Sekalipun Donghyun selalu patah, ia hanya ingin disini.
Pikiran dangkalnya kemarin membuatnya tertawa miris. Sebegitukah lelah dirinya yang menyerah akan keadaan?
Tolol, dangkal. Seharusnya ketika kau mencintai seseorang, berjuanglah.
Tetapi, sisi iblisnya berbicara lagi,
Untuk apa berjuang mendapatkan angin yang nyata tapi fana?
Selalu saja begitu. Ia berusaha pergi, tetapi ada sesuatu yang menahannya untuk disini.
Sewoon hanya tertawa dibalik kain fabrik kebesaran yang membalut tangannya; ia bilang Donghyun belum rela.
Menyarankan untuk tetap disini. Mengikuti permainan. Keluar dari permainan pada klimaksnya bukanlah hal yang seru, lanjutnya.
Okelah, ia bergumam.
Mungkin saja dengan selalu bertahannya ia disini, lelaki mirip kambing peru tersebut akan mengerti dan menoleh padanya.
Ya, semoga.
