WARNING
WARNING
WARNING
SILAHKAN MERAPAT
Kisah seorang lelaki yang menjadi single parent diusianya yang masih muda.
Seorang lelaki kesepian,tanpa keluarga,menginginkan cinta.
Dan kini, lelaki beranak satu ini, berusaha memantapkan hatinya untuk menikahi pengasuh bayinya setelah kejadian nekat yang membuatnya merasakan ribuan bunga bermekaran di hatinya.
Dia mengakui jika dia mencintai pengasuh bayinya yang cantik nan seksi itu.
Dan beberapa part mengandung unsur dewasa. Yang ada , berarti ada unsur dewasanya. Oke.
GENDERSWITCH
Malam yang sepi untuk seorang lelaki bernama Kim Jongin.
Setelah menidurkan bayinya, Jongin duduk di sofa, menyalakan laptopnya, mengerjakan beberapa hal yang menjadi 'tugas rumahnya'.
Baru saja Jongin mengetikkan sebaris kalimat, suara tangisan keras membuatnya lari pontang-panting. Suara tangisan yang begitu keras itu sering mengganggu tetangganya dan membuat Jongin harus memasang jendela yang dapat meredam suara. Meskipun begitu, suara bayi kecil ini tetap saja terdengar dari luar walaupun samar. Keras. Nyaring. Memekakkan telinga. Seperti itulah suara tangisan Sarang.
Tapi biarpun begitu,Jongin menyayanginya, Kim Sarang. Putri cantiknya.
Gadis ini yatim piatu. Ibu kandungnya adalah kakak kandung Jongin, meninggal setelah melahirkan Sarang. Sedangkan suaminya, terkena kecelakaan beruntun ketika terburu-buru menuju rumah sakit.
Jongin menimang bayi ini lembut, sampai tangisannya mereda dan Jongin membawanya keluar kamar.
Kedua orang tuanya sudah tiada sejak dia SMA. Appanya menikah siri, eommanya yang tidak terima marah dan berakhir serangan jantung, lalu meninggal.
Appanya, terlilit utang sana-sini karena istri mudanya itu. Lalu memilih bunuh diri. Sampai sekarang, Jongin tidak tahu dan tidak mau tahu dimana keberadaan istri muda papanya itu.
Dia sendirian. Hanya Sarang yang ada disisinya. Keluarga nya habis dalam sekejap mata.
Jongin menidurkan Sarang di sofabed depan tv, lalu menyelimuti gadis kecil cantik ini.
Cukup merepotkan menjadi single parent. Apalagi, dirinya bekerja pada sebuah perusahaan yang memiliki aturan ketat. Dia selalu meninggalkan Sarang dengan pengasuhnya.
Jongin sangat membutuhkan sosok istri di rumah nya. Yang bisa mengurusinya, menjaga Sarang dan merawatnya, yang menyayangi mereka, dan memberikan sandarannya ketika dia merasa lelah.
Sosok istri begitu Jongin inginkan setelah banyak temannya menikah, lebih terurus, badan lebih sehat dan bugar, pakaian rapi bukan hasil laundry, membawa bekal makan siang yang enak dan bergizi, pulang disiapkan makan malam yang enak. Mandi air hangat, diberi pelukan, disayangi.
Jongin benar-benar merasa iri.
Lihat saja raut ceria pada wajah temannya. Raut bahagia khas pengantin yang bahagia.
Ada juga, sekretaris nya yang dulu teman sejak dia SMP, Kim Jongdae. Lelaki itu menikah di usianya yang ke 24, sudah 5 tahun pernikahannya.
Punya istri cantik, dua anak yang lucu, rumah yang hangat.
Memang benar kata orang, iri tanda tak mampu.
Jongin iri. Dan dia tidak mampu melakukan itu.
Dia harus pandai memilih wanita. Mana yang hanya memanfaatkan, dan mana yang benar-benar tulus.
Ditambah dengan keberadaan Sarang. Banyak wanita yang sebelumnya mendekat, menjauh lagi. Enggan menikah dengannya. Dia selalu dikira duda.
Tepat pukul 11 malam, Jongin menyudahi pekerjaannya. Ia menggendong Sarang yang tertidur kedalam kamarnya, lalu dia ikut berbaring di samping gadis kecil itu. Dia tersenyum kecil menatap bayi itu.
Andai saja yang disebelahnya itu ada sosok istri yang selama ini ia bayangkan. Pasti rasanya hangat saat memeluk nya.
Segera memejamkan mata, Jongin pun langsung terjun ke alam mimpi. Tidur dengan nyenyak sebelum pada dini hari nanti, Sarang akan terbangun dan meminta susu.
Tepat pukul 2 dini hari, Sarang menangis dengan kencang. Jongin menyentuh pantat gadis itu, saat tidak merasakan basah, Jongin berlari membuat susu formula di botol bayi Sarang.
"Cup..cup..cup...uljimayo.." Jongin mengusap kening Sarang lembut, sambil tetap memegangi botol susu bayi itu agar tidak menjauh dari mulutnya.
Sekitar 20 menit, Jongin meletakkan susu formula yang telah habis di samping ranjang. Dia biasa meletakkannya di bawah jika botolnya kosong.
Sarang sudah terlelap kembali, sekarang Jongin memilih tidur lagi. Matanya masih terasa berat. Dia akan bangun nanti.
Setiap paginya, Jongin akan menyiapkan segala kebutuhannya sendiri. Bubur Sarang, sarapannya, seragam kantornya, semuanya.
Bel pintu berdenting pada pukul 7 pagi. Pasti pengasuh Sarang. Jongin membuka pintu dan sedikit terkejut melihat seorang gadis berdiri dengan weater berwarna birunya. Gadis ini nampak mencolok dengan rambut coklatnya.
Jongin menatap gadis itu lama. Gadis itu juga tampak terkejut dengan Jongin.
"Eh.. anyeonghaseyo,saya menggantikan Song ahjumma untuk selanjutnya. Song ahjumma dipindah tugas" ucap gadis itu, Jongin mengangguk. Masih menatap gadis itu dari atas sampai bawah.
"Nama saya Do Kyungsoo." Jongin mengangguk, akhirnya dia mundur dan mempersilakan Kyungsoo untuk masuk.
"Aku akan pulang jam lima sore. Sarang tidak boleh mandi diatas pukul 4 sore, makan siang harus tepat pukul 12. Minum susu jangan terlalu banyak, Sarang akan muntah jika kekenyangan. pukul 10 dia harus tidur siang. Paham?" Kyungsoo mengangguk.
Jongin menatap Kyungsoo sekali lagi.
Gadis ini tidak pantas menjadi pengasuh. Wajahnya terlalu muda dan cantik. Badannya juga lebih cocok menjadi model daripada menjadi pengasuh.
Shit.
Apasih yang terjadi dengan otaknya?. Biarlah dia jadi pengasuh bayi walaupun punya tubuh yang bagus. Bukan urusannya juga, kan?
Jongin menghampiri Sarang yang ada digendongan Kyungsoo. Jongij tersenyum dalam hati melihat tingkah gadis itu. Tampak malu dan salah tingkah.
"Papa berangkat, Sarang.."
Bayi berumur 9 bulan itu mengangguk-anggukkan kepala lucu.
Jongin menatap Kyungsoo sebentar, lalu berjalan keluar rumah.
Pulang dari kantor, biasanya Jongin membeli makan malam untuk dirinya sendiri. Tetapi, hujan badai yang terjadi sore ini, membatalkan niat Jongin untuk mampir membeli makanan favoritnya.
Jongin memilih segera pulang. Dia bisa masak sesuatu nanti. Sesampainya dirumah, Jongin melihat Kyungsoo yang tengah menimang Sarang.
"Sarang tidur?" Tanya Jongin, Kyungsoo bangkit dan mengangguk dengan sopan.
"Apa kau tahu, jika Sarang tidur di sore hari, dia akan begadang,dan itu tidak baik untuk kesehatannya!." Ucap Jongin tajam.
Dia sudah lelah, ingin tidur, ingin mandi, ingin makan, dan ketika melihat Sarang tidur, dia marah. Efek lelah yang menakutkan.
Kyungsoo tampak kaget dan panik.
Jongin yang tak mau menyakiti anak orang dengan kata-katanya langsung masuk kedalam kamar untuk mandi. Dia mandi dan berusaha membuang jauh amarahnya.
15 menit mandi, Jongin segera memakai pakaiannya, menarik napas sebentar dan keluar dari kamarnya.
Dia tidak menemukan Kyungsoo ataupun Sarang di ruang tengah seperti yang tadi dia lihat, Jongin berjalan menuju kamar Sarang yang berada tepat disebelahnya, dan melihat dua gadis berbeda usia itu ada disana. Sarang tertidur di dalam box bayinya, dan Kyungsoo berdiri disamping box bayi itu.
Jongim melangkahkan kakinya menuju dapur, dia melihat dari kaca jendela, hujan semakin lebat saja dengan guntur yang memekakkan telinga.
Jongin membuat semangkuk sereal dan segera menghabiskannya. Samar dia mendengar suara langkah kaki mendekat. Kyungsoo.
Sambil menunduk dia berdiri sekitar 2 meter dari Jongin.
"Permisi.. saya mau pulang." Ucap Kyungsoo lirih. Jongin tersenyum kecil.
"Kamu harus berjaga disini semalaman untuk kesalahan kamu menidurkan Sarang sore ini"
Kyungsoo melotot, dan Jongin tersenyum puas.
cerita ini sebenarnya cerita dengan bahasa informal guys. jadi mohon maaf kalau masih kacau.nanti bkl aku ganti kalau peminatnya banyak..terimakasiiiih.
sebelumnya minta maaf untuk yang sdh baca. aku salah publish cerita. ini cerotanya yang sudah aku edit.
