Disclaimer : Harry Potter is belong to JK. Rowling
A/N : Hello, ini fanfic pertama aku. Maaf kalau Typo(s), OOC, EYD berantakan, dll. saya masih mencoba. semoga kalian suka cerita aneh ini. Happy Reading.
Chapter 1
Paris, kota romantis yang menjadi kota impian semua orang. Mereka datang untuk Bekerja, Bersekolah, berlibur, bahkan mencari pasangan. Semuanya dapat dilakukan di kota yang terdapat menara tinggi yang menjadi iconnya.
Hermione Granger, seorang penyihir wanita cantik yang sedang berlibur di kota romantis ini. Menenangkan otak cemerlangnya dari pekerjaan yang selama ini menjadi kehidupannya, juga untuk menenangkan dirinya dari hancurnya hatinya.
Yah, siapa yang tidak tahu miss-know-it-all ini sedang patah hati. Semua beritanya telah tersebar di Daily Prophet, Quibbler, Witch Weekly, dan yang lainnya. Berita bahwa kekasihnya, Ron Weasley, ketahuan berselingkuh dengan Lavender Brown telah mendunia di dunia sihir.
Berita yang menjadi Headline selama seminggu yang membuat Hermione geram. Bagaimana tidak, berita yang ditulis oleh Rita Skeeter itu begitu memuakkan. Bagaimana tidak, judulnya saja sudah membuat mual.
'The Brightest Witch Of Her Age, Hermione Granger, Diselingkuhi atau Menyelingkuhi?', yang selingkuhkan Ron, bukan dirinya. Apalagi berita tersebut disertai foto Hermione yang sedang berkencan dengan Ron di Three Broomstick dua bulan lalu.
Bayangkan saja jika kekasihmu berselingkuh, apa yang akan kau lakukan? Memberikannya coklat dan bunga, atau memberikannya balon berbentuk hati? Pasti semua orang akan marah! Tentu saja.
Mungkin jika tiga kutukan terlarang, tidak terlarang, Hermione akan meng-Crucio atau meng-AvadaKedavra Ronald-Brengsek-Weasley itu. Namun karena terlarang, mungkin sebuah tamparan di pipinya itu cukup membuatnya bisa meluapkan amarahnya yang membuncak.
Flashback.
Markas besar Auror tampak sepi setelah rapat yang di pimpin oleh Harry tadi, mungkin para Auror sedang bekerja di luar Ministry Of Magic. Hermione berjalan dengan senyum yang sangat manis, membawa sebuah tas yang berisi makan siang untuk kekasihnya.
Kakinya berjalan melangkah ke sebuah ruangan dengan papan di pintu bertuliskan dengan corak emas, 'Ronald Bilius Weasley' yang di bawahnya terdapat tulisan 'Auror'. Ia memutar kenop pintu yang dilapisi logam tersebut.
Decitan pintu terdengar. Apa yang Hermione lihat begitu menyayat hati. Seorang pria merambut merah duduk dan berciuman dengan seorang wanita berambut pirang yang duduk di pangkuannya. Tanpa sadar tas yang Hermione bawa terjatuh, membuat suara seperti 'Pletak' yang menginterupsi sepasang pasangan di hadapannya.
"Hermione."Suara serak milik Ron yang terdengar seperti habis mencuri dan ketahuan. "Kau Brengsek, Weasley." Umpat Hermione dengan amat marah yang bisa diketahui dari mukanya yang memerah.
"Hermione, Dengar-" Ucap Ron terpotong. "Aku tak butuh ucapanmu Weasley!. Aku sudah melihatnya, Berselingkuh dibelakangku dengan Brown. Huh, Manis sekali Weasley!"
Ron berdiri dan menghampiri Hermione. "Ini tak seperti-"Ucap Ron terpotong lagi. "Tak seperti apa? Tak seperti yang kau lihat. Basi!"Ucap Hermione sambil menekan kata 'Tak seperti yang kau lihat'. "Hermione, maafkan aku"Ucap Ron akan memeluk Hermione. PLAAKK, "Tak ada yang dapat aku maafkan Weasley. Jangan sentuh aku, Weasley. Dan, Hubungan kita sampai disini saja!"Ucap Hermione penuh amarah.
"Tapi-"Belum sempat selesai berkata hermione berbalik dan pergi menjauh. Hermione menangis sejadi-jadinya di koridor tingkat dua Ministry Of Magic tersebut. Hermione berjalan sambil menagis tanpa memperdulikan penyihir-penyihir yang melihatnya bingung.
'Bruk' Hermione tanpa sadar menabrak seseorang yang ada di depannya. Ia menoleh, mata hazel yang berair menatap sesorang yang ada dihadapannya. "Harry,"Ucap Hermione yang langsung memeluk Harry.
"Hermione, Ada apa?"Tanya Harry yang membalas pelukan sahabatnya tersebut. "Ron, Ron."Ucap Hermione terbata-bata karena menangis. "Apa yang dia lakukan terhadapmu, Hermione?"Tanya Harry dengan sedikit kesal.
"Dia, Brengsek Harry."Ucap Hermione masih menangis. Harry mengepalkan tangannya. "Dia berselingkuh, Harry. Dia Berselingkuh." Ujar Hermione yang kemudian tangisnya semakin menjadi-jadi.
"Tenang, Hermione. Tenang."Ucap Harry yang mengusap-usap punggung wanita yang memeluknya tersebut. Tangis Hermione perlahan mereda juga dengan pelukannya terhadap Harry.
Flashback off
Menikmati cafe disore hari adalah waktu yang tepat. Apalagi dengan secangkir cappuchino dan sebuah novel yang menemani. Pemandangan sunset dibelakang menara eiffel memperindah sore ini.
Wanita ini sedari tadi hanya membolak balik lembaran buku yang ia baca, tanpa memperhatikan uap kopi miliknya yang mulai menghilang. Mata coklat miliknya hanya terarah terhadap kata-kata yang terdapat di dalam buku yang sedang ia baca.
Derap kaki pejalan kaki yang melewati cafe yang ia tempati tak ia pedulikan. Bahkan, suara kursi yang ditarik di hadapannya tak ia pedulikan pula. "Mungkin ia lari kesana."Ucap seorang polisi yang berlarian di jalan dekat cafe tersebut.
Hermione pun masih sibuk dengan novel miliknya. Suara cangkir terangkat terdengar. Hermione sadar suara itu begitu dekat, sekarang ia mendengarkan kopi itu mulai di minum. Bruukk
Hermione memukulkan buku miliknya kepada orang yang meminum kopi miliknya. "Beraninya kau-, Malfoy."Ucap Hermione terkejut karena ternyata yang meminum kopinya adalah Draco Malfoy, Musuhnya.
"Granger."Ujar Draco juga terkejut melihat Hermione. "Apa yang kau lakukan disini, Malfoy? Di tempat Muggle?"Tanya Hermione bingung melihat Draco Malfoy di tempat seperti ini. "Granger, Tolong aku. Tolong aku, Granger."
"Apa?"Ujar Hermione sedikit berteriak karena terkejut tak meyangka seorang Malfoy meminta tolong kepada seorang kelahiran Muggle? Apa sebentar lagi ia akan mendengar berita Harry berkencan dengan Parkinson?. "Aku tak bisa bercerita disini, Granger. Ayo ikut aku."Ucap Draco yang kemudian menarik lengan Hermione untuk mengikutinya.
"Malfoy, kemana kau akan membawaku?"Tanya Hermione. "Stup up, Granger."Jawab Draco masih terus menarik lengan Hermione. Draco membawa hermione ke sebuah taman yang cukup sepi. "Malfoy, Tempat ini-"Ucap Hermione Terpotong. "Sepi. Tempat yang pas untuk aku bercerita terhadapmu."
Mereka duduk di sebuah kursi taman yang berada di tengah taman tersebut. "Jadi? Apa yang akan kau ceritakan?"Tanya Hermione canggung terhadap draco yang duduk di sebelahnya. "Bantu aku, Granger"Ucap pria pirang di samping Hermione. "Oke aku akan membantumu, jadi ceritakanlah"
"Aku kabur Granger. Aku kabur dari manor."Ucap Draco serak. "Kenapa kau kabur?"Tanya Hermione beruhasa membuat Draco membaik. "ayah dan ibuku akan menjodohkan ku, Granger."Ujar Draco sambil menunduk. "Lalu?"
"Aku kabur dengan menggunakan besi terbang."Ucap Draco yang kemudian menoleh ke arah hermione. "Besi terbang? Maksudmu Pesawat?"Tanya Hermione membenarkan perkataan musang pirang disampingnya ini. "Iya. Tapi saat aku turun dari pesawat itu, tas milikku tertukar dengan milik orang lain yang sama sekali tidak ada uang di dalamnya."Ujar Draco kesal.
"Kenapa bisa tertukar?"Tanya Hermione yang mulai tertarik dengan peristiwa yang menimpa pangeran Slytherin ini. "Tas milikku mirip dengan milik orang lain. Dan yang paling menyebalkan adalah, Seluruh uang milikku berada di tas itu,"Umpat Draco yang kemudian berdiri dan menghentak-hentakkan kaki miliknya.
"Jadi?"Ucap Hermione. "Aku tak punya uang. Aku harus mencuri makanan, dan aku dikejar-kejar oleh polisi setempat. Menyebalkan bukan."Ucap Draco yang kemudian duduk disamping Hermione.
"Hahahah"Hermione tertawa lepas mendengar penunturan Malfoy muda itu. Ia tertawa sambil memegagi buku yang sedari tadi ia bawa. "Jangan tertawa, Granger."Desis Malfoy yang kemudian memberikan DeathGlare Kepada gadis di sampingnya tersebut.
"Lalu mengapa kau tidak melawan? Bukankah kau membawa Tongkat?"Tanya Hermione mencoba untuk tidak tertawa. "Dan kemudian aku ditangkap Auror, kemudian dijebloskan Azkaban dengan tuduhan Menggunakan sihir di dunia Muggle. Begitu?"
"Apalagi peristiwa tersebut menjadi Headline di Daily Prophet dengan judul 'Penerus perusahaan Malfoy Corp, Draco Malfoy, terjebak di dunia Muggle, tidak mempunyai uang, kelaparan, kemudian mencuri makanan?' sungguh manis Granger." Ucap Draco yang kemudian mengacak-acak rambut pirang miliknya.
Belum sempat Hermione berbicara, Draco kembali mengoceh. "Dan lebih buruknya, Tongkat milikku sengaja aku tinggal di Manor."Ucap Draco yang kemudian menundukan kepala pirang miliknya.
"Jadi kau seorang Buronan?"Tanya Hermione mencoba untuk tidak menyakiti perasaan ular slytherin yang duduk disampingnya. "Hm."Ujar Draco yang kemudian menatap Hermione.
"Tolong aku, Granger."Ujar Draco dengan tatapan memohon. 'Tidak pernah kubayangkan seorang Malfoy akan meminta tolong kepadaku'Ucap Hermione dalam hati. "Baiklah. Aku akan menolongmu."Ucap Hermione mencoba berbaik hati dengan Draco.
"Terima kasih Granger."Ucap Draco yang kemudian tersenyum kepada Hermione. 'Senyum yang menawan'Pikir Hermione dalam hati. Tanpa sadari ia juga menarik bibirnya membentuk senyuman.
"Oke. Apa yang kau butuhkan?"Tanya Hermione kepada Draco. "Ya. Sebuah kamar, Sarapan, Makan Siang, Makan Malam, membantuku melarikan diri, pikirkan sebuah cara agar aku terbebas dari Perjodohan, bantu menemukan tasku, bantu hindari dari Polisi Perancis."Oceh Draco tanpa henti.
"Merlin, Banyak sekali permintaanmu Malfoy! Aku akan memberimu tempat tinggal dan sarapan. Yang lainnya pikir sendiri."Ucap Hermione penuh amarah. Wanita itu kemudian berdiri.
"Terimakasih, Granger. Tapi, kumohon bantu aku."Ucap Draco yang masih memohon kepada wanita yang berdiri di hadapannya ini. Singa Gryffindor ini kemudian menghela nafas panjang.
"Ini sudah hampir malam, Malfoy. Besok akan kucoba membantumu."Ujar Hermione berjalan yang diikuti Draco dibelakangnya seperti penguntit. Penguntit yang menawan dan mempesona.
"Jadi kau tinggal di Hotel, Granger?"Tanya Draco yang berjalan di lorong hotel yang didepannya terdapat seorang wanita berambut semak yang seperti penuntun jalan. "Hm."Balas Hermione yang kemudian membuka tas manik-manik miliknya yang telah diberi mantra perluasan.
Cklek. Sebuah ruangan dengan fasilitas kamar tidur, kamar mandi, pantry, sofa, televisi, juga balkon ini tampak rapi, seperti belum pernah ditempati. "Kau tidur di sofa, Malfoy."Ucap Hermione yang kemudian membuka pintu balkon yang kemudian menampakan indahnya malam hari.
"Apa?!"Teriakan Draco menggema di ruangan tersebut. "Seorang Malfoy tidur di sofa? No, Granger."Ucap Draco dengan sedikit amarah. "Kau hanya menumpangkan. Lagipula, memangnya kemarin kau tidur dimana? Hotel bintang lima?"Ejek Hermione dengan sedikit jahat.
"Baiklah. Dari pada aku harus tidur di depan toko lagi."Ujar Draco kemudian menghela nafas. Draco kemudian melangkah duduk di Sofa yang akan ia gunakan untuk tidur malam ini. Ya, mungkin malam seterusnya juga.
"Tunggu, seorang Malfoy tidur di depan toko?"Ucap Hermione dengan suara menggelegar. Hermione kemudian tertawa terbahak-bahak. "Really?"Tanya Hermione yang berjalan kearah Draco. "Stup up, Granger."
Hermione kemudian berjalan menuju pantry dan membuka lemari es. Draco yang duduk di sofa berhadapan dengan sebuah benda kotak berwarna hitam yang di samping kanannya terdapat sebuah vas bunga.
"Benda apa ini Granger?"Tanya Draco sambil menunjuk benda kotak berwarna hitam yang ada di depannya. "Itu namanya Televisi, Malfoy. Benda Muggle."Ucap Hermione yang menutup pintu kulkas, dan berjalan kearah Draco dengan membawa dua kaleng minuman.
"Ini"Ucap Hermione menyerahkan minuman kaleng kepada Draco. "Terimakasih, Granger." Entah berapa kali hari ini Draco Malfoy menyebutkan kata 'Terimakasih' kepada seorang Muggle Born.
"Apakah yang Telvis ini lakukan Granger?"Tanya Draco dengan Dahi berkerut menambah ketampanan dirinya. "Televisi Malfoy. Bukan Telvis."Ujar Hermione. "Baiklah. Terserah. Aku tak mau mengerti tentang benda Muggle."
Draco mengalihkan pandangannya kepada Minuman Kaleng yang diberikan Hermione, dan mencoba membukanya. "Lantas kenapa kau bertanya tadi?"Tanya Hermione bingung.
Hermione mengambil minuman kaleng yang Draco coba buka, dan membantu membukanya. "Lupakan saja, Granger." Ujar Draco yang kemudian minum isi minuman kaleng yang telah dibuka berkat bantuan Hermione.
Hermione kemudian duduk di samping Draco dan membuka minuman yang ia bawa. "Apa yang akan kau lakukan untuk membantuku?"Tanya Draco menatap Hermione. "Aku sudah membantumu, malfoy"Ujar Hermione yang kemudian meminum minuman miliknya.
"Maksudku membantu nyawa ku, Granger."Ucap Malfoy sedikit mendesis karena kesal. "Kenapa kau kabur?" Tanya Hermione. "Karena aku akan dijodohkan."Jawab Draco dengan santai. "Apa masalahnya?"
"Masalah apa?"Tanya Draco bingung. "Kalau tidak ada masalah, kau tak akan kabur, Ferret."Ucap Hermione sedikit kesal. Singa Gryffindornya mulai meraung-raung. "Apa kau tak senang?"Tanya Hermione yang meminum minumannya kembali.
"Ada tiga pilihan keluarga darah murni yang akan diodohkan denganku. Pertama, Bulstrode; Milicent, Aku pasti menolaknya. Kedua, Parkinson; Pansy, kau tau kan kalau dia sangat tidak menyenangkan. Ketiga, Greengrass; yang ini adalah kakak beradik Greengrass, Daphne dan Astoria. Daphne adalah kekasih Theo."
"Lalu?"Tanya Hermione sedikit bingung dengan ucapan Draco. "Aku benci perjodohan antar darah murni. Mereka tak membiarkan anak mereka memilih, Granger."Ucap Draco penuh dengan amarah.
"Bukanya tadi kau boleh memilih antara Bulstrode, Parkinson, atau Greengrass. Kenapa kau tidak memilih?"Tanya Hermione bingung terhadap Musang-melambung ini. "Jika aku boleh memilih, tentu aku akan memilih Astoria. Dia cantik, anggun, dan menawan"Ujar Draco sedikit tersenyum. 'Oh, Musang jatuh cinta' pikir Hermione kaget melihat senyum tipis Draco.
"Jika seperti itu lebih baik, kau ber-apparate ke manor dan nikahilah Greengrassmu tersayang itu, Ferret."Ucap Hermione tersenyum penuh perhatian agar Musang ini segera pergi dari kehidupannya.
"Setelah aku pikir-pikir aku lebih baik kembali kemanor dan menikahi astoria. Tapi setelah itu, aku terdampar di kota ini dan kehilangan tasku."Ucap Draco yang kemudian mengacak-acak rambut pirang kebanggaannya.
"Apa pentingnya tas mu itu dibanding Greengrass?"Tanya Hermione memutar bola mata miliknya karena baru saja ia merasa penderitaan ini akan segera berakhir, namun kandas sudah. "Didalam tas milikku terdapat cincin pernikahan keluarga Malfoy. Cincin itu akan digunakan saat pewaris selanjutnya menikah."
"kau ingin aku segera pergi kan?"Tanya Draco kemudian menatap Hermione dengan kerutan didahinya dan seriangai menyebalkan kebanggaannya. "Tentu saja"Ujar Hermione Bersemangat. "Kalau begitu bantu aku menemukan tas milikku, kemudian aku bayar hutangku kepadamu, dan kita berpisah."
"Setuju."Kata sepakat itu memulai semuanya. Dengan jabat tangan pertama kalinya antara si Gryffindor dan si Slytherin, atau antara si Berang-berang dan si Musang, atau juga si Pureblood dengan si mudblood.
"Dimana tas yang tertukar itu Malfoy?"Tanya Hermione setelah melepaskan jabatan tangannya dengan si Musang. "Aku titipkan di bandara."Ujar Draco. "Kau bodoh, Ferret."
Matahari mulai menampakan dirinya setelah hampir 7 jam gelap. Kota paris mulai terang dengan adanya sinar matahari itu. Orang-orang juga sudah memulai aktivitas pagi mereka masing-masing.
Hermione Granger terbangun dari tidurnya karena terusik cahaya matahari yang bersinar lewat celah-celah kamar hotel miliknya. Iya menggeliat dibalik selimut sambil menguap. Ia kemudian bangun dari tempat tidurnya dan membuka jendela.
Dibalik horden tersebut menampilkan pemandangan kota paris saat pagi yang begitu menawan. Ia tersenyum memandang pemandangan tersebut, namun kemudian senyumannya hilang mengingat ada pekerjaan yang harus ia tuntaskan hari ini.
"Selamat berjuang, Hermione"Ucap Hermione menyemangati dirinya sendiri. Hermione kemudian berjalan melangkah keluar kamar. Ia memutar kunci yang berada di kenop pintu berbentuk bulat tersebut. Cklek.
Hermione berjalan melangkah keluar kamar miliknya. Matanya melihat sosok pirang yang tertidur lelap di sofa. Hermione mendekati sosok tersebut. Wajah Draco Malfoy saat tertidur begitu tenang. Hermione menatap wajah polos Draco saat tersenyum.
Rambut pirang yang berantakan menutupi dahi Draco membuat Hermione mengingat penampilan Draco saat tahun ketiga di Hogwarts. Namun, saat itu wajah bangsawan ini dihiasi seringai yang sangat menyebalkan.
"Malfoy, Wake up."Ucap Hermione mencoba membangunkan musang tidur. "Malfoy, Bangun."Hermione masih berusaha membangunkan ular malas ini. "Lima menit lagi." suara lirih terdengar dari bibir Malfoy muda tersebut.
"Malfoy, Greengrass disini."Ucap Hermione mencoba menggoda Draco. "Jangan bodohi aku, Semak."Ucap Draco yang kemudian sedikit menggeliat. Wajah Hermione berubah menjadi merah menahan amarah.
"Malfoy, Bangun!"Ucap Hermione sedikit berteriak untuk membangunkan Draco. "Baiklah, Granger. Aku bangun."Draco kemudian mencoba duduk di sofa yang semalam ia gunakan untuk tidur. "Good, Ferret."Ucap Hermione yang disertai seringai.
Hermione Granger 'Menyeringai'? Mungkin sebentar lagi Lucius Malfoy tersenyum menyapa Muggle. "Apa yang akan 'kita' lakukan?"Tanya Draco dengan mata yang masih terpejam. "Pergi ke bandara, mengambil tas yang tertukar itu. Cari alamatnya dan kau kembalikan tasnya."
"'Kau?' Seharusnya 'kita', Granger!"Ucap Draco mendesis. "Jika kau tidak menyebalkan, Malfoy. Kau sudah menghancurkan liburanku."Ucap Hermione yang membuka pintu balkon. "liburan? Atau menghindar dari Weaselbee?"Tanya Draco menggoda Hermione. Ucapan Draco pas, langsung membuat Hermione terdiam.
"Weaselbee itu memang brengsek, Granger. Kau itu sudah lama berteman dengannya. Bahkan berpacaran, namun kau tak mengetahui tingkahnya. Kau itu gadis bodoh Granger."Ucap Draco membuat suasana menjadi panas. Pipi Hermione memerah. "Kau benar, Malfoy. Aku gadis bodoh."
Draco kemudian berjalan mendekati Hermione yang berada di balkon. "Itu baru semangat, Granger." Ujar Draco. "Kau itu Ferret paling menyebalkan, Musang."Ucap Hermione kesal kepada Draco.
Tok. Tok. Tok. Suara itu membuat Hermione dan Draco menoleh kearah Pintu. "Kau tunggu disini, Malfoy." Ucap Hermione yang kemudian berjalan kearah pintu. "Siapa?"Tanya Hermione dengan aksen perancis yang lancar dari dalam. "Petugas Hotel, Miss."
Cklek. "Ada apa?"Tanya Hermione menggunakan bahasa inggris. "Saya mengantar sarapan, Miss."Ujar petugas hotel kemudian masuk mendorong trolly berisi makanan yang kemudian di letakan di pantry. "Makanan ini bagus juga untuk orang yang sedang berbulan-madu, Ma'am."ujar petugas hotel tersebut sedikit tersenyum.
"Bulan madu?"Ujar Draco sedikit bingung. "Oh. Kita bukan berbulan-madu seperti yang kau maksud."Ucap Hermione sedikit tertawa yang dibuat-buat. "Kami ini 'kakak-beradik' benarkan,"Ucap Hermione yang kemudian menatap Malfoy dengan tatapan lakukan-saja-atau-kau-mati.
"Oh, Benar sekali 'adik kecil'."Ujar Draco yang kemudian berjalan kearah Hermione dan merangkul Hermione. sontak Hermione kaget, dan menoleh kearah Draco, Matanya melotot kepada Draco. "Oh, kukira kalian pengantin baru, karena kulihat kalian cocok sekali."
"Benarkah? Hahaha, Aw-"Ujar Draco kesakitan karena kakinya terinjak lebih tepatnya diinjak, sehingga Draco melepaskan rangkulannya terhadap Hermione. Petugas Hotel tersebut bingung. "Kau kenapa kakak? Apa kakimu tergigit serangga?"Tanya Hermione dengan ekspresi dibuat-buat.
Draco menatap Hermione, awas-kau-semak. "Baiklah, ini sarapan pagi kalian, jika ada yang lain panggil saja kami."Ujar petugas Hotel tersebut kemudian mendorong trollynya keluar kamar. "terima kasih."Ucap Hermione yang kemudian menutup pintu dan menguncinya.
"Awas kau, Semak."Ucap Draco dengan wajah memerah sambil mengelus-elus kakinya yang diinjak Hermione. Hermione kemudian berjalan kearah pantry, menghirup aroma makanan yang masih hangat terlihat dari uap yang masih mengepul.
"Aku dapat bagiankan, Granger?"Tanya Draco dari sofa yang masih mengelus-elus kaki mahal miliknya. "Bagian apa?"Tanya Hermione yang kemudian berjalan menuju kulkas. "Sarapannya, Tentu saja."Ucap Draco yang berhenti mengelus-elus kakinya yang memerah.
"Kau akan mendapat sisanya, Malfoy."Ucap Hermione yang membawa sebotol susu. "Kejam sekali kau, Beaver."Ucap Draco berjalan kearah Pantry. "Bukanya seorang Slytherin yang kejam."Ucap Hermione sambil menuangkan susu kedalam gelas kaca.
"ah, Kau tidak tahu Slytherin saja. Sepertinya ini enak."Ucap Draco sambil menunjuk mangkuk yang berisi sup hangat. "Baiklah, Kau boleh memakan sup itu."Ucap Hermione sambil memutar bola matanya.
"Terima kasih Granger."Ucap Draco kemudian mengambil gelas yang berisi susu tersebut. "Itu milikku, Ferret." Ucap Hermione kemudian memukul kepala pirang tersebut dengan sendok yang sedang di bawa. "Aws, Sakit, Semak."
To Be Continued
Bagaimana chapter perdananya? kalau jelek maaf deh ya, saya masih mencoba membuat cerita fanfiction. kalau kalian suka bakal aku lanjutin, kalau kalian nggak suka, aku nggak lanjutin kok;) . Jangan lupa Review ya. buat tambah semangat ngetiknya. Thank you.
