Mending langsung dibaca...
The Light In My Heart By Zyuki Hiroshi
.
.
WARNING
Typo, Alur Maju mundur cantik, Zyuki otaknya lagi kegeser, Memakai Sistem SMPSM (Sistem Makan Pagi Sebelum Mengerjakan), dan juga Seluruh fic yang ada disini hanya karangan otak sedengku jadi jangan dianggap serius,GodLike!Naru , Fem!Kyu, Jurusnya beda/sama ama yang di DxD, Hati-hati Karena fic ini jalan ceritanya dibuat kg mainstream :v, Terakhir
.
.
.
Yang tidak suka tidak usah baca!
.
.
.
.
~Romance & Adventure~
.
.
.
.
Happy Reading to My Fic, Minnaaaaa~~
.
.
Chapter 1
~Prolog~
.
.
Dahulu kala, Jauh sebelum manusia diciptakan. Ada 3 Fraksi yang berperang di bumi hingga terciptalah armageddon pertama didunia.
Dimulai dari kesalahpahaman hingga perebutan kekuasaan.
Mereka menyerang lawan tanpa ampun.
Akan tetapi, Ada seorang malaikat yang mendamaikan perang itu. Walaupun ada resikonya yaitu, Ia mati tapi ia tak perduli akan hal itu.
Ia memberikan satu kalung dengan dua mata berlian. Yang ia ciptakan untuk adiknya tersayang... Dan untuk di jatuhkan ke bumi jika sudah bersinar.
Ialah sang cahaya langit dan bumi
Sayapnya yang bersinar dari ufuk barat hingga ufuk timur
Menghalangi cahaya sang mentari menyinari bumi
ialah
.
.
Malaikat bergelar
.
.
.
.
.
Michael
.
.
.
Dari jauh terlihatseorang perempuan brsayap sedang duduk terisak di bukit cahaya. Dialah Gabriel... Adik dari sang penyelamat perang yang membawa malapetaka.
"Hiks.. Hiks.. Onii-sama... Kenapa kau... Hiks... Meninggalkanku... Hiks..." Bulu sayapnya bergerak lembut diterpa angin. Akan tetapi, Perasaannya bergejolak antara sedih dan kecewa.
Ia melihat kalung pemberian kakaknya sebelum dijemput maut. Raut wajahnya masih tersirat rasa sedih yang mendalam. Ia menggenggam erat kalung itu. Membawanya kedalam pelukannya. Hingga...
'SRIIING...' Cahaya berwarna merah scarlet tercipta pada salah satu mata berlian pada kalung itu.
" Cahayanya indah..." Matanya melirik berlian berwarna biru yang ada disebelah berlian merah. Ia mengkerutkan dahinya. "Tapi kenapa yang ini tidak?"
Cahaya merah itu semakin besar hingga Gabrielpun terjatuh dan kalung yang berisi dua mata berlian itupun jatuh kebumi.
"A-A.. A...Gawat... Shimatta ne..." Gerutunya tidak jelas sambil mencengkram kepalanya seraya rambut pirang itupun acak-acakan. "Uuuu... Bagaimana ini..."
Ia menengokkan kearah Jurang yang menghubungkaan Surga dengan Bumi. Jika dilihat dari sini memang gelap, Akan tetapi jika meluncur kebawah maka banyak terdapat beranekaragaman tumbuhan ataupun hewan.
Ya. Kalung itu benar-benar terjatuh kebumi. Gabriel makin galau. Ia mengumpat kata-kata Semi-Kasar.
"Kusooo... Bagaimana ini... Onii-chan... Andai kau disini..."
.
.
.
.
.
[Sedangkan, Dibumi..]
.
.
'SRIIIINGGGG...' Cahaya merah muncul pada permukaan bumi. Dan hampir menyapu seluruh kawasan hutan disekitarnya. Dan anehnya hutan-hutan itu kembali muncul pepohonan.
Cahaya itupun mulai meredup memperlihatkan kalung dengan dua mata berlian berwarna Biru Shappire dan Merah Ruby. Kalung itu terkena sinar mentari pagi hingga bercahaya. Tiba-tiba...
'Hiks.. Hiks... Hiks... Kenapa mereka melakukan hal ini padaku... Hiks...' Terdengar suara tangisan seorang gadis kecil.
Muncullah seorang gadis kecil berambut merah sepunggung yang diikat ponytail sedang menangis menuju kearah batang pohon dekat tempat terjatuhnya kalung itu.
Ia memakai Yukata merah dengan bunga sakura yang menghiasinya, Obinya. Ia pun menangis dengan membenamkan wajah didalam lututnya sehingga mata ruby dengan iris vertical yang indah itu tak terlihat.
"Hiks... Hiks... Kenapa aku dikucilkan... Ossan... Kau dimana... Hiks..." Isaknya menambah pelukan pada lututnya. (Zyuki : Ada yang tau ini siapa?)
Matanya melirik pada cahaya merah yang menarik perhatiannya. Matanya berbinar karena kalung itu indah.. Apalagi disebelah kalung itu ada batu Shapphire.
"S-Sughoi..." Gumamnya masih dengan mata berbinar. Perlahan ia mendekat kearah kalung itu, Ia menyentuhnya lalu memberanikan diri tuk memegangnya.
Ia memakaikannya kepada lehernya. Akan tetapi, Tiba-tiba saja kalung itu bersinar perpaduan antara Shappire dan Ruby.
Terlihat seorang pemuda dengan tinggi melebihi 170 Cm. Berambut pirang jabrik agak panjang dengan Iris mata BlueShapphire. Jangan lupakan Sayap berjumlah 6 pasang dipunggungnya. Dan ia menggunakan baju zirah berwarna emas dengan tanda Salib didadanya. (Maaf yang Islam... Karena aku juga islam...) Muncul dari cahaya itu.
Pemuda itu menatap sekitarnya. Hingga menyadari ada seseorang selain dirinya dihutan itu. Dirinya menatap bingung gadis kecil tersebut.
"Hai... Adik kecil... Sedang apa kau disini?" Tanyanya lembut selembut sutra. Walaupun suaranya menggema.
Gadis itu hanya diam mematung melihat seseorang dihadapannya. 'Malaikat? Jangan bercanda! Ia pasti sedang bermimpi...'
"-Cil... Aik Cil... Adik Kecil... Heey..." Pemuda itu tersenyum lembut ketika gadis itu kembali menangis dalam diam. "Hey... Sudahlah jangan menangis seperti aku akan mengapa-apakan kau saja..." Candanya.
Ia mengusap lembut puncak kepala berambut merah gadis itu. Meraihnya kedalam pelukan. "Sudahlah... Jangan Menangis lagi..."
Gadis itu tertegun. Sungguh ia bingung kenapa malaikat didepannya seperti menyayanginya? Apakah ia musuh atau bukan. Tanpa sadarpun di bagian belakang tubuhnya [Maaf] Muncul 9 ekor berwarna oranye.
" A-Are? ada apa?" Tanya pemuda. Ketika melihat tatapan gadis kecil didepannya seperti (Siapa-Kau-Ini-?-) ia tertawa kecil. "Ha'i.. Ha'i... Watashi no Namae Naruto Shirogawa..."
Pemuda bernama Naruto itu melepas pelukannya menatap gadis kecil yang tingginya sepaha dirinya hingga ia perlu berlutut untuk menyamai tingginya. "Kalau kamu?"
"W-Wa... Watashi no Namae Uzumaki Kurama..." Naruto itu menatap gadis yang mengaku bernama Kurama dengan sedikit terkejut. Kurama? Sepertinya ia pernah mendengarnya. Dan ekor ini... Sudah tidak asing baginya.
"Kyuubi no Youko?" Gumamnya pada dirinya sendiri. Ia tersenyum seperti hal tadi tak terjadi. "Tidak. Pasti kau anaknya kan?"
Gadis kecil itu menatap dengan tatapan berkaca-kaca. Kesembilan ekor dan telinga yang sempat tumbuhpun ikut layu. Kedua tangannya ia rentangkan kesamping berniat meminta pelukan. Mulutnya terlihat seperti menahan isak tangisnya.
"Tou-chan... Hiks... Hiks..." Gumamnya pada sosok Ayahnya yang sedang tersenyum itu. "Tou-chaaaan! Hiks... Huaaaaa... Hiks... Aku Takuuuut... Hwaaaaaa..." Dan iapun langsung menubruk Naruto yang jatuh terduduk.
Ia mengelus surai merah anaknya lembut. Menatap langit, Ia merasakan ada yang memperhatikannya saat ini. Gabriel, kah?
"Sudahlah.. Mari kita pulang..." Suaranya kini tidak menggema seperti tadi. Sayapnya pun mulai menghilang memasuki tubuhnya. Lingkaran Halo Dikepalanya sudah menghilang terhembus angin.
"Umm.." Kurama mengangguk mantap lalu mereka berdua mulai menjauhi hutan itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC (To Be Continued)
Bagaimana Chapter ini? Jelekkah? Gajekah? Minta di tambahin Wordnyakah? (Ngawur)...
Pokoknya... Kali ini aku publish ULANG! Fic ini di account MILIKKU SEORANG... T.T
Maaf ya... Kalau Chapter ini sangat gaje.. Maklum.. Soalnya aku nggak sabaran mau publish ulang jadinya nggak kuganti ficnya... Well.. Jangan lupa ya, Foll, Fav, Atau apa kek[?]...
POKOKNYA JANGAN LUPAKAN! PAJAK[?] ! ALIAS REVIEWNYA~! (Maksa)
Oke,,, Salam hangat...
[-Zyuki Hiroshi ! OUT!-]
