¤SAKURA CHERRY BLOSSOMS¤

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Main Pair: Uchiha Sasuke & Haruno Sakura

Genre: Romance, Supernatural, & Horror (mungkin?)

Warning!: OOC, typos, AU, dan masih banyak kekurangan dalam fic ini. Fic ini murni dari otak fyn. Apabila ada kesamaan cerita, itu hanya kebetulan semata.

CHAPTER 1: Misi

¤fynlicht hime¤

Matahari belum terbit. Sebagian orang mungkin masih terlelap, bergelut dengan mimpinya masing-masing. Namun, tidak denganku. Di pagi buta ini tugas memanggilku. Kuberlari dari rumah menuju kantor Hokage. Cukup jauh jaraknya dari rumahku. Karena itu aku berangkat dini hari seperti ini, takut terlambat. Aku tak ingin mengecewakan Shisou-ku yang tempramen itu.

Ng, perkenalkan aku Haruno Sakura, 18 tahun. Aku lebih dikenal sebagai dokter oleh penduduk Konoha. Karena aku adalah murid Hokage ke-5 yang notabene adalah dokter yang handal. Beliaulah yang mengajariku berbagai hal medis. Sehingga aku lebih sering berada di rumah sakit menggantikan shisou-ku, Senju Tsunade yang menjabat sebagai Hokage ke-5.

Selain itu, aku adalah seorang onmyouji yang memburu yokai dan membasminya. Ya, yokai si makhluk halus itu. Yang biasanya menganggu manusia atau bahkan membunuh manusia. Kau tau kan?. Kau pasti bingung kenapa aku bisa menjadi onmyouji. Baiklah, akan kujelaskan sedikit.

Konohagakure adalah salah satu desa terbesar yang ada di negara Hi. Pemimpinnya disebut Hokage. Konoha memiliki banyak onmyouji yang biasa diminta untuk membasmi yokai oleh desa-desa tetangga. Tentunya ada imbalan untuk semua itu. Onmyouji akan menerima bayaran dari klien yang menyewa mereka. Onmyouji bekerja dibawah titah Hokage. Prosedurnya begini, klien menemui Hokage untuk meminta bantuan onmyouji Konoha. Hokage akan memerintahkan-biasanya- tiga orang onmyouji untuk memenuhi permintaan klien. Namun, tidak jarang hanya seorang onmyouji yang ditugaskan untuk memenuhi permintaan klien. Setelah misi berhasil diselesaikan, klien akan membayar onmyouji berdasarkan tingkat kesulitan misi yang diemban onmyouji.

Perlu diketahui juga, Konohagakure diselubungi oleh kekkai yang kuat. Sehingga tidak ada yokai atau sejenisnya di Konoha. Sementara itu, diluar sana khususnya di desa-desa kecil banyak terdapat yokai yang berbahaya. Karena itulah, jasa onmyouji sangat dibutuhkan.

¤fynlicht hime¤

"Misimu kali ini adalah membasmi yokai yang menunggui pohon-pohon sakura di desa Midori. Sudah beberapa tahun ini pohon sakura di desa itu tak berbunga karena ulah yokai tersebut. Akibatnya, penduduk setempat tidak dapat mengadakan festival musim semi. Dan tahun ini mereka ingin mengadakannya. Kau mengerti kan apa yang kumaksud?". Aku mengangguk mendengar titah Shisou. Ini adalah misi tunggal. Karena, aku sendiri yang ditugaskan untuk membasmi yokai tanpa bantuan yang lain. Tak apalah, lagipula yokai ini sepertinya tidak terlalu berbahaya.

"Ini, denah desa Midori. Desa ini terletak di kaki gunung Midori tidak terlalu jauh dari Konoha. Semoga berhasil!" ucap Shizu-nee seraya memberikan gulungan padaku.

"Terimakasih Shizu-nee..." ucapku sambil tersenyum. Kulihat Shizu-nee ingin membalas ucapanku tapi didului oleh Tsunade-shisou.

"yare yare... Sudah cepat berangkat dan selesaikan misimu! Setelah itu kuberi kau cuti selama lima hari".

"cuti?" ulangku tak mengerti. Untuk apa aku diberi libur? Lima hari pula. Pasti ada yang salah.

"Sakura, jangan bilang kalau kau lupa dengan pernikahanmu lusa nanti?!" Shizu-nee menatapku aneh.

Hening.

A,APA? Pernikahan? Bagaimana...

"Aa, ja, jadi... Kalian tau?" seruku sambil menunjuk mereka. Shisou dan Shizu-nee menatapku bingung.

"Tentu saja kami tau. Kami sudah menerima undangannya loh!" ucap Shizu-nee antusias sambil menunjukkan dua lembar kartu undangan.

Ba, bagaimana mungkin? Ke, kenapa?

"Lagipula siapa yang tidak tau kalau Haruno Sakura akan menikah dengan..." ucapan Shisou terhenti oleh bekapan tangan Shizu-nee.

"Dengan pria yang sempurna!" sambung Shizu-nee.

Sungguh, mereka terlihat aneh. Seperti sedang menyembunyikan sesuatu. Aku mengernyit heran.

"Kalian tau siapa calon suamiku?" tanyaku penasaran. Asal kalian tau saja, lusa aku akan dinikahkan pria yang bakan aku sendiri tak tau wujud dan rupanya. Salahkan orang tuaku yang seenaknya menjodohkanku dengan orang asing -menurutku-. Awalnya, aku menolak mentah-mentah perjodohan ini. Tapi, karena bujukan ibu yang begitu di dramatisir nan hiperbolis di sertai acting yg membuatku tersentuh. Sehingga membuatku berkata setuju dengan mudahnya. Uuh... Bodohnya aku.

"Tentu saja kami tau! Bahkan sebagian penduduk Konoha tau siapa calon suamimu".

Apa katanya? Penduduk Konoha tau? Yang benar saja?

"Siapa?" tanyaku penuh selidik.

"Seorang pria!" shisou menjawab tanpa menatapku. Dia sibuk dengan berkas yang ada dihadapannya. Jawaban apa itu?. Kalau itu sih aku juga tau.

"Namanya?" tanyaku lagi sedikit kesal.

"Sudahlah Sakura... Cepat berangkat! Selesaikan misimu dengan baik!" titah shisou yang ini tak menerima penolakan. Huh, bilang saja kalau tak mau menjawab pertanyaanku. Aku tau ini tak sopan, tapi tetap kuberikan deathglare terbaikku ke arah Shisou dan Shizu-nee. Lalu aku berbalik menjauhi meja Hokage. Melangkah kesal sambil menunduk.

BRUKK

Bagus, Sakura... Kau menabrak seseorang lalu jatuh. Ck, sial!

"Ah, gomennasai..." ucapku pada orang yang kutabrak seraya membungkukkan badan berkali-kali. Tapi, tak ada respon dari orang ini. Dari posturnya pasti laki-laki dan wajahnya tertutup topeng kucing bercorak biru. Pria ini... Anbu!. Anbu adalah para onmyouji yang bertugas menjaga keamanan Konoha. Selain itu, Anbu biasanya diberikan misi khusus, rahasia dan berbahaya. Anbu ini datang ke kantor Hokage pasti ada hal penting. Benar-benar misterius. Dia bahkan tidak menanggapi permintaan maafku.

Ah, sudahlah! Masa bodoh dengan itu. Kulangkahkan kakiku keluar ruangan tanpa pamit. Sayup-sayup bisa kudengar ucapan Shisou dan Shizu-nee.

"Wah wah... Kebetulan sekali"

"Mereka sudah terikat oleh benang merah takdir"

Apa maksudnya itu. Sudahlah...

¤fynlicht hime¤

Kedatanganku di desa Midori disambut dengan baik oleh Tanuki jii-san, salah satu tetua desa. Sembari melepas penat, jii-san menceritakan tentang yokai yang mengganggu itu.

Penduduk desa menyebutnya Sakura no onna. Meskipun tidak membunuh manusia, tapi yokai ini selalu melukai penduduk yang masuk ke dalam Sakuramori. Sehingga tidak ada yang berani memasuki hutan tersebut. Namun, karena penduduk ingin sekali mengadakan festival musim semi, Tanuki jii-san memutuskan untuk menyewa jasa onmyouji dari Konoha untuk memusnahkan Sakura no onna. Miko-sama menyarankan untuk menyewa onmyouji yang memiliki rambut sewarna dengan bunga sakura. Pantas saja Hokage-sama menyuruhku sendiri. Misi tunggal rupanya. Sepertinya tidak terlalu sulit.

¤fynlicht hime¤

Malam pun tiba. Aku bersiap untuk melaksanakan misiku. Aku berpamitan pada Tanuki jii-san dan Midori Miko.

"Berhati-hatilah, Sakura" ucap Miko-sama seraya menyentuh bahuku.

"Hai'. Tenang saja... Aku pasti bisa memusnahkan yokai itu!" ucapku yakin.

"Aku tau. Hanya saja aku merasakan firasat buruk mengenai dirimu" ucapnya lagi. Tersirat kekhawatiran di matanya. Miko-sama terlalu berlebihan. Aku tersenyum ke arahnya setelah itu melesat pergi menuju hutan. Sakuramori tepatnya.

¤fynlicht hime¤

Sakuramori terletak tidak terlalu jauh dari rumah Tanuki jii-san. Dari luar terlihat seperti hutan biasa dengan pepohonan yang rimbun. Tetapi, semakin ke dalam aku bisa merasakan hawa yokai yang cukup kuat. Aku semakin waspada, takut-takut ada gangguan mendadak dari yokai setempat.

Namun, sampai di Sakuramori tidak ada satu pun yokai yang muncul atau mengganggu. Terlalu gelap dan sunyi. Tentu saja begitu, ini kan hutan!. Di Sakuramori ini tidak ada satu pun pohon sakura yang berbunga. Semua pohonnya gundul seperti saat musim dingin. Padahal sudah musim semi. Apa yokai itu suka memakan bunga sakura? Hm, kenapa aku jadi bingung begini?. Fokus, Sakura! Fokus...!

"Hh..." aku menghela nafas pelan.

Langkahku terus berjalan menyusuri Sakuramori ini. Kurasakan ada hawa yokai yang sangat kuat dari ujung jalan setapak ini. Kupercepat langkahku. Sepertinya dugaanku salah. Ternyata masih ada pohon sakura yang berbunga. Tapi pohon ini aneh. Berbunga tapi tak terlihat indah. Pohon ini juga lebih besar daripada pohon sakura disekitarnya. Ditambah dengan hawa yokai yang kuat dari pohon ini. Mencurigakan!

"KHU...KHUKHU...KHU..." terdengar suara yang mengerikan dari pohon itu. Aku bersiaga. Sebentar lagi pasti muncul.

"Onmyouji, eh?" aku hanya bisa mendengar suaranya saja. Suaranya begitu halus membuatku merinding mendengarnya. Sambil menunggu kemunculannya, aku menyebarkan kertas mantra ke seluruh pohon sakura yang ada di hutan ini. Lalu kurapalkan mantra. Tidak lama kemudian terdengar suara jeritan di penjuru hutan. Disetiap pohon sakura, terdapat yokai yang menunggui. Karena itulah sebelum mereka menyerangku, akan kumusnahkan mereka duluan. Dan… itu berhasil.

Baiklah…. Tinggal satu yokai lagi. Aku tidak bias meremehkan yokai ini. Karena yokai ini memiliki aura yang pekat dan kuat. Tapi kenapa tidak muncul juga?. Akan kupancing dia keluar. Kulemparkan kertas mantra ke batang pohon sakura ini. Lalu kurapalkan mantra. Tapi, tak terjadi apa-apa. Tak ada jeritan yokai. Yang ada hanya keheningan saja.

Tiba-tiba saja angin bertiup kencang. Kelopak-kelopak bunga Sakura beterbangan. Dan dibalik kelopak-kelopak bunga sakura itulah Sakura no Onna!.

Yokai ini berwujud wanita berambut hitam panjang tergerai. Tubuhnya dibalut kimono merah muda yang indah. Namun, wajahnya begitu mengerikan. Kulitnya putih pucat dan matanya tak berpupil. Seringainya yang lebar membuatku merinding. Tapi, bukan berarti aku takut dengannya. Kelopak-kelopak bunga sakura beterbangan memutari tubuhnya. Wangi bunga sakura terasa menusuk hidungku. Menurutku, yokai ini tidak cocok menjadi penunggu pohon sakura. Karena, eujudnya tidak sebanding dengan keindahan bunga sakura.

"Haru no Shoujo" ucapnya dengan suara yang parau. Aku sama sekali tidak menghiraukan ucapannya. Aku ingin cepat-cepat memusnahkannya. Entah kenapa, tiba-tiba saja perasaanku tidak enak. Kulemparkan kunai ke arahnya. Namun, ditangkis dengan mudah oleh Kelopak-kelopak bunga sakura yang mengelilinginya. Hei, sejak kapan kelopak bunga bias menangkis kunai besi nan tajam ini?.

¤fynlicht hime¤

'SIAL!' rutukku dalam hati. Semua serangan yang kulancarkan padanya satu pun tak ada yang berhasil. Ck, buang-buang tenaga saja.

"A,apa?". Tiba-tiba saja tubuhku tak bisa bergerak. Kelopak bunga sakura beterbangan ke arahku dan berputar mengitari tubuhku.

Yokai itu tersenyum. -tidak- tepatnya menyeringai ke arahku. Sebenarnya, apa yang akan dia lakukan?

"Khu... khukhu... Seharusnya kau tidak perlu repot memusnahkanku! Karena seiring dengan bergantinya musim, aku akan menghilang. Aku hanya muncul di musim semi" ucapnya dengan suara yang halus, membuatku merinding. Ku tatap dia dengan tajam. Kubalas perkataannya.

"Justru karena itulah aku harus memusnahkanmu! Kemunculanmu membuat musim semi disini menjadi suram! Tak ada festival, tak ada perayaan, dan tak ada bunga sakura! Semua itu karena ulahmu! Kau juga menyakiti penduduk!" ucapku sarkatik. Sial! Rasanya kelopak bunga yang mengelilingi tubuhku semakin banyak saja.

"Aku tidak suka kalau wilayahku dimasuki oleh manusia! Termasuk KAU, onmyouji!"

DEG

GREP

"Ukh...kh.." cepat sekali. Tau-tau leherku dicekik olehnya. Aku bisa merasakan kukunya yang menancap di leherku. Ck, ternyata dia yokai yang cukup kuat. Aku meronta. Tapi, lagi-lagi tubuhku tak bisa bergerak.

"Ah, tapi aku menghargai kedatanganmu kemari... Haru no Shoujo" ucapnya diakhiri dengan bisikan di telingaku. Cengkraman tangannya di leherku semakin kencang.

"Kau tau? Kau tidak lebih kuat dariku!" katanya lagi.

"A,apa...kh...ma... Ukh... Mau..mu?" tanyaku tersendat-sendat. Kupejamkan mataku menahan sakit yang mendera leherku.

"Mauku? Aku ingin kau menerima hadiah dariku, dan sebagai gantinya aku akan pergi dari tempat ini, bagaimana?" tawarnya padaku.

Tawaran apa itu? Yang benar saja. Aku sangat yakin hadiah yang ditawarkan bukanlah sesuatu yang bagus. Aku tersenyum ke arahnya dan kurasakan cengkramannya melonggar.

"Bagaimana? Kau mau?" tanyanya lagi. Cih, dia pikir aku mau menerima tawaran itu?.

Senyumku berubah menjadi seringai. Bagus, yokai ini lengah. Dan aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

DUAAKKK

Senyum kemenangan terpatri di wajahku kala berhasil menendangnya dengan sekuat tenaga. Yokai itu terpelanting jauh. Dengan cepat aku melompat ke arahnya dan menghunuskan kunai tepat di jantungnya. Berhasil! Yokai ini menjerit kesakitan. Namun bukan berarti dia akan musnah. Aku masih harus menggunakan kertas mantra untuk memusnahkannya.

"Sudah kubilang, aku akan memusnahkanmu bukan membiarkanmu pergi dari tempat ini!" ucapku sinis.

Ketika aku mengambil kertas mantra, tiba-tiba saja dia mencekikku lagi. Aku terkejut. Kukira dia sudah tidak bisa bergerak karena sudah ditusuk kunaiku. Sial! Aku lengah.

"Dan sudah kubilang, kau tidak lebih kuat dariku, HARU NO SHOUJO!"

Meskipun posisiku yang berada diatas tubuh yokai ini menguntungkan, tetap saja ini menyulitkanku untuk bergerak. Aku juga tidak tau sejak kapan kelopak bunga Sakura mengitariku. Wanginya yg menusuk membuatku sulit bernafas. Aku berusaha mempertahankam kesadaranku. Dengan cepat kutempelkan kertas mantra ke dahinya tidak lupa kurapalkan mantranya juga. Yokai itu menjerit. Cekikannya melonggar. Aku menjauh darinya, dan menatap yokai yang terbakar itu dengan senyum kemenangan.

"Jangan meremehkanku! Kau hanya makhluk rendah yang merugikan banyak orang. Kau pantas dimusnahkan!" kataku sarkatik.

"AAAARRRRGGGGHHH... Sialan kau Haru no Shoujo! Akan kubuat kau menyesal telah memusnahkanku!" jeritannya menggema di penjuru hutan.

Lagi-lagi kelopak bunga sakura beterbangan mengitari tubuhku dengan cepat. Apa ini ulah yokai itu? Tapi, kenapa bisa? Seharusnya dia sudah tidak memiliki kekuatan lagi.

Kelopak bunga sakura itu membentuk garis vertikal lurus. Lalu menukik tajam ke arahku. Tepatnya menghujam bahuku. Entah jenapa tubuhku tidak bisa menghindarinya.

"Kh..." aku meringis kesakitan. Rasanya seperti ditusuk oleh pedang berkali-kali kala kelopak-kelopak sakura itu menghujam bahuku dan menembusnya hingga kelopak-kelopak itu tak tersisa di udara.

Aku jatuh terduduk sembari mencengkram bahu kiriku. Panas, perih, sakit, semua bercampur menjadi satu.

"Dengan ini kita impas. Aku akan musnah dan kau akan mengalami penderitaan serta kesialan tak berujung, KHU KHUKHU..." itulah yang yokai itu katakan sebelum benar-benar musnah.

Aku berhasil. Tapi... Rasa sakit ini amat menyiksa. Membuatku meringkuk diatas tanah yang dingin. Sebenarnya tadi itu apa?. Ditengah kesadaranku yang semakin menipis, sayup-sayup kudengar derap langkah kaki yang mendekat. Lalu... Gelap.

~ToBeCon~

Ini fic kedua fyn. Gimana?. Keep or delete?

Ada yang tau bedanya supernatural dan spiritual gak? Fyn bingung nih nentuin genre fic ini.

Terakhir, Mohon review dan concritnya ya….