Matahari semakin condong ke barat. Langit birupun mulai bercampur jingga, yang menandakan malam akan segara tiba. Sebuah sekolah yang berplang Konoha High School (KHS), masih menampakan keramaian. Walaupun tak seramai jam-jam pelajaran tentunya. Kini hanya para siswa dan siswi yang mengikuti club atau ekstrakulikuler yang memeriahkan tempat menuntut ilmu di salah satu kota terbesar di Jepang ini. Konoha. Dan karena sang surya sudah enggan berada di puncak, para siswa-siswi itupun bergegas menuju tempat tinggal masing-masing.

Terlihat seorang laki-laki bermata onyx yang terduduk di pinggiran lapangan basket sedang asik meneguk jus tomat kalengan yang baru saja ia dapatkan dari mesin otomatis. Rambut ravennya yang spike ke belakang-yang mirip pantat ayam- terlihat berkilau karena peluh. Keringat yang bercucuran di dahi dan lehernya akan membuat kaum hawa yang melihatnya nosebleed. Untung saja para kaum hawa yang seperti itu sudah pulang sejak tadi, kalau tidak Uchiha ini pasti sudah terganggu dengan tatapan lapar dari Fangirls nya itu.

Ya, Uchiha Sasuke. Seorang pemuda berumur 18 tahun yang merupakan heartthrob KHS. Mengapa tidak. Parasnya yang tampan di atas rata-rata, otak cemerlang yang membuat peringkatnya terus menjulang dan tak lupa terlahir dari keluarga mapan (baca: Millionaire). Hal-hal tersebutlah yang membuatnya begitu ingin dimiliki oleh setiap wanita.

Di tahun terakhirnya di KHS, belum ada satu siswi KHS pun yang mampu memikat Uchiha bungsu ini. Karena hatinya sudah dibawa seorang gadis yang berada jauh di negri pasir sana. Suna. Seorang gadis bermata bulan dan berambut indigo.

Setelah meneguk habis jus favoritnya, sang Uchiha mengeluarkan Handphone android yang ada di saku celananya itu. Ia memandang sejenak wallpaper handphone nya itu, Sasuke Uchiha yang terlihat lebih muda daripada sekarang, merangkul seorang gadis yang terlihat seumuran dengannya. Gadis berambut indigo pendek itu tersenyum lembut ke kamera. Sedangkan sang Uchiha hanya memalingkan wajahnya yang memerah. Setelah mendapatkan nomor seseorang yang tepat, ia mengklik gambar amplop kuning dan mulai mengetik.

'Bagaimana hari pertama kelas XII mu di sana? Pasti menyenangkan kan? Jangan lupa pakai syal di lehermu. Karena udara di Suna lebih dingin dibanding Konoha. Sudah tiga tahun kau disana. Dan kau tahu, semakin hari bukannya aku lupa tapi aku jadi semakin merindukanmu. Apa kau juga merindukanku?

Hinata..'

Hasil ketikan jemarinya itu ia baca sampai berulang kali. Tak ada yang salah dengan pesan itu, jadi tak apakan jika dikirim? Tapi, bukannya menekan tombol berwarna hijau untuk mengirim, Sasuke malah menekan tombol merah. Dan dengan otomatis pesan tersebut tersimpan dalam pesan drafts nya.

Sigh. "Sejak kapan aku mengetik pesan yang tak pernah kukirim.."

"Teme! Ayo kita main satu babak lagi!"panggil seorang pemuda berambut kuning.

Mendengar panggilan temannya itu, Sasuke langsung memasukan handphone android nya kembali ke dalam saku celana dan berjalan ke tengah lapangan.

"Berikan aku bolanya dobe!". Dan dalam beberapa detik, three-point tercipta olehnya.

'Aku terus menunggu mu disini.. entah sampai kapan aku bisa bertahan. Tapi yang pasti, jika kau tak menemuiku disini, aku yang akan menjemputmu..'

..

.

HOLD YOU THIGHT

.

..

'Ini pesan ke-102 ku yang aku simpan di drafts dan tak ku kirimkan padamu. Sudah satu bulan aku menjalani kelas XII ini seperti orang yang tak punya tujuan. Seperti apa dirimu sekarang? Aku merindukanmu, Hinata. Sangat merindukanmu..'

"Sasuke-kun..!". Sasuke yang sedang berjalan di koridor kelas, berbalik untuk melihat seorang gadis berambut merah muda berlari menghampirinya.

Sakura Haruno. Gadis cantik nan pintar ini satu-satunya sahabat Sasuke yang berjenis kelamin perempuan. Awalnya, Sasuke merasa terganggu dengan sikap Sakura yang merupakan salah satu fangirls nya. Tapi setelah beberapa bulan mengenalnya saat sekelas di kelas XI, Sakura lah yang mengerti keadaan Sasuke. Saat Sasuke enggan diganggu oleh sahabat-sahabatnya yang lain, Sakura akan membawa Sasuke kesebuah tempat yang tenang. Dan mereka berdua akan sama-sama terdiam. Terdiam dalam kesunyian yang damai, sampai Sasuke merasa cukup berada dalam alam pikirannya sendiri. Hingga kini mereka bersahabat dan menjalani kelas XII satu kelas.

"Hn."

"Jangan dingin seperti itu.."Sakura bergelayut di tangan Sasuke. Sebenarnya Sasuke merasa risih. Tapi, membiarkannya adalah cara berterima kasih Sasuke pada sahabat berambut pink nya itu atas hal-hal yang sudah Sakura lakukan untuknya selama ini. Adegan mereka yang seperti itu membuat siswa lain berpikir bahwa mereka sepasang kekasih. Yang akan ditanggapi oleh Sakura dengan pipinya memerah dan Sasuke dengan ekspresi wajah datar. "Ayo kita makan siang bersama, yang lain sudah menunggu di kantin.."Sakura tersenyum manis padanya.

"Hn."

Sakura memutar bola matanya, "Tak bisakah dua konsonan itu kau hilangkan? Lama-lama aku bisa menjitakmu seperti aku menjitak Naruto.."

"Jangan samakan aku dengan si Dobe itu.."

"Makannya, bicaralah seperti orang normal,"

"Aku normal, Sakura.."

"Yah~ tak akan ada habisnya jika berdebat denganmu. Ayo kita kekantin saja.."

..

.

HOLD YOU THIGHT

.

..

'Apakah aku harus menjawab pernyataan cinta sahabatku? Dia selalu mengerti apa yang sedang aku rasakan. Yah mungkin kecuali tentang dirimu. Karena aku tak pernah menceritakan tentangmu pada siapapun. Aku tak tau harus berbuat apa. Hati dan otakku kini tak pernah berdampingan semenjak kau pergi. Apa kau disana sudah mempunyai kekasih? Lucu ya, aku selalu mengetik pesan untukmu seperti kau adalah kekasihku. Padahal kau sendiri tak pernah tau perasaanku padamu.

Sasuke. Yang selalu merindukanmu

dan mencintaimu.'

..

.

HOLD YOU THIGHT

.

..

"Teme! Apa-apaan ini? Kenapa aku baru tau kalian jadian setelah dua minggu? Kalian menyebalkan sekali. Memangnya aku bukan sahabat kalian ya? Kejamnya!"ucap (baca: teriak) Naruto.

"Naruto! Kau tak usah marah-marah seperti itu. Yang lain saja sudah tau walaupun tidak diberi tau. Kau saja yang tidak peka!"jelas Sakura.

"Argh! Jangan salahkan aku juga dong! Akukan memang tidak peka terhadap urusan romance.. memangnya Shikamaru tau? Kerjaan diakan hanya tidur!"

"Aku sudah tau Naruto. Sekarang diam aku mau tidur. Merepotkan.."ucap pemuda jabrig yang rambutnya diikat tinggi. Dan dalam beberapa detik dengkuran halusnya terdengar.

"Dengarkan? si pemalas saja kepekaannya masih tinggi.. dasar kau bodoh Naruto.."sambung Sakura.

..

.

HOLD YOU THIGHT

.

..

'Walaupun ragaku bersamanya, tetapi tidak dengan hatiku. Karena hatiku terus bersamamu. Mengikuti kemanapun kau melangkah. Tapi, bolehkah aku memberikan sedikit ruang dihati ini untuknya?'

..

.

HOLD YOU THIGHT

.

..

"Aku punya dua tiket ke Taman Ria untuk besok lusa. Kau mau ikut denganku?"

"Kau.. mengajakku kencan, Sasuke-kun?"tanya Sakura tak percaya dengan semburat merah dikedua pipinya.

"Hmm.."Sasuke tersenyum tipis padanya. Walaupun senyum itu tipis, tapi membuat mata Sakura berkaca-kaca, karena mungkin itu pertanda Sasuke mulai menerima Sakura dalam hidupnya.

"Terima Kasih Sasuke-kun.."Sakura mendekap Sasuke. Terisak. Dan ucapan terima kasih Sakura lebih pada senyum yang Sasuke berikan padanya.

Walaupun Sasuke ingin membalas dekapan tersebut, tapi tangannya menolak. Menolak untuk digerakan. Seolah-olah ada yang melarangnya. Ada yang tak mengijinkannya.

'Bolehkah?'

..

.

HOLD YOU THIGHT

.

..

"Benarkah Sasuke mengajakmu kencan? Wah.. akhirnya dia mulai menerima keberadaanmu. Atau jangan-jangan saat itu dia sedang mabuk?"

"Ino! Kau ini sahabatku bukan sih?"gerutu Sakura.

Ino tertawa. "Aku bercanda Sakura. Aku merasa senang akhirnya sahabatku mulai menemukan kebahagiaannya.."Ino tersenyum tulus.

"Terima kasih.."

"Eh, terima kasih saja tidak cukup! Kau harus mentraktirku makan siang hari ini!"

"Hm? Maaf, aku tidak bisa. Sasuke mengajakku makan siang bersamanya. Maaf ya, Ino.. Lain kali pasti akan ku traktir,"

"Huh dasar! Kalau sedang kasmaran, sahabat selalu saja ditinggalkan.."gerutu Ino. Sakura terkikik mendengarnya.

"Haruno! Yamanaka! Apa yang sedang kalian bicarakan? Fokuskan pikiran kalian pada soal-soal di papan tulis!"

"Ya sensei!"ucap Ino dan Sakura berbarengan.

..

.

HOLD YOU THIGHT

.

..

'Ternyata tak bisa, aku sudah tak bisa mengendalikan hatiku ini. Karena pemilik hati ini sudah berpindah padamu,'

..

.

HOLD YOU THIGHT

.

..

"Pu-Putus? Tapi kenapa Sasuke-kun.. bukannya kau juga merasa senang di Taman Ria tadi..?"tanya Sakura. Matanya berkaca-kaca. Penyebab keluarnya air mata Sakura kali ini, berbeda dengan yang sebelumnya.

"Aku memang merasa senang Sakura, tapi aku tidak bisa membohongi hatiku sendiri. Aku tidak bisa membalas perasaanmu. Aku tidak mau menyakitimu. Menyakiti hati sahabatku.."jelas Sasuke.

"Tapi, aku ingin lebih dari sahabat bagimu. Aku ingin terus bersamamu. Tolong berikan aku satu kesempatan lagi. Aku akan berusaha untuk membuat hatimu menerimaku.."

"Sakura.. maaf," Sasuke melangkah pergi dari kediaman Haruno. Tapi langkahnya terhenti, karena Sakura memeluknya dari belakang.

"Aku mohon berikan aku kesempatan.."

..

.

HOLD YOU THIGHT

.

..

'Kau tau.. Hidupku begitu berantakan tanpamu..'

..

.

HOLD YOU THIGHT

.

..

Bel pertanda pulang pun berbunyi. Siswa kelas XII-B yang ingin cepat pulang tak kalah ricuh dengan para demonstran yang memaksa masuk gedung DPR.

"Sakura, kau pulang bersama Sasuke hari ini?"

Sakura memandang kekasihnya yang sedang berbicara di telepon entah dengan siapa. Ya, kekasihnya. Karena Sasuke pun memberikan kesmpatan yang diminta Sakura padanya.

"Hmm.. iya Ino. Memangnya kenapa?"

"Huh, tadinya aku ingin kau menemaniku ke toko buku.."

"Oh, maaf ya Ino, tapi-"

"Sakura.."Sasuke tiba-tiba berada di depan bangkunya. "Maaf tampaknya hari ini aku tidak bisa mengantarmu pulang. Ibuku menyuruhku untuk cepat pulang.."

"Oh.. Hm. Y-ya sudah tak apa, Sasuke-kun. Aku juga mau mengantar Ino ke toko buku.."ucap Sakura dengan nada kecewa.

"Hm, baiklah kalau begitu aku duluan,"

"Ya, hati-hati Sasuke-kun.."Sakura menatap punggung Sasuke yang menjauh.

"Kau.. benar-benar mau mengantarku ke toko buku dengan wajah kecewa seperti itu?"

"Eh? Aku tidak kecewa kok Ino. Ayo ke toko buku..!"Sakura tersenyum dengan sedikit dipaksakan.

Deru suara motor berhenti saat memasuki garasi sebuah rumah mewah. Sasuke memarkirkan motor ninja nya yang berwarna hitam itu disebelah sebuah mobil Mercedes merah kepunyaan ibunya. Ya, walaupun ibunya tidak bisa menyetir, tapi dengan adanya supir, Mikoto Uchiha dapat bebas menggunakan mobil pemberian suaminya itu.

"Aku pulang.."ucap Sasuke saat memasuki ruang tamu. Ia pun segera mencari ibunya yang sedang memasak di dapur. Walaupun pembantu di rumah itu banyak, tapi keluarga Fugaku Uchiha tak mau memakan makanan selain masakan Mikoto. "Ibu, ada apa menyuruhku cepat pulang?"

"Sasuke, akhirnya kau disini.. cepat kekamarmu. Ada kejutan disana,"

Sasuke menaikan sebelah alisnya. "Kejutan? Tumben sekali. Ulang tahunku bukan hari ini.."

"Memberikanmu kejutan di hari lain kan tidak apa-apa.."ibunya tersenyum jahil. "Sudah sana cepat ke kamarmu!" MikotoUchiha mendorong anak bungsunya itu menaiki tangga.

"Huh.. Ya. Ya. Baiklah.." Sasuke pun menuju kamarnya yang berada di lantai dua. "Kenapa mesti buru-buru sih.. kan kejutannya tidak akan lari.."teriak Sasuke dari.

"Tapi yang ini kejutannya bisa lari!"Mikoto balas berteriak.

Sasuke menghentikan langkahnya. Berpikir sejenak. "Hn?" lalu kembali menuju kamarnya.

Setelah Sasuke melewati tiga pintu kamar, ia langsung berbelok mentuk mencapai pintu kamarnya. Tanpa berpikir panjang, double door berwarna dark coklat itupun ia buka. Dan berjalan lurus menuju tempat tidur King size nya.

"Kejutan apa sih?" Sasuke mendengus.

"Sasuke.. kau tambah tinggi ya sekarang.."ucap suara lembut dari belakang Sasuke. Sasuke terbelalak. Dan dengan keterkejutan yang luar biasa, Sasuke memutar badanya untuk melihat siapa yang bicara padanya.

"Apa kabar Sasu-kun..". Mata bulan itu menatap Sasuke yang terbelalak dengan penuh kelembutan. Senyumnya masih menenangkan seperti dulu. Dan rambut Indigonya yang kini tergerai panjang, masih terlihat lembut sampai sekarang.

"H-Hinata?"

*TBC*

Well, chapter 1 DONE!

lanjut?

Please review..