Love Experiment

EXO's Fanfiction

ANNOTATION

Ide cerita sepenuhnya milik ©Curloey Smurf.

Apabila tokoh, alur, tipe cerita, dll kurang berkenan. Cukup klik icon silang di halaman. Saya tidak menuntut review, tapi apabila berkenan untuk masukan yang membangun FF ini saya akan dengan senang hati menerimanya

Hanya sebatas manusia biasa, typos, sedih dapat bash, kemampuan berhayal terbatas, fiktif keterlaluan dll. Jadi mohon pengertiannya. Thank You~

This is an EXO's fanfiction, Genderswitch, Byun Baekhyun, Park Chanyeol as main cast, other EXO member, guest star (?), etc as support cast. Pairing Chanbaek, Kaisoo, Hunhan. Genre Romance, Friendship. Length: ?. Rate: T.

I'm not a writer but I love to write.

e)(o

Sepertinya aku terkena karma karena terlalu sering bermain-main dengan perasaan seseorang. Tapi jika setelah itu aku dimaafkan maka tidak apa.

Aku akan bertahan pada pria tidak peka ini.

-Byun Baekhyun-

"Apa kau bahkan tahu apa itu cinta?" Gadis bersurai cokelat madu tertawa mengejek pada gadis bersurai blonde.

Si blonde mendengus. "Tentu saja, bukankah aku memiliki seorang kekasih karena cinta huh?"

"Kekasihmu ada tiga Nona Byun yang terhormat!"

"Tapi aku mencintai mereka semua, bukankah itu sama saja Lu."

Si surai madu, Luhan melempar tubuhnya ke bed tempat dimana si blonde, Baekhyun berbaring. "Oh dear, kau benar-benar telah tersesat jauh dan tidak bisa kembali." Memperhatikan kuku-kukunya yang baru selesai di cat sesaat sebelum memfokuskan atensinya kepada teman karibnya itu.

"Kau menjadi kekasih Kim Jongin karena ia seksi dan populer di antara mahasiswa kampus. Bukan karena cinta." Baekhyun mendelik tak setuju.

"Aku jatuh cinta padanya tahu, uh, senyumnya benar-benar."

"Omong kosong! Lalu, kau menjadi kekasih Kris Wu karena kau bilang ia tipemu sekali, tinggi, tampan, blasteran dan apalagi huh?"

"Tapi Kris memang seperti itu!"

Luhan memutar bola mata malas. Temannya ini sungguh keras kepala sekali. "Lalu terakhir, sebulan yang lalu kau juga mengencani Kim Jonghyun karena kau bilang suaranya bagus."

"Itu juga benar Lu, kau kan tahu sendiri dia adalah penyanyi andalan kampus kita."

"Tapi Byun, apa kau pernah mengalami seperti yang ku rasakan saat bertemu dengan Sehun?"

Baekhyun mendengus. "Cukup, kau memang sengaja ingin pamer tunanganmu itu padaku kan? Aku tahu, jantungmu berdebar kencang, pipi bersemu, perutmu digelitiki kupu-kupu, tersenyum seperti orang gila sepanjang hari. Sungguh, aku sudah hafal narasi itu Lu!"

"Lalu Byun, apa kau merasakannya maksudku ketika bertemu kekasih-kekasihmu itu?"

"Tentu saja, siapa yang tidak berdebar melihat senyum seksi Jongin? Ah, kau juga harus mendengar rayuan Kris! Lalu, Jonghyun menyanyikan lagu untukku." Luhan meletakkan jari telunjuknya ke dahi Baekhyun lalu mendorongnya pelan.

"Katakanlah kau benar? Lalu menurutmu siapa yang paling kau cintai di antara mereka bertiga?"

"Tentu saja aku tidak bisa memilih!" Baekhyun mencembikkan bibirnya.

"Aigoo, lalu jika mereka bertiga akhirnya memutuskanmu apa yang akan kau lakukan huh?"

"Bukankah itu artinya mereka sudah tidak mencintaiku lagi dan aku juga harus melupakan cintaku pada mereka. Geundae, aku yang akan memutuskan mereka bukan mereka yang memutuskanku."

Luhan menepuk dahinya keras. "Berbuatlah sesukamu sebelum kau merasakan karma Baek."

e)(o

Musim Semi.

Siapa yang tak suka dengan musim semi dimana suhu udara ringan menyegarkan, bunga-bunga bermekaran, dan katanya menjadi musim paling romantis. Sepertinya pengecualian untuk gadis yang kini sibuk mengubur diri di dalam tumpukan bantal dan selimut.

"Ada apa dengan wajahmu Byun? Ini musim semi, apa kau tidak pergi berkencan? Ngomong-ngomong aku akan pulang terlambat hari ini karena Sehun mengajakku pergi berkencan."

"Jangan membahas soal pria manapun!" Pekik Baekhyun.

Luhan mengernyit bingung, ditariknya selimut yang melingkupi tubuh mungil teman dekatnya itu. Ia tertawa kikuk, antara prihatin dan merasa lucu pada penampakan wajah temannya. Mata sembab, kantung mata tebal, wajah kusut, rambut singa, sangat tidak Baekhyun sekali.

"Oh dear, apa yang terjadi pada nona Byun yang terhormat ini?"

"Berhenti mengejekku Lu!" Baekhyun kembali menarik selimutnya.

"Apa akhirnya kau memutuskan semua kekasihmu itu atau kau diputuskan?" Luhan tidak bisa menahan tawanya. "Jadi kau benar-benar diputuskan oleh kekasih yang katanya kau cintai itu? Wae? Apa alasan mereka? Apa mereka bilang kau sudah tidak menarik lagi? Atau mereka sudah bosan?"

"Kau ini temanku bukan sih?" suara Baekhyun teredam oleh selimut.

"Nona Byun, aku harus pergi sekarang. Tolong selamatkan dirimu sendiri kali ini. Ini salahmu tak mau mendengarkan Luhan yang bijaksana ini. Bye! Selamat menikmati patah hatimu."

"Ya!"

Bukk

Bantal itu justru melayang ke wajah orang lain.

"Ya! Byun Baekhyun! Sialan! Kenapa kau melempar bantal ke wajahku huh!" Baekhyun menelan ludah gugup. Keluar dari selimutnya perlahan, lalu segera berlari menuju kamar mandi yang ada di kamarnya.

Brak

"Keluar kau! Ya!"

"Soo jebal, aku tak sengaja! Itu salah Luhan!"

"Aku tidak mau mendengar alasan apapun. Keluar sekarang!"

"Soo, aku benar-benar minta maaf. Jebal Soo!"

e)(o

"Jadi Kris memutuskanmu karena ia akan kembali ke Kanada, lalu Jonghyun memutuskanmu karena akan segera debut. Dan terakhir Jongin bilang ia bosan padamu?" Luhan mengkonfirmasi. Baekhyun mencembikkan bibirnya.

"Bisakah kau tidak membuatnya jelas? Sial! Aku masih sakit hati pada Jongin! Bisa-bisanya pria hitam sepertinya memutuskanku dengan alasan begitu."

"Kurasa kau yang mengatakan kulitnya seksi kemarin." Kyungsoo yang baru selesai dengan kegiatan mencuci alat makan usai makan malam ikut bergabung di meja.

"Itu hanya masa lalu Soo, ia sama sekali tidak seksi. Sepertinya aku kemarin mengalami masalah di mataku. Oh, aku harus ke dokter." Kyungsoo terkikik geli.

"Oh, ngomong-ngomong kau belum bercerita bagaimana pertemuan keluargamu kemarin Soo."

Kyungsoo menghela nafas lelah. "Katakan padaku, apa kurangnya Joonmyeon oppa? Orang tuaku tak setuju dengan pilihanku. Mereka bilang sudah menyiapkan jodoh yang pantas untukku."

"Lalu kau sendiri bagaimana?"

"Aku tidak ingin bertemu dengan pria itu."

Baekhyun tiba-tiba menyeringai. "Bagaimana kalau aku membantumu menggagalkan perjodohan itu dan kau membantuku dalam hal lain sebagai balasannya?"

"Dan bantuan seperti apa yang kau harapkan nona Byun? Aku tidak mau bernegosiasi tanpa keterangan yang jelas dari kedua belah pihak."

"Bantu aku membuat Jongin merasakan yang namanya sakit hati."

"Huh? Apa maksudmu?"

"Mari kita buat eksperimen, apa definisi cinta itu! Kau harus membuatnya jatuh cinta padamu lalu patahkan hatinya sampai menjadi kepingan salju!" Baekhyun tertawa setengah menyeringai. Kyungsoo mengernyit, sedangkan Luhan sedang terkikik di ujung sova. Ia sibuk berbalas pesan dengan kekasihnya.

"Apa kau pikir itu hal baik? Baek, aku tahu kau sakit hati tapi kurasa itu bukan pilihan yang tepat."

"Aku tidak peduli. Si hitam itu harus tahu apa artinya sakit hati! Dan Luhan, wanita diujung sova itu harus tahu apa definisi cinta sebenarnya, cih, dasar pembual."

"Aku mendengarnya Baek!"

"Ups. Amteun, Kau harus membantuku Soo. Dan akan ku pastikan Joonmyeon oppa diterima oleh keluargamu."

"Ku rasa aku akan menyesali keputusanku." Gumam Kyungsoo. "Arraseo, mari buat surat perjanjian bermaterai."

Baekhyun mencibir. "Kyungsoo dengan segala aturannya."

"Aku mendengarmu Baek!"

"Aku tidak bicara apapun!" Elak Baekhyun. Kyungsoo memutar bola mata malas, meraih secarik kertas dan menuliskan beberapa hal di sana.

e)(o

"Yeol, bisa kau tolong gantikan aku?"

"Huh?"

"Ini jatah shiftmu dan aku harus segera kembali. Kekasihku menungguku."

"Lalu apa yang perlu ku bantu."

"Nona ini terus merengek. Astaga, bahkan ia sudah mabuk berat." Yang dipanggil Yeol tertawa.

"Dia tipemu sekali, kenapa kau tak bawa pulang huh?"

"Aku juga ingin begitu tapi jika kekasihku tahu aku bisa dibunuh."

"Arraseo, aku akan menyuruh wanita ini pulang."

"Ya! Siapa yang akan kau suruh pulang!" Sentak wanita yang dimaksud, ia berdiri. Menatap nyalang ke arah pria yang baru datang.

"Aku serahkan padamu Yeol! Na kanda!"

"Yaish! Song Minho!"

"Kau! Berani-beraninya berteriak padaku huh! Aku bisa membeli tempat ini dan memecatmu!" Chanyeol mengusap telinganya yang pengang karena pekikkan si gadis bertubuh jauh mungil dibandingkan dengannya, di hadapannya.

"Ya! Dimana wajahmu huh? Apa kau tidak punya wajah?" Si mungil memukul dada Chanyeol.

Chanyeol menghela nafas lelah. "Nona, pulanglah. Anda sudah mabuk berat. Saya akan memanggil taksi, ah, apa kau membawa mobil? Mau saya panggilkan sopir pengganti?" tanyanya perlahan.

"Sialan! Dari mana kau bicara huh? Kau bahkan tidak punya wajah!"

Chanyeol menggeram sebal. Ia seharusnya sudah memulai pekerjaannya sebagai bartender sekarang. Sedikit menekuk lututnya, "Saya di sini."

"Ommo! Kau tampan sekali!" Si mungil kini sibuk menakan-nekan pipi Chanyeol, menarik hidung mancungnya.

"Nona, mari saya antar ke depan."

"Shireo." Rengek si gadis, ia melemparkan tubuhnya ke arah Chanyeol membuat keduanya jatuh ke lantai.

"Uh, nona, silakan menyingkir. Orang-orang melihat ke arah kita."

Tidak ada tanggapan. Gadis itu tertidur. Chanyeol menghela nafas jengkel. Ia bisa saja meninggalkan gadis itu. Tapi hati nuraninya menolak, terlebih ia tak memungkiri di balik tubuh mungil wanita dihadapannya ini ia nampak mempesona. Di raihnya tubuh itu lalu dengan gerakan cepat Chanyeol membawa gadis itu ke ruang istirahat staff. Ada sebuah sova panjang di sana. Ia mengambil jaketnya yang ada di loker, memakaikannya ke tubuh si mungil. Setidaknya jaket itu bisa sedikit menutupi tubuh si mungil dan pakaian minimnya.

"Kau bisa beristirahat di sini selagi aku bekerja. Aku akan mengurusmu nanti." Ucapnya.

To Be Continue..

e)(o

[Interaction Corner]

Ini semacam prolog?

Pesan saya jangan berkekspektasi banyak dengan FF saya. Baik ini maupun FF lain di masa depan. Saya hanya takut mengecewakan readers.

Enjoy!

Sincerely,

Curloey Smurf