.
Disclaimer Naruto Belongs To Masashi Kishimoto
And Harry Potter Belongs To J.K Rowling
Story By Putri Ayundita
Rate T
Summary: Setelah mendamaikan dunia ninja dengan mengalahkan Madara , dia mendapatkan tugas mendamaikan dunia sihir dengan mengalahkan Valdemort , akankah dia bisa selesaikan tugas itu?
Catatan Penulis : Cerita dibikin dalam rangka tugas bahasa indonesia . Jadi maaf penulis banyak kekurangan yang ada didalam penulisan ( penulis masih 12 tahun kelas 1 SMP). Penulis sadar bahwa kemampuan dalam menulis masih kurang dan perlu banyak membaca lagi untuk menambah wawasan. Penulis minta tolong apabila ada kesalahan atau ada yang mau mengedit supaya tulisan ini lebih bagus? hehehe. Sekalian apabila ada Kritikan juga gpp. Sekian terima kasih .
Naruto Pov
" Kau kira kau akan menang Bocah, Jika kau mau membunuhku setidaknya kau harus ikut mati bersamaku "
" Ultime Oodama Rasengan..."
" Naruto... Kau menang"
Aku mulai membuka mataku. Nampak cahaya mentari yang terik membangunkanku dari tidurku. Mataku terbuka perlahan masih menyesuaikan dengan keadaan terang yang berada disekitarku. Aku terbaring menatap langit , mendengarkan keheningan sekitar. Tak ada siapa – siapa hanya dirinya sendiri disana. Aku berbaring di tanah berumput tipis agak terasa keras dikulitnya. Kemudian aku mulai merasakan badannya , badannya terasa sangat ringan . Aku masih mengunakan pakaian terakhir yang digunakan saat melawan Madara dan anehnya baju yang digunakannya terlihat bagus tanpa adanya kerusakan seperti yang ku alami saat pertaruangan melawan Madara.
Akupun mulai bangun dari posisi tidurnya. Aku menatap bekas tempatku terbangun tadi. Nampak tanah berumput itu sedikit basah entah oleh hujan atau salju . Tempat itu dikelilingi oleh kabut tipis seperti kabut pagi hari biasanya. Tempat duduknya tidak terlalu panas atau dingin menjadikan posisi itu nyaman dan enak untuk kududuki. Akupun mulai merasakan rerumputan disekitarnya dan membelainya pelan.
Aku mulai bangkit dan bergerak , dari awalnya merangkak kemudian berdiri. Aku akhirnya sadar anggota tubuhku lengkap dirinya masih memiliki kaki, tangan dan tubuh yang utuh tidak seperti ketika melawan Madara dimana diriku harus kehilangan sebelah tangan kiri . Muncul sebuah pikiran ' Dimanakah Aku sekarang '.
Aku berdiri agak cangung seolah pertama kali belajar untuk berdiri. Aku mengulurkan tanganku mencari pegangan terdekat yang dapatku jangkau agar aku dapat berdiri dengan tegap. Akhirnya aku berhasil berdiri dengan tegap sambil menyenderkan sebagian badannya pada bagian pohon yang agak keras dan berteksur. Mataku menatap instens pada pohon itu. Sepertinya aku tidak pernah menjumpai pohon seperti itu. Pohon itu mempunyai cabang yang banyak dengan daun yang berbentuk seperti telapak tangan manusia. Miliki buah berwarna biru cerah sebesar genggaman tangan anak kecil.
'Pohon yang aneh' kataku dalam hati.
Aku memandang berkeliling, dan semakin banyak yang dapat aku lihat dari posisiku berada sekarang. Hutan hijau yang lebat dengan ditutupi oleh salju yang tipis. Kumpulan Pohon – Pohon seperti pinus namun berwarna merah, Kemudian rerumputan hijau jernih tertutupi salju tipis yang kalau diperkirakan sebesar sabana luasnya.
Aku kemudian memandang ke atas melihat puluhan burung berwarna-warni yang terbang dengan berkelompok. Kemudian ada matahari berwarna putih tidak seperti biasanya berwarna kuning. Matahari itu bersinar cukup terang dan terik namun tak terasa panasnya disini. Kemudian langitnya biru jernih dengan tidak ada awan sedikitpun disana.
Mengikuti insting dirinya mulai berjalan perlahan ,ia mendengar ringkihan hewan. Dirinya pun mulai berjalan agak cepat ingin melihat apa yang menimbulkan ringkihan hewan itu. Didepanku agak jauh sekitar 200 M terpisah antara sungai dan hutan dirinya melihat hewan atau makhluk aneh . Wujudnya seperti Kuda, dengan tubuh agak besar, lebih besar dari kuda malahan. Warnanya putih dan ada yang berwarna abu-abu , Mahluk itu berbulu. Hmm berbulu seperti Ayam dengan ukuran agak besar entahlah. Begitu melihatku Kuda itu membentangkan sayapnya. Aku kaget melihat mahluk itu. Mahluk itu mempunyai sayap dan bisa terbang. Aku hanya menatap kagum kepada mahluk itu yang sekarang sudah terbang tinggi meninggalkanku disini sendiri didalam hutan .
Aku kembali berjalan menembus hutan. Aku mencoba mengingat dengan samar-samar siapakah dirinya?. Dan apa yang terjadi padanya ketika ia melawan Madara. Ia ingat dirinya telah meninggal ketika membunuh Madara. Kemudian dia berfikir.
'Apakah aku berada disurga sekarang?'.
Aku kembali berjalan lagi, dimana dirinya? Dimana ini ? Kalau Ini kematian , apakah dia ada disurga. Aku berjalan lagi , terus berjalan , ketempat diamana kabut lebih tipis . Aku ingin melihat dengan jelas , dimanakah dirinya berada sekarang.
Beberapa semak rendah muncul dikanan kirinya semak itu berwarna merah marun, dan pohon mulai makin berkurang .Disana kabut mulai menipis dan cahata matahari semakin terang menyinari namun tak terasa panas. Aku berjalan terus sampai ditempat yang terbuka dengan rumput yang masih tertutupi oleh salju tipis tidak terlalu tebal sehingga dia masih dapat berjalan. Dirinya berdiri dibibir sebuah tebing, Tebing yang sangat tinggi yang melebar sampai sangat jauh . Dihadapannya nampak pula pengunungan yang berjejer laksana gunung yang saling berhimpitan namun tak jelas juga dimana ujungnya karena sampai dibatas cakrawala.
Aku akhirnya duduk disebuah batu hitam besar yang berada tak jauh dari sana. Aku merasakan suasana sekitar dan mencoba memfokuskan telingaku. Akhirnya aku bisa memfungsikan indera pendengarannya lagi dengan lebih baik. Aku mendengar suara desir, Suara angin, Suara belaian daun di pohon , Suara matahari. Aku sejenak memejamkan mataku, Suara-suara lain semakin banyak terdengar. Desahan angin, Aliran air, Suara Cipratan, Suara salju yang bergesekan dengan angin dan Suara tetesan air yang jatuh dari pucuk daun di pohon.
Aku membuka mataku , Aku berada disuatu pegunungan. Dipinggir sebuah hutan . Tapi ada air, ada pohon, rumput, semak, kuda terbang , salju dan pelangi?
Aku melihat dipinggir tebing , ya tebing dipegunungan ini. Dikejauhan terdapat suara Air terjun dengan suara air yang lumayan deras dan aku bisa melihat Pelangi itu berasal dari sana . Pelangi yang tercipta dari butiran percikan air terjun.
Mengikuti Instingku, diriku berjalan sepanjang terbing yang tinggi ini. Walau agak takut dengan ketinggian tebing dan kecuramannya namun instingnya menunjukan arah menuju letak air terjun itu. Dirinya merasa ada sebuah jawaban disana . Ia terus berjalan dan terus berjalan. Menurun , melalui jalan berbatu hingga dirinya tak yakin berapa lama dirinya sudah berjalan. Disana matahari tak nampak berpindah seolah tak ada malam dan hanya ada siang disana. Aku yakin bahwa matahari sama sekali tak bergerak dari posisinya dilangit dan ia menyadari bahwa dirinya tidak memiliki bayangan .
Aku masih berjalan menyusuri tebing , Menuju suara dari deburan air yang sangat deras. Akhirnya akupun sampai di sungai itu. Sungai yang menjadi awal dari air terjun itu. Air terjun itu sangat deras dengan deburan air yang sangat keras menerpa sisi tebing. Deburan air itu menciptakan pelangi mulai dari pinggir air terjun hingga kearah bawah air terjun. Diujungnya nampak sebuah danau kecil yang menampung aliran dari air terjun yang jatuh dari tebing. Danau itu dikelilingi oleh permadani hijau yang dirinya tahu itu adalah hutan .
Diatas sungai terdapat sebuah jebatan batu, entah itu jebatan batu alami atau buatan orang, jembatan itu membelah sungai besar yang menjadi cikal bakal air terjun yang dilihatnya tadi. Aku melangkah perlahan menyusuri jembatan itu. Disana kabut sudah menghilang, nampak pemandangan yang indah berada disana. Hamparan sabana luas dengan ditumbuhi oleh ratusan bahkan ribuan bunga kecil beraneka ragam warnanya. Dan di tengah padang bunga itu dia melihat seseorang yang sedang berdiri membelakangi dirinya. Dan aku sejenak terhenti, aku tahu postur tubuh itu, Dirinya tahu pemilik rambut indigo itu. Seseorang itu berbalik dan dirinya tahu wajah siapakah itu, Wajah yang sudah ribuan kali dilihatnya. Wajah yang selama hampir 7 tahun menemaninya saat dirinya menjadi ninja dahulu. Seseorang itu adalah Hinata Hyuga. Seseorang yang pernah meninggalkan dirinya dan menyelamatkan dirinya dari serangan Madara yang menyebabkan Hinata meninggal. Seseorang yang begitu berkorban dami dirinya.
Aku berdiri menatapnya sendu, Dan kami saling menatap dalam diam.
Dan akhirnya aku tak kuasa untuk berlari menyosongnya.
Orang itu berlari kearahku , Wajahnya bercahaya dan tersenyum seolah ribuan pelangi mengelilingi wajahnya. Rambutnya yang indigo panjang seolah melambai-lambai ketika dia berlari ke arahku. Dan kali ini akupun bergerak lebih cepat , Berlari. Kami bertabrakan, dan berpelukan erat, sangat erat malah.
Kami berpelukan erat , Menangis, Tertawa , dan diakhiri dengan tersenyum bersama. Seolah hidup kami saling membutuhkan dan tergantung satu sama yang lain. Kami ingin meyakinkan satu sama yang lain bahwa kami nyata. Bahwa kami benar-benar ada disini, benar-benar ada dan benar-benar saling merangkul ditempat ini. Hinata mulai mengangkat tangannya dan mulai mengelus mukaku, mengelus rambutku seolah aku hanya sebuah angan yang menjadi kenyataan yang sekarang ada dipeluknya. Bibirnya perlahan bergerak seolah berkata ' Naruto , Benarkah ini dirimu? '
Seolah mengerti tentang kata yang diucapkan bibirnya .
" Benar Hinata, ini aku Naruto ."
Aku kembali memandang Hinata, dan senyumku mulai memudar, Digantikan oleh penyesalan yang amat dalam. Ingatan tentang seorang wanita yang dahulu pernah menyelamatkan dirinya dari serangan Madara , menerpanya kembali dengan telak. Wanita yang sangat dicintainya itu rela menjadikan tubuhnya sebagai tameng sebelum serangan Susano Madara menerpa tubuhnya. Seketika tubuh Hinata waktu itu hancur. Akupun kembali menangis mengingat kejadian waktu itu. Kejadian dimana dirinya harus kehilangan orang yang dia sayangi dengan tragis. Tapi jika Hinata berada disini, apakah dirinya sudah mati?
Mungkin ini takdir mereka berdua untuk bersama mati dan dipertemukan kembali disini .
" Maafkan aku Hinata...Aku tak bisa melindungi dirimu ." Kataku
" Tak apa Naru, Maafkan aku juga... Aku terpaksa meninggalkan dirimu waktu itu." Jawab Hinata dengan lirih.
Aku membuka mata perlahan . Dan menatap mata indigo milik Hinata didepannya. Akupun perlahan mengelus rambut lavendernya. Wajah Hinata memerah, nampak sebuah senyuman terukir diwajah manisnya. Aku mendapati diriku menghangat dihadapan Hinata. Dan aku mengatakan sebuah kata yang lama ingin aku ucapkan kepada hinata kalah dia masih menjadi ninja dahulu .
" Aku mencintaimu , Hinata ." Ujarku dengan mantap.
"Aku juga mencintaimu, Naruto ."jawab Hinata dengan lirih.
Akupun agak menjauh dari Hinata dan menatap wajah Hinata secara langsung. Wajahnya tertunduk malu untuk menutupi rona merah yang muncul. Lucu rasanya melihat rona merah itu. Dan akhirnya dirinya mendekat kewajahnya kemudian mencium Hinata .
Bersambung
Hai semua , para pembaca yang budiman terkhusus untuk Guru bahasa indonesia yang memberikan Tugas ini. Semoga ceritanya tidak membosankan atau membikin bingung. Hehehe . Tulisan ini diketik dan ditulis dalam rangka tugas bahasa indonesia. Tugas membuat cerita fiksi tentang tokoh yang kamu sukai. Dan daku jatuh pada Naruto yang masuk dunia Harry Potter. Semoga cerita ini cepat tamat hahaha sebelum tenggat waktu mei nanti . sekian sekilas dengan penulis yang masih siswa smp ini. Jika ada kesalahan atau kritikan silakan komentar. Sekian dan Selamat membaca.
Nama : Putri Ayundita
Kelas : 7B
No Absen : 34
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia.
