Gangsta (c) kohske
Halcyon days (c) shirocchin
Sepasang lengan kekar merengkuh tubuh mungil, mendekapnya dengan hati-hati. Di sisi ranjang klinik milik dokter Theo, Nina membenamkan wajahnya yang merah dan panas di dada bidang pria bertubuh kekar yang tak menampilkan ekspresi apapun.
Nina tak pernah mengatakan pada siapa pun. Tidak seorang pun menerka bahwa ia memendam perasaan sayang yang berlebih kepada mesin pembunuh dari Benriya, Nicolas Brown. Bahkan, Worick Arcangelo yang juga menjadi temannya pun tak tahu.
Usapan lembut di pucuk kepalanya membuat Nina mendongak. Menatap sepasang mata kelam yang tengah memandangnya. Nicolas menggerakkan jemarinya, membentuk suatu isyarat yang hanya mampu dimengerti oleh dirinya
"Tubuhmu panas."
Jantung Nina berdebar kencang. Dia sedang tidak demam atau pun sakit. Suhu tubuhnya memang selalu meningkat jika sedang berdekatan dengan Nicolas. Pria itu tanpa disadari menyalurkan kehangatan pada tubuhnya yang mungil.
"Aku baik-baik saja kok. Jangan khawatir."
Pekerjaan Nicolas yang menyita banyak waktu membuat Nina tak pernah sering merasakan saat-saat tenang dan menyenangkan seperti ini. Gadis itu sejenak ingin melupakan apa yang terjadi di luar sana. Ia ingin bersama lebih lama dengan pria yang dicintainya.
"Nico, malam ini kau tidur di sini ya."
Nina membuat isyarat dengan jemari mungilnya. Sepasang alis Nicolas bertaut. Namun ia mengangguk pelan sebagai jawaban.
"Terima kasih, Nico."
Tidak ada yang tahu apakah besok ia masih bisa mendekap tubuh Nicolas seperti ini.
.
end
