"Seto, aku menyukaimu. K-kau mau tidak jadi kekasihku?"

"….."

"Seto?"

"Akan kupikirkan dulu, Kano."

"Berapa lama?"

"Besok. Temui aku di tempat ini."

"Baiklah."

A Kagerou Days Fanfiction

Kagerou Days © JIN

No One, Okay? © Arufabetto RoyaChan

Warning: AU, Yandere!Kano, chara dead, bahasa berantakan, typo, dan kesalahan lain yang tidak daku sebutkan.

.

Pemuda bersurai pirang gelap itu berlari menyusuri jalanan stapak kota Mekaku. Ia terlihat tergesa-gesa, memang. Saat itu, ia ingin menemui seseorang yang berharga baginya―sebenarnya. Hari ini adalah hari dimana ia akan mendengar jawaban dari orang yang sangat ia cintai. Ia sangat berharap dalam hatinya.

Sudah sejak kecil ia dan orang yang dicintainya itu bersama-sama, bahkan mereka tinggal satu atap. Pemuda itu berpikir, kalau pernyataannya tak mungkin ditolak.

Ia pun akhirnya sampai di tempat yang dijanjikan. Di atas bukit, di bawah pohon oak. Disana ternyata sudah menunggu seorang laki-laki tinggi berambut hitam sambil bersandar pada batang pohon. Pakaian hijau bertudung melekat pada tubuh tegapnya.

"Seto!"

Pemuda yang dipanggil Seto itu menoleh. Iris coklatnya terlihat santai menatap objek yang berlari ke arahnya.

"Maaf aku terlambat, Seto," kata sang pemuda pirang sambil mengatur nafasnya yang terengah-tengah.

"Tak masalah," balas laki-laki surai hitam itu.

"Jadi―"

"Kano," pemuda bernama lengkap Seto Kousuke itu memotong ucapan pemuda yang lebih pendek darinya. "Aku tidak bisa."

"Hah?"

"Aku tidak bisa menjalani hubungan denganmu melebihi teman. Kau tahu, itu tak wajar."

"A-apa―"

"Lagipula, Kano, tidakkah kau sadar kalau hubungan antara dua laki-laki itu dilarang?" lanjutnya sambil tersenyum tipis.

"K-kau serius? T-tapi―"

"Hubungan kita tak akan bisa lebih dari teman, Kano," lagi-lagi ia potong kalimat Kano. "Lebih baik kau berikan cintamu itu untuk Kido daripada aku."

'T-tidak bisa."

"Aku juga tak akan bisa menyukaimu lebih dari teman. Aku lebih memilih Mary untuk kujadikan kekasih daripada kau. Maaf, Kano."

Ugh! Sungguh sakit. Perih dirasakan oleh sang pemuda Shuuya. Memang benar, alasan Seto menolaknya sangatlah logis. Hubungan antara dua laki-laki itu tidak wajar, bahkan dilarang. Meski Kano menyadari itu, tapi tetap terasa menyakitkan.

Bagaikan luka yang ditabur garam, sakitnya berkali-kali lipat.

"Kalau begitu, aku pergi dulu, Kano."

"Seto…"

"Hm?" Seto menghentikan langkahnya dan menoleh singkat pada Kano.

Kano terlihat menundukkan kepalanya dan diam. Wajahnya menggelap. Kemudian terdengar tawa kecil dari pemuda pirang itu.

"Haha… Seto… Jika aku tak bisa bersamamu, dan aku tak bisa memilikimu…" Kano bawa kakinya mendekati Seto.

Dan detik itu pula, pemuda berpakaian serba hijau itu merasakan perih dan sakit yang teramat di bagian perutnya. Matanya berbelalak karena rasa sakit yang sangat tiba-tiba.

"...maka juga tak ada yang boleh memilikimu."

Pemuda bersurai gelap itu menundukkan kepalanya kaku, dan mennyentuh perutnya.

Apa ini? Darah?

"K-Kano... Kkh!"

"Maafkan aku, Seto. Hanya saja aku begitu mencintaimu," ucapnya sambil menyeringahi tipis dan tatapannya kosong.

Iris coklat itu tertutup. Pandangannya menggelap, dan tubuhnya tertarik grafitasi. Pemuda yang lebih kecil menahan tubuh itu. Kemudian ia duduk dengan memangku tubuh tak bernyawa itu, dan tangannya menahan belakang kepala Seto. Pisau di tangannya pun ia buang.

Sambil tersenyum, ia belai surai hitam itu perlahan. Wajahnya melembut memandangi raut tenang di bawahnya.

"Seto... Maafkan aku..."

Kano mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir lelaki di bawahnya. Tidak hangat, melainkan dingin. Tubuh kaku itu tak lagi memancarkan aura hangat. Tidak akan pernah lagi...

.

.

.

.

A/N: Gomen,, daku menistahkan mereka.. m(_ _)m

Ide ini terlintas begitu saja di benak daki saat yaaahh,,, lagi ngelamun. Hehehe

Bolehkah daku minta review? Boleh ya? Daku author baru, masih belajar. Hehehe

Arigatou...

RoyaChan's Out