Disclaimer:

Shingeki no Kyojin

© Hajime Isayama

.

Apa Jawabanmu?

- Jess K. -

.

.


Bel pulang sekolah telah berbunyi. Pertanda kegiatan sekolah hari ini telah selesai. Hampir semua penghuni kelas bergegas meninggalkan ruangan yang sudah mereka tempati selama setengah hari ini.

"Annie—"

Perempuan berambut hitam dengan syal merah melingkari lehernya itu menghampiri sosok pemilik nama Annie tersebut. Dia duduk di hadapannya.

"Kau tidak merasa kehilangan sesuatu?" tanyanya sembari memamerkan selembar foto yang terapit di kedua jarinya.

Kedua mata biru bening itu terlihat kaget walau tidak terlalu kelihatan. Tanpa basa-basi — tangannya berusaha merebut benda yang mampu membuatnya terkejut untuk sesaat.

Tapi percuma. Dia tidak mendapatkannya.

"Mikasa, kembalikan itu padaku," ucapnya sinis.

"Akhirnya kau bicara juga padaku," Mikasa tersenyum puas. "Akan kukembalikan setelah kau menjawab pertanyaanku yang semalam," lanjutnya.

Si pirang hanya terdiam. Mengalihkan pandangannya dari perempuan itu.

"Semalam, setelah kukatakan semuanya... Kau hanya terdiam dan lari meninggalkanku."

Mata onyx-nya masih tertuju pada sosok perempuan yang di depannya. Menunggu penjelasan.

"Kenapa?"

Tak ada jawaban.

"Apa kau... Takut padaku?"

Masih tak ada respon.

"Wajar kalau kau takut sih..." Mikasa menghela nafas panjang. "Tiba-tiba ada perempuan yang mengatakan hal yang aneh padamu," tambahnya.

"Kalau memang begitu, tolong lupakan saja apa yang kukatakan sema—"

"—Aku tidak takut."

"Eh?"

"Semalam itu... Aku—" Annie menunduk sedikit, "...Aku hanya terlalu malu untuk berhadapan denganmu," ungkapnya.

Dia menggenggam — menarik syal merah yang dikenakan oleh Mikasa, "dan kau... Dengarkan aku."

Mata birunya menatap tajam pada kedua mata onyx di hadapannya.

"—Aku, tidak takut dengan siapapun atau apapun bahkan padamu sekalipun," ucap perempuan pirang itu. "Karena aku juga punya perasaan yang sama denganmu. Dan ya! Aku juga suka padamu! Apa kau puas mendengarnya?!" Teriaknya pada perempuan pemilik mata onyx yang di hadapannya daritadi.

Mikasa terdiam beberapa saat.

"Haa— Ahahaha— Pfft!" Perempuan bermarga Ackerman itu menutup mulutnya sendiri. Menahan kelucuan.

Annie menggeram. Berusaha menahan semburat merah yang sudah daritadi menghiasi wajahnya.

"K-Kenapa kau malah tertawa?!"

"Kau bilang kalau kau malu tapi kau mengatakannya dengan suara keras di sini," Mikasa masih berusaha menahan tawa.

"Sialan— Kau sudah dengar jawabanku, sekarang kembalikan foto itu!" jawab Annie malu.

"Aku tak mau. Foto selfie-mu dengan donat ini akan kujadikan koleksi pribadiku," tolak Mikasa dengan langsung.

"MIKASA—!"

.

"Ya ampun, suara berisik mereka sampai ke kelas sebelah," ujar perempuan brunette yang melewati pintu kelas itu.

"Bukannya kalau begitu bagus ya, Ymir? Mereka kelihatan akrab sekali," balas perempuan mungil yang di sampingnya.

"Akrab dengan gaya preman begitu ya, His—" Ymir hanya sweatdrop.

Sepertinya besok akan terjadi sesuatu yang berbeda di kelas ini.

.

.

- Selesai -


Author's Note:

Tralalala— Judulnya absurd. Ficlet macam apa ini. Lol. Ini pernah kugambar dengan alay beberapa tahun yang lalu, mampirlah di tumblr hamba kalau kuker— dan terima kasih banyak karena sudah mampir.