifan melayang entah kemana. Xiumin, yang melihat adiknya nampak berbeda segera menepuk pelan pundak Yifan yang membuat ia segera menoleh kearah Xiumin.
"Apa yang kamu pikirkan Wu?" TanyaXiumin, Yifan menggeleng pelan lalu kembali melihat Zitao yang diganggu oleh Kai.
"Jangan berbohong Wu, kamu pikir bisa berbohong dariku?" Xiumin tersenyum puas saat Yifan menatapnya menyerah.
"Kamu tau malaikat bernama Zhang Yixing? Dialah yang ku pikrikan akhir-akhir ini. Bagaimana bisa aku baru menyadari malaikat itu sungguh mempesona daripada kaum kita,Min?" Senyum Xiumin berubah kaget mendengar ucapan Yifan, Bagaimana mungkin Yifan bisa bertemu Yixing?
Bukankah selama ini iblis maupun malaikat jarang bertemu kalau bukan saat pertemuan besar , dan juga Xiumin yakin mereka tidak bertemu saat berada dilangit atas.
'Apa jangan-jangan mereka bertemu dibumi?' Batin Xiumin panic. Yifan menaikkan sebelah alisnya melihat reaksi aneh Xiumin.
"Kamu kenapa Min?" Tanya Yifan memegang bahu Xiumin,membuatnya kembali tersadar lalu tersenyum sedih.
"Tidak apa-apa Wu. Kalau boleh ku saran kan, jangan terlalu dekat dengan malaikat terutama dengan Yixing, Wu," Ucap Xiumin lalu meninggalkan Yifan yang melihat Xiumin terbang menjauh.
"Apa yang kamu sembunyikan Min?" Benak Yifan bertanya-tanya.
.
.
.
Yifan berjalan pelan dibawah teriknya matahari, dia baru saja menyelesikan tugasnya mencabut nyawa seorang pembunuh bayaran.
Yifan tampak tampan dengan pakaian serba hitamnya membuat beberapa orang yang melihat berdecak kagum. Yifan menghentikan langkahnya didepan taman yang lumayan ramai. Ia bisa melihat Yixing membantu seorang anak kecil yang layangannya tersangkut didahan pohon yang tidak begitu tinggi.
Yixing melambai kearah anak kecil yang sudah berlari menghampiri keluarganya. Saat ia berbalik, ia menemukan Yifan yang menatap lekat dirinya dengan mata berwarna hitam pekat sedangkan Yifan terpukau dengan bola mata coklat yang cocok dengan mata Yixing.
Yifan berjalan menghampiri Yixing yang masih terpaku diam ditempatnya, menatap kagum pesona sang pemuda iblis yang terlihat tampan dimatanya.
"Hai Yixing, kebetulan sekali kita bertemu disini," Sapa Yifan , lalu Yixing mengangguk sambil tersenyum.
"Iya Yifan, sedang menjalankan tugas?" Tanya Yixing yang dijawab anggukan kecil Yifan.
"Ya, tapi sudah selesai. Apa yang kamu lakukan disini?" Kini giliran Yifan yang bertanya, Yixing mengangkat kedua bahunya lalu menatap sekitar.
"Hanya jalan-jalan, terkadang aku bosan berada diatas," Jawab Yixing sambil tersenyum hingga cekungan kecil itu kembali dilihat mata Yifan. Yifan melirik kearah jam tangannya lalu menatap Yixing yang masih tersenyum sesekali menyapa orang-orang yang menegurnya.
"Kurasa malam masih lama, mau jalan-jalan denganku?" Tawar Yifan, Yixing terdiam sebentar lalu mengingat kembali ucapan Luhan.
Yixing masih menimbang-nimbang lalu mengangguk kecil kearah Yifan yang khawatir Yixing menolaknya. Yifan bernafas lega lalu meraih tangan Yixing , menuntunnya mengikuti langkah Yifan .
'Sesekali tidak apa-apakan?' Batin mereka, tanpa mereka sadari Luhan menyaksikan kegiatan yang mereka lakukan.
.
.
.
Luhan duduk dibawah pohon rindang yang menjadi tempat favoritenya jika berada dibumi, menghirup udara sejuk yang nyata sebenarnya ia tidak bernafas.
Matanya yang tadi terpejam kini terbuka saat ia merasakan aroma yang sangat ia kenali. Dilihatnya seseorang yang begitu ia rindukan selama ini dengan ragu menghampirinya.
"Apa yang membuatmu kemari, Xiumin?" Tanya Luhan datar, Xiumin tampak terkejut dengan sapaan dingin Luhan, ia perlahan menjaga jaraknya dengan Luhan.
"Yifan dan Yixing , Lu" Jawabnya singkat, masih dengan nada lembut yang selalu dirindukan Luhan.
Luhan menatap kembali bola mata merah milik Xiumin ,ada rasa rindu kala Luhan menatap bola mata itu namun dengan cepat disingkirkannya perasaan itu.
"Jauhkan adikmu dari adikku , Min. Aku tidak mau kejadian dimasa lalu terulang kembali," Kata Luhan dingin. Xiumin tersenyum sinis lalu melipat kedua tangannya didada.
"Memangnya kenapa jika itu terulang lagi, Lu? Kamu takut?" Tanya Xiumin dengan nada mengejek, bolamata hijau Luhan melebar mendengar ucapan Xiumin, ditatapnya bola mata merah itu.
"Jangan macam-macam,Xiumin! Cukup jauhkan adikmu dari Yixing, Jangan biarkan mereka mengulang kesalahan yang sama," Desis Luhan pelan namun cukup didengar telinga tajam Xiumin.
"Apa? Kesalahan? Kamu bilang salah? Jadi cinta kita salah,Lu?" Tanya Xiumin setengah berteriak, matanya berpendar merah menatap Luhan marah.
"Jelas itu salah! Iblis dan malaikat tidak akan pernah bisa bersatu Xiumin! Bukankah itu menunjukkan cinta kita salah!" Bentak Luhan, mata merah Xiumin mengabur berusaha ia tahan air mata yang berkedut ingin keluar.
"Apa yang salah dengan cinta Lu? Mengapa cinta kita salah? Bukankah kita sama-sama makhluk tuhan? Yang membedakannya hanya kamu malaikat dan aku iblis? Hanya alasan itu kah kita tidak pernah bisa bersama? Karena alasan itukah kita harus tersakiti dan tersiksa?" Tanya Xiumin lagi . Airmata berwarna merah itu mengalir mulus dipipi putih pucat Xiumin.
Luhan tercekat melihat airmata yang tanpa henti mengalir dari mata merah Xiumin. Ingin sekali Luhan menghapus airmata itu dan memeluk tubuh mungil Xiumin namun seakan ada rantai kasat mata yang mengikat kuat kakinya.
"Seharusnya dari awal kita tidak usah mengenal Lu. Harusnya kamu biarkan aku mati saat itu. Seharusnya kamu melakukan itu Lu, jadi perasan cinta ini ikut mati bersamaku," Dan Xiumin menghilang dari pandangan Luhan, ia menerbangkan sayap hitamnya menjauh dari Luhan yang terpaku hingga bulu hitam dari sayap Xiumin mendarat dikakinya. Diraihnya bulu hitam itu lalu meremasnya pelan sambil mendongkak menatap langit senja.
"Dan seharusnya aku tidak membalas cintamu ,Xiu. Harusnya dari awal aku membuang perasan ini," Lirih Luhan bersamaan dengan matahari yang tenggelam.
TBC
Well, aku berharap ini bagus. Kalau yang review banyak, insya allah secepatnya bakal aku kasih next chap nya.
Untuk yang review JEALOUS? makasih yah untuk masukan dan saran dan juga yang minta sequel insya allah kalo ada waktu dan ada ide aku bikin, juga yang confuz hubungan HunKai akan dijawab nanti hehehe, jangan lupa review yah :)
Oh iya yang punya path atau pin bb invite yah Chaca Woo / 749574AF
With Love,
Chaca Woo
