Rion : nyah, mulai sekarang gw bakal fokusin cerita multichap ini. Yang lain bakal dihiatusin *buat yang multichap*
Giotto : angst lagi?
Rion : Giotto-san! -peluk-
Giotto : B-baiklah... Bisa lepaskan aku?
Rion : Baiklah! Tenang aja, di cerita ini g ada angst kok. Sedikit humor yang bisa dihitung, garing pula. Yang lebih kerasa cman family sama friendshipnya.
Giotto : untunglah... Ga ada yaoi kan?
Rion : kalau itu lain cerita :
Giotto : *swete* kayaknya ada firasat buruk nih...
Rion : Giotto-san, bisa baca disclaimed?
Giotto : Sampai kapanpun kami karakter KHR dan juga ceritanya bukan atas pemikiran Sang author tetapi Amano Akira.
-14 Oktober 1990-
"Ini adalah Tsuna... Dia adalah adikmu mulai sekarang Giotto..."
Namaku adalah Giotto... Setidaknya itulah yang sering dipanggil oleh ibuku dan juga yang lain. Tetapi, nama asliku adalah Ieyatsu Sawada, usiaku 8 tahun.
Selama 8 tahun aku menjadi anak tunggal dari keluarga Sawada. Keluarga Jepang yang tinggal di Italia. Dan sekarang, adik laki-laki satu-satunya yang berbeda 8 tahun dariku lahir. Aku tidak pernah membayangkan akan mempunyai seorang adik sebelumnya.
Ayahku adalah seorang kepala polisi dan memiliki jabatan yang tinggi di Italia. Sedangkan ibuku, adalah seorang dari keturunan bangsawan di Italia.
"Kau mau menggendongnya Giotto...?" Senyuman ibu selalu membuatku terpesona. Dia adalah seorang yang lembut dan juga baik hati. Sayangnya, karena tubuhnya yang lemah ibu selalu berada dirumah sakit.
"Giotto...?"
"iya ibu..." Aku tersenyum dan menggendong tubuh kecil itu. Hangat, kecil, dan lembut. Tetapi sangat lemah dan rapuh. "Kecil sekali..."
"Tentu saja... Dia masih kecil Giotto..." Ibu tertawa mendengar apa yang aku katakan. "Karena kau adalah kakaknya... Maka lindungilah dia Giotto. Kalau ibu tidak ada, hanya kau yang bisa ibu andalkan... Jagalah dia Giotto..."
~*~*xXx*~*~
-31 Desember 1999-
Jagalah adikmu Giotto...
TRIIIIING!
Suara jam weker terdengar ditelinga. Laki-laki berambut kuning itu. "Hn... Aku benci jam... Siapa yang meletakkannya disini..." Masih berada didalam selimut, anak itu mencoba mencari asal suara, mematikan jam itu (baca. Menghancurkan).
"Akhirnya..." Dan dia masuk kembali kedalam selimut.
"Oni-chan!" Anak kecil berambut cokelat itu berlari kearah tempat tidurnya dan menggoyang-goyangkan tubuhnya. "Ayo bangun sudah pagi!"
"Sebentar lagi Tsuna..." Melirik sebentar kearah adiknya itu, dan menenggelamkan lagi dirinya kedalam selimut.
"Oni-chan~" Tsuna sedikit merengek mendengar kakaknya itu tidak menghiraukannya. Lalu, matanya tertuju pada jam yang sudah tidak berbentuk itu. "HAAA! Jamku kenapa bisa seperti ini?"
"Salahmu menaruh jam itu disebelah tempat tidurku bukan?" Giotto hanya tersenyum kecil dan mengibas-ngibaskan tangannya. "Sudah sudah, aku ingin tidur lagi..."
Tsuna menggembungkan pipinya tanda kesal dan akan berbalik meninggalkan kakaknya itu. "Ah Oni-cha-"
Tiba-tiba ada yang menepuk pundak Tsuna. "Eh?" Tsuna melihat kearah orang itu. Tersenyum sedikit, dia mengeluarkan handphone miliknya.
KRIIIIING!
Suara itu terdengar lagi dari handphone orang itu. Dia meletakkannya disebelah telinga Giotto.
"Uh... Berisik Tsuna!" Giotto mencoba untuk menonjok asal suara itu. Tetapi yang terkena adalah laki-laki seumuran Giotto yang tadi menyalakan handphonenya. "He? Sejak kapan Tsuna menjadi tinggi..."
Dengan malas-malas, Giotto melihat kearah samping tempat tidurnya. Laki-laki berambut merah yang sekarang ini sedang tertunduk memegangi hidungnya yang terkena tonjokan Giotto.
"..." Masih dalam keadaan mengantuk dan shock dia hanya diam. Tsuna hanya bisa sweatdrop melihatnya. "G? Apa yang kau lakukan disini?"
"Sambutan yang 'sangat ramah' Giotto..." Laki-laki berambut merah bernama G itu hanya tersenyum tetapi terlihat kesal.
G, teman masa kecil Giotto. Anak dari keluarga yang mengabdikan diri sebagai bodyguard keluarga ibu Giotto. Sudah 10 tahun sejak Tsuna lahir, dan sekarang Giotto berusia 18 tahun.
"G! Dimana Gokudera-kun?" Tanya Tsuna melihat kearah G.
"Hei, panggil dengan -san Tsuna..." Giotto akhirnya menyerah dan bangkit dari tempat tidurnya.
"Hayato ada dibawah, dia juga sedang menunggumu..." G hanya tersenyum dan memegang kepala Tsuna.
"hum!" Tsuna tersenyum dan berlari keluar menemui Gokudera Hayato, adik dari G yang juga merupakan temannya.
"Lalu..." Sedikit menguap, Giotto mencari baju yang akan digunakannya sambil melepas baju yang dia gunakan. "Kenapa kau pagi-pagi ada dikamarku?"
"Hari ini kakekmu akan datang..." Kata-kata itu langsung menghentikan gerakan Giotto. Dia menoleh kearah G dengan tatapan serius. "Kau tahukan bagaimana sifat kakek sendiri..."
"aku tahu... Baiklah, aku akan segera siap dan turun kebawah." Giotto hanya menutup matanya dan G mengangguk memutuskan untuk keluar dari kamarnya.
~*~*xXx*~*~
"Juudaime, sampai kapanpun aku akan melindungimu! Aku akan selalu bersamamu!" Anak laki-laki berusia 10 tahun persis seperti G hanya saja warna rambutnya perak itu bermain dengan mainan berbentuk dynamite.
"Eh? Kita kan memang selalu bersama... Karen Gokudera-kun adalah temanku!" Tsuna tanpa sadar sudah mengeluarkan angelic smile yang menurut orang-orang menurun dari ibunya.
Bahkan anak yang seusia dengannya seperti Gokudera pun bisa menjadi salah tingkah melihat senyuman Tsuna. "Tapi, aku memang suatu saat akan ditugaskan menjadi penjaga Juudaime!"
"Apa-apaan itu? Kau fikir kau bisa melindungi Tsuna dengan sifat seperti itu? Yang ada kau malah membahayakan Tsuna!" G yang turun bersama dengan Giotto sempat-sempatnya mengejek Tsuna dan Gokudera yang sedang bermain.
"Berisik, apapun yang kau katakan aku akan selalu melindungi Juudaime!" Gokudera menjulurkan lidahnya kearah G kakaknya.
"apa? Dasar anak kecil!" G tidak mau kalah darinya.
"sudah, sudah..." Giotto hanya bisa sweatdrop melihat kakak beradik itu. "Kenapa kau memanggil Tsuna dengan sebutan Juudaime?"
"Karena usia Juudaime kan 10!" Jawab Gokudera sambil tertawa polos. G dan Giotto sweatdrop.
"..." Giotto tiba-tiba diam. Aura yang dikeluarkannya menjadi kelam dan tidak lembut seperti beberapa detik yang lalu.
TAP... TAP... TAP...
Suara langkah sepatu yang tegas itu membuat semua orang terdiam. Seorang laki-laki berkumis dan juga berambut putih berjalan diikuti dengan para pengawal yang menundukkan kepalanya.
"O-Oni-chan..." Tsuna terlihat ketakutan dan berlari kearah kakaknya. Tetapi karena tidak berhati-hati dia menabrak orang itu.
"Tsuna!" Giotto akan menghampiri Tsuna tetapi langsung dihalangi oleh G. "G...?"
'Kau tahu bagaimana kalau kakekmu belum memulai pembicaraan tetapi kau sudah memulainya bukan...' G menggeleng dan membisikkan pada Giotto.
'Tetapi Tsuna...' Giotto melihat Tsuna dengan tatapan cemas. Laki-laki tua yang merupakan kakek dan Giotto dan Tsuna itu menatapnya dengan tatapan dingin.
Walaupun saat itu Giotto tidak mengatakan dan bergerak, auranya sudah menunjukkan kalau dia akan bertindak nekat kalau kakeknya itu melakukan hal yang membahayakan Tsuna.
Kakeknya yang merasakan itu hanya tersenyum dan berjongkok didepan Tsuna. "Kau tidak apa-apa?" Tanyanya dengan senyum lembut dan mengelus kepala Tsuna.
Tsuna yang tidak mengenal kakeknya hanya mengangguk dan berlari kearah Giotto, bersembunyi dibelakangnya. "Tenang saja Tsuna..." Giotto mengelus kepala Tsuna.
Kakek Giotto dan Tsuna adalah seorang kepala polisi di Italia. Sifatnya yang tidak bisa ditebak itu membuat Giotto dan yang lainnya tidak pernah menyukainya. Makanya, ketika ayahnya meninggal 3 tahun yang lalu Giotto memutuskan untuk tidak tinggal bersama dengan kakeknya.
"Sepertinya keadaan disini baik-baik saja..." Kakek Giotto melihat kearahnya dan juga G.
"Sedang apa kakek disini..." Giotto melihat kakeknya sambil tetap menenangkan Tsuna.
"Hanya ingin mengucapkan selamat ulang tahun untukmu... Besok adalah ulang tahunmu bukan?" Giotto hanya bisa menoleh kearah lain dan tidak melihat kakeknya. Kakeknya tersenyum tipis dan berjalan kearah Giotto memegang pundaknya. "Berhati-hatilah dengan dirimu sendiri... Ingat apa yang terjadi setelah kau berusia 18 tahun..."
Giotto hanya terkejut dan mengangguk kearah kakeknya yang sudah pergi dari sana.
"Ne... Gokudera-kun, aku tidak pernah tahu besok adalah ulang tahun oni-chan..." Tsuna mendekati Goku dan menarik-narik lengan bajunya.
"Mungkin Giotto-san tidak ingin kau mengetahuinya Juudaime?" Jawab Goku sambil melihat Tsuna yang sekarang seperti memikirkan sesuatu.
"Ah!" Tsuna berteriak keras sampai membuat Gokudera terkejut. Begitu juga dengan Giotto dan G.
"A-ada apa Tsuna?" Giotto langsung menghampiri Tsuna yang sekarang menutup mulutnya.
"Tidak, tidak apa-apa..." Tsuna menutup mulutnya dan tertawa kecil. Giotto hanya mengangguk dan mengangkat bahunya.
"G, bisa aku berbicara sebentar...?" Giotto sedikit berbisik kepada G yang langsung mengangguk. "Gokudera-kun, bisa bantu aku?" Tsuna membisikkan sesuatu. Gokudera hanya bingung dan mengangguk. "Aku ingin memberikan kejutan pada onii-chan..."
~*~*xXx*~*~
Giotto masuk kedalam kamarnya dan duduk di kursi yang ada disana. Dia menghela nafas dan menutup matanya.
"Apakah kau tidak apa Giotto?" Tanya G melihat teman kecilnya yang terlihat lelah itu.
"Kau tahu bukan... Apa yang dimaksud oleh kakekku...?"
"ya... Sawada-sama pernah bercerita padaku." Jawab G pada Giotto.
Giotto terdiam dan melihat kearah jendela diluar. "Kalau memang itu terjadi, dan aku tidak bisa mengendalikan diriku..." Giotto mengeluarkan pistol dan sakunya. "Bunuh aku G..."
~*~*Behind The Screen*~*~
-Scene 1-
"Kau mau menggendongnya Giotto...?" Senyuman ibu selalu membuatku terpesona. Dia adalah seorang yang lembut dan juga baik hati. Sayangnya, karena tubuhnya yang lemah ibu selalu berada dirumah sakit.
"Giotto...?"
"iya ibu..." Aku tersenyum dan menggendong tubuh kecil itu. Hangat, kecil, dan lembut. Tetapi sangat...
"Berat!" Giotto melihat kearah apa yang dibawanya. "Hei, kenapa boneka bayinya menjadi barbel?"
Rion : CUT!
-Scene 2-
Suara jam weker terdengar ditelinga. Laki-laki berambut kuning itu. "Hn... Aku benci jam... Siapa yang meletakkannya disini..." Masih berada didalam selimut, anak itu mencoba mencari asal suara, mematikan jam itu (baca. Menghancurkan).
KRIIIIING!
Suara itu terdengar lagi dari handphone orang itu. Dia meletakkannya disebelah telinga Giotto.
"Uh... Berisik Tsuna!" Giotto mencoba untuk menembak jam beker yang disampingnya.
BANG!
G yang berniat membangunkan Giotto tewas ditempat dengan luka tembak dikepalanya.
"Gyaaa! Panggil ambulance!" Suasana menjadi panik dan akhirnya G dibawa ke rumah sakit terdekat.
Rion : Mungkin aku harus mengganti adegan penembakan dengan hanya tonjokan...
-Scene 3-
"Eh? Kita kan memang selalu bersama... Karen Gokudera-kun adalah temanku!" Tsuna tanpa sadar sudah mengeluarkan angelic smile yang menurut orang-orang menurun dari ibunya.
Bahkan anak yang seusia dengannya seperti Gokudera pun bisa menjadi salah tingkah melihat senyuman Tsuna. Mukanya memerah, dan mengeluarkan sesuatu dari sakunya.
"Juudaime, aku mengambil sesuatu dari kamar G, mau lihat?" Goku mengeluarkan beberapa komik doujinshi.
"Apa ini? H Yaoi 5927?" Tsuna yang masih polos membaca buku itu.
3 detik...
1 menit...
5 menit...
Dengan suksesnya Tsuna pingsan dengan darah banyak keluar dari hidungnya.
Rion : Cut! Kenapa yang dikeluarkan malah buku doujinshi Yaoi! Siapa yang memberikan buku itu pada Gokudera?
-Scene 4-
Giotto terdiam dan melihat kearah jendela diluar. "Kalau memang itu terjadi, dan aku tidak bisa mengendalikan diriku..." Giotto terdiam dan mendekati G. "Biarkan aku menjadi seme ketika bersamamu."
"Tidak bisa Giotto..."
Rion : CUT! Kalian baca dialog yang mana? *liat buku Yaoi 2G* Jangan memasukkan dialog dibuku ini?
~*~*After The Screne*~*~
Giotto : Akhirnya selesai juga...
G : aku tidak akan mungkin membunuh Giotto kan?
Rion : kenapa ga? Gw kan authornya? Apapun bisa gw lakuin buat di ffic...
G : O-Oi, kau bercanda kan?
Giotto : tenang saja, tidak mungkin kau membunuhku sungguhan G... Sensei hanya bercanda. Benarkan? Lagipula aku pemeran utamanya disini.
Rion : tidak pernah melihat ffic gw yang lain? Semua pemeran utamanya kan mati dengan sangat indah.
Giotto : O_O
Rion : G, tolong penutup!
G : !%^#*
Rion : Tolong jangan OOC G, kau bukan Gokudera yang suka ribut sendiri...
G : baiklah, baiklah... Tolong yang membaca ffic gaje nan abal ini di review, flame, kritik, dan saran diperbolehkan!
~*~*Next Chapter*~*~
"Bagaimana mungkin aku bisa melakukan itu Giotto!" G terlihat shock mendengar apa yang dikatakan Giotto.
"Aku akan melakukan apapun untuk keselamatan Tsuna..." Giotto melihat sekitarnya dengan tatapan dingin.
-xXx-
"Kakak pasti menyukai ini..." Tsuna tersenyum sambil berada ditaman bersama Gokudera.
-xXx-
"Apa yang kau lakukan pada Tsuna!" Giotto membuka pintu itu dan melihat kearah seseorang didalam kegelapan itu.
