"Bucky, coba pakai ini."
Steve menyodorkan Bucky sebuah bando bertelinga kucing yang berwarna hitam dengan senyum termanis yang pernah dibuatnya. Bucky menatap benda itu lekat-lekat, kemudian beralih memandang Steve dengan tatapan meragukan.
"Steve, kau masih waras seratus persen kan?"
"Kau meragukan kewarasanku, Buck?"
"Tidak-- tapi, ayolah, kawan, kau serius memintaku memakai benda itu?"
"Aku tak pernah seserius ini sebelumnya."
"Tidak. Keputusanku tak bisa diganggu gugat." tolaknya tegas sambil menyilangkan tangan di dada.
"Ayolah Buck, sekali ini saja." rayu Steve yang masih belum menyerah akan pertahanan Bucky.
"Kubilang tidak, Stevie."
"Hah... padahal rencananya kau akan kubelikan plum."
Bucky masih terdiam, masih mempertahankan penolakannya walau dibujuk plum sekalipun. Ia bukan tipe pria yang gampang goyah oleh rayuan. Barulah saat raut wajah Steve terlihat kecewa dan ia beranjak untuk pergi, Bucky merasa bersalah karena tidak menuruti permintaan kecil Steve.
"Stevie!"
"Ya, Bucky?"
"Berapa plum?"
Batin Steve bersorak kegirangan. Untung saja Bucky mudah luluh padanya. Ia akan merasa bersalah ketika Bucky terlihat marah padanya, dan sebaliknya.
"Kau mau berapa?"
"Satu karung penuh. Deal?"
"Deal!" ucapnya seraya memeluk Bucky erat. Steve kembali menyodorkan bando tersebut pada Bucky dengan ekspresi gembira di wajahnya.
"For God's sake, Steve, harga diriku akan hancur setelah peristiwa ini." Bucky merutuk. Dengan hati-hati ia memakaikan benda itu di kepalanya, sementara Steve sibuk memotret pandangan langka dihadapannya dengan ponsel pinjaman T'Challa.
"Bagaimana?"
Satu detik. Dua detik. Tiga detik. Empat detik. Lima detik. Steve masih belum merespon. Bucky menepuk-nepuk pipi sahabatnya, memastikan ia masih memiliki kesadaran.
"Steve? Kau tak apa?"
"Ah, iya-- m-maaf." Steve takjub. Bucky nampak makin menggemaskan dengan keberadaan bando kucing yang tersemat di kepalanya. Suara hatinya menjerit. Cuteness overload!!
"Bucky, coba mengeong."
"Tambah satu karung plum lagi."
"Tak masalah!"
Jantung Steve berdegup kencang. Ponsel siap merekam salah satu makhluk Tuhan yang paling unyu ini.
"Meow,"
Satu patah kata yang keluar dari mulut Bucky membuat Steve instant-death. Terima kasih Tuhan, telah mengirimkan bidadari bernama James Buchanan Barnes sebagai pendamping hidupnya.
Saat tangan Bucky mulai bergerak untuk melepas bandonya, Steve menahannya lalu membisikkan sesuatu, "Kau pakai itu malam ini dan akan kuberi satu truk penuh plum."
"Deal."
THE END.
