And love …
Such a silly game we play, oh,
Like a summer's day in May.
What is love, what is love?
I just want it to be love
~ Matt White, Love~
Prologue
Mags baru berusia 20 tahun saat pertama kali pindah ke rumah nomer 4, rumah hadiah dari cinta dalam hidupnya Jonathan. Dia dan Jonathan jatuh cinta setengah mati. Mereka bertemu di kedai kopi, mengobrol mengenai zombie dan hidup setelah mati selama 45 menit dan menikah di gereja kecil di ujung jalan sebulan setelahnya. Jonathan mengajar sejarah di Universitas Panem, Mags tinggal di rumah dan menyulam. Menunggu di depan pintu setiap malam dengan secangkir kopi hangat di tangan. Mereka akan menghabiskan malam memenuhi ruangan di rumah nomer 4 dengan kisah-kisah mengenai perang dan tawa ceria Mags.
Rumah no 4 memiliki banyak kamar karena Jonathan ingin mereka memiliki 4 atau 5 anak. Ia dan Mags adalah anak tunggal sehingga mereka mengerti bagaimana sepinya hari-hari tanpa perkelahian dengan saudara lelaki atau perempuan. Rumah nomer 4 memiliki halaman belakang yang luas karena Jonathan ingin mengajarkan anak-anak lelaki mereka bermain bola. Rumah nomer 4 juga memiliki taman-taman mawar yang cantik karena Mags ingin mengajak anak-anak perempuan mereka menanam bunga. Tahun berganti tahun dan anak-anak itu tidak pernah tiba. Tapi Mags dan Jonathan selalu ceria. Mengisi hari-hari dengan canda dan tawa seperti pertama kali mereka jatuh cinta.
Pertama kali kamar di rumah nomer 4 diisi adalah hari dimana mahasiswa Jonathan menginap demi menyelesaikan tesisnya. Gadis malang yang berasal dari distrik 11 dan tidak punya cukup uang untuk membayar sewa apartemen sekaligus tambahan uang sekolahnya yang sudah tidak lagi ditanggung beasiswa. Mags menerimanya dengan tangan terbuka. Ia selalu ingin memiliki anak perempuan. Setelah itu mahasiswa-mahasiswa lain datang dan pergi. Jonathan memimbing mereka semua dengan penuh rasa kebapakan. Membantu mereka menjawab pertanyaan demi pertanyaan untuk kemudian menemukan pertanyaan baru yang jauh lebih sulit dijawab. Mags tau Jonathan mencintai pekerjaannya. Mencintai mahasiswanya sebesar ia mencintai ilmunya. Dan Mags mencintai pria itu dengan seluruh hidupnya.
Jonathan pergi di suatu hari yang kelabu. Saat itu pertengahan musim dingin dan sebagian besar mahasiswa sudah kembali untuk liburan. Mags menunggu di tepi jendela. Saat terdengar ketukan di pintu, Mags nyaris melompat. Namun yang muncul di hadapannya bukan suaminya tercinta. Prof. Snow menatapnya sedih dan menggelengkan kepala. Pesawat yang ditumpangi Jonathan tidak pernah sampai ke Capitol.
Mags tidak menangis saat Prof. Snow menemaninya menyusuri koridor rumah sakit Universitas. Mags tidak menangis saat semua orang menjabat tangannya dan memberinya pelukan di pemakaman. Namun setelah semua orang pergi dan Mags duduk sendirian di kesunyian rumah nomer 4, ia tau apa yang harus dilakukannya untuk menghidupkan keceriaan yang dibawa Jonathan. Sejak itu Mags memutuskan untuk membuka rumah nomer 4 untuk para mahasiswa Universitas Panem.
20 tahun berlalu sejak rumah nomer 4 menjadi salah satu rumah asrama di komplek Universitas Panem. Setiap tahun gadis-gadis datang dan pergi, silih berganti memenuhi rumah nomer 4 dengan kehangatan dan keceriaan mereka. Kadang mereka kembali setelah lulus, membawakan Mags kue-kue dan buah tangan dari seluruh negri dan bercerita mengenai hari-hari mereka di luar sana atau mengenang hari-hari yang mereka habiskan di rumah nomer 4. Kadang mereka tidak pernah kembali, mereka bahkan tidak lagi mengenali Mags saat bersisipan jalan. Namun Mags tetap tersenyum.
Musim gugur ini rumah nomer 4 atau seperti yang selalu disebut gadis-gadis itu, The Fourth, akan kedatangan 3 anggota baru mengisi 3 kamar yang baru dikosongkan setelah kelulusan musim semi lalu. Annie Cresta datang pagi-pagi sekali. Mags sedang menyiapkan sarapan saat mobil sedan mewah keluarga Cresta memasuki halaman The Fourth. Mereka berkendara semalaman dari distrik 4. Mr. Cresta bertubuh pendek dan gempal dengan kumis tipis. Ia memiliki perusahaan besar pemasok ikan segar di distrik 4. Dia tipe pria yang disegani bawahannya namun sangat lembut dengan keluarganya. Mrs. Cresta merupakan perwujutan istri-istri dan ibu yang sempurna. Rambut merahnya ditata rapih, tubuh langsingnya dibalut gaun panjang dan mantel woll. Putri tunggal mereka Annie Cresta adalah gambaran anak perempuan yang tidak pernah dimiliki Mags. Annie sangat mungil dan sangat manis. Ia mengenakan baby doll putih gading dan kardingan hijau yang serasi dengan matanya. Mr. dan Mrs. Cresta menangis saat harus meninggalkan Annie.
Keluarga First datang saat Mags dan keluarga Cresta tengah menikmati makan siang. Mags sudah mengenal keluarga First, anak sulung mereka Cashmere menghabiskan 3 tahun di The Fourth dan lulus dengan predikat magna cumlaude musim semi tahun lalu. Tahun ini putri bungsu mereka Glimmer akan bergabung di Universitas Panem. Tidak banyak yang berubah dari Mr. dan Mrs. First. Mereka pasangan yang sempurna. Keduanya sangat mirip dengan rambut keemasan dan mata biru terang, sekilas orang akan menyangka mereka anak kembar. Mr. First pemilik toko barang antik dan Mrs. First adalah perencana pesta. Mrs. First sangat teliti, ia mengatur semua detil kamar Glimmer dan meninggalkan Mags catatan panjang mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh Glimmer. Sesuatu yang tidak dilakukannya saat meninggalkan Cashmere di The Fourth bertahun-tahun yang lalu. Saat kedua orang tuanya pergi, Mags melihat kelegaan di wajah Glimmer.
Katniss Everdeen datang saat semua orang selesai makan malam. Dia teman dekat sahabat salah satu penghuni The Fourth, Johanna Mason. Johanna tidak mengatakannya tapi Mags tau sepanjang hari itu Johanna menunggu kedatangan sahabatnya dengan tidak sabar. Gale Hawthorne dan Johanna Mason tidak pernah terpisahkan. Mags tau Jo pasti penasaran dengan 'sahabat masa kecil' Gale. Namun Katniss bisa dibilang lebih mirip adik perempuan Gale ketimbang sahabat masa kecilnya. Keduanya memiliki rambut gelap dan mata kelabu yang identik. Bahkan gerakan mereka seolah seirama.
Sejak pertama kali bertatapan dengan mata kelabu Katniss yang terlihat dingin, Mags tau ada kehangatan di dalam sana. Katniss tidak banyak bicara. Ia menyapa Johanna, Annie dan Glimmer seadanya lalu masuk ke kamarnya dan membereskan barang-barangnya.
"Kau membawa ratu Es ke The Fourth." Gerutu Johanna.
Gale hanya tertawa dan memasukan kardus ke kamar Katniss, "Kalian akan bersahabat."
Mags tersenyum dan menganggukan kepala. Ia setuju pada kata-kata Gale. Gadis-gadis ini akan bersahabat. Mereka akan menemukan dunia baru di kampus, menemukan teman baru, petualangan baru dan yang paling penting mereka akan menemukan cinta. Mags tidak sabar untuk mendengar cerita-cerita mereka.
