Hai lagi SasuIno fans…~

*digantung idup-idup karena nambah satu cerita lagi* tenang tenang… pasti apdet kok pasti… *senyum ala Guy-sensei* karena inti cerita keseluruhan udah ada bayangannya \(^o^)/

Special thanks for : elfazen-nee karena sudah mempercayakanku, padahal aku author abal gini ==" *nangis bombay*

Yoroshiku onegaishimasu!

Warning : AU, Typo(s), maybe OOC, rate T++ #emangada? Ya pokoknya siap-siap aja deh XDDa *mau naikin ke M, tapi kayaknya nggak M banget*

Naruto © Masashi Kishimoto

Story Idea © elfazen

Typesetter © Shiho 'Daey Dragneel

Taklukan!

Chapter 1 : Great Target

.

.

.


(Third Person's POV)

"Gomen ne, Kiba-kun. Aku tidak bisa."

Tidak menghiraukan ucapan gadis pirang itu, pemuda pecinta anjing ini malah mendekapnya semakin erat dan melumat bibirnya lebih dalam lagi. Mulutnya seakan lapar oleh hisapan-hisapan gadis di depannya ini. Tangannya mendekap pinggang gadis itu dengan posesif.

"Tidak, Ino. Kau pasti bohong. Kenapa tiba-tiba…" ucap Kiba setelah mereka melewati ciuman panas selama beberapa lama. Tangannya masih mendekap erat pinggang Ino.

"Kiba-kun, maafkan aku. Aku tidak bisa melanjutkan ini. Sudah tidak ada kecocokan lagi antara kita berdua," ucap Ino dengan nada sedih—nada yang biasa dia lakukan.

Kiba melepaskan kedua tangannya dari pinggang Ino. Kemudian dia mundur selangkah demi selangkah lalu berhenti. Ino yang melihat itu tidak protes dan diam saja.

"Kecocokan apa? Kenapa kau pandai sekali mencari alasan? Dasar kau mulut BUAYA! Aku menyesal mempunyai hubungan denganmu! Cih," ucap—teriak Kiba dengan emosi lalu dia melenggang pergi dari salah satu koridor sekolah yang sepi—semua anak sudah pulang.

Sebagai seorang gadis yang normal, Ino akan menangis. Tapi nyatanya tidak, dia tidak menangis. Dia malah tersenyum sinis—berarti Ino memang bukan gadis yang normal seperti gadis lainnya.

"Kalau kau tahu bahwa aku ini bermulut manis, lantas kenapa kau menciumku dengan bergairah beberapa menit lalu? Hee? Baka Kiba," ucap Ino dengan tersenyum sinis dan melipat tangannya. Dia pun berbalik pergi berlawanan arah dengan Kiba.


~ Sasuke Ino ~


"Aku sudah tidak minat denganmu. Kita putus saja!"

"Sa-sasuke-kuuun! Kenapa tiba-tiba? Sasuke-kun!" ucap seorang gadis berwarna rambut selaras dengan bunga sakura memanggil dan menahan pacar—yang sudah menjadi mantan pacarnya itu.

Gadis itu menarik lengan Sasuke dengan keras. Membuat si pemilik lengan itu—Sasuke menoleh ke arahnya dengan muka datar dan dingin.

"Ada apa lagi?" tanya Sasuke dengan ogah-ogahan.

"Kenapa kau tiba-tiba memutuskanku? Berikan aku satu saja alasan yang logis! Aku tidak pernah menyakitimu, Sasuke-kun!" ucap Sakura dengan air mata berlinang dan terisak keras.

Bukannya Sasuke merasa kasihan dan berat untuk meninggalkannya, tapi Sasuke malah memasang muka dingin tingkat tertinggi dan tatapan mata yang tajam. Serta bonus lengkungan sinis bertengger di bibirnya.

"Satu alasan? Baiklah. Hmm, aku sudah bosan denganmu, you bitch."

"Sasuke-kuuuuuuuuuuun!" tangis Sakura meledak setelah Sasuke mengatakan kalimatnya dan meninggalkannya di salah satu koridor sekolah begitu saja. Tajam, dingin dan menyakitkan.

Semua murid di sekolah Konoha High School sudah tidak merasa kaget lagi jika ada sebuah teriakan, tangisan, ataupun kekesalan. Penyebabnya pasti berujung pada dua orang itu.

Entah kenapa juga walaupun mereka berdua itu sudah biasa dalam mempermainkan pasangan mereka masing-masing, masih banyak yang menyukai mereka. Sasuke—murid baru di KHS yang baru dua minggu ada di sekolah itu pun langsung mempunyai sebuah FC—Fans Club.

Tapi asal kalian tahu saja, siapa yang tidak kenal dengan Sasuke Uchiha, putra dari perusahaan paling termahsyur di negeri Jepang ini? Walaupun cuma dijadikan sekedar mainan pun, para gadis dari FCnya—yang dia tidak peduli itu banyak yang mau. Mukanya tajam dan dingin. Tapi kadang bisa juga tersenyum. Senyum tipis dan senyum sinis. Pemuda berambut raven ini memiliki paras yang tampan—benar-benar tampan.

Seperti halnya juga dengan Ino. Putri tunggal Yamanaka Corporation ini memiliki rambut pirang panjang yang terikat dengan rapi. Mata aquamarinenya yang jernih, kulit putih yang mulus, badan yang sangat ideal dan kecantikan yang luar biasa. Dia sangat suka sekali berpergian ke luar pulau—ke luar negeri.

Dengan kelebihan-kelebihan seperti itu membuat Ino menjadi seorang gadis yang suka dengan laki-laki. Suka dalam arti bahwa dia menganggap semua laki-laki pasti bisa ditaklukannya. Jadi tidak ada kata ditolak di dalam kamus seorang Yamanaka Ino. Semuanya dituruti oleh ayahnya. Menjadi putri tunggal pun juga menjadi keuntungan yang sangat besar karena kasih sayang orang tuanya akan jatuh hanya kepadanya.


~ Sasuke Ino ~


"Jadi, kau kemarin memutuskan Inuzuka itu? Ya ampun, Ino."

Yang diajak bicara hanya menyunggingkan cengiran biasa—seperti tidak terjadi apa-apa kemarin. Dia tetap memakan hamburgernya dengan santai.

"Mmm, kenapa memang? Aku sudah bosan dengan putra Inuzuka itu," jawab Ino dengan nada bosan. Sahabatnya hanya mengela napas kesal.

"Haah. Ino, Ino. Kenapa kau tidak mau berubah sih?" ucap sahabatnya sambil meminum jus orange kesukaannya.

"Lagipula tidak ada yang protes 'kan? Kenapa kau yang tidak kupacari malah marah? Hahaha," ucap Ino.

Dia hanya melengos mendengar tanggapan Ino. Kenapa sahabatnya ini tidak berhenti memainkan perasaan laki-laki? Apa dia mau kena karma? Pikirnya kesal.

Sesaat kedua gadis itu terdiam, menikmati makanan dan minuman bekal mereka di bangku kelas mereka—mereka tidak mungkin menemukan kantin yang buka di pagi buta seperti ini. Beberapa saat kemudian gadis bercepol dua itu menyenggol lengan Ino dengan keras sehingga membuat Ino kesal.

"Apa sih, Ten?" tanya Ino dengan kesal.

Tenten tidak menjawab, dia hanya menunjukkan telunjuknya dan mengarah pada seorang pemuda tampan. Ino yang penasaran pun mengikuti arah dari telunjuk Tenten. Dan terlihatlah seorang Uchiha muda itu sedang berjalan dengan angkuhnya masuk ke dalam kelas dan melewati bangku-bangku.

"Siapa dia?" tanya Ino sangat penasaran.

"Kau tidak tahu dia? Oh iya kau kan kemarin baru saja pulang dari Paris," jawab Tenten tanpa menatap Ino—masih menatap Sasuke dengan pandangan kagum.

"Memangnya dia siapa sih?" tanya Ino lagi.

"Dia itu murid baru di kelas ini, namanya Uchiha Sasuke."

"Uchiha, eh?" gumam Ino tersenyum menyeringai.

"Iya. Dia masuk tepat setelah kau mengambil cuti-tidak-pentingmu itu untuk pergi ke Paris," ucap Tenten dengan nada menyindir ke arah gadis pirang itu. Sedangkan Ino hanya memutar bola matanya.

"Terserah aku dong. Aku mau refreshing sebentar kan."

"Kalau mau refreshing lihat-lihat dong! Masa' kamu refreshing di tengah hari-hari sekolah? Tidak bisa menunggu hari libur ya," ucap Tenten dengan menatap Ino kesal.

"Yah, aku inginnya sekarang sih. Dan Otou-sanku tidak apa-apa tuh, buktinya," jawab Ino sambil nyengir.

"Haaah. Kamu ini," sahut Tenten memutar bola matanya bosan.

"Lalu? Kau tahu informasi apa saja tentang pemuda Uchiha itu?"

"Kau mau tahu? Sasuke itu sudah mempunyai FC lho! Dia memang keren sih," ucap Tenten dengan nada riang. Sedangkan Ino hanya diam dan mengamati Sasuke yang sedang duduk dan membaca buku—yang Ino tidak peduli buku apa itu.

Tampan? Jelas. Keren? Sangat terlihat dari auranya. Tatanan rambut yang tidak biasa, mata onyx yang menatap dengan tajam dan dingin, dan tubuh yang terlihat sangat atletis. Menyandang nama Uchiha pun seperti bonus yang sangat menguntungkan.

Merasa ada yang memperhatikan, pemuda Uchiha itu menoleh ke arah asal dia diperhatikan. Dan ketika dia menoleh, kedua mata itu bertemu. Sasuke sedikit melebarkan matanya, dan Ino pun tidak tahu mengapa Sasuke sedikit kaget akan kehadiran Ino. Apa dia sudah jatuh cinta padaku? Tanya Ino narsis dalam hati.

Sasuke melebarkan matanya hanya beberapa detik. Selanjutnya dia sudah kembali dalam mode pokerface alias muka datar dan dinginnya itu—dengan tetap memandang aquamarine Ino. Ino yang masih ditatap seperti itu langsung menyunggingkan sebuah senyum yang sangat manis—yang sanggup melelehkan semua pria.

Di luar dugaan, Sasuke malah mengalihkan pandangannya kembali ke buku setelah Ino tersenyum seperti itu. Ino pun mengerutkan keningnya. Biasanya senyuman mautnya ini mampu membuat para pemuda di KHS ini sedikit mengeluarkan semburat merah. Tapi kenapa pemuda satu ini tidak?

"Menarik…" ucap Ino tanpa sadar dan tersenyum sinis.

"Apa? Apa yang kau katakan Ino?" tanya Tenten yang tidak begitu jelas dengan gumaman Ino tadi.

"Tidak…" jawab Ino sambil tetap memandang Sasuke dengan intens dengan senyum seringaian.

Tenten yang mengerti maksud dari Ino hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Padahal dia kemarin baru saja memutuskan anak, dan sekarang dia sudah mempunyai ancang-ancang untuk pemuda lainnya? Seperti dia tidak mempunyai perasaaan apapun pada Kiba—mantan barunya itu.

"Ino… Kau tidak berubah sama sekali," ucap Tenten dengan bosan.


~ Sasuke Ino ~


"Hai, stranger. Bolehkah aku berkenalan denganmu?" tanya Ino ramah setelah bel pulang sekolah berbunyi.

Sasuke yang sedang membereskan buku-bukunya mendongak dan mendapati gadis itu sedang tersenyum ramah. Reaksi Sasuke hanya diam saja dan tetap kembali dalam membereskan buku-bukunya.

"Kita sekelas jadi kita harus saling mengenal satu sama lain," ucap Ino tidak menyerah setelah Ino rasa Sasuke tidak menanggapinya sama sekali.

Sasuke tetap tidak mengatakan sepatah kata pun untuk menanggapi Ino. Setelah buku-bukunya selesai, Sasuke membawa tasnya dan melewati Ino begitu saja.

Merasa diabaikan—tidak dianggap ada oleh pemuda Uchiha itu, Ino sedikit kesal dengan tingkahnya. Ino tetap mengikuti langkah Sasuke sampai di sebuah koridor. Ino mendahului langkah Sasuke dan menghadangnya. Sasuke diam di tempat, namun beberapa saat kemudian dia mengambil jalan yang lain. Dengan sigap Ino pun menghadangnya lagi.

"Apa yang kau inginkan, gadis?" tanya Sasuke menatap mata Ino dengan dingin. Ino hanya tersenyum manis.

"Aku hanya ingin berkenalan."

"Kau anggota FC yang baru?" tanya Sasuke dengan nada mengejek. Sedangkan Ino berusaha untuk tidak terpancing emosinya—dia tetap pada senyum manisnya.

"Kau punya FC? Maaf, aku ketinggalan informasi karena dua minggu terakhir ini aku ada di Paris," ucap Ino pura-pura tidak tahu dan tetap dalam senyuman manisnya.

Sasuke hanya menghela napas pendek dan memutar bola matanya. Mereka berdua jatuh dalam keheningan sesaat. Ino masih dalam mode senyum manisnya dan Sasuke yang memandang Ino dengan tatapan yang sulit diartikan.

Tiba-tiba Sasuke mendorong Ino sampai punggungnya menyentuh loker-loker siswa. Ino sontak kaget dengan perbuatannya yang tiba-tiba. Tangan kiri Sasuke berada di atas kepala Ino, ketika lengannya berada tepat disamping kepala Ino.

Kepala mereka semakin mendekat dan mendekat. Setelah dahi mereka bertautan, Sasuke tidak melakukan apa-apa selain memandang mata aquamarine itu. Begitu juga dengan Ino. Walaupun bibir mereka tinggal beberapa senti lagi akan bertemu tapi mereka tetap tidak melakukan apa-apa.

Tangan kanan Sasuke yang awalnya berada di saku celananya kini mulai masuk dalam kerah baju Ino. Diperlakukan seperti itu Ino hanya diam saja dan tetap mendongak beradu dengan onyx yang lebih tinggi darinya.

Tangan Sasuke memegang leher mulus Ino dan mencari-cari sesuatu. Setelah benda yang dicari-cari itu ketemu, dengan pelan Sasuke mengangkatnya.

"Yamanaka… Eh?" ucap Sasuke pelan saat dia melihat tulisan hias yang ada di kalung Ino—yang tersembunyi di baju Ino tadi. Ino hanya bereaksi tersenyum lembut dan manis.

"Tahu darimana kalau aku memakai kalung?" tanya Ino kagum dan memandang Sasuke dengan tatapan lembut. Sasuke melepaskan kedua tangannya dan sedikit menjauh dengan Ino.

"Gadis pesolek sepertimu pasti memakai apa saja," ucap Sasuke datar lalu meninggalkan Ino. Merasa belum puas Ino pun mengejar dan menahan lengan Sasuke.

"Apa lagi gadis bodoh?" tanya Sasuke dingin dan tajam.

"Kau belum memperkenalkan dirimu," ucap Ino seperti tidak terpengaruh oleh nada kesuraman dari Sasuke.

Sasuke dengan kasar melepaskan lengannya dari pegangan Ino. Membuat Ino mengerutkan keningnya—tidak menyangka bahwa dia bereaksi seperti ini.

"Aku tidak ada niatan untuk berkenalan denganmu, gadis genit! Pergi sana!" ucap Sasuke kasar dan dingin.

Sasuke memandang mata aquamarine itu sejenak, lalu kemudian mendecih dan segera meninggalkan Ino yang masih dalam tampang shock. Matanya melebar beberapa senti dan tubuhnya kaku.

Ino masih berdiri mematung di tempatnya walaupun beberapa saat berlalu. Baru pertama kali ini dia dibentak dan diusir sekasar ini. Selama hidupnya dia tidak pernah tidak mendapatkan apa yang dia inginkan. Semuanya—termasuk para pemuda yang dia inginkan.

Dan Uchiha Sasuke adalah orang pertama yang berani membentaknya. Pemuda yang terkesan tidak peduli dan sangat dingin padanya. Pemuda yang kerjanya selalu membaca buku. Pemuda tampan. Pemuda kaya.

Pemuda yang harus ditaklukan oleh putri tunggal Yamanaka ini.

Dengan senyum seringaian dia melipat kedua tangannya dan memandang punggung Sasuke yang sudah tidak kelihatan.

"Sasuke Uchiha. Great Target,"

.

.

.

~ To Be Continued ~


Huaaah akhirnya jadi…

Ini baru pertama kali aku bikin fic bergenre AU! (~^o^)~

Reader : So? Curhat ya? #digampar

Terima kasih sudah membaca fic ini ^^

Mau review? Review yaaa? *senyum manis dengan background suram dan membawa pisau* XDD

Kalo nggak mau review nggak papa deh, tapi klik aja tombol yang ada di bawah ini. *dibakar* XDD

V

V

V

V

V