Disclaimer:Naruto (c) Masashi Kishimoto.
oOo
Krauk dan hening. Mata biru berkedip cepat, sedikit tak percaya dengan apa yang ada di hadapannya sekarang.
"Senpai, minta biskuitnya dong~"
Tobi. Masih dengan topengnya. Masih dengan jubah Akatsukinya. Masih dengan tingkah kekanakannya. Masih memanggilnya 'senpai'. Jongkok di depannya, pasang pose sok imut dengan kedua telapak tangan ditangkupkan di samping topeng (mungkin maksudnya di kedua pipi?).
Dua hitungan penuh keheningan.
Deidara buang muka, memakan sisa dari biskuit bundar kecil yang tadi ia gigit setengah dengan barbar. Telan dulu—"Ogah, un. Beli sendiri sana!"
"Uang Tobi habis buat bayar kas!"
Deidara menahan hasrat untuk tidak facepalm. Kakuzu dan pembunuhan dompet berkedok penarikan kas. Kenapa Deidara bisa lupa? Padahal ia baru melunasi kasnya pagi tadi sebelum mampir kemari dan membeli cemilan. Astaga. Kebanyakan marah ternyata bisa membuat penuaan dini beneran.
Tangan yang menggenggam bungkusan berisi biskuit diulurkan. Tangan lain menggenggam sekeping biskuit untuk dimakan sendiri. "Ambil sendiri, un." Deidara masih punya perasaan. Ia tahu betapa kejamnya Kakuzu kalau sudah menyangkut urusan kas. Simpati untuk Tobi yang jadi korban keganasan Kakuzu bulan ini.
Anehnya, Tobi tidak langsung mengambil biskuit itu.
"Suapin~?"
Twitch. "Tobi, aku sedang berbaik hati. Jangan membuatku ingin meledakkanmu lagi, un."
"Tapi lagi pingin disuapin!"
Berapa umur makhluk ini? "Makan sendiri, un."
"Suapin."
"Ogah."
"Suapin!"
"Ogah, un!"
"Suapin, Senpai!"
"Kalau enggak kamu makan sendiri, enggak kukasih sama sekali, un!"
Tobi menunduk lemas. Deidara menyeringai, berhasil memenangkan adu debat ini.
Dari kejauhan, seseorang tertawa nista.
.
"Sukses?"
Yang ada hanya gigitan barbar pada kepingan biskuit tak berdosa. Topeng ala lollipop dinaikkan sedikit, menambilkan bibir yang membentuk garis lurus dan mulut yang mengunyah kasar si biskuit malang pemberian si pirang.
Dari tingkah Tobi barusan, Itachi bisa menyimpulkan satu hal:
"Ah. Kau gagal membuat Deidara menyuapimu, ya."
Gigitan barbar lagi. Kali ini dua keping biskuit sekaligus.
Mengheningkan cipta untuk kepergian sekeluarga biskuit di tangan Tobi yang kesal, mulai.
(di belakang mereka, Kakuzu sibuk menarik uang hasil taruhan pada pihak yang kalah, tak peduli apakah orang itu Pein yang sedang memutuskan cara terberat menghukum seorang bawahannya yang kini tengah merajuk atau Zetsu yang mulai memikirkan cara terenak memasak daging zombie berjantung lima. Yuck.)
.
.
[end]
