Shade... log in
Disclaimer: i don't own anything. Just the idea of the story and imagination that push me to write it.
Warning:gaje, newbie, typo(s), bahasa gak baku, OC, OOC, AU.
Don't like?, Just Ignore it
PROLOG
Duk!
"uhh...kepalaku"
" Namikaze-san bagaimana tidurmu apakah nyenyak, hmm?"
Seorang remaja berambut pirang dengan mata biru seindah shapirre, terbangun di tempat seperti kelas. Dia melihat sekelilingnya semua mata memandangnya dengan tatapan seolah mengasihani dan tatapan lainnya yang tidak bisa dia artikan apa maksudnya itu... akan tetapi sedetik kemudian mereka secara serentak menegang lalu langsung mengalihkan perhatiannya ke depan. Saat dia mengikuti pandangan mereka dia hanya bisa tertawa gugup entah karena apa itu.
" maaf kurasa... sensei?"
" Namikaze-san bisa kau Keluar dari kelas ku sekarang juga~"
'Tunggu.., tunggu.., tunggu apa maksud orang ini? kelas? apa aku ada di sekolah? dan apa-apaan panggilan sensei tadi!?.., dengan wajah seseram itu siapa juga yang mau menjadi muruidnya. Hmm?, perasaan apa ditangan ku ini.., ini.., seperti ada perban di tanganku. Hah~ aku rasa aku akan mencari tahunya nanti' Naruto sebenarnya sangat bingung bagaimana bisa dia ada disini dengan pakaian blazer biru tua dengan garis putih dan kuning di beberapa bagian.., tapi akhirnya dia tidak bisa menemukan alasannya jadi dia akan memikirkan itu nanti.
Orang yang menyuruhnya tadi itu adalah seorang pria dengan banyak bekas luka, dengan wajah sangar.., alis dan ujung bibirnya berkedut dari tanda itu sudah jelas bahwa pria itu sangat kesal meski wajahnya berusaha tetap tersenyum manis.., walaupun dengan wajah seperti itu membuatnya terlihat lebih menyeramkan lagi. Namun, senyum itu luntur seketika saat melihat Naruto yang masih diam melamun di tempat duduknya.
" Keluar sekarang!! kau tidak mendengarku, hah!!"
" Ha'i sensei!!"
" Aku rasa orang itu sudah gila karena depresi.., aku tak percaya ada yang berani tidur di pelajaran Ibiki-sensei"
" Sstt.., lihat Ibiki-sensei melihat kearah mu kau mau bernasib sama dengannya.., hah?"
Naruto langsung keluar dari kelas dengan agak terbirit-birit, saat keluar dia memang mendengar apa yang dikatakan oleh para murid itu tapi, dia hanya acuh dan langsung keluar saat senseinya melihatnya dengan mata tajam. Setelah dia sudah sepenuhnya keluar pelajaran pun dilanjutkan.
Naruto berdiri di koridor ditemani keheningan karena sedang jam belajar jadi koridor yang sepi bukanlah suatu keanehan.Meski diluar Naruto terlihat tenang tapi pikirannya melayang entah kemana. "Bagaimana bisa aku ada disini.., hal yang terakhir ku ingat adalah aku terkena ledakan saat orang sialan itu seenaknya saja mengajak orang untuk ikut mati bersamanya..., apa mungkin aku bereinkarnasi seperti di game genre fantasy yang aku mainkan itu?.., hahaha itu tidak mungkin sama sekali hal itu hanya ada di anime dan game saja..., Kurasa aku hanya bermimpi.., ya aku pasti sedang terbaring di rumah sakit dan selamat dari ledakan itu. Pasti sahabat ku sedang menjengukku dan menangis di ruanganku.., pasti itu yang terjadi.., ya itu yang sebenarnya terjadi kan?"
Naruto bermonolog sendiri dengan wajah aneh dan tawa hambar yang keluar dari mulutnya membuat orang yang melihatnya pasti akan berpikir kalau dia itu sudah gila, tapi bersyukurlah bahwa koridor saat ini sedang sepi. Naruto mencoba melihat sekelilingnya dan menemukan sebuah jendela yang ada di seberang..., Naruto melihat pantulannya di kaca itu dengan raut yang menunjukan kekagetan ' ada apa dengan tubuhku.., tubuhku seperti remaja saja..., apa aku benar- benar bereinkarnasi seperti di game yang kumainkan, tapi itu tidak mungkin kan?.., bahkan otakku tidak bisa memberikan penjelasan logis tentang apa yang terjadi kepadaku. Tenang Naruto.., tenang, hahh~ mimpi ataupun bukan aku harus tetap mencari informasi tentang tempat ini.., kurasa dari arsitekturnya disini tidak mungkin ada internet ataupun G*le, jadi biasanya perpustakaan adalah pilihan yang tepat'
Naruto menolehkan kepalanya ke arah samping dan melihat orang yang mengeluarkan bola api setelah berkata [Fire ball ] dan orang yang menggumamkan kata yang sama sekali tidak dia mengerti, tapi dia yakin kalau itu adalah mantra sihir karena setelah selesai keluar seekor harimau dari lingkaran sihir di bawahnya. ' A-ap-apa-apaan mereka itu..., perasaan ini , ini seperti tubuh asliku, bola api dan harimau itu juga terlihat nyata.., ini, ini terlalu nyata untuk sebuah mimpi.., sial!! semakin aku menyangkalnya semakin banyak bukti yang membenarkan ini!!.., sekarang aku yakin kalau ini adalah dunia lain dan aku sudah bereinkarnasi .., aku benar-benar butuh perpustakaan sialan!!'
Line break
Saat ini Naruto sudah ada di depan perpustakaan setelah mencari selama sekitar 40 menit yang mungkin itu bisa lebih cepat kalau saja Naruto menanyakan dimana tempatnya.., ya, kau tau itu karena sedari tadi arahnya itu berlawanan dengan arah perpustakaan. Perpustakaan ini bisa dibilang megah dengan gaya arsitektur abad pertengahan dan tempat yang luas entah berapa ribu mungkin juta buku yang tersimpan disini.
"Hoh~.., jadi [Library] ya, pasti kebanyakan orang disini berbahasa english.., terserah meski bahasanya berbeda aku rasa tidak apa-apa,.lagi pula aku sudah biasa menggunakan english"
Naruto hanya mengangkat bahu tak peduli lagi pula dia merupakan salah satu ahli bahasa di kehidupan sebelumnya..., jadi hal mudah seperti bahasa merupakan masalah kecil baginya..., setelah pemikiran itu Naruto langsung masuk kedalam pintu yang terbuat dari kayu oak kualitas tinggi, dan ukiran abstrak yang jika diperhatikan dengan jeli pintu ini seperti sebuah teka-teki.
Saat masuk dia harus dibuat kagum dengan koleksi buku di perpustakaan ini, ternyata perkiraannya benar kalau buku disini berjumlah jutaan yang disusun rapi dalam rak di keempat lantai tersebut. Tapi hal yang aneh di perpustakaan ini adalah tidak adanya orang yang menjaga hanya ada sebuah orb yang lumayan besar dengan gambar seperti peta di kecil di ujungnya yang melayang diantara tangga naik, serta seorang gadis berambut pirang yang diikat rapi dengan kaca mata baca tipis dan wajahnya yang tertutup buku tebal.., dilihat dari manapun gadis ini pasti seorang kutu buku, meski dia yakin wajahnya pasti tidak terlalu mengecewakan.
Naruto hanya mengangkat bahu tak peduli, ada pemikiran untuk menghampiri dan bertanya tempat buku atau paling tidak bertanya kegunaan orb itu kepadanya mungkin kalau beruntung dia bisa berkenalan, itu tidal akan buruk kan?.., akan tetapi melihat dia sepertinya sedang serius dan auranya yang seperti mengatakan peringatan keras untuk jangan mengganggunya jadi ide itu langsung disingkirkannya. Selama beberapa menit Naruto memikirkan apa fungsi orb itu dengan serius ..., terlalu serius malah. Tanpa mengetahui gadis itu memperhatikannya dengan tawa kecil yang keluar dari mulutnya yang tertutup buku itu.
Puk!
'Ah!.., aku rasa orb itu berfungsi sebagai semacam petunjuk jalan seperti yang ada di salah satu game VRMMORPG yang Ku main kan itu..., tapi aku kurang yakin dengan ide ini.., tempat ini juga aneh..., kenapa perpustakaan ini sangat sepi pengunjung? aku tau membaca itu membosankan..., tapi tidak sampai sesepi ini bukan. Lagi pula dijaman seperti ini mana ada internet.'
Setelah beberapa saat fase berfikir Naruto akhirnya berakhir, Naruto menepuk telapak tangannya setelah mengetahui bagaimana benda ini bekerja. Setelah itu Naruto berjalan lurus kedepan hingga sampai tepat di depan orb itu. "Oke, ayo kita coba"
" Orb-san bisa kau beri tahu aku dimana tempat buku-buku sejarah"
Setelah beberapa saat keheningan melanda tempat ini, sayangnya situasi itu tidak bertahan lama karena beberapa detik kemudian Naruto mulai meneriakan hal-hal tak jelas dan berbagai sumpah serapah, dengan suara keras sampai- sampai burung yang berada di atap perpustakaan langsung terbang menjauh.
"Gah!.., bagaimana sih kerja alat ini!?.., bukannya petunjuk arah yang keluar malah bacaan tak berfaedah seperti itu!!. Ternyata instingku benar aku seharusnya lebih mempercayai makhluk berotak dibanding orb tak jelas itu!...,"
Kegiatannya itu berlangsung selama beberapa menit, tidak terhitung berapa kali naruto melontarkan sumpah serapah ke orb malang itu.., sampai akhirnya Naruto berhenti untuk mengambil nafas sejenak dan mendinginkan otaknya. Setelah tenang Naruto mengedarkan pandangannya hingga berhenti di gadis itu Naruto bersumpah atas nama kakek sadisnya dia mendengar suara orang tertawa meski suara itu hanya samar-samar..., dia yakin kalau gadis itu yang tertawa, lagi pula siapa lagi yang ada disini selain dirinya dan gadis itu. Melihat gadis itu yang kelihatannya tertawa kecil meski wajahnya tertutup buku tapi Naruto bisa melihat dari tingkah laku dan gerak tubuhnya bahwa gadis itu sedang tertawa kecil. Naruto menghela nafas berat lagi pula tidak ada pilihan lain. 'Hahh~.., aku rasa tidak ada pilihan lain lagipula apa salahnya bertanya bukan?'
"Ano..., maaf sebelumnya apa kau tahu kenapa Orb disana itu mengeluarkan kata-kata yang menjengkelkan?"
"Hmm?.., ah! tentu saja, apa kau tidak melihat papan himbauan diatas orb itu?"
Gadis itu menyingkirkan bukunya dan terlihatlah wajah cantik gadis itu, lalu dia menjawab dengan nada dan wajah polos tapi dengan seringai kecil hal itu terlihat seperti mengejek bagi Naruto..., tapi tetap saja Naruto menurut –dengan raut keterpaksaan– dan langsung melihat keatas.., setelah beberapa saat otaknya berusaha menyerap informasi yang baru saja masuk, setelah berhasil menyerap informasi itu seketika raut wajahnya menunjukan seolah-olah dia adalah orang paling bodoh di dunia.
Meski awalnya tulisan itu terlihat normal, Tapi tentu saja akhirnya tulisan itu tetap menjengkelkan..., dia sempat berpikir bagaimana mungkin dia tidak bisa melihat tulisan sebesar dan senyentrik itu. Naruto bersumpah jika dia bisa bertemu dengan orang yang membuat ini, maka setidaknya dia akan memukulnya dan memprank orang itu selama 3 hari berturut-turut. 'Iya!.., mungkin itu ide terbaik yang pernah kupikirkan..., kukukuku! bersiaplah orang sialan.'
'Sedang diperbaiki untuk beberapa hari kedepan.., mohon maaf atas ketidaknyamanannya dan jika benda ini menunjukan kata-kata yang menjengkelkan.., tolong bersabarlah. Karena kesabaran anda sangat dibutuhkan. Pelanggaran imbauan ini dapat menyebabkan:
1. Rasa kesal tak tertahankan.
2. Membuat seolah-olah menjadi orang paling bodoh sedunia–bagi yang sebelumnya tidak melihatnya–.
3. Dalam beberapa kasus ada yang menjadi gila karenanya.
dan peristiwa menjengkelkan lainnya.
Terima kasih atas kerjasamanya.'
Dan imbauan itu ditutup dengan gambar versi chibi seseorang yang tersenyum dengan tambahan tanda peace dengan dua jari.., hal itu membuatnya entah berapa kali kesal dan jengkel dalam satu hari ini. Bahkan dia belum tau ada dimana sebenarnya dia.
" Sudah tahu kesalahanmu pemuda-san."
" A-a-a—Kau berniat mengejekku kan!? seringai mu itu menunjukan itu!"
" Mungkin kau salah lihat pemuda-san"
" Terserah apa katamu..., gadis menyebalkan"
Ucap Naruto meski dibagian akhir lebih seperti bisikan yang tidak akan bisa didengar orang lain. Naruto rasa bukannya meredakan masalahnya, tetapi gadis ini malah membuatnya lebih buruk lagi. Gadis itu berbicara dengan wajah yang dibuat datar, meski seringai di wajahnya menunjukan hal lain.., gadis itu benar-benar menyebalkan pikir Naruto..., entah berapa kali dia harus mengutuk keadaannya saat ini.
" Baiklah lupakan saja tentang kebodohanmu tadi–
"Hei!"
–jadi katakan apa tujuanmu kesini..,"
Karena merasa mereka akan berdebat lagi, gadis itu langsung menanyakan tujuan Naruto datang kesini.., yah, kalau tidak begitu maka perdebatan ini pasti akan dialnjutkan dan itu tidak akan selesai dalam waktu yang singkat. Dia juga punya beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan.
"Oh, aku hampir lupa.., bisa kau tunjukan dimana tempat buku-buku sejarah?"
" Itu ada di rak sebelah kiri tangga blok-H baris ke-13 dari kiri. Sudah bukan.., aku tidak mau berlama-lama disini lagi."
Setelah itu gadis itu pun langsung berjalan pergi untuk melanjutkan kegiatan membacanya lagi.
"Terima kasih..., dan maaf karena telah berteriak kepa—
Thud!
Sayangnya sebelum Naruto menyelesaikan perkataannya dia langsung terjatuh tak sadarkan diri.
"Heh, kau tau seharusnya kau itu mengatakan terima kasih, atau semacamnya kepadaku, bukannya hanya diam saja..., aku tau bercandaku berlebihan tapi kau sendiri yang memulainya kan."
Sayangnya hanya keheningan yang didapat gadis itu bukannya sebuah protesan ataupun balasan atas ejekannya itu seperti yang dia harapkan.
"Hei, apa kau tidak mendengarkanku Naru!?"
Karena rasa penasaran— bercampur kesal— akhirnya dengan terpaksa dia melirik kebelakang dan hanya mendapati perpustakaan yang sepi, saat dia berbalik dan melihat ke arah bawah.
"Kau tau Naru aku akan menghuku— Hei, apa yang terjadi denganmu!?..,"
Alangkah kagetnya dia karena mendapati kondisi Naruto yang terbaring tak sadarkan diri di lantai perpustakaan dengan wajah yang agak pucat.
Gadis itu pun langsung berlari ke arah Naruto yang tak sadarkan diri, lalu mencoba mengecek keadaannya. 'Uh, tidak ada pilihan lain, aku harus membawanya ke ruang kesehatan sendiri'
Dengan itu Naruto dan gadis itu pun pergi tertelan lingkaran sihir menuju ruang kesehatan.
Line Break
Naruto POV
Dimana aku...,?
Tempat ini..., apa aku sendirian di tempat yang berwarna putih sejauh mataku memandang..., Halo!! Apa ada orang disini!!
Aku rasa percuma saja meski aku berteriak sekeras apapun tidak akan ada yang menjawab, ya..., TENTU SAJA KARENA AKU CUMA SENDIRIAN DISINI, SIALAN!!
"Hei, kau tak perlu berteriak sekeras itu bukan..., itu menggangguku kau tahu"
Aku menoleh kearah suara itu dan hal yang kutemui disana membuat jantungku hampir keluar, jika saja tidak ada tulang rusuk yang menahannya disana.
"K- k- ka- kau- kau bagaimana bisa sangat—"
"Mirip denganku?"
"Yeah"
Itu memang tak bisa dipungkiri dari wajah sampai tubuhnya sangat mirip dengan penampilan baruku di dunia ini. Oh!! tidak!! ini tidak mungkin terjadi secepat ini.., mungkinkah- mungkinkah kalau dia—
"Aku dari dunia ini, itu yang ingin kau katakan bukan?"
"Yea— tunggu apa kau membaca pikiranku?"
"Tentu saja, diruangan ini pikiran dan jiwa kita terhubung."
"Apa mak—"
"Diamlah aku tidak hanya punya beberapa menit lagi disini jadi aku akan mentransfer semua ingatanku kepadamu"
Cih!, meski aku kesal karena dari tadi perkataanku selalu dipotong, tapi yang dikatakannya benar juga dia pasti terburu-buru karena waktunya yang hanya sedikit.
" Baiklah, aku akan memulai prosesnya.., kau mendekat dan satukan tangan kita"
Dengan terpaksa akhirnya aku menurutinya juga..., saat tanganku dan 'diriku' yang lain menyatu aku merasakan banyak informasi yang masuk ke otakku.., rasanya seperti otakku dipaksa untuk mencerna semua informasi itu. Setelah beberapa menit akhirnya proses tersebut selesai juga. Hahh~ akhirnya aku rasa aku bisa mati kapan saja.
" Informasi itu belum terlalu sempurna.., kau harus mencari momento ku, lalu proses sinkronasinya selesai."
Sesaat setelah dia mengatakan itu tubuhnya mulai berubah menjadi transparan dan perlahan-lahan menghilang.
"Sampai jumpa lagi 'diriku'!!"
"Ya, sampai jumpa juga 'diriku' "
Eh!! apa maksudnya itu..., apa aku akan bertemu lagi dengannya.
" Oi!! apa mak—"
Cih!, lagi-lagi dia tidak membiarkanku menyelesaikan kata-kataku. Setelah itu aku merasakan kalau kesadaranku ditarik kembali..., tapi apa momentonya dia itu, mungkin akan ku cari tau nanti.
Naruto POV end
Line Break
Saat ini diruang kesehatan seorang pemuda pirang, yang sebelumnya tertidur lelap kini menunjukan tanda-tanda ingin terbangun..., matanya mulai membuka dan berkedip beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya.
"Hmm.., sudah sore kah. Aku tidak bisa mengingatnya begitu jelas, aku rasa aku akan mencarinya di kamar asrama..., untung aku berhasil mengingat bagian itu"
Setelah itu Naruto berjalan keluar ruang kesehatan menuju kamar asramanya mengabaikan kondisinya sebelum sadar yang dikatakan cukup parah.
Dengan ini.., dunia tidak akan menyadari bagaimana seorang Namikaze Naruto akan membawa perubahan besar didunia ini.
A/n:Yaaa!!! akhirnya chapter pertama untuk cerita pertama selesai juga. Untuk para reader dan senpai sekalian.., mohon bimbingannya, jika ada yang salah bisa beritahu saya.., kalau ada ide atau saran bagus bisa kasih tahu saya..., saya akan pertimbangkan saran dan idenya.
FYI: Saya mendapat ide cerita ini dari berbagi fanfic, anime, novel, dan kejadian sehari-hari yang disesuaikan.
RnR
favfoll
juga kalau bisa.
Shade... Log Out.
