Harvest MoonSTER: Friends of Monster Town

Disclaimer: Harvest Moon Natsume. STER: Friends of Monster Town Llord Sayaka.

A/N: Hai, perkenalkan saya pendatang baru di fandom ini. Cerita ini dibuat untuk sahabat saya karena berkat Harvest Moon saya bisa bersahabat dengannya. Sebenarnya cerita ini juga udah saya buat sebelum main Rune Factory dan sebelum kenal FFn. Silahkan dibaca ceritanya, kalau ada yang salah mohon direview.

Chapter 1: Datangnya Sang Pahlawan

Seorang pemuda berambut coklat yang mengenakan topi biru terbalik turun dari perahu yang berlabuh di sebuah pantai yang indah. Tak lama setelah perahu kembali berlayar pemuda itu pun melangkahkan kakinya sembari melemparkan pandangannya ke sekeliling. Terlihat sebuah rumah kayu yang cukup terurus dan rapih, di dekatnya ada sebuah perahu boot yang diparkir. Di pinggir rumah kayu terdapat sebuah kedai yang pintunya tertutup oleh kayu dengan sebuah tulisan kecil yang terukir.

Kedai Kai.
Buka hanya di musim panas.

"Hmm, sepertinya pemilik kedai ini orang pengangguran," gumam pemuda berambut coklat dengan mata biru laut itu.

Pemuda tersebut kembali melemparkan pandangannya ke arah sekeliling pantai yang bersih dan nyaman, hingga ia melihat sebuah jalan setapak. Pemuda itu melangkahkan kakinya menyusuri jalan setapak tersebut hingga akhirnya dia tiba di sebuah lapangan yang luas. Di pinggir lapangan terdapat bangku, keranjang sampah dan sebuah papan pengumuman. Baru saja sang pemuda mau membaca salah satu pengumuman tiba-tiba saja terdengar teriakan keras. Pemuda tersebut kaget dan bergegas menuju arah teriakan tadi, dia menyusuri jalan setapak dan tiba di kerumunan orang yang terlihat ketakutan. Rupanya terjadi kebakaran hebat, sebuah rumah terbakar dengan api yang menyala-nyala, tapi tidak seorang pun yang mencoba untuk memadamkannya membuat sang pemuda marah dan segera ia berlari ke arah rumah mencoba untuk memadamkannya. Tapi tindakannya terhenti ketika seseorang menghentikannya.

"Jangan nak, terlalu berbahaya," larang seorang laki-laki berkumis tebal dan berhidung merah.

"Tapi api itu harus dipadamkan, mungkin saja masih ada orang didalamnya!" teriak sang pemuda.

"BRAKKK!" Tiba-tiba pintu rumah yang sedang terbakar terbuka. Dari dalam rumah keluar sesosok tubuh yang terbakar.

"KYAAAAA!" Orang-orang mulai berteriak histeris melihat sosok terbakar tersebut berjalan tertatih-tatih mendekat dengan dagingnya yang matang berjatuhan dari tubuhnya. Meskipun tulangnya sudah terlihat dan tubuhnya sudah encer tapi sosok tubuh tersebut melambaikan tangannya yang sudah tak utuh seolah ingin menyampaikan sesuatu.

"DUAAAARR!" Rumah terbakar tadi meledak, menghempaskan hawa panas dan puing-puing yang seketika membuat remuk sosok terbakar dan menghantam tengkorak kepalanya, serpihan lain mengarah ke arah orang-orang yang berkumpul membuat tubuh mereka terluka dan menggores luka di pipi sang pemuda yang dari tadi hanya tercengang melihat kejadian yang terjadi di depan matanya.

"Sudah kubilang, itu sangat berbahaya," bapak berhidung merah menegur sang pemuda, "siapa namamu nak?" lanjutnya.

"Ah, ah... Nama... Saya Ja...ck," jawab sang pemuda yang bernama Jack dengan terbata-bata.

"Oh, Jack yah... Ehh Jack?" Bapak berhidung merah kaget mendengar nama Jack.

"Iya saya Jack, saya ke sini untuk mengurus BedLand Farm yang diwariskan kakek untukku," jawab Jack.

"A, anu saya Thomas. Wali Kota kota Mineral ini," kata Wali Kota Thomas dengan gugup.

"Senang berkenalan dengan anda Pak, maaf atas kekasaran saya tadi," Jack meminta maaf sambil menjabat tangan Pak Wali Kota. "Sebenarnya apa yang terjadi dengan rumah tadi Pak? Dan siapa orang yang terbakar tadi?" tanya Jack.

"Sebenarnya... BedLand Farm sudah dijual sebulan yang lalu," jawab Wali Kota Thomas.

"Apa? Bapak tuh OOT yah! Saya tanya kenapa rumahnya kebakar eh malah jawabnya... Apa? Kenapa dijual? Itu kan warisan dari kakek saya pak!" seru Jack.

"Itu karena ada monster yang membakarnya dan orang tadi adalah Carter, pemilik rumah tersebut," papar Wali Kota Thomas.

"Tuh kan OOT lagi! Sudah lah sebel, saya pergi aja ah ke BedLand Farm!" teriak Jack lalu langsung berlari meninggalkan Wali Kota Thomas dan orang-orang yang tergeletak pingsan.

"Ngomong-ngomong OOT tuh apaan? Orang-orang Tua yah? Ah, mending ikutan pingsan," kata Wali Kota Thomas kemudian pingsan seketika.

Jack berlari dengan kencang melewati jalan setapak Kota Mineral yang dulu pernah ia lewati namun tersesat, dan sekarang...

"Tersesat lagi! Huh, sial! Banyak banget jalan di sini. Bikin pusing ajah!" gerutu Jack disambung dengan kata-kata kasar yang tak pantas untuk dicantumkan. Hingga akhirnya dia tiba di BedLand Farm.

"Akhirnya sampai juga. Farm ini masih sama seperti yang dulu," gumamnya ketika melihat ladang luas yang menghampar ditumbuhi berbagai macam rumput liar ditambah bonus batu gede dan ranting pohon. Untuk sesaat dia mengingat kenangan indahnya dulu, "Tapi aku harus cari tahu siapa yang berani membeli Farm ini," ujarnya. Kemudian ia mendekati rumah kecil yang berada disampingnya, lalu mengetuk atau lebih pantasnya memukul-mukul pintu rumah tersebut.

"Siapa sih? Berisik!" terderang suara dari dalam rumah dan muncullah seorang perempuan berambut pirang yang panjang dengan wajah yang terlihat jengkel. "Heh, siapa sih kamu? Ribut ajah!"

Jack sempat tidak percaya melihat perempuan yang baru saja keluar dari rumah kakeknya itu, "Aku Jack, pewaris Farm ini! Kamu siapa?" tanya Jack marah.

"Hah? Aku Claire, pemilik Farm ini!"

Bersambung.

Ah, selesai juga chapter 1 ini. Maaf kalau ceritanya GaJe, nanti saya lanjutkan ke chapter berikutnya.