Ha-Haloo? Saya selaku Author tak bertanggung jawab kembali dengan membawa sebuah fic baru yang bener-benar absurd sementara fic yang satu belum di lanjut! Hohoho! #kebiasaan#
Habis sebuah ide absurd muncul begitu saja. Ck!#abaikan
Semoga ada yang terhibur dengan cerita ini.
Yosh! Tanpa banyak bacot lagi silahkan menikmati!
Warning : BL, OOC TINGKAT TINGGI, Typos, dan teman²nya. Alur maksa(mungkin?).
Kuroko No Basket : © Tadatoshi Fujimaki
A Beautifull Alien : © Hiria-ka
Douzo~
Sekarang adalah abad 22 tepatnya di tahun 3015, saat ini peradaban Tokyo sudah sangat canggih. Banyak alat-alat atau mesin canggih yang berhubungan dengan waktu, contoh kecilnya seperti, Time machine. Dimana kita bisa menjelajah dimensi waktu kapan pun dan dimana saja yang kita inginkan.
Tapi, masalahnya bukan itu yang mau diceritakan. Walau pun saat ini Tokyo sudah sangat canggih, masih ada orang yang hidup sederhana seperti seorang pemuda tampan yang selalu membawa benda keberuntungan kemana-mana setiap hari dengan rambut hijau nyentriknya yang bernama, Midorima Shintarou. Pemuda ini biasa di panggil dengan sebutan Midorima, walau kelihatan seperti orang culun, dia adalah pemimpin dari sebuah gangster terkuat di Tokyo. Dia tinggal di sebuah perumahan sederhana peninggalan orang tuanya.
Saat ini ia tengah berdiri tegang dengan mata melotot tak percaya oleh fakta yang ia lihat diatas tempat tidurnya.
Memang ada apa di atas tempat tidurnya?
Bila di teliti lebih jelas, kita bisa melihat sesosok pria cantik dengan surai emasnya yang terkulai indah dan kulit seputih susu yang di balut oleh sehelai kain sutra putih transparan yang menempel tak beraturan disekitarnya, juga lekuk tubuh indah yang bahkan melampaui keseksian seorang gadis, tengah tertidur pulas dengan nafas yang berhembus lembut di atas ranjangnya.
Tak tahu ini kesialan atau keberuntungan bagi Midorima karena sosok malaikat itu telah diketahui datang dari langit dengan cara yang sangat tidak elit, yaitu menjebol atap rumahnya yang tepat berada di atas ranjangnya. Beruntung ia hanya tinggal sendiri, jadi tak perlu khawatir akan ada orang yang mengetahui bencana alam yang sedang terjadi di dalam kamarnya.
Dengan hati yang sedikit dongkol pada makhluk jejadian yang masih belum membuka matanya itu, Midorima pun berjalan mendekatinya lalu dengan kasar tangan kanan miliknya menyentuh bahu mulus mahkluk astral cantik itu untuk menggoncangkannya agar terbangun, tapi gagal, Karena baru saja telapak tangannya menyentuh kulit mulus yang terasa sangat lebut itu dirinya malah refleks menarik tangannya kembali sambil mengumpat kesal.
"Sial nanodayo! Makhluk apa dia sebenarnya? Mengerikan nodayo" gumamnya ketika dirasa bulu kuduknya meremang saat mengingat kelembutan kulit putih tadi.
Merasa penasaran dengan telinga runcing yang sedikit menarik perhatiannya, Midorima pun menarik-narik pelan telinga elf itu seraya memperhatikan sebuah anting emas yang sangat mengkilap tergantung disana.
"Jadi... ini asli ya, nanodayo?" ucapnya masih meneliti telinga elf milik makhluk cantik jejadian yang masih tak terusik oleh perbuatannya.
"Ngggh..." suara erangan yang terdengar merdu membuat Midorima sontak melompat dari posisi awalnya untuk menjauhi makhluk jejadian itu.
Perlahan tapi pasti, Midorima dapat melihat makhluk cantik itu mulai membangunkan badannya yang membuat helaian sutra putih dengan licinnya merosot kebawah menampilkan kedua belah dada ratanya yang sama mulusnya dan juga beberapa lekuk tubuhnya yang benar-benar eksotis.
"a... aaaa— hmb" Midorima yang tadinya ingin berteriak histeris oleh pemandangan yang disuguhkan didepan matanya mengurungkan niatnya dan segera menutup mulupnya dengan sebelah tangan dan memalingkan wajahnya yang sudah memerah ke arah lain.
"Hmm...? Aku... Dimana ini 'ssu?" tanya sosok cantik itu dengan suara cemprengnya yang tentu saja tak di gubris oleh Midorima yang masih mempertahankan image coolnya.
"Hei! Aku bertanya pada mu 'ssu! Jawab!" tak seperti sosoknya yang terlihat anggun, makhluk itu malah melompat turun dari kasur dengan sembarangan dan langsung berkacak pinggang di depan Midorima dengan raut wajah kesal.
Midorima yang memang sudah gugup setengah idup melihat mahkluk yang serupa dengan malaikat tersebut sudah ada di hadapannya dan menatapnya kesal, hanya bisa membelalakan matanya lalu menunduk dengan wajah merah padam dan melepas jas sekolahnya yang kemudian ia sampirkan di depan mahkluk cantik itu.
"Tidak tahu malu! Seharusnya aku yang bertanya, kau ini siapa nanodayo? Mengapa bisa ada di kamar ku nodayo!" tukasnya seraya berjalan kearah lemari untuk mengambilkan satu stel pakaian yang niatnya ingin ia berikan pada makhluk cantik yang tak tahu malu atau memang tak menyadari kalau kain sutra yang melilit tubuhnya telah lenyap merosot kebawah saat ia berdiri. Sehingga menampilkan kepolosan tubuhnya yang tak terlapisi apa-apa pada Midorima.
"Ah..." Mahkluk cantik itu mendesah. Membuat Midorima reflek memutar kepalanya pada sosok malaikat jadi-jadian di belakangnya dengan pandangan heran.
Nampaknya mahkluk pirang itu mengingat sesuatu.
Sesuatu yang membuatnya bisa sampai berada disini.
Midorima sedikit terkejut ketika jemari-jemari Kise— nama dari Mahkluk cantik itu— meremas kencang kedua bahunya "T—Tolong aku 'ssu! Aku tidak mau menikah dengan pangeran sadis bergunting itu 'ssu! Kumohon..."
Midorima mendelik heran sembari menampik kedua tangan mulus itu dari bahunya. "Bukan urusanku nanodayo" ucapnya dingin dan segera menyuruh Kise untuk memakai pakaian yang ia lemparkan padanya.
Tapi bukannya menuruti perintahnya, Kise malah memeluk sestel pakaian itu sambil terisak "Hiks... Kumohon 'ssu... Izinkan aku tinggal disini... aku janji akan melakukan apapun yang kau perintahkan 'ssu yo..."
Memijit pangkal hidungnya dengan frustasi, sedikit pusing juga Midorima menghadapi kesialannya hari ini. Sudah atap rumahnya jebol karena kedatangan makhluk astral yang tak tahu malu, dan sekarang makhluk itu malah meminta izin untuk tinggal dirumahnya? Yang benar saja! Dia pikir rumah peninggalan orang tuanya ini kontrakan apa?
"Hah... katakan pada ku, dimana alamat mu biar ku antar kau pulang nanodayo" Midorima pun menaikan kacamatanya sembari mencari kunci motor sport hitamnya.
Mendengar kata 'pulang' Kise pun reflek memeluk Midorima dari belakang sambil menangis kencang. "Ja-Jangan 'ssu! Huaaaaa! Aku tidak mau pulang 'ssu yo! Biarkan aku tinggal disini! Ku mohon 'ssu! Akan kulakukan apapun perintah mu asal kau mengijinkan ku tinggal disini 'ssu! Hiks! Kumohon 'ssu yooo..."
Tak habis pikir dengan makhluk jejadian itu, Midorima pun kembali melepaskan kedua tangan mulus itu dari tubuhnya. "Cih, Kalau begitu pakai dulu pakaian mu nodayo" ucapnya pasrah karena tak tahan dengan rengekan Kise.
Makhluk cantik itu pun segera menuruti perintah Midorima dan memakai pakaian yang benar-benar kelonggaran itu pada tubuh mulusnya. Sehingga ia hanya memakai kemeja putih Midorima tanpa memakai celana hitam yang sedari tadi merosot bila ia pakai.
"Jadi, apa masalah mu sampai-sampai kau tidak mau pulang dan ingin tinggal disini, nodayo? Bukan berarti aku peduli! Hanya saja aku tidak menerima orang sembarang dirumahku nodayo!"
Midorima pun duduk di pinggir ranjang sambil melipat kedua tangannya di atas dada.
Kise yang masih berdiri menghadapnya pun segera menampakan wajah ceria setelah mendengar ucapan Midorima tadi "Jadi aku boleh tinggal disini kalau aku memberi tahu yang sebenarnya pada mu 'ssu?" pertanyaannya pun langsung mendapat anggukan dari Midorima sebagai jawaban.
"Baiklah! Uhm... begini 'ssu..."
Flashback
Di tempat nan jauh disana...
Sebut saja planet Teikoku.
Planet ini di huni oleh makhluk-makhluk yang hampir sama wujudnya seperti manusia. Bahkan benar-benar mirip seperti manusia, yang membedakan mereka dengan manusia hanyalah telinga mereka yang runcing, selain memiliki telingan elf mereka semua juga memiliki kemampuan khusus masing-masing untuk bertahan hidup. Seperti kekuatan super untuk menyerang musuh dan sebagainya. Mereka juga hidup layaknya seperti manusia. Hanya saja peralatan yang ada di planet itu jauh lebih canggih dari pada alat-alat yang ada di bumi.
Dan lagi, planet itu adalah sebuah planet yang berisikan banyak kerajaan. Terkadang tak jarang mereka harus bertempur secara tiba-tiba karena perbutan wilayah kekuasaan. Yah... planet yang kurang tenram dan terkesan sangat ribut. Tak heran mereka memiliki kemampuan super untuk bertahan hidup.
Beralih pada sebuah kerajaan. Hiduplah seorang pria tampan namun juga cantik yang diketahui bernama Kise. Ia adalah putra tunggal dari Raja Kaijou. Pemimpin kerajaan di wilayah Selatan planet Teikoku.
Hidup seorang Kise tidak begitu menyenangkan saat ini Kise berumur 17 tahun. Dan bagi bangsa planet Teikoku umur 17 tahun sudah diharuskan menikah. Dan karena Kise memiliki paras cantik nan indah banyak sekali para pangeran dari kerajaan lain yang juga menginginkannya untuk menjadi pengantinnya. Salah satu diantaranya adalah pangeran Akashi. Putra ke-2 dari Raja Rakuzan yang memimpin kerajaan di wilayah Utara.
Tak ingin anak tunggalnya yang begitu menawan jatuh ke tangan musuh yang lebih berbahaya, Raja Kaijou pun menjodohkannya dengan pangeran Akashi yang memang sudah meminta ayahnya untuk membuat perjanjian damai dengan sebuah persyaratan.
Kise yang merasa keberatan atas perjodohan itu pun mencari cara agar terlepas dari perjodohan tersebut. Ia tak pernah ingin dijodohkan dengan pangeran gunting mengerikan itu. Kise tak bisa membayangkan bagaimana jadinya nanti malam setelah mereka menikah!
Mentang-mentang di planet ini jenis kelamin tak pernah jadi masalah. Seenaknya saja ayahnya menjodohkannya dengan lelaki yang tak ia sukai! Apalagi kesan pertama dan terakhir Kise saat bertemu dengannya benar-benar menyebalkan. Sempat-sempatnya ditengah pertempuran pangeran merah itu menahannya hanya untuk terdiam menatapinya dengan tatapan dingin dalam waktu yang lama dan nyaris menciumnya kalau saja Kise tidak segera kembali menyerangnya.
Cih! Kise tidak suka orang yang seperti itu! Kise lebih menyukai orang yang lembut dan tidak main hantam promo seperti pangeran merah sadis itu! Menyebalkan!
Hari sudah malam dan Kise masih kukuh mengurung dirinya dikamar dari pagi tadi dan hanya di temani Himuro di sampingnya yang dengan setia menuruti semua perintahnya.
"Aaaaarrrrhhh! Himurocchiiii! Aku tidak mau di jodohkan dengan pangeran gunting bodoh itu 'ssuuuu!" Kise ngegrowl sambil guling-guling di tempat tidur.
Himuro. Dia adalah pelayan Kise yang paling setia dan paling dekat dengannya.
"Tenanglah.. pangeran.. mungkin ini yang terbaik untuk anda..." jawabnya lembut. Dan malah membuat Kise semakin kesal dan melemparkan apa saja yang ada di meja samping tempat tidurnya.
PRANG! PRANG! PRANG! PRANG!
"Himurocchi! Aku keberatan 'ssu! Kau tau itu kan!" Kise melemparkan gelas kristal, guci, dan sebagainya.
"Haaahh... pangeran.. kalau anda mau, sebenarnya ada cara lain untuk menjauhkan anda dari pangeran Akashi.." ucap Himuro membuat Kise terdiam dan mendekat ke arahnya.
"Benarkah 'ssu?" Tanyanya antusias. Himuro hanya mengangguk seraya tersenyum manis.
"Pergi ke bumi" usulnya sesat yang jelas sekali akan memicu pertempuran bila calon pengantin melarikan diri.
"Pergi.. Ke bumi 'ssu...?" pangeran cantik itu berpikir sejenak menggunakan otak cepernya. "Ide yang bagus Himurocchi! Tapi gimana caranya 'ssu yo?"
Dan Himuro pun kembali tersenyum. Bukan senyum sadis bukan. Tapi senyum tulus. "Ikuti saya"
End Of Flashback
Midorima hanya dapat terbengongria menatap Kise.
"Kau yakin tidak di jebak oleh pelayan setia mu itu nanodayo? Bukan berarti aku peduli hanya saja, apakah pelayan mu tidak berpikir kalau membuatmu melarikan diri itu ide yang buruk untuk kerajaan ayah mu nantinya nodayo?"
"Huh! Biar saja 'ssu! Itu salah ayah ku sendiri! Siapa suruh dia seenaknya saja menjodohkan ku dengan pangeran gunting itu!"
BRAK
Tiba-tiba pintu kamar Midorima di dobrak oleh sebuah tendangan khas Yankee.
"OI! MIDORIMA! KAU PASTI TIDAK PERCAYA KALAU SI BAKAGAMI MENDAPAT BIDADARI JATUH DARI LA—"
Kata-kata pemuda dim yang tadi menjadi tersangka penendang pintu kamar Midorima terhenti ketika melihat Kise yang masih berdiri hanya dengan balutan kemeja putih yang panjangnya sepaha. Yang sempat membuatnya ngiler sesaat.
"O-Oi... jangan bilang kau juga..." pemuda dim itu masih memperhatikan Kise dengan intens. Terutama beberapa bagian tubuhnya yang terekspose seperti dada dan pahanya yang putih mulus.
"Minggir kau Ahomine!"
Kini seseorang dengan rambut merah tuanya menerobos masuk ke kamar Midorima sambil menyeret seorang badadari berambut hitam dengan tahi lalat yang berada di bawah mata kanannya.
"...?" Kagami berhenti sejenak dan menoleh pada Midorima dengan penasaran. "Oeh? Kau...?"
Mengerti dengan keheranan Kagami, tanpa banyak bicara Midorima segera menunjuk atap rumahnya yang jebol.
"Aaaa... Aa..." Kagami kehabisan kata-kata
Tak mau kalah. Dua orang berparas cantik itu juga ikut terdiam. Melihat satu sama lain dengan pandangan meneliti.
"Ka-Kau... Himurocchi... benar?"
Yang di tanyai pun tanpa ragu langsung tersenyum dan mengangguk. "Syukurlah, kita bertemu secepatnya. Pangeran"
"Hiks... Huwaaaaaaa! Aku tak menyangka kau masih hidup Himurocchiiii! Ku kira kita akan terpisah untuk selamanya 'ssu! Huwaaaaa..."
Midorima hanya bisa mengusap wajahnya frustasi ketika melihat Kise yang langsung memeluk Himuro erat-erat "Bagus Kagami. Sepertinya kau membawa satu bencana lagi ke rumahku nanodayo"
Dua orang pria tampan dengan surai merah yang sama berjalan beiringan menghadap Kaisar Kaijou yang sudah duduk manis menunggu di meja makan besar yang sangat mewah.
"Ahh.. cepat sekali kalian datang..." Raja Kaijou pun memberi salam pada kedua tamu terhormat mereka malam ini.
"Tentu saja. Apalagi ini mengenai ikatan perdamaian"
Kaisar Rakuzan pun duduk di kursi yang sudah disediakan oleh calon besannya tanpa diikuti oleh sang putra. Akashi.
"Raja Kaijou, bolehkah aku menemui Kise?" celetuknya tanpa basa-basi langsung pada tuan rumah.
"Ah.. tentu saja... kau tak perlu meminta izin, pangeran Akashi. Sebentar lagi kau akan memilikinya kan, haha. Kebetulan sekali dua hari ini ia mengurung diri dikamar dan hanya mau di temani oleh Himuro. Mungkin dengan kedatanganmu dia akan senang" ujar Raja Kaijou dengan senyuman lebar.
"Terimakasih yang mulia..." tak mau membuang-buang waktu Akashi pun langsung melangkahkan kakinya ke kamar Kise.
Sesampainya ia di depan pintu lebar yang masih tertutup rapat. Akashi pun menarik nafas gugupnya sejenak sebelum berniat memasuki ruangan itu.
Ia tak punya maksud jahat dengan pangeran manis itu. Ia datang kemari hanya ingin meminta maaf atas apa yang terjadi beberapa waktu lalu disaat pertempuran. Perbuatan itu sungguh diluar kendali dirinya yang lain. Ia memang tak bisa menahan perasaanya yang meluap-luap saat pertama kali bertemu dengan Kise, makanya jadilah hal tak menyenangkan seperti itu.
Tanpa menegetuk terlebih dahulu Akashi pun membuka pintu besar itu "Kise, Aku masuk" ucapnya dengan nada rendah seperti biasa.
Cklek!
"..." Akashi terdiam ketika tak menemukan sosok yang dicarinya disana.
Merasa tak ada tanda-tanda kehidupan disana, Akashi pun mulai mengedarkan pandangannya dan menemukan selembar surat tangan yang sepertinya di tulis buru-buru.
"eh? Kau kembali cepat sekali? Mana Kise?" Raja Kaijou bertanya dengan heran ketika melihat Akashi kembali dengan raut wajah yang lebih dingin tapi mensiratkan kekecewaan.
"Kau tak membuatnya kesal kan Akashi?" Kini ayahnya sendiri yang bertanya dengan heran melihat tingkah anaknya.
Tersenyum tipis, Akashi pun menjawab dengan tenang "Sepertinya, dia tak menyukai ku. Dia melarikan diri, ayah" ucapnya lalu meletakan surat yang ia temukan di tempat tidur Kise di atas meja makan untuk dilihat oleh kedua Kaisar yang tengah menuntut penjelasan.
TBC...
A/N : Sekedar penjelasan. Untuk orang-orang dari planet Teikoku itu, sengaja hanya saya pakai nama Marga merega sebagai nama asli. Makanya disini Akashi manggil Kise bukan 'Ryouta' karena nama asli mereka menggunakan nama marga di animenya. Jadi penduduk planet itu gak punya nama panjang. Paling nanti Kise atau Himuro punya nama panjang dari pemberian teman-teman mereka di bumi. Sekian.
Anehkah ceritanya? Maklum. Saya nekat bikin ini di tengah-tengah kesibukan kerja hohoho!LOLZ sepertinya alurnya terlalu memaksakan...
Ini juga ga tau dah update nya kapan, doakan saja mood author selalu baik dan diberi waktu senggang yang banyak~ hohouuu~
Siapapun anda. Terimakasih sudah menyempatkan diri anda untuk membaca^^
