Fic kedua ku.. semoga readers suka...
#sorryfortypos#sorryforbadfic#hopeforyouradvice
The Plan
Ino-POV
"Ini semua gara-gara kalian Naruto, Ino. Kalau bukan karena rencana kalian, nee-chan kalian pasti sudah menikah sekarang."
"Kaa-chan, calm down, ne…. ?" aku mencoba menenangkan kaa-chan. Hal ini selalu terjadi semenjak satu hari setelah ulang tahun Kyuu-nee yang ke-25. Dan ini sudah ulang tahun Kyuu-nee yang ke 27.
"Ino…. Bagaimana ibu bisa tenang, kalau nee-san mu sekarang bahkan bersosialisasi saja tidak. Dia tidak akan bisa menikah dengan pekerjaan…. Huaaa…. Anak sulungku akan berakhir jadi perawan tua." Dasar kaa-san, benar-benar dramatis, Kyuu-nee bukannya tidak bisa mendapatkan pendamping, hanya belum ketemu yang PAS saja kan…. Lagi pula….
"Kaa-chan, lebih baik Kyuubi tidak punya pendamping daripada Naru harus melihat Kyuubi disakiti lagi. Lihat saja, Naru sendiri yang akan menyeleksi siapapun yang mendekati Kyuubi." Jawaban Naru-nii kali ini tampak nya tidak mendapatkan respon yang baik dari kaa-chan. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.
Padahal yang kami lakukan adalah menjaga nee-chan dari gangguan lelaki yang TIDAK PANTAS untuk Kyuu-nee dan bukan tanpa alasan. Nee-chan sudah dua kali disakiti oleh lelaki. Pertama, saat di masa Senior High School, meski besar di Amerika, ia tetap saja hidup dengan budaya Jepang, dan kalian tahu, kekasih brengseknya hampir melakukan hubungan terlarang sebelum nikah. Pulang dengan keadaan berantakan, reaksi sekeluarga? Naruto hampir saja bermasalah setelah menghajar Lagi si brengsek itu (sebelumnya Kyuu-nee sudah mengahajarnya) kemudian kekasih keduanya ketika masa kuliah, menjadikan Kyuu-nee bahan taruhan, menyelingkuhinya, memorotin uangnya (jangan tanya bagaimana caranya cewek super kayak Kyuu-nee bisa ditipu. Nee-chan itu hatinya terlalu polos. Salah satu alasan si kurang ajar itu minta uang ke nee-chan karena ia tidak bisa bayar uang kuliah, Damn! Mobilnya saja BMW! Ugh…).
"Naru, sudah kaa-chan bilang kan, jangan panggil Kyuubi hanya dengan namanya. Dan, menyeleksi? Tidak lagi Naru. Ibu yakin di usia Kyuubi yang sudah 27 tahun, ia pasti sudah bisa menilai tanpa pun kalian seleksi." Tanpa kami seleksi? Mana mungkin. Lihat saja, kening Naru-nii sudah berkerut.
"Kaa-chan, Kyuubi memang anak pertama, tapi ia hanya ahli dalam bekerja saja. Kyuubi anak kaa-chan yang paling lugu dan polos hatinya. Bahkan Ino saja masih lebih ahli mem-filter kaum adam di banding Kyuubi. Dia tidak akan bisa menilai mana lelaki brengsek dan mana yang tidak. Lagian, Naru masih bisa menemani Kyuubi kalau dia kesepian, Ino pun bisa menemani Kyuubi kalau ia ingin belanja. Ke pesta? Selama ini Naru selalu nemenin Kyuubi kok." Naru-nii masih mencoba untuk memahamkan kaa-chan kalau proteksi yang kami lakukan pada Kyuu-nee adalah untuk kebaikan nee-chan.
"Ibu ada calon buat nee-chan kalian…. " nah loh? Ini ternyata alasan kaa-chan berbelit-belit begini.
Kantor utama Namikaze Corp.
Kyuubi POV
"Kyuubi-sama, wajah anda benar-benar pucat. Anda juga tidak berhenti berkeringat sejak tadi. Istirahatlah Kyuubi-sama." Ujar Shizune, sekretarisku dengan pandangan khawatirnya.
"Ughh…. Sepertinya aku demam. Tolong batalkan semua janji hari ini dan besok ya Shizune-san." Putusku akhirnya.
"Apa perlu saya panggil dokter pribadi Namikaze, Kyuubi-sama?"
"Jangan Shizune-san. Aku hanya butuh istirahat sampai besok. Dan jangan beritahu keadaan ku pada orang rumah. Mereka pasti akan berlebihan." Yah, aku hanya perlu istirahat. Gara-gara kerjasama Namikaze Corp dan Uchiha Corp aku harus kerja lembur, kerjasama mendirikan Plaza Hotel di Korea.
Setelah ini aku harus memilih tempat istirahat terdekat. Hm.. hotel terdekat, ah, Uchiha Hotel saja. Okey, aku akan memesan kamar disana. Baristirahat di hotel akan lebih efektif daripada aku harus di rumah yang akhirnya hanya akan membuat satu rumah gempar hanya karena aku demam sedikit.
"Apakah anda akan menginap di hotel lagi Kyuubi-sama?"
"Kamu bahkan sudah membaca pikiran ku Shizune-san. Atau kamu sudah pesan kamarnya?"
"Sudah Kyuubi-sama. Uchiha Hotel, tempat terdekat dari sini. Kamar VVIP, 301."
"Kamu sangat membantu Shizune-san. Kalau begitu aku pergi sekarang. Tolong katakan pada siapapun yang bertanya aku sedang perjalanan bisnis, termasuk pada kaa-chan, tou-chan, Naru dan Ino."
"Serahkan pada saya Kyuubi-sama."
"Baiklah, aku jalan Shizune-san. Jaa-nee."
Uchiha Hotel
"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" Sapa nona resepsionis dengan senyum ramahnya.
"Saya ingin check in dengan kamar 301, atas nama Namikaze Kyuubi." Kataku yang langsung direspon oleh nona resepsionis yang kemudian memintaku menunggu sebentar.
"Nona Kyuubi-sama dari Namikaze Corp?" ughh, kenapa disaat seperti ini kenapa ada yang nyapa sih?
"Nee…. anda?" tanyaku berusaha terlihat ramah.
"Kisame, sekretaris Uchiha Itachi, General Manager Uchiha Corp." Oh, pantas dia mengenaliku, kami rekan bisnis. Tapi Sungguh, aku sudah sangat lelah kalau boleh jujur, mataku pun sudah terasa panas. Ayolah nona recepsionis, berikan aku kunci kamarku, biar aku ada alasan pergi dari hadapan pria ini.
"Nona, ini kunci Anda. Apakah ada barang yang harus dibawakan? Perlu kami antarkan nona?"
"Terima kasih. Tapi saya tidak bawa barang, dan saya langsung keatas saja." Aku mengambil kunci yang diserahkan recepsionis dan sebelum beranjak, aku mohon diri dari hadapan tuan sekretaris ini, sekedar basa-basi. "oh ya Kisame-san, saya pamit dulu. Mungkin lain kali kita bisa ngobrol lagi."
"ah, ya Nona Kyuubi-sama. Sebelumnya, apakah anda baik-baik saja? Anda berjalan sempoyongan. Apakah perlu saya antar?"
"Saya baik-baik saja. Terima kasih, saya bisa sendiri." Ucapku langsung berlalu. AKU TIDAK BAIK-BAIK SAJA. Makanya, jangan tahan aku lebih lama dengan obrolan tidak penting itu! Aku harus segera sampai kamar sebelum pingsan. Tapi, perasaanku saja atau apa, hotel ini kok serasa berputar-putar ya?
Kubuka mataku perlahan sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Sudah di kamar? Sejak kapan? Kok aku tidak ingat? Ah, sudahlah, mungkin aku memang sudah masuk ke kamar tadi. Sudah jam 3 sore, berarti aku masih tidur satu jam, pantas saja, kepala ku masih pusing. Kurasa aku harus istirahat lagi.
Namun, sebelum aku menutup mataku lagi, kulihat seseorang mendekatiku, duduk disisi tempat tidur sambil memegang dahiku.
"Demam mu masih belum turun. Kurasa aku harus memanggil dokter." Ujarnya. Rambut panjang? Aku tidak bisa melihat jelas. Terlalu lemas, terlalu lelah.
"Kaa-chan atau Ino?", tanyaku sambil kembali menutup mataku.
"Aku I….
"Oh Ino, padahal nee sudah bilang ke Shizune-san untuk tidak memberitahu siapapun kalau nee disini. Nee hanya kelelahan saja. Istirahat sehari-dua hari juga bakalan pulih. Gih, kamu balik. Dan jangan bilang siapapun nee disini." Potongku.
"Kau demam."
"Hebat sekali kau tidak memanggil dengan 'nee', Ino. Awas saja kalau nee sudah pulih. Sekarang Pergilah."
"Aku akan memanggil dokter." Ino sudah kelewatan. Apa-apaan itu, keras kepala begitu.
"Ino, aku lelah." Ucapku dengan nada memelas sambil memberikan sorot mata puppy eyes berharap Ino luluh dan memberiku ruang istirahat.
Itachi-POV
"Ino, aku lelah." Ucap si Nona Kyuubi sambil memberikan sorot mata yang mampu membuatku jantungku berdetak berkali lipat lebih cepat.
"Hei Itachi, kau juga sakit? Wajahmu memerah. Kebetulan dokter Kabuto sudah datang. Apa langsung kusuruh kemari saja?" dasar si Kisame Hiu, apa-apaan seringai menyebalkannya itu.
"Suruh dia pulang. Aku yang akan merawatnya. Ia hanya kelelahan saja." Jawabku. Selain itu si Nona merah ini juga mengatakan ia tidak butuh dokter, kurasa sangat bijak kalau aku menuruti nya saja. Apalagi, dengan kondisi si nona merah yang hanya memakai kemeja putih dan boxer sejengkal diatas lutut dengan rambut yang telah dibasahi peluh. Pemandangan ini haram dilihat orang lain kan?
"Sejak kapan kau beralih profesi jadi dokter, Itachi?"
"Jangankan jadi dokter, jadi apapun aku bisa. Ingat, aku jenius? Lalu kau, kenapa tidak pergi juga Kisame? Kau sangat tidak sopan memasuki kamar si nona merah."
"Lihat siapa yang berbicara. Tapi baiklah, karena akhirnya kau melepaskan status homo mu…. "
"Kisame…. "
"Baiklah-baiklah, aku keluar sekarang. Oh ya, jangan kau apa-apakan anak gadis orang yang sedang tidak berdaya itu."
"Kupecat kau sekarang."
"Baiklah…. Ampun Uchiha-sama. Saya pamit dulu." Ucapnya dengan kalimat yang sangat sopan dengan nada yang sangat tidak mencerminkan ucapannya. Huh, yang penting dia pergi.
Dan hei, aku tidak akan meng-apa-apakan si nona-merah ini meskipun aku sangat ingin. Saat ini aku sudah cukup puas hanya memandang nya saja sambil sesekali mengelap peluh disekitar wajah dan lehernya dan mengganti kompres dikeningnya.
Oh, aku sampai lupa. "Kisame, tolong jemput kaa-san dan tou-san, begitupun Kushina-baa san dan Minato-jii san."
"Itachi, Jangan-jangan nona ini, kau…. "
"Cepatlah Kisame." Potongku sebelum ia menyelesaikan ucapannya. Tanpa basa-basi lagi Kisame meninggalkan kamar 301. Ya, dia akan sangat sibuk mempersiapkan agenda dinner dadakan malam ini.
Kualihkan pandangan ku kearah tempat tidur. Tanpa sadar aku mengelus kepalanya. "Oyasumi, ore no hime."
90 minutes ago
"Sial, padahal aku besok harus menghadiri rapat di Itali. Tapi dengan seenaknya GM Namikaze Corp membatalkan meeting hari ini. Perjalanan bisnis, heh?!" tidak ada hari yang lebih buruk dari ini. Meeting batal dan akan diganti dua hari kedepan. Apa aku orang yang sebegitu luangnya sampai bisa mengganti rapat seenaknya?!
"Hei, bro. kusut amat. Kenapa?" Ah, si Kisame ternyata. Syukurlah tidak yang lain. Paling tidak aku bisa cerita sedikit ke sahabatku yang merangkap sekretasrisku. Kebetulan hari ini dia tidak mendampingiku rapat karena harus mengurus keberangkatanku ke Itali.
"Rapat dengan Namikaze Corp batal, si GM pergi perjalanan bisnis. Meeting diganti dua hari kedepan. Padahal aku harus meeting juga di Itali saat itu."
"GM-nya Namikaze Kyuubi bukan? Perjalanan bisnis?"
"ya dan ya."
"Aku tau kemana si nona GM perjalanan bisnis." Kisame tau? "ikuti saja aku."
TINGG. Pintu lift terbuka. Aku mengikutinya. Ia menekan tombol 30. Lantai 30? Sesampainya di lantai 30, ia langsung menuju salah satu kamar, dan….
"Astaga, siapa yang tergeletak didepan kamar itu? Kisame, cepat panggil Ambulance!"
"Kami-sama, pantas dia tadi sempoyongan." Ujar Kisame.
"Jangan bilang perempuan ini GM-nya Namikaze Corp?" tanyaku. "Kenapa kau mengenalnya? Kita kan tidak pernah rapat dengannya?"
"Yup. Gadis cantik tidak akan luput dari perhatianku."
"Aku jadi bertanya-tanya kenapa ia selalu mengirim sekretarisnya." Jawabku. Kusibakkan rambutnya untuk melihat seperti apa wajah si nona merah ini (rambutnya berwarna merah darah dengan panjang melebihi pinggangnya kurasa). Aku terpaku. Finally, I find you.
"Kisame, batalkan flight-ku ke Itali karena aku akan menetap di Jepang untuk beberapa waktu dan sampai kan pada Sasuke, untuk menggantikanku meeting di Itali."
Now-Dinner At Uchiha Hotel
Sekarang aku berada di depan pintu Camelia Room, tempat diadakannya dinner mendadak antara keluarga Uchiha dan Namikaze. Sambil memejamkan mata kutarik nafasku mencari ketenangan. Semua yang diruangan itu pasti akan terkejut dengan keputusanku. Tapi, lebih cepat lebih baik. Kubuka kenop pintu. Ku edarkan pandanganku keseluruh ruangan, sambil mengabsen kehadiran semua. Ha? Ada tiga personil bertambah?
"Hai Itachi-nii." Sapa Naruto. Disamping Naruto kulihat gadis yang mirip Kyuubi namun memiliki rambut pirang pucat. Ia menangkupkan tangannya, "Aku baru tahu Sasu punya Nii-chan setampan Itachi-nii." Aku juga baru tahu ternyata sahabat Sasuke, Naruto memiliki seorang adik dan kakak. Selama ini hanya Naruto saja yang pernah kutemui. Gumamku dalam hati.
"Ino, apa-apaan kau memuji lelaki lain didepan ku, hm?"
"Jadi, aku boleh memuji Itachi-nii dibelakangmu, begitu Suke-kun?" Ino malah menjawab dengan menggoda Sasuke. Kentara sekali, otoutou sudah terjerat oleh si bungsu Namikaze sebagaimana aku terjerat oleh kakak sulung mereka.
"Sudah-sudah Ino, Sasuke. Kaa-chan rasa akan ada sesuatu hal yang penting yang ingin disampaikan oleh Itachi-kun sampai mengumpulkan kita semua disini meskipun kalian bertiga tamu tidak diundang. Nee Itachi-kun?" Kata Kushina-baa san sambil tersenyum.
"Nee, baa-san. Lebih lengkap lebih baik. Langsung saja, Minato-jii san dan Kushina-baa san, saya ingin melamar putri sulung anda untuk menjadi isteri saya." Ungkapku dengan menatap Minato-jii san dan Kushina-baa san bergantian, sesaat kulirik kaa-san dan tou-san yang memberikanku senyuman pertanda dukungan mereka.
"Naruto, Ino, inilah lelaki yang ingin kaa-chan jodohkan dengan nee-chan kalian. Ibu dan ayahmu sangat mendukung rencana ini. Bagaimana menurut kalian?" alih-alih memberikan restu, Kushina-baa san seakan memberikan keputusan sepenuhnya kepada duo Namikaze bersaudara tersebut.
"Itachi-nii, darimana nii-san mengenal Kyuu-nee? kami yakin dengan sangat pasti nee-chan tidak pernah berhubungan dengan lelaki muda manapun baik dalam urusan bisnis maupun non-bisnis. Shizune-san selalu memberi kami informasi jenis kelamin dan usia lelaki manapun yang akan berhubungan dengan nee-chan?" tanya Ino padaku. Terjawab sudah, mengapa dalam meeting sekalipun Kyuubi tidak pernah hadir.
"Aku sudah mengenal Kyuubi saat berkuliah di Amerika, tapi tidak dengan nama Kyuubi, melainkan Kitsune Uzumaki. Dan aku telah jatuh cinta padanya sejak pertama kali bertemu. Saat kuputuskan untuk mengenalnya lebih jauh, ia pindah kampus yang aku tidak tahu sebabnya. Pihak universitas benar-benar menutup rapat informasi tentang dirinya." Jawabku panjang lebar.
"Baiklah, aku setuju kaa-san. Naru-nii?" Ino- adik bungsu Namikaze memberikan jawabannya.
"Itachi-nii, boleh aku membunuhmu jika kau menyakiti Kyuubi?" Tanya Naruto dengan pandangan yang sangat serius.
"Hei, Naru…. Apa-apaan…. "
"Aku yang akan membunuh diriku sendiri jika menyakitinya." Sela ku sebelum Kushina-baa san menyelesaikan ucapannya.
"Kaa-chan, Naruto setuju. Dan Itachi-nii, mohon jaga nee-san ku." Ucap Naruto sambil membungkukkan badannya. Kushina-baa san sampai menitikkan air mata mendengar perkataan Naruto. Padahal Kyuubi adalah anak pertama, tapi semua memperlakukannya seperti ia adalah adalah bungsu dikeluarga Namikaze.
"Kyuubi memang anak sulung Itachi-kun, tapi dia akan otomatis menjadi anak bungsu jika menyangkut masalah asmara." Ujar Minato-jii san menjelaskan alasan sikap keluarga Namikaze padaku.
"Pasti. Itu sudah menjadi kewajibanku. Terima kasih atas restu kalian", Ucapku mantap.
"Jadi, Itachi-kun, apa Kyuubi sudah mengiyakan lamaran mu sampai kau langsung mengumpulkan kami?" tanya kaa-san padaku.
"Kyuu bahkan tidak mengenaliku. Aku akan mendekati nya dan membuatnya jatuh cinta padaku dengan caraku sendiri. Kuharap tidak ada yang ikut campur dalam hal ini. Aku ingin Kyuubi mencintaiku bukan karena dorongan atau paksaan siapapun. Harap semua yang ada diruangan ini tidak turut campur" Jawabku.
"Baik Itachi-nii…. Namun, jika ada yang bisa kami bantu, katakan saja." Kata Ino yang disambut dengan anggukan semua yang ada diruangan. Kuberikan senyuman tanda mengiyakan.
"Tapi Itachi-kun, kau harus bersabar sampai dua-tiga hari mendatang, Shizune-san sekretaris Kyuubi bilang dia sedang dalam perjalanan bisnis." Ujar Kushina-baa san
"Sebenarnya Kyuubi ada disalah satu ruangan di hotel ini. Tanpa sengaja aku menemukannya tergeletak di lantai 30. Ia kelelahan dan sedikit demam tadi."
"Astaga Kami-sama…. Kyubii.. Oh Tuhan." Histeris Kushina-baa san yang diikuti dengan Naruto dan Ino yang mulai beranjak dengan wajah pucat.
"Baa-san tenang saja, sekarang mungkin Kyuu tengah beristirahat." Ujarku kalem.
"Sudah dikompres?"
Hn.
"Mengganti aroma ruangan dengan aroma Jeruk?"
Hn.
"Menyuguhkan jus stoberi campur wortel?"
Hn.
"Menyuapi nee-chan dengan bubur yang dipadukan taburan anggur hitam?"
Hn.
"Memberikan obat sakit kepala dan penurun demam?"
Hn. "dan obatnya harus berbentuk sirup rasa apel." Jawabku atas pertanyaan beruntun Naruto dan Ino yang dihadiahi tatapan puas dan lega keluarga Namikaze dan tatapan geli dari kaa-san, tou-san dan Sasuke.
Jelas saja mereka geli, aku yang mereka tahu alergi berurusan dengan wanita malah mengurus wanita yang sakit dengan permintaan yang mampu membuatku mejadi pelayan dadakan. Akupun bingung, rasanya menuruti permintaan aneh Kyuu malah menyenangkanku.
"Semuanya, silahkan disantap makanan nya." Tambahku.
Keesokan hari nya.
"Moshi-moshi Shizune-san. Apa jadwal ku hari ini?"
"Anda akan menghadiri rapat dengan Uchiha Corp secara langsung, Kyuubi-sama."
"Secara langsung? Bukannya biasanya kau yang menghadiri dan aku hanya tersambung melalui intercom?" aneh, tumben sekali.
"Ya, Kyuubi-sama. Dan rapatnya akan diadakan di Restoran tempat anda menginap."
"Kau menyusul kesini kan? Aku sama sekali tidak membawa dokumen apapun untuk dirapatkan."
"Gomen-Kyuubi sama, Kushina sama menginginkan saya menghadiri rapat dengan Sabaku Corp disaat yang bersamaan. Apa saya batalkan saja rapat dengan Uchiha Corp Kyuubi-sama?"
"Tidak perlu, selagi aku disini, biar kuhadiri saja, mengenai dokumen rapatnya?"
"Uchiha-sama barusan menghubungi saya kalau tidak dibutuhkan dokumen apa-apa selain kehadiran anda, Kyuubi-sama. Apa ada lagi kyuubi-sama?"
"Baiklah. Kalau begitu aku tutup Shizune-san."
"Baik Kyuubi-sama. Selamat berbahagia Kyuubi-sama." Aneh-aneh saja. Tumben sekali pakai mengucapkan selamat berbahagia.
Akupun menghampiri resepsionis ingin menanyakan letak Restoran di Hotel Uchiha ini.
"Kyuubi-sama, anda sudah ditunggu Uchiha-sama di Restoran sebelah barat. Anda tinggal berjalan lurus saja dari sini."
Hebat sekali Hotel ini, bahkan sebelum aku mengutarakan pertanyaan ku, mereka sudah memberikan jawabannya. "Baiklah, arigatou." Ujarku sambil berlalu menuju tempat yang diberitahu seseorang tadi padaku.
Akupun sampai di tempat restoran tersebut. Kubuka pintunya, dan seketika aku terpaku melihat keindahan dekorasi restoran terebut. Tatanan bunga yang indah, mawar, daisy, anggrek. Indah sekali… ternyata hotel ini pun memiliki perangkai bunga yang menakjubkan. Kalau begini, Ino bisa tersaingi.
Dinding yang dihiasi lukisan Eropa kuno yang seakan asli, membuatku berfikir aku berapa di Eropa. Tak lama kemudian, lantunan musik klasik dengan irama kesukaanku dimainkan para pemusik di panggung mini disudut restoran. Inikan irama piano tou-chan dan gitar Naruto? ahh…. Ini akan menjadi restoran favoritku, kurasa aku akan lebih sering berkunjung kesini.
"Anda terlihat sangat menikmati Kyuubi-san. Silahkan duduk." Ujar seorang laki-laki jangkung, berkulit putih, rambut panjang yang diikat kebelakang layaknya pangeran.
"Ah ya. Anda pasti Uchiha-san? Restoran yang menakjubkan Uchiha-san. Pasti sangat mahal sampai tidak ada yang datang kesini."
"Terima kasih. Silahkan diminum, saya telah memesankan minuman untuk anda." Kulihat memang sudah ada dua gelas minuman dimeja depanku. Familiar sekali sih warna minumannya. Kucoba meneguk minuman ku. "Ini jus stroberi plus wortel?"
"ya, apa anda menyukainya?"
"Ya. Jus yang tidak pernah ada di menu restoran manapun yang pernah saya datangi, kecuali buatan ibu saya. Oh ya, apakah hanya saya dan anda saja yang hadir dalam rapat kali ini?"
"Ya…. Kyuubi-san, bagaimana menurut anda tentang Hotel ini? Apakah pesta pernikahan lebih baik disini atau di ballroom plaza namikaze?" apa aku yang mengigau atau pria Uchiha ini yang amnesia, dalam kerjasama kan hanya sebatas kolaborasi mendirikan plaza hotel, bukan kolaborasi menyelenggarakan pesta pernikahan. Atau mungkin dia hanya basa-basi sebelum masuk ke rapat inti?
"Saya rasa lebih baik di Hotel ini saja. Hanya dengan restoran ini saja saya sudah jatuh cinta, saya yakin kalau pernikahan di gelar di hotel ini akan sangat romantis. Tapi …. "
"Bagaimana dengan tatanan bunga nya?" Tanya nya lagi bahkan sebelum aku sempat menyelesaikan perkataanku.
"Saya sangat menyukainya. Apalagi dikombinasikan dengan kemampuan adik saya yang sangat mahir dalam merangkai bunga, saya rasa hasilnya akan berlipat-lipat lebih indah. Uchiha-san … "
"Bagaimana dengan iringan musiknya?" apa-apaan si Uchiha ini? Dua pertanyaan sudah lebih dari cukup! "Bagaimana dengan kerjasama Namikaze Corp dan Uchiha Corp, Uchiha-san?" tanyaku mencoba mengalihkan pembicaraan aneh ini.
"Kyuu, kau belum menjawab pertanyaan ku." Ujarnya kalem. KYUU?! WTH! Apa barusan dia bicara informal padaku?
"Musiknya sangat merdu, perpaduan gitar dan piano yang sangat indah. Kurasa akan sangat romantis kalau pengiring musik nya mengiringi acara pernikahan." Jawabku pada akhirnya. "Kerjasama nya…. "
Ucapanku terhenti karena tiba-tiba ia beranjak dari tempat duduknya dan bersimpuh dihadapanku, dengan senyum menawan nya ia berhasil membuatku mati berdiri apalagi dengan perkataannya sambil menggenggam tanganku "Kyuu-chan, menikahlah denganku."
Aku terdiam hingga 30 detik. Jangan tanya wajahku yang sudah memerah dengan sempurna. Menikah katanya? Aku saja baru bertemu dengannya pertama kali, bagaimana mungkin? Kuhentakkan tanganku hingga terlepas dari genggamannya.
Tarik nafas…. Keluarkan…. Tarik nafas…. Hembuskan….
"Kurasa anda sedang sakit atau kerasukan atau mengigau." Kukeluarkan kartu nama nenek Tsunade. "Aku tidak tahu permasalahan apa yang anda hadapi Uchiha-san, ini kartu nama nenek saya. Beliau dokter yang sangat terkenal di Jerman. "Saya permisi."
Tbc.
aku tidak menyangka kalau review itu benar-benar berdampak pada semangatku... ^_^
hontou ni arigato gazaiashita tamiino-san, Bablue8-san, dan Ryuui Momochi-san sudah menjadi commentator ku di fict pertama yang gaje itu, huhuhu. daisuki desu... (big hug for u). juga kepada silent readers (manatau ada, hehehehe), arigatou-na...
and the last...
Thanks for reading... sangat mengharapkan kritikan dari para readers sekalian. Jaa nee...
