Moshi-moshi, minna-sama :D
Haruna kembali lagi dengan fict baru! (jengjengjengjeng!) *digeplak readers*
Ehum, mungkin di fict kali ini akan sangat-sangat berbeda dari fict yang biasa Haruna buat.
Kenapa? Mendingan langsung baca aja deh (^_^)V
Enjoy your trip...Eh, reading! :p
Penyesalan
Naruto © Masashi Kishimoto
Warning: AU, Typo, OOC, dll
Don't like don't read!
Uchiha Sasuke-Hyuuga Hinata
Rated: T
Mungkin kalau bukan karenanya
Aku tidak akan pernah mengerti arti 'cinta'
Mungkin kalau bukan karenanya
Aku tidak akan pernah mengerti makna 'pengorbanan' jua
Dan mungkin kalau bukan karenanya
Aku tidak akan pernah menyesal atasnya.
Ingin selalu bersamanya merupakan sebuah kenyataan
Ingin selalu ada untuknya bukanlah angan-angan
Ini bukanlah mimpi belaka
Namun untuk mendapatkan hatinya,
Bagaikan sebuah harapan yang sulit untuk dikabulkan
~*~PENYESALAN~*~
Aku berjalan melewati halte bus yang berjarak hanya sepuluh meter dari kediamanku. Aku menyenderkan bahuku di salah-satu tiang penyangganya. Kulirik jam tangan hitam yang tengah melekat di tangan kiriku sekarang.
Jam enam lewat sepuluh menit. Kemana dia?
Aku menoleh ke arah kanan dan kiri. Biasanya jam segini dia sudah ada disini… "Tumben sekali, Hinata…"
Oh, mungkin kalian belum tahu siapa Hinata yang kusebutkan tadi,ya? Baiklah, kuperkenalkan. Namanya Hyuuga Hinata. Dia seorang gadis yang sedari dulu menjadi sahabatku. Alasan kami bersahabat sebenarnya sangat klise. Ayah kami berdua mempunyai sebuah perusahaan ternama yang kebetulan saling bekerja sama dan kami dipertemukan pada umur 6 tahun.
Dan sejak saat itulah aku menyukainya.
Ya, menyukai seseorang untuk pertama kalinya.
Kurasa tidak salah juga aku menyukai gadis berwatak lemah lembut ini. Dari fisik maupun hatinya memang patut diancungi jempol. Dia sangat cantik dan juga baik.
Namun aku merasa ada yang salah dengan perasaan ini. Kenapa?
Hubungan antara kami sangatlah kompleks. Kami bersahabat sangat dekat bahkan kami tidak pernah sungkan mencurahkan isi hati kami satu sama lain dan semua orang mengetahui hubungan kami hanya sebatas 'sahabat' saja. Yaah… setidaknya begitu…
"DOR!"
Hampir saja aku mau melompat dan bertingkah tidak jelas… Well, yeah, kebiasaanku kalau ada seseorang yang mengagetkanku adalah berlaku aneh, seperti bergaya mirip bebek dengan mengapit kedua tangan dan berdiri dengan satu kaki. Ya, kebiasaan seorang tuan muda Uchiha yang sangat memalukan.
Aku memincingkan mataku. Oh, rupanya itu Hinata. Dia tertawa! Manis sekali… Eh, apa yang baru saja kukatakan tadi? Haha…
"Hihi, Sasuke-kun sudah lama menunggu,ya?" tanyanya. Aku menggelengkan kepala dan membuang muka. Bersikap dingin seperti biasa. Dimanapun, kapanpun, seorang Uchiha harus berlaku sangat berwibawa, tidak boleh manja, dan harus selalu bersikap dingin.
"Hnn…" jawabku sok tidak peduli. Aku memang tidak menatap wajahnya sekarang, namun aku dapat mendengar tawa kecilnya yang sangat merdu itu. Dia pasti sedang menertawakanku sekarang. Yah, siapa lagi orang yang sedang berada di dekatnya selain aku?
"Nee, Sasuke-kun, busnya sudah datang, tuh… Ayo,masuk!"
Aku merasa lenganku disentuh lembut oleh seseorang dan sontak wajahku segera memerah. Jantungku berdegup sangat cepat dan darah mengalir naik ke kepalaku.
Hinata masih memegang lenganku dan menyeretku masuk ke dalam bus, "Sasuke-kun! Jangan melamun! Cepat duduk!" serunya sambil menunjuk sebuah kursi kosong dekat jendela.
Butuh waktu beberapa detik sampai aku sadar dari urusan 'darah' itu. Aku menarik kembali tanganku dan duduk di kursi dekat jendela dengan memasang wajah cool dan acuh.
"Hey, Sasuke-kun! Daritadi kau melamun terus? Kau sakit?" tanyanya dengan pandangan ada-apa-aku-mencemaskanmu. Aku menggeleng cepat, aku bisa menurunkan harga diriku kalau aku bilang 'aku sedang memikirkanmu'… Hah? Tidak-tidak! Bisa-bisa karena itu hubunganku dengannya kandas sudah…
"Atau… Kau sedang memikirkan seorang gadis,ya?"
Ingin rasanya aku terjun dari tebing yang tinggi. Memikirkan gadis? Hmm, ya, itu benar… Tapi bagaimana kalau gadis itu adalah kamu, Hinata?
"Ti-tidak. Kau jangan mengatakan hal yang tidak benar begitu,ah!" elakku sambil memandangi jalanan dari jendela. Hinata menyentuh pundakku pelan, "Yang benar? Sepertinya tatapanmu mengatakan begitu… Ayolah, Sasuke-kun, kita,kan bersahabat! Siapa yang sedang kau pikirkan? Boleh aku tebak, tidak?"
Aku bisa gila kalau keadaan begini, namun aku hanya mengangguk sebagai jawaban 'ya' atas permintaannya tadi. Daripada aku disuruh menjawab jujur?
"Hnn, mungkin kau sedang memikirkan… Ah, Karin-chan! Dia,kan gadis tergaul sesekolah?" tebaknya.
Sekarang aku ingin tertawa sekencang-kencangnya! Hahaha, menyukai gadis seperti Karin? Tidak mungkin! Dia memang gaul dalam segala hal tapi dia sangat lebay, maksudku berlebihan. Aku malah membenci gadis seperti itu.
"Tidak!"
"Eh? Kalau begitu… Hmm… Ino-chan! Dia,kan gadis paling berbakat. Bagaimana, Sasuke-kun?"
Aku menggeleng. Aku tidak menyukai Yamanaka. Memang aku sedikit kagum atas bakatnya dalam segala bidang seperti: senam, dance, musik, dan lainnya. Tapi gadis itu sama sekali TIDAK membuat darahku berdesir seperti aku bersama gadis berambut indigo ini.
"Lalu siapa, dong? Ah, kau membuatku penasaran!" Hinata mencubit pipi kananku. Aku meringis kesakitan, "Aaw! Hentikan, Hinata! A-aku sedang ti-tidak suka siapa-siapa,kok!"
Hinata melepaskan cubitannya dan memandangku tidak percaya. Aku mengelus pipiku yang sakit dan berkata, "Cubitanmu sakit juga, Hinata…"
"Tentu saja! Itu kupergunakan kalau aku bertemu dengan orang-orang jahat! Dengan cubitanku ini mereka pasti tidak berani menggangguku lagi!" jawabnya sambil tertawa. Aku tersenyum, "Jadi? Kau menganggapku orang jahat,ya?"
Hinata berhenti tertawa. Bola matanya menyiratkan tanda keseriusan, "Mana mungkin… Kau,kan sahabatku…" jawabnya diiringi senyum tulus. Aku menghela nafas lega, "Kukira kau telah merubah pikiranmu itu."
"Tidak akan pernah! Kita,kan sudah berjanji, Sasuke-kun…" Hinata mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingkingku secara tiba-tiba. Sontak, wajahku berubah menjadi merah, namun aku segera membuang muka, "Merepotkan…"
"Hihihi, kau jadi mirip dengan Shikamaru, Sasuke-kun," ucapnya tertawa kecil lalu memejamkan kedua matanya. Aku menarik ujung bibirku lalu kembali menatap keluar jendela.
Aku mendengar suara dengkuran di sampingku. Buru-buru aku segera menoleh… Dan… Ya ampun, Hinata tertidur? Wajahnya menempel di bahuku. Kami-sama, apakah ini mimpi?
Aku mengamati wajahnya yang tenang dan sesekali dengkuran merdu keluar dari bibir mungilnya. Aku menahan tawa, apa yang membuatnya tidur diperjalanan menuju sekolah ini? Mungkinkah dia belajar terlalu malam? Sudahlah, yang penting ini bukan mimpi, Uchiha! Ini bukan mimpi!
"Hnn… Naruto-kun…Hnn…"
DEG!
Eh? Apa? Barusan tadi…
Aku menoleh ke arah Hinata. Dia masih tertidur… Apakah… Apakah Hinata tadi mendengkur memanggil namanya?
Naruto?
Ah ya, dia salah satu sahabat terdekatku juga setelah Hinata. Uzumaki Naruto, seorang siswa terbandel di sekolahku. Rambutnya berwarna kuning ngejreng dan jabrik. Dia sekelas dengan Hinata.
Mungkinkah…
Mungkinkah Hinata?
Aku menepis bayangan yang tidak-tidak dari pikiranku. Mungkin saja Hinata sedang bermimpi tentang Naruto… Hey, tunggu! Kenapa pikiran itu keluar lagi?
Aku merasakan sakit.
Aku menggenggam bajuku. Tidak kami-sama, tidak mungkin Hinata menyukai Naruto-dobe yang bodoh itu,kan? Tenanglah, Uchiha!
Aku menghela nafas panjang. Mata onyxku perlahan menutup. Kepalaku, dengan refleks, menyender di rambut Hinata. Secara tidak sengaja, aku 'diseret' memasuki alam mimpi…
~*~PENYESALAN~*~
Alunan merdu sebuah nada
Mampu kunyanyikan dalam satu irama
Gerakan lentur seorang penari
Mampu kupraktikan dalam hitungan jari
Namun ketika namanya kausebut
Yang kuinginkan hanya satu:
Mati
#~TO~BE~CONTINUE~#
Ha'i, Minna-sama bagaimana fict-nya? Jelek? Abal? Atau… Aneh? Hehehe… Haruna buat ini fict atas request dari Ichaa-chan^-^
Mohon maaf kalau aneh, nggak bagus, dan lain-lain, soalnya Haruna nggak biasa buat fict pairing diluar Naruto-Hinata. Tapi kebetulan aja dapet ide fict Sasuke-Hinata
Minna-sama, sampai sini dulu, sampai ketemu di chapter selanjutnya :D Jaa
