Kuroko no Basuke (c) Fujimaki Tadatoshi. kumpulan oneshot untuk kuromomoweek. No profit taken, all fics are mine x3
Biru muda dan merah jambu, milkshake vanila dan gulali ranum. Coba kausatukan—akan kaudapat perpaduan semanis madu.
Day 1: Birthday.
La Breithé
(K+, Family. Kuroko tak pernah merayakan ulang tahun, dan Momoi mengetahuinya.)
.
Kuroko tak pernah merayakan ulang tahun. Paling-paling yang datang padanya adalah ucapan selamat dan—yah, sejumlah kado dari rekan-rekan pelanginya. Dengan kertas pembungkus sesuai identitas melapisi, lengkingan dari seorang pirang yang sontak main peluk, lantun ceria si merah muda, dalih (sok) tak perhatian si hijau lumut, ucapan kalem sang kapten merah, seruan si biru tua, dan selamat-krauk-krauk-nyam oleh ungu yang doyan ngemil.
Kuroko tak pernah merayakan ulang tahun. Berpisah dari rekan-rekan pelangi (yang kalau disejajarkan cukup komplit untuk cek buta warna berjalan), ada lagi ucapan-ucapan tambahan dari si kapten berkacamata, monster lompat, si mata elang yang garing, bang meong, pelatih, trio kelas satu yang selalu bareng-bareng, si pahlawan tanpa suara, si jago rebound bermata bulan sabit, sampai si founder Seirin yang easy-going.
Kuroko tak pernah merayakan ulang tahun dan dia pun tidak peduli. Ucapan selamat sudah cukup, hari yang lebih cerah karena selebrasi helatan sendiri oleh tim Seirin adalah bonus. Lihatlah dia dengan teman-teman Seirin dan vanilla shake di tangan, ada gurat cerah pada sepasang cerulean-nya—dan jangan lupa senyum yang terukir.
Kuroko tak pernah merayakan ulang tahun, dan Momoi mengetahuinya.
Kuroko tak pernah merayakan ulang tahun. (Yang ada malah rekan-rekan satu aliran yang memaksa mengadakan selebrasi dadakan—walau seadanya.) Karena itu, pada suatu pagi ketika ia tiba di ambang ruang makan sebangun dari tidur—rambut mencuat berantakan, tampang datar dan beberapa kali kuapan—menjumpai sebuah kue di atas meja beserta seorang wanita merah muda yang berdiri membelakanginya untuk menghadap kue tersebut, mau tak mau tanya hinggap di benak Kuroko.
"Satsuki-san?"
Seketika gerak-gerik si merah muda terhenti. Lambaian berjuta surai yang tergerai bebas di punggung dan lincah tangan mendekorasi sesuatu, membatu dalam satu gedik kecil bahu.
"Sedang apa?" Kuroko menguap, batal mengambil satu langkah mendekat karena wanita yang ia panggil berbalik cepat. Perempuan yang mengganti namanya menjadi Kuroko Satsuki sejak enam bulan lalu.
"Eh, pagi, Tetsu-kun …" senyum canggung Momoi menyertai sapaan rutin untuk pria biru muda beberapa meter di depannya. Gerak-gerik yang seolah menyembunyikan sesuatu. Baru Kuroko sadari, wanita itu mengenakan celemek hijau lembut—yang ternoda sapuan krim di beberapa titik. Manik cerulean Kuroko menangkap pula krim putih menghias rupa Momoi—Momoinya—serta juntai merah muda itu. Apa yang baru saja dilakukan Momoi?
"Apa yang kau lakukan sepagi ini, Satsuki -san?" dia melirik jam dinding—pukul enam pagi pun belum ada. Momoi ikut menggulirkan kelereng fuchsia-nya ke arah objek tersebut, nampak kikuk.
"T-Tidak apa. Tetsu-kun sendiri, tumben jam segini sudah bangun?"
"Tidak tahu, aku hanya terbangun. Kue apa di balik punggungmu, Satsuki-san?"
Momoi menelan ludah. Ia salah perhitungan. Biasanya Kuroko baru terbangun pukul setengah tujuh di hari Minggu. Otaknya mencari-cari alasan untuk berkelit dari situasi yang tak ia harapkan ini—kepergok saat menyiapkan kejutan. "Aku tidak—"
Kuroko mengambil langkah mendekat, dan dari tatapan manik cerulean itu, Momoi tahu tak ada gunanya beralasan. Kuroko sudah melihat apa yang ia kerjakan. Wanita itu mengerucutkan bibir, sedikit banyak kecewa karena kejutannya gagal. Tapi, ya sudahlah. Walau bukan lagi kejutan yang penting esensinya. Maka tanpa menggeser posisi, Momoi menautkan dua tangan di belakang badan sembari tersenyum. Kuroko berhenti dua langkah di depan si merah muda karena ada pertanyaan dilontarkan.
"Tetsu-kun ingat tanggal berapa sekarang?"
Kuroko diam sesaat, mengulur jalinan-jalinan otak yang belum sepenuhnya bangun untuk berpikir. Tanggal … kemarin tiga puluh, berarti sekarang….
"Tiga puluh satu Januari."
Momoi mengangkat alisnya, menuntut. "Daan?"
"Dan—" koneksi otak Kuroko tersambung seketika. Mendadak ia merasa mengerti arti keberadaan kue itu. Apa mungkin—
"Benar," seolah membaca pikiran si biru, Momoi berucap cepat. Seulas senyum terkembang di bibir, berkawan sepasang mata bulan sabit kecil. "Tiga puluh satu Januari. Selamat ulang tahun, Tetsu-kun." Momoi mengeliminasi jarak, merentangkan tangan untuk memeluk sosok biru di hadapan. Kemudian berbisik lembut. "Aku menyayangimu."
Kelopak mata Kuroko merendah. Dalam rengkuh kedua lengan Momoi di pinggangnya, sepasang cerulan itu menutup. Dia menenggelamkan pangkal hidung pada lekuk bahu Momoi, menghirup aroma peach di sana—ada pula wangi adonan kue tercampur. Saat cerulean itu terbuka kembali, ia dapat melihat apa yang Momoi sembunyikan sedari tadi (yang nyatanya sudah ia lihat): sebuah kue—tart ulang tahun. Rotinya berwarna coklat gelap dengan krim putih menyekat di tengah, dan krim leleh coklat yang mengeras di permukaan. Cukup berantakan yang membuat Kuroko menyimpulkan bahwa itu adalah kue buatan Momoi sendiri.
"Naa, Tetsu-kun," Momoi melepas tautan seraya tersenyum ceria. Ia menggeser diri ke samping untuk memperlihatkan si kue. "Duduklah, akan kupotongkan kue untukmu. Acara utama tidak boleh kelewatan."
Kuroko tersenyum irit dan duduk di salah satu dari empat kursi yang melingkari meja bundar tersebut. "Apa itu kue buatanmu sendiri?"
"Iya—rasanya tidak hancur, kok! Walau kelihatan berantakan tapi aku yakin rasanya tidak begitu, percaya padaku!" Momoi berujar cepat sembari memotong satu segitiga pada tart coklat berbekal pisau roti. Helai merah jambunya turun menggantung di sisi wajah, membuat si empu menelengkan wajah ke samping karena mengganggu. Menyadari itu, Kuroko mengulurkan tangan untuk menyisipkan ke belakang telinga istrinya. Membuat Momoi membeku sejenak dan kikuk sendiri. Masih ada waktu di mana ia belum terbiasa dengan beberapa tindakan suaminya.
"Aku percaya kue buatanmu enak," Kuroko meletakkan lagi tangannya di atas meja.
Senyum kembali menghampiri Momoi. "Tentu saja! Aku mengikuti kursus membuat kue akhir-akhir ini, Tetsu-kun~" Kuharap hasilnya enak.
Ketika kue itu telah berpindah ke piring kertas di hadapan Kuroko dengan garpu kecil khas atribut ulang tahun menancap siap disuap, Momoi jadi gugup sendiri. Walaupun bisa dibilang ia cukup percaya diri dengan hasil masakannya tersebut (ditambah ia serius mengikuti kursus membuat kue demi hari ini), tetap saja ada kekhawatiran sendiri kalau rasanya buruk. Ia tidak cukup baik dalam memasak (tidak, tidak. Momoi tidak ingin mengingat rekor buruk semasa sekolah dulu dan olok-olok Aomine yang menyertai) dan bagaimana kalau hari spesial ini kacau hanya karena—
"Enak, Satsuki-san."
—rasa aneh di kue buatannya untuk Kuroko … eh? Momoi menatap si biru yang tengah mengunyah dengan gestur menyelidiki rasa yang dicecap. "Manis, tapi tidak terlalu manis. Rotinya lembut. Aku bisa merasakan musim semi di mulutku. Enak, aku suka." Kuroko tersenyum, telapak tangannya menyapa puncak kepala Momoi. "Aku yakin Aomine-kun akan kaget dan tidak percaya bahwa kau yang membuatnya. Ini ulang tahun yang berkesan. Terima kasih, Satsuki-san."
Momoi kembali memeluk sang sosok biru. Hari itu, ia pun mendapat hadiah. Senyum Kuroko dan kecupan di dahi dari pria itu adalah kebahagiaan baginya.
.
.
"Omong-omong Satsuki-san, kenapa kau membuatkan kue untukku?"
"Tentu saja untuk merayakan ulang tahunmu, Tetsu-kun! Aku tahu kau tak pernah merayakan ulang tahun dengan kue, jadi biar aku menjadi orang pertama yang merayakannya untukmu."
fin
a/n: oke yang ultah mei momoi kenapa ini malah kuroko /kelelep /salah tanggal
Kuroko manggil 'Satsuki-san' karena yaa mereka kan udah merit dan saya kurang sreg kalau Kuroko manggil 'Satsuki' doang tapi narasinya tetep Momoi-Kuroko haghaghag :/ huwaang jujur saya sempet super confuse di bagian itu maafin author geblek ini.
Saya agak capek omong-omong; soale ditulisnya pas lagi keranjingan bikin drabble, tau-tau menggok ke 1k eh bikin lelah aja ;;_;; /ngok/ Jadi kalau ada samting missing yaa itu alesannya /NGELES KAMU/
Kuromomoweek berlangsung sampai 6 Juni besok. Saya bakal publish tiap hari; di sini, jadi semacem kumpulan oneshot (atau drabble #wink) buat kmweek gitu dah. Tiap OS beda judul. Summary ditambah per-update. Tapi karena ada yang dobel buat satu tema, jadi yang kelebihan saya publish terpisah—fyi. Hepeh kuromomoweek, cemuwa! xD /tebar kecup basah /dikepret
