Su – sumimasen minna – san.

Aku anggota baru di sini. Rasanya agak canggung bergabung karena di sini banyak penulis berbakat. Sedangkan aku yang masih lima belas tahun baru belajar menulis. Ya... walaupun aku sudah hobi membuat cerita ini dan itu sedari SD. Tapi tetap aja masih kurang.

Aku bergabung kesini dengan tujuan memperdalam kosa kata dan pengalaman tentang tulis menulis (meski ini bukan cita – cita, tapi apa salahnya, kan?). Jadi...

Mohon bantuannya. Kritik atau saran akan aku terima dengan sepenuh hati. Dan kesalahanku tolong di maafkan.

.

.

BY

Nezusha No Kurosa

Disclaimer: Masashi Kishimoto (aku Cuman minjem)

Warning : aneh/ gaje/ typo/ gak nyambung/ OOC/ dsb.

Dont like dont read

.

.

MAAF, AKU MENCINTAIMU SAHABAT

CHAPTER 1

~~UNGKAPAN CINTA~~

Ditengah keramaian kantin yang menenangkan bagi sebagian orang, juga terasa mengganggu, muncul gadis manis dengan senyum lebarnya. Menghampiri seorang laki-laki di sudut kantin.

Mata para lelaki berbinar senang menyadari kehadiran gadis ceria itu. Bahkan ada beberapa orang yang menyapanya. Semua orang sangat senang dengan kehadirannya.

Tapi, tentu saja juga ada yang membencinya. Khususnya para perempuan. Banyak yang iri pada gadis manis yang mempunyai mata indah itu.

Apa yang membuat mereka iri pada gadis itu? Apa gadis itu punya banyak kelebihan?

Oh, tentu saja. Bahkan sangat banyak. Gadis manis itu merupakan anak bungsu dari keluarga kaya yang sangat dihormati. Dia cantik, manis, imut, atau kata apalah yang cocok dengan semua kesempurnaannya.

Senyumannya bisa membuat semua laki-laki disekolah ikut tersenyum. Bahkan laki-laki yang ero sampai mimisan karena senyuman itu. Matanya yang selalu berbinar-binar senang ketika melihat semua orang disekelilingnya bisa membuat orang yang menatapnya meleleh. Dia bagaikan dewi.

Dia juga pintar.

Walaupun ada dua orang yang lebih pintar darinya. Tapi ya, kepintaran mereka bertiga hanya berbanding 100 : 99 : 98. Beda tipis setipis tipisnya.

Yang mendapat nilai sempurna (100) adalah Shikamaru Nara. Pemuda pemalas yang selalu menguap ketika melakukan apa saja sembari bergumam 'mendokuse' dan kembali melanjutkan tidurnya. Dan yang lebih parahnya, dia bisa tidur dimana saja. Walaupun begitu dia merupakan teman yang baik dan bisa memecahkan masalah dalam sekejap. Baik tentang pelajaran, maupun tentang kehidupan. Serahkan saja padanya. Dia itu dapat diandalkan mengenai hal ini. Kecuali jika kau memintanya memikirkan tips untuk menghilangkan rasa kantuk. Dalam hal ini, untuk pertama kalinya dalam kehidupan seorang shikamaru, dia sangat payah.

Dan diurutan kedua (99). Dia adalah pemuda yang sebentar lagi akan ditemui oleh gadis itu. pria yang lebih memilih menyendiri dipojokan ruangan tanpa menghiraukan godaan para gadis centil yang cantik-cantik dengan tubuh aduh hai. Dia tak mempedulikannya sama sekali. Pria ini tampan. Sangat tampan malah. Berasal dari keluarga terhormat, memiliki wajah rupawan bak dewa apollo, digandrungi banyak cewek, dan banyak lagi.

Tapi entah kenapa dia selalu tak bisa mensyukuri kenikmatan yang diberikan kami-sama kepadanya.

Dia memiliki alasan.

Tapi dia lebih memilih untuk mengubur alasan itu.

Oke, dan ketiga(98), gadis manis itu sendiri. gadis yang memiliki banyak teman sekaligus banyak musuh. Dan tentu saja yang membencinya adalah para cewek oh tidak, semua cewek di sekolahnya sangat membencinya. Alasannya mudah saja.

Iri.

Semua gadis membencinya lantaran iri. Kecuali satu orang. Dan gadis itu sangat bersyukur ada satu perempuan yang mau berteman dengannya. Dia sangat bersyukur.

"Sasuke-kuuun~" Gadis manis itu menerjang lalu memeluk seorang yang dipanggilnya Sasuke. Dan disambut dengan delikan kesal oleh orang yang dipanggilnya sasuke tadi. Dan dialah yang author bilang yang kedua (99).

Gadis itu terkekeh geli saat sasuke memberontak.

"Sakura, lepaskan aku. Nanti ada yang salah paham gimana?" Kesal pemuda yang bernama Sasuke itu.

"hai` hai`... pemarah seperti biasanya." Sindirnya dengan nada malas yang dibuat-buat. Menempatkan diri di samping pemuda itu.

"Uuhh..." Sasuke menatap sakura dengan kening berkerut kesal dan tatapan protes ketika Sakura mengambil yakiniku miliknya.

Sedangkan sang gadis yang berambut unik kalau tidak mau disebut aneh bewarna merah muda cerah yang tadi memeluk Sasuke hanya tersenyum seraya tertawa kikuk. Dia melambaikan tangan kaku. "Hehehe... Gomen, jangan dianggap serius dong... Itu doang dipikirin... Dan juga kau terlihat tidak semangat hari ini." Lanjutnya. "Ada masalah Sasuke-kun? Kau tahu, kau punya sahabat di sini yang bisa kau jadikan tempat curhat yang terpercaya tanpa seorang pun yang mengetahuinya. Apa aku benar?"

Sakura melirik Sasuke dengan sorot meminta penjelasan ditambah dengan tatapan menuntut.

Sasuke melirik gadis yang duduk di sampingnya itu kemudian menghembuskan napas berat. "Sakura..." Akhirnya pemuda emo itu berbicara. "Kau tahu bagaimana rasanya jatuh cinta? Apa kau pernah merasakannya?"

Sakura yang sedang meminum jus stroberinya setelah mencuri satu potong yakiniku Sasuke menghentikan aktifitasnya sesaat. Lalu meminum habis minuman itu dengan cepat hinga tak tersisa sedikit pun. Kemudian dia menatap Sasuke.

"Kau menyukai seseorang?" Tanya sakura tak percaya dengan mata terbelalak kaget. Yang ditanya mengangguk pelan. "Oh Kami-sama, apa aku sedang bermimpi? Bagaimana mungkin pangeran es di sampingku ini bisa meleleh akibat jatuh cinta pada seorang gadis." Ucapnya dramatis.

"He-Henti "

"Apakah dunia akan segera berakhir?" Sakura memotong perkataan Sasuke.

"Saku "

"Oh, atau lebih parahnya kau adalah toori no akuma?" Sakura menodongkan telunjuknya kewajah Sasuke.

"Hei!"

"Kau kemanakan Sasuke si pangeran dingin yang lebih dingin dari kutup utara atau pun kutup selatan, wahai akuma-sama?" Kembali, gadis merah muda itu berbicara dramatis dengan raut wajah shock.

Puk!

Sasuke menepuk kedua pundak Sakura dengan kedua tangannya. Sementara gadis itu hanya menatap onyx si pemuda yang balas menatap emeraldnya. Dia terdiam seketika.

"A-ku-se-ri-us." Ucap Sasuke dengan menekankan setiap suku kata dalam kalimatnya. Menandakan dia benar-benar serius.

Sakura mengerjap. Sesaat dia tenggelam dengan ketenangan onyx di depannya sebelum akhirnya dia disadarkan oleh kata Sasuke.

"O-oh. Oke. Baiklah, jadi..." Sakura memasang wajah seriusnya. Meletakkan dagunya ditangannya yang menumpukan siku-sikunya di meja. "...Siapa gadis yang sedang sial itu." ucap Sakura dalam. Entah kenapa pertanyaan ini adalah pertanyaan yang paling ingin dihindarinya dan sekaligus yang paling membuatnya penasaran. Rasa ingin tahu, takut dan gelisah bercampur jadi satu.

Deg deg deg.

Sasuke menatap wajah Sakura dengan ragu. Bahkan dia sempat menggigit bibir bawahnya sesaat. Penampakan yang luar biasa.

Deg deg deg.

"Yang kusukai itu..."

Deg deg deg. Jangan terlalu berharap Sakura. Sasuke tak akan menyukaimu. Batin Sakura.

"...Adalah..."

Deg deg deg. Kau hanya sahabatnya. Tapi, bolehkah aku berharap?

"...Hinata."

Deg! Tertohok besar. Sakura yang sempat berharap harus menganga lebar. Bagai tersambar petir disiang bolong, hatinya sekarang hangus terbakar dan lenyap bagaikan debu yang terhapus angin. Harapan itu pupus sudah bagai pasir dihapus ombak.

"K-kau... Menyukai... Hinata? Hyuuga Hinata? Kan kita mengenalnya baru enam bulan. Kau sungguh menyukainya?" tanya Sakura ragu dengan senyum aneh menghiasi wajahnya. Menahan air matanya yang entah kenapa ingin keluar begitu saja. Padahal diakan terkenal ceria.

Sasuke mengangguk. Sekarang keraguan yang sempat terpancar diwajahnya menghilang. Lenyap sudah sebagaimana nada suaranya yang mengandung keyakinan. "Ya, Hyuuga Hinata." Ucapnya mempertegas.

Glek. Sakura meneguk liurnya dengan susah payah. Menggigit bibir bawahnya. Dia menunduk sesaat. Lalu mendongkak. Melihat onyx itu lagi untuk memastikan kalau pemuda di depannya tidak sedang bercanda.

Terlihat benar kepastian di sorot manik kelam pemuda di depannya itu. Dan itu membuat hatinya kembali meringis nyeri walaupun dirinya memaksakan senyum.

"O-ohh... Selamat ya... Hatimu akhirnya mencair." Ucapnya dengan nada yang dipaksakan ceria. "Dia pasti juga menyukaimu." Lanjutnya.

"Kau kira begitu?"

Sakura mengangguk. "A-aku pergi dulu ya... Aku baru ingat kalau aku punya urusan dengan seseorang." Setelah berkata begitu sang Haruno berlari menjauhi sang Uchiha yang hanya terbengong dengan sifat anehnya. Dan pemuda itu hanya mengangkat bahu tanda tak peduli.

Sementara Sakura yang dirasanya air matanya akan turun memilih mengurung diri di atap sekolahnya. Dia memegang jeruji besi itu dan meremasnya keras. Meninggalkan bekas-bekas merah ditelapak tangannya yang putih.

Dia menyeringai nyeri. Air matanya tak bisa dihentikannya walau sudah dihapusnya berkali-kali. Dia terisak. "Kusso!" Umpatnya tertahan. Sesegukan masih terdengar di sela-sela tangisnya. "Kusso!" Tubuhnya merosot dan menumpu dilututnya. Masih dengan wajah ditekuk dia kembali angkat bicara dengan nada desisan. "Aku... Menyedihkan." Desisnya menahan nyeri diulu hati. "Kenapa aku mengharapkannya?" Hiks. "Sakura bodoh."

"Kenapa kau menangis?"

Sakura mendongkak mendengar suara seseorang dibelakangnya. Dia tidak berbalik. Walau dia sedang sakit hati, tapi untung saja otaknya tidak ikut sakit. Jika tidak, dia pasti telah mempermalukan dirinya yang notabanenya dikenal dengan sosok gadis aneh hiperaktif dengan memperlihatkan air matanya pada orang lain. Bahkan dia tak pernah memperlihatkan air matanya pada Sasuke. Selaku orang yang disukainya.

Dia segera menghapus air matanya dengan kasar. "Aku tak menangis." Kilahnya walaupun suaranya bergetar.

"Kau menangis."

"..." Sakura diam saja. Sudah dipastikan kalau orang dibelakangnya itu melihat dan mendengar apa yang dilakukan dan diucapkannya tadi. Makanya dia memilih untuk diam saja.

"Haruno Sakura. Kau menangis." Lagi, orang itu besuara.

"Apa pedulimu." Saat ini nada bicara seorang Haruno Sakura berubah. Tidak seperti Haruno Sakura yang seharusnya. Dia berbeda.

"Aku peduli padamu karena..." Orang dibelakangnya itu memberi jeda sesaat. Seakan mengisyaratkan bahwa yang diucapkannya hanya sekali dan harus didengarkan dengan baik-baik.

Dan perkataannya yang selanjutnya membuat Sakura harus menahan napasnya.

"...Aku menyukaimu."

.

.

CATATAN AUTHOR

Sorry kalau gaje. Maklum, aku baru belajar. Tak banyak komentar yang akan ku berikan kali ini.

Hanya saja, aku butuh dukungan semuanya dengan kritikan ataupun saran yang diberikan.

Akhir kata, terimakasih banyak.