Seorang gadis berambut merah muda, berjalan pulang ke rumahnya dengan sangat ceria. Ia sedikit berlari-lari kecil untuk segera sampai di rumah dengan lebih cepat. Di dalam pikirannya, telah penuh oleh sebuah ide cemerlang akan sesuatu yang ingin sekali ia tulis.
Sebuah Tulisan yang akan dipublishnya lewat situs web fanfic terbesar di dunia.
"Yes, aku sudah dapat ide terbaru!"
.
Disclaimer
Naruto : Masashi Kishimoto
Story : Kimnana
Genre
Humor, Romance (maybe)
Warning
Apa aja bolehh :P
.
Enjoy!
.
Dengan semangat tingkat tinggi, gadis yang selalu mengoleksi warna pink itu masuk ke dalam rumah, ia meneruskan langkah lebarnya ke dalam kamar. Tanpa memikirkan tentang baju yang belum ditukarnya, juga tampang yang kusam yang ia bawa. Kini matanya sudah menatap dengan nyalang ke arah sebuah laptop keluaran terbaru yang didapatnya dari undian keripik berhadiah.
"Ihh, asem!" pekiknya saat tanpa sadar hidungnya telah mencium ketiak bagian kanan ketika sedang mencolokkan cas laptop di belakang meja belajar.
Dengan kecepatan super, ia langsung mengganti pakaian sekolah miliknya dengan sebuah kaos santai berwarna pink serta sebuah celana short pendek berwarna hitam. Dan tak lama setelahnya, ia sudah duduk kembali di depan laptop dengan napas menggebu.
"Huh, lambat sekali loadingnya!" rutuknya pada laptop yang masih menampilkan halaman putih.
Dengan tampang kusam, ia menunggu loading laptop di depannya sambil bertopang dagu. Mouse yang berada di tangan pun dijadikan sebagai mainan penunggu loading dengan mengetuk-ngetuknya pada meja belajar.
Senyum riang terkembang sempurna di bibir tipis sang gadis saat melihat situs yang dibukanya sudah menampilkan tulisan sign in. Dan tanpa menunggu aba-aba, tangannya langsung menggerakkan tombol mouse untuk mengklik link tersebut dengan tidak sabar dan harap-harap cemas.
Drrt Drrt...
Tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini. Getaran dan bunyi ponsel yang berada di dalam tas berwarna pink miliknya, terpaksa harus mengalihkan perhatian gadis bermata indah tersebut dari laptop. Gerakan malas-malasan ia tujukan pada sekeliling kamar saat menyambar tas yang tadi di lempar begitu saja di bawah ranjang.
Klik!
"SAKURA!"
Kaget dengan suara yang baru saja menyapa indera pendengarannya, Sakura, nama gadis itu, tanpa sadar langsung melempar ponsel yang dipegangnya ke atas ranjang. Ia mengurut dada setelahnya, saat melihat sang ponsel tidak mengenai tembok kokoh di samping ranjang, bersyukur. Karena kalau ponsel tersebut hancur, mungkin ia tidak akan mendapat uang saku selama lima bulan. Akibat dari meminjam ponsel baru sang ayah.
"INO!" teriak Sakura dengan suara yang diusahakan sekeras-kerasnya. Dan akibat dari suara tersebut, ia harus kembali mendapat teriakan lain dari sang ibu yang berasal dari lantai bawah rumah.
Ino terkekeh sebentar, menggoda Sakura merupakan hobi baginya. "Sakura, kau mau ikut tidak? Kita pergi shopping, dan aku yang traktir makan!" ujar Ino dengan semangat dan sangat berharap Sakura tertarik akan ajakannya. Sebuah senyum tulus nan ceria di wajah Ino, terpancar dengan jelas dalam bayangan Sakura saat mendengar nada suara dari sang sahabat.
Namun, Sakura hanya mampu menghela napas dengan lesu dan penuh penyesalan. Penawaran dari Ino memang cukup menggiurkan, tapi mengingat ide yang sedang berkembang di kepalanya, membuatnya harus menolak ajakan Ino dengan berat hati. "Maaf No, aku tidak bisa, aku sedang sibuk," ujarnya dengan nada yang sarat akan penyesalan.
Ino terdiam cukup lama, entah apa yang dipikir oleh gadis tersebut atas tolakan Sakura, yang jelas, ia pasti sangat kecewa. "Oh, ya sudah. Tidak apa-apa. Lain kali saja, ok!"
"Ok!"
Klik!
Sekali lagi, Sakura menghela napas penyesalannya. Dan tanpa membuang waktu, Gadis yang selalu masuk dalam juara tiga besar di kelasnya itu kembali beralih pada laptop yang sudah berhenti loading. Email dan kata sandi ditulisnya dengan penuh keseriusan dan ketelitian. Membawa dirinya masuk pada akun yang belum beberapa lama ini ia buat.
.
Satu menit telah berlalu oleh suara ketikan dari jari-jari lentik miliknya, Sakura sudah mulai berkutat dengan fic yang sedang ditulis. Karena rencana awal fic ini adalah oneshot, jadilah ia mengetik langsung di dalam akun, agar tidak perlu repot.
Dengan mendengus, pemuda bermata onyx itu meletakkan buku bersampul putih yang ia pegang di atas meja belajar. Ranjang king size berantakan miliknya sedikit berjenggit saat tubuh menjulang itu dihempaskan begitu saja oleh sang pemuda. Dahi putihnya berkerut dengan beberapa lipatan. Sebuah pertanyaan singkat kembali berputar dalam benaknya.
"Siapa None?"
Sakura senyum-senyum sendiri saat membaca kilas ulang dari fic sudah diketiknya dua menit yang lalu. Karena dipenuhi oleh semangat, tanpa sadar ia sudah menulis sampai seratus word dalam waktu satu menit. Ia terus mengetik dan menulis semua ide yang kini sedang menari-nari di pikirannya.
Hati gadis berambut merah muda itu langsung mencelos begitu mendengar perkataan Reza padanya. Serasa ada beberapa belati berlomba mengoyak hatinya yang bahkan tidak keras sama sekali. Sangat sakit mendengar cemooh dari seseorang yang sudah sangat lama menjadi tempat ia menggantung perasaan selama ini. Sebuah perasaan yang tidak pernah berani ia ungkapkan. Juga perasaan yang selalu berusaha ia jaga. "Aku memang suka, dengan Dion," ujar Sasa ceria seperti biasa. Sebuah jawaban yang sangat tidak ingin ia katakan.
Menulis dalam waktu setengah jam tanpa henti, membuat jari-jari putihnya terasa pegal. Sakura menghela napas sebentar mencari ide untuk menyusun kata-kata selanjutnya. "Hmm, apa lagi ya?" gumamnya sambil menggaruk pipi kanan dengan telunjuk.
Iseng-iseng karena masih bingung dengan lanjutan fic, Sakura lalu membuka halaman baru dan mengklik situs lain yang juga sangat digemarinya, facebook. Dan sambil menunggu loading yang lama seperti sebelumnya, ia turun ke dapur guna mengambil segelas air es untuk diminum dan kembali beberapa detik setelahnya dengan segelas air di tangan.
Alis berkerut, tangan bertopang, gadis bernuansa pink itu melihat-lihat akun facebook sambil berpikir akan lanjutan dari fic miliknya. Seratus dua pemberitahuan, tiga puluh pesan, dan lima puluh permintaan pertemanan. Tanpa melihat atau mengecek siapa yang meng-add dirinya, Sakura langsung mengkonfirm semua permintaan pertemanan yang ditujukan pada akun facebook miliknya. Begitu pula dengan semua pesan, ia sudah membalas semuanya tanpa sadar.
"Hufft~ Terbalas juga tuh, pesan!" ujar Sakura sambil menghembuskan napas lega atas hasil kerjanya. Ia pun berbaring lepas di atas ranjang demi mengendurkan otak yang sudah mulai tegang akibat berpikir.
.
.
Pemuda berambut raven itu bangkit dari ranjang king size miliknya dan merapikan tas serta peralatan sekolahnya yang masih berserakan di atas ranjang. Dengan cekatan, ia mulai membuka laptop di atas meja belajar dan menyalakannya.
Tadi Naruto, sahabatnya mainnya sejak masih dalam kandungan itu menyuruhnya untuk online bersama di facebook sore ini, sebagai pengganti tugas kelompok yang harus ke rumahnya. Jadi, biar tidak perlu repot-repot, usulan dari orang paling bodoh di kelasnya, terpaksa(?) ia terima dengan senang hati.
"Hmm, si Dobe itu belum OL, ck!" umpat si pemuda raven pada laptop tidak bersalah di depannya. Dengan malas-malasan, pemuda bermata onyx itu menyapa beberapa teman chat yang sedang online.
Sasuke Uchiha Sudah selesai?
Shikamaru Nara Apa?
Sasuke Uchiha Tugaslah, Bodoh!
Shikamaru Nara Merepotkan, tentu saja belum. Kau saja baru masuk, ck
Pemuda bernama Sasuke itu kembali melihat daftar teman-temannya yang online. Ia cukup kaget kala mendapati gambar pink muncul dalam daftar chat facebooknya.
"Sakura?" gumamnya sambil mengernyit dan tersenyum sinis.
.
.
Reza berbaring sambil menutup matanya dari guyuran hujan dengan lengan sebelah kanan. Percikan-percikan hujan dan rasa dingin, tidak membuatnya risih, malah terlihat sangat menikmati. Sebagian besar para murid sudah pulang ke rumah mereka masing-masing sejak setengah jam yang lalu. Namun, pemuda berambut raven ini lebih memilih berdiam diri di atap sekolah dari sejam yang lalu, ketika ia mengajukan izin pada sang guru dengan alasan pusing. Kepalanya memang sedang pusing memikirkan sang pemilik buku yang telah membuat hatinya tersentuh akan kata-kata singkat di dalamnya.
"Dina-kah?" gumamnya, lagi-lagi penuh tanda tanya.
Lagi-lagi, Sakura mengembangkan senyum terbaiknya saat membaca ulang kembali fic yang sudah ia tulis sedari tadi. Setelah lama menulis, akhirnya ia memutuskan, kalau fic ini adalah fic multichapter, bukan oneshot seperti yang direncanakan sebelumnya. Karena ternyata, fic tersebut sangatlah panjang.
Situs facebook yang berada di halaman sebelah sudah berkedip-kedip sedari tadi. Menandakan beberapa pemberitahuan sudah kembali masuk ke dalamnya. Tapi gadis manis berusia enam belas tahun itu tidak begitu peduli. Ia tengah sibuk menyusun kata-kata demi sebuah fic yang sudah tidak sabar untuk segera ia publish.
Saat sedang asik-asiknya menulis, tiba-tiba halaman facebook yang berada di sebelah akun fanfic miliknya terlihat kembali berkedip-kedip membawa sebuah pemberitahuan. Kalaulah bukan karena Sakura yang tanpa sengaja melihat pemberitahuan tersebut, mungkin ia tidak akan tahu dan meninggalkannya.
'Sasuke Uchiha mengirimi anda pesan di facebook'
Mata beriris emerald itu membulat dengan seketika.
'Sasuke-kun?' batinnya bertanya-tanya. Tidak percaya akan kenyataan seorang ketua OSIS yang sudah sangat terkenal dengan dingin dan jutek, menyapanya di facebook. Ia benar-benar gugup dan keringat dingin. Dengan rasa penasaran yang terlampau tinggi, Sakura membuka kembali halaman facebooknya.
Sasuke Uchiha Hy
Jantung gadis berambut pendek itu berdegup kencang membaca pesan yang dikirim Sasuke padanya. Sakura berusaha membalas chat yang baru saja dikirim oleh Sasuke dengan tangan gemetar dan tubuh yang entah sejak kapan sudah bergerak dengan gelisah. Tubuhnya benar-benar menyambut tegang, sapaan dari sang ketua OSIS yang sudah lama dikaguminya. Ditambah lagi dengan gambar profil Sasuke yang sedang menyeringai.
Sakura Haruno Hy too
"Uhh, apa lagi ya? Haduh, katakan sesuatu, Sakura!" ujar Sakura mencak-mencak sendiri di depan laptop sambil mengacak-ngacak rambut merah mudanya.
Sasuke Uchiha Sedang apa?
Sakura Haruno Emm, online
Sasuke Uchiha Sama siapa?
Lagi-lagi Sakura bingung menjawab pertanyaan Sasuke. Karena memang saat ini ia hanya sedang online dengan Sasuke saja. Ia sangat berniat membalas, tapi kata-katanya seakan meluap entah ke mana. Seakan-akan dirinya sedang berada di ruang sempit yang tidak ada jalan keluar. 'Cepat jawab! Jangan sampai dia kesal dan pergi!' kembali, batinnya berteriak.
Lama Sakura tidak menjawab pertanyaan Sasuke karena sibuk dengan jawaban yang dipikikannya. Bahkan fic yang sedari tadi ditulis sudah tidak dipedulikan lagi olehnya. Fic yang telah membuatnya harus rela-relaan mengeluarkan uang beberapa yen tadi siang di sekolah untuk menukar jadwal piket dengan seorang teman.
Sasuke Uchiha Hey, jawab aku!
Sakura tersentak saat membaca pesan selanjutnya dari Sasuke. Dengan gerakan cepat dan kegugupan tingkat tinggi, ia segera mengetik jawaban di kotak chat.
Sakura Haruno Dengan Sasuke-kun saja
Sasuke Uchiha Pasti bohong
Sakura Haruno Aku serius, aku tidak bohong!
Sasuke Uchiha Terserah kau saja
.
.
Sasuke tersenyum sinis saat melihat obrolannya dengan Sakura. Tentu saja ia tidak percaya kalau Sakura hanya online dengannya saja, pasti ada orang lain yang juga sedang chat dengan gadis tersebut. Ia tahu, walaupun Sakura itu norak dan terlihat hyperaktif di sekolah, tapi hampir lima puluh persen teman laki-lakinya di sekolah memuja sang gadis.
Mengingat hal tersebut, entah kenapa pemuda bermata onyx itu berubah menjadi kesal sendiri.
Sakura Haruno Ano, ada apa Sasuke-kun tiba-tiba mengirimi aku pesan?
Sasuke kembali memandang sinis melihat pertanyaan Sakura. "Untuk apa, heh?" dengusnya. Ia lalu tersenyum ganjil saat tiba-tiba sebuah ide gila muncul di otak jeniusnya.
Sasuke Uchiha Tentu saja untuk menyapa orang yang sangat kucintai
.
.
Mata Sakura kembali memperlihatkan iris emeraldnya dengan sempurna saat membaca balasan sang ketua OSIS. Tidak pernah terpikir olehnya untuk mendapat kata-kata seperti itu dari sang pujaan hati. 'Apa cintaku terbalas?' pikirnya menghayal.
Jangankan untuk memikirkan fic yang sudah susah payah tadi ditulisnya dengan penuh semangat. Tangannya saja kini serasa sudah tidak sanggup lagi untuk sekedar menulis satu huruf. Jantungnya pun seakan-akan ingin melompat karena saking kerasnya memompa. Bayangkan saja, orang yang sangat kita cintai, tapi tidak bisa didekati, tiba-tiba mengatakan cinta, apa itu bukan sesuatu yang ajaib?
Sakura Haruno Apa maksudnya?
Sasuke Uchiha Aku ingin kau menjadi nenek bagi cucu-cucuku, Sasori menjadi iparku, serta paman Akasuna dan bibi Haruno menjadi mertuaku
Entah apa yang kini dipikirkan Sasuke, sehingga ia bisa berbicara sesantai itu pada Sakura. Tanpa memikirkan akibat dari perkataannya atas sang gadis.
Mengingat tidak jelasnya perkataan Sasuke yang tampaknya memang sedang sakit dan kurang sehat, maka ada baiknya bila kita melihat keadaan Sakura yang lebih membutuhkan pertolongan dan perhatian. Mengap-mengap dengan wajah merah padam-
Brukh!
-Dan pingsan dengan terjungkal.
.
.
FIN
NB: Tulisan yang dibold, adalah fic yang sedang ditulis oleh Sakura. Jadi, jangan salah sangka ya, kawan.
Yoyoii, perkenalkan, saya Kimnana, author gaje yang pengen banget mempublish sebuah fic, hohoh. #komat-kamit, semoga ficnya nggak ikutan gaje XD
Fic yang ditulis Sakura di atas adalah fic yang sedang saya tulis juga, jadi itu benar adanya(?). Sebenarnya sih, saya pengennya buat yang multichap, tapi malu -,- Umm, pengen banget tau! -,- #readers: Ribet banget sih, loe!
Yah, walaupun flame lagi tenar-tenarnya bagi para author yang punya akun baru, tapi tetap aja saya pede nih, publish fic, heheh. Jadi, karena saya tergolong baru, #walaupun sebenarnya nggak juga, sih. Tapi tetap aja saya ngarep banget sama saran, review, kritik dan sebagainya.
Gimana fic ini? Bagus nggak? Kira-kira udah pas belum tuh, kata 'FIN' yang meroket di atas? Atau perlu diubah jadi penyakit TBC?
.
.
-Sekilas info-
Sakura bangun dari pingsan dan mendapati dirinya sudah berada di atas ranjangnya sendiri, dengan seorang pemuda berambut merah bata di sampingnya yang kini sedang menatapnya dengan tatapan khawatir.
"Imotou, kau sudah sadar?" tanya sang pemuda sambil memeluk adik tersayangnya.
Tapi Sakura tidak menjawab. Ia hanya menatap dengan hampa ke arah langit-langit kamar mencoba mengingat-ngingat sesuatu dan bertanya hal yang tidak diduga-duga, "Nii-san, mana laptopku?"
Sasori, kakak Sakura, terkesiap beberapa detik, ia lalu menunjuk pada seonggok laptop yang sudah menutup mata dengan tenangnya. "Sudah kumatikan," ujarnya singkat.
Dan ini adalah kali terakhir untuk hari ini, mata emerald milik Sakura membulat. Karena ia ingat akan fic yang sudah panjang ditulisnya, dan fic tersebut belum sempat disimpannya sama sekali.
"FICKUU!" teriaknya histeris.
.
.
Tulislah review kalian kawan...
