Catatan : maaf ya kalu ficnya berantakan. maklum saya ini orang baru dan masih amatiran dalam membuat fic.. jadi harap maklumiiinn :P. dipersembahakan untuk semua fans minato . Selamat membaca ya para reader :) .
.
.
Desclaimer : Masashi kishimoto
Di sebuah pasar dekat kedai ichiraku ramen.
Udara yang panas menambah panas suasana pada saat itu.
Bom berkekuatan tinggi ditemukan didalam sebuah box mobil box .
pria berperawakan cukup tinggi , berparas sungguh tampan, berumur kira-kira 24 tahun, mempunyai mata berwarna biru saphire , rambutnya berwarna kuning mencuat bagai duri duri kulit buah durian, turun dari motor ninjanya dengan berseragam lengkap ala tentara, membuatnya tampak gagah.
Kotetsu berjalan menghampiri pria itu dengan membawa sebuah benda seperti baju pelindung.
Fugaku menahannya "apa yang kau lakukan ?" .
"Baju anti bom untuk mayor Minato, pak " .
Fugaku memasukkan tangannya kedalam saku celana "dia tidak akan memakainya".
"Tapi pak maksudku . . . " Kotetsu tampak heran dengan perkataan atasannya itu.
"Lihat saja" ucap Fugaku sambil tersenyum dan melipat kedua tangannya didepan dadanya.
Didekat bom tampak pria bernama Minato (ada betname di jaketnya) yang sedang santai mendekati bom itu.
"Apa itu Izumo?" tanya Minato yang tak mengalihkan pandangannya dari bom tersebut.
"Tidak tahu, pak " jawab Izumo sambil membuka kaca pelindung wajahnya.
"Kelihatannya radio kontrol servo dengan pemicu. tapi aku tidak bisa menemukan alat penerimanya. dan sinar x belum menunjukan apa - apa" lanjutnya menjelaskan pada letnannya tersebut.
"Istirahatlah biar kuperiksa" ucap Minato dengan beribu kharismanya.
Sikapnya yang dingin menambah aura kegantengan yang dimilikinya.
"Baik pak" Izumo pun melaksanakan perintah dari Mayornya itu.
Minato mendekatkan diri kearah bom itu. mengambil pisau kecil namun tajam dari saku celannya.
Ia mencoba menganalisis bom tersebut. Minato memang terkenal dengan otaknya yang cerdas. Buktinya diusianya yang baru 24 tahun ia berhasil mendapatkan gelar mayor.
Ia menarik salah satu kabel berwarna biru .
Di tempat Fugaku yang tak terlalu jauh dari Minato "Pak apakah itu mayor Namikaze Minato penjinak bom terbanyak itu?" tanya Kotetsu yang notebenenya adalah angkatan baru dalam tim penjinak bom.
"Ya 97 bom dan ini yang ke 98, dia menjinakkan bom seperti ini tanpa perlindungan. Seolah olah itu bukan bom tapi lengan pacarnya" jelas Fugaku tampak mengambangkan senyuman diwajahnya sambil memerhatikan Minato.
"Pak itu sebabnya dia dijuluki manusia yang tak bisa mati?" tanya junin tersebut.
"Yap. Manusia yang tak pernah mati. Kita semua akan mati, dia juga. Sampai sekarang aku belum melihat ketakutan akan kematian dimatanya.
Aku tak paham takdir apa yang dituliskan untuknya dan juga dia dijuluki 'flash yellow' si kilat kuning, karna gerakannya yang sangat cepat" jelas Fugaku panjang lebar.
Tampaknya Minato menemukan sebuah balok kecil yang dilapisis dengan lapisan timah berwarna abu-abu dan ada kabel yang terhubung kedalam balok tersebut.
Ia membukanya dengan pisau yang ia keluarkan tadi. Memotong kabel yang menghubungkan kedalam isi balok tersebut.
Bunyi "tit tit" terdengar , dan bom itu pun berhasil dijinakkan ditangan Minato.
Ia berdiri sambil memegang balok yang telah ia buka tadi.
Ia mendekati Izumo yang tengah berdiri 2 meter dari tempatnya berada.
"Alat penerimanya disembunyikan didalam RDX dan ditutup dengan timah, itu sebabnya sinar x tidak dapat mendeteksinya" ia mencoba menjelaskan pada Izumo, dan Izumo hanya mengangguk tanda bahwa ia mengerti.
Kotetsu dengan segera menghampirinya ketika sadar bahwa keadaan telah aman.
"Kotetsu buka pasarnya" perintah Minato . Kotetsu segera melaksanakan perintah dari minato.
Dia memberi aba-aba pada anggota yang tengah berjaga di sekitaran kawasan pasar tersebut bahwa pasar dalam keadaan aman dan boleh untuk dibuka kembali.
Para gadis yang sedari tadi memerhatikan dari kejauhan langsung berteriak histeris karena paras tampan sang mayor. Mayor tersebut kembali menaiki motor ninjanya itu.
Ia pergi dari tempat itu uttuk menyendiri.
...ya menyendiri..
.
.
.
Mata nakal dan jahilmu
Tawamu yang tak perduli
Rambutmu yang selalu halus seperti sutra
Takkan pernah kulupa
Selama aku masih hidup
Selama aku masih hidup
Tanganmu yang menghempaskan tanganku
Bayanganmu yang memelingkan pandangan
Parasmu yang tak pernah melihat kebelakang
Tak pernah kumaafkan
Selama aku masih hidup
Selama aku masih hidup
Rasa tak malumu menari ditengah salju
Rajukanmu untuk hal-hal kecil
Kesalahan polosmu
Akan selalu kucinta
Selama aku masih hidup
Selama aku masih hidup
Sumpah dan janji palsumu
Mimpi-mimpimu yang menghancurkan
Kekejaman do'amu
Selalu akan kubenci
Selama aku masih hidup
Selama aku masih hidup
Minato sengaja memilih tempat dipinggir danau yang berwarna biru.. di pinggirang danau itu ada berbagai bunga yang cukup indah.
Ia membuat kemah dan api unggun kecil ketika malam tiba. ia bermalam disitu. Bukannya tak punya rumah tapi pria bernama Minato ini lebih senang menikmati alam . Ia membuka buku catatannya atau lebih pantas disebut buku diary.
Ia menuliskan bom yang tadi ia jinakkan. Bom yang ke-98 .
.
.
Mentari pagi menunjukan sinarnya pada dunia.
Seorang gadis bertubuh langsing, berambut panjang dan berwarna merah, rambutnya ia kuncir satu, bermata violet dan berparas cantik, kira-kira berumur 23 tahun ,menggenakan jaket juga celana trainig biru dongker dan membawa tas ransel dipunggungnya.
Ia dengan semangat berlari kearah danau itu. Memasang kamera di tepi danau.
Mengarahkan ke tengah danau. Ia membuka jaketnya dan hanya menggenakan miniset berwarna biru dan bawahan celana pendenk . Ia berlari ke batu yang terhubung ketengah danau.
"Demi nama tuhan" gumamnya sambil menyeringai. Dan . . .
Byyurrrr gadis itu telah terjun kedanau yang berwarna biru langit yang cerah .
Tapi tak berapa lama ia muncul kepermukaan, mencoba menarik oksigen sebanyak mungkin.
"Sial" teriaknya.
"Airnya membeku" teriaknya lagi. Air itu seketika membeku, ya memang air itu terkenal dingin namun ia adalah gadis yang menyukai tantangan.
Ia mulai menggigil kedinginan, matanya mencari sesuatu untuk menyelamatkannya.
"Dinggiinnn" pekiknya lagi.
Ia melihat seorang pria tampan tengah duduk santai dipinggir danau tanpa berkutik.
"Heyy,, airnya mem-membeku" pekiknya pada seseorang itu.
"Tolong"
"Airnya membeku"
". . ."
Tapi tak ada respon dari seseorang yang duduk dipinggir danau itu, ia sangat menggigil
"Tolong"
"Tentara"
ya gadis itu meminta pertolongan pada tentara yang gagah nan tampan yang duduk di pinggir danau itu.
Namun tentara itu dengan tenangnya meminum segelas teh hangat untuk menghangatkan tubuhnya.
Sungguh tentara yang sangat dingin . . emm . . . maksudnya pria yang sangat dingin.
"Airnya . . membeku . . tolong . ." tampaknya gadis itu sudah tidak kuat lagi.
"Tolong" entah yang keberapa kali gadis itu berteriak meminta tolong namun samasekali tidak digubris oleh tentara itu.
"Tolong . . . , ," gadis itu pun kehilangan kesadarannya.
.
.
Pria tampan itu tampak basah kuyup dan memompa dada sebelah kiri gadis yang nyaris mati itu.
1
.
.
.
2
.
.
.
3
.
.
.
4
"Uhuuuk uhuk uhukk" gadis itu terbatuk dan mengeluarkan beberapa air dari mulutnya.
Akhirnya ia sadar dari pingsannya.
Minato segera mengusap punggung gadis tersebut dan membantunya untuk duduk.
Ia memakaikan jaket tentaranya pada gadis itu.
Gadis itu masih terbatuk-batuk.
Minato mengambilkan segelas air teh hangat untuknya.
"Bagaimana jika aku mati" gubris gadis itu merasa kesal karna ia merasa tentara itu sangat lama menolongnya. Namun Minato hanya diam sambil terus menuangkan teh hangat itu kedalam gelas.
"Tak bi-bisakah kau lebih awal?" oceh gadis itu lagi sambil menggigil kedinginan, rasa dingin masih menjalar keseluruh tubuhnya namun tak separah tadi.
Minato tetap diam dan menyerahkan segelas teh hangat itu kepada gadis berambut merah itu.
"Kau ten-tentara,, uuuhhh" , gadis itu masih terus mengoceh sedfangkan Minato bangkit dan pergi kearah tenda.
"Bukannya kau sudah ber-bersumpah,huh? untuk menyelamatkan sesama orang jepang?" ucap gadis itu sambil meneguk gelas berisi air teh hangat di genggamannya.
"Aku dalam keadaan bahaya. Aku bisa mati" ucap gadis itu dan menengok kearah tenda yang ada dibelakangnya.
Tenda sudah tidak ada dan semua peralatan bersih sudah .
Pria yang tadi menolongnya ternyata juga sudah pergi dengan menaiki motor ninjanya.
"Sialan si baka itu" umpatnya geram.
Ia meminum teh hangatnya lagi.
Ia berdiri dan berjalan kearah kameranya setelah merasa tubuhnya cukup hangat.
Dilihatnya review rekaman kameranya tadi yang merekam adegannya nyebur ke danau.
Bersih dan mulus "bagus!" ia tersenyum bangga.
.
.
.
"Astaga !" teriak rekan-rekan satu timnya ketika melihat video aksi ia terjun ke danau biru tersebut.
"Sara. . aku tak percaya kau benar-benar melakukannya" ucap Shion yang nyaris tak percaya bahwa rekan sekaligus sahabatnya itu benar-benar melakukan taruhan itu.
"Ayo bayar" kata Sara sambil menagih uang taruhan.
"Aku bisa bangkrut karena mu , ini tantangan ke lima dalam tiga minggu. Bisakah sekali saja kau tak memenuhi tantangannya? " ucap Guy sambil menyerahkan beberapa lembar uang pada Sara.
"Jangan jadi pengecut Guy,-ttebane"
"Dua hari lagi kalian akan berada di kantor discovery channel london, sedangkan aku terjebak di akan merindukanku lalu berkata 'kuharap aku berikan semua uangku pada Sara agar dia bisa memenuhi semua kebutuhan maganggnya'" cerocos Sara panjang lebar.
"Aku tak akan merindukanmu" celetuk guy.
Mereka bekerja di discoveri channel. Kali ini rekan-rekan satu timnya menantang sara untuk merekam video ia terjun ke danau yang terkenal dingin itu.
"Dengar, hentikan apapun yang sednag kalian perbuat. Ini hari liburku. Aku tak mau melihat wajah jelek kalian. Tapi besok aku ingin kalian kembali kesini jam 7 pas" tukas tsunade-sama dengan tegas saat melewati lorong kantornya dan mendapati anak buahnya yang sedang berdumel.
"Ayaayy kapten" ucap Guy semangat.
Ia menyusul tsunade sama memeasuki ruangannya.
"Tsunade-sama" panggil Sara sambil menutup pintu ruang kerja Tsunade.
"Keluarlah Sara" perintah Tsunade . Ia memang orang yang judes.
"Ada yang ingin aku bicarakan"
"Apa itu?" tanya Tsunade sama tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop di atas mejanya itu. Sesekali ia mengetik beberapa huruf di keyboard laptopnya.
"Kau akan membawaku ke london?" tanya Sara bersemangat.
"Jawabannya tidak. Jadi menyingkirlah dari ruanganku" ketus Tsunade.
Dengan bibir manyun ia pun keluar dari ruangan Tsunade.
"Sialan!" cibirnya kearah pintu ruangan Tsunade yang sudah ia tutup.
"Hfftt .. haaaa" ia mulai frustasi karena impiannya belum juga tercapai.
.
.
.
Ia meletakkan asal tas ranselnya kearah ranjangnya yang simple . Hapenya berbunyi.
Dilihatnya layar hape touchscreennya 'Iruka' .
"Astaga!" ia tampak malas mengangkat panggilan itu. Akhirnya ia menyentuh layar 'yes' di hapenya.
"Iruka , sudah kubilang kita selesai, stoop calling me" perintahnya pada orang disebrang telfon tersebut.
"Iruka,Hubungan kita baru 6 bulan, kenpa kau sangat berlebihan , huh? baka" ocehnya di telfon.
"Aku masih mencintaimu"
"Kau masih mencintaiku? tapi aku tidak! mudah. Sudah cukup. Sampai nanti " Sara mengakhiri panggilan itu.
Dengan agak malas ia membuka jaket tentara yang ia gunakan.
Tapi sebuah buku tampaknya jatuh dari saku jaket tersebut.
Sara tampakpenasaran dengan buku tersebut.
Ia membuka buku itu.
TBC
Akhirnya selesai juga chapter 1 nya. ya masih ada chapter selanjutnya kok
Comentnya plisss :)
