Jimin's Love Story

.

Jimin jatuh dalam pesona sang golden maknae sejak pertama kali bertemu. Tapi Jungkook tak menunjukkan tanda jika ia juga menyukai Jimin. Jungkook lebih memilih menghabiskan waktu bersama V. Berhasilkah ia mendapatkan maknae yang terkesan cuek itu ?

.

.

Warning : BOYS LOVE | GAJENESS | ABSURDNESS | TYPOSNESS | Out Of CharacterNESS | IDE PASARANESS | DAN NESS NESS YANG LAIN

Ai nggak nerima flame baik tentang cerita maupun chara. Ai tidak pernah membash author lain jadi jangan membash Ai, ok ?

Happy reading ^.^

.

.

.

.

.

Jimin memasuki dorm dengan senyum yang menghiasi bibirnya. Tangannya memegang kantong-kantong belanjaan yang cukup banyak.

"Kookie-ah~" teriak Jimin

"Kookie~" Jimin mencari sang golden maknae di tempat biasanya mereka bermain PS namun hanya ada hyungdeulnya di ruangan itu

"Jin-hyung, kau melihat Kookie ?" Jin yang sedari tadi memperhatikan Suga dan J-hope bermain PS pun menolehkan kepalanya saat mendengar suara Jimin

"Huh ? Umm, entahlah. Coba lihat di kamar partner in crimenya" jawab Jin sambil menggedikan bahu

Jimin menghentakkan kakinya dan menuju kamar V dengan wajah tertekuk.

"Ada apa dengannya ?" tanya Suga

"Hyung seperti tidak tahu saja. Main dancer kita itu menyukai golden maknae" ucap J-hope

"Tapi Jungkook terlalu acuh padanya" tambah Jin, Suga hanya mengangguk mendengar penjelasan dari J-hope dan Jin

Jimin telah berada di depan kamar V, tangannya terangkat untuk mengetuk pintu kamar V.

TOK TOK TOK

"Siapa ?" terdengar suara V dari dalam

"Ini aku, Jimin"

"Masuklah, hyung. Aku tidak mengunci pintunya"

Jimin membuka pintu perlahan dan menjulurkan kepalanya untuk melihat keadaan di dalam kamar. Mata sipitnya berbinar saat menemukan orang yang sedari tadi dicarinya tengah menonton film bersama V. Jimin pun mengambil tempat di sebelah Jungkook.

"Kookie-ah, aku membelikanmu sesuatu" ucap Jimin antusias

"Kookie~" Jimin menusuk pipi gembil milik Jungkook saat Jungkook tak melepaskan pandangannya dari layar televisi

"Tch, jangan berisik hyung"

Jimin yang kesal karena tak ditanggapi oleh Jungkook pun mengambil remote dan mematikan televisi yang telah membuat Jungkook mengacuhkannya.

"Yak ! Kenapa kau matikan, hyung ?!" teriak Jungkook tak terima

"Siapa suruh kau mengacuhkanku" Jimin melipat tangannya

"Eungg, aku mau mencari Jin-hyung dulu" ucap V lalu keluar kamar, ia tak ingin terlibat pertengkaran antara maknae line itu. Tak sadar kah jika kau juga termasuk maknae line, uri V ?

Setelah V pergi, dua namja yang hanya terpaut dua tahun itu tak kunjung berbicara. Jungkook bangkit dari posisi duduknya dan berjalan menuju pintu. Namun baru satu langkah, sebuah tangan menahannya. Jungkook menatap sang pelaku dengan tatapan tak mengerti.

"Duduklah, jebal" pinta Jimin

"Hhh" desah Jungkook sambil mendudukkan dirinya di atas ranjang

"Aku membelikanmu sweater dan hoodie karena sebentar lagi musim dingin tiba. Bukalah" Jimin menyodorkan kantong-kantong belanjaan yang dipegangnya. Jungkook membuka satu persatu kantong belanjaan pemberian Jimin. Manik obsidiannya berbinar melihat sweater tebal berwarna merah juga hoodie putih dengan aksen merah.

"Gomawo, hyung" ucap Jungkook yang seakan lupa jika ia sedang marah pada hyungnya itu

"Kau suka ?"

"Kookie suka sekali" Jimin tak tahan untuk mencubit pipi Jungkook yang terlihat gembil karena terus tersenyum

"Yak ! Kenapa hyung mencubit Kookie ?" Jungkook mengerucutkan bibirnya

"Kau terlalu imut, Kookie" ucap Jimin sembari mengacak rambut hitam milik Jungkook

"Jimin, Jungkook ! Cepat keluar atau tidak ada jatah makan siang untuk kalian" teriak sang Princess

"Kajja, Kookie. Princess-hyung sudah mengamuk" Jimin mengulurkan tangannya namun Jungkook menepis uluran tangannya

"Kookie bisa jalan sendiri, hyung" ucap Jungkook lalu berlari ke arah ruang makan sementara Jimin berjalan lesu karena penolakan Jungkook barusan. Sesampainya di ruang makan, mata sipitnya membulat melihat Jungkook tengah memeluk V dari belakang. Keduanya tampak asyik bercanda. Jimin masih berdiri dan menatap ke arah Jungkook dengan sendu.

"Duduklah, Chimchim" ajak Jin a.k.a Princess of BTS

"Ne, hyung" jawab Jimin lemah

"Jimin-ah.." panggil Suga saat Jimin duduk di hadapannya

"Wae, hyung ?"

"Kudengar kau memberikan Jungkook sweater dan hoodie. Benarkah ?"

"..."

"Jimin-ah !"

"..."

"Iya, tadi Jimin-hyung memberikan Kookie sweater dan hoodie" celetuk Jungkook

"Yak ! Kau curang ! Kenapa hanya Jungkook ?"

"Nanti hyung akan kubelikan juga" Jimin akhirnya membuka suara

"Jinja ?"

"Ne"

"Gomawo ne, shorty~"

"Yak ! Apa hyung tidak sadar jika hyung juga pendek ?!"

"Tapi kau yang disebut pendek oleh manager-hyung" ucap Suga kalem

"Aish jinja"

"Sudahlah, jangan ribut lagi. Makanlah" ucap Jin

"Ne, hyung" ucap seluruh member BTS kompak

Tak ada lagi ocehan yang keluar dari mulut para member BTS. Mereka sibuk menikmati makan siang buatan Jin, sesekali terdengar dentingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring.

"Aku selesai. Gomawo untuk makanannya" ucap Jimin lalu berjalan ke kamarnya

"Tumben sekali dia tidak menghabiskan makanannya" gumam Suga namun masih dapat didengar oleh member lain

"Maknae-ah.." panggil Jin

"Huh ? Whae, hyung ?" sahut Jungkook dengan mulut penuh makanan

"Yak ! Telan dulu, pabbo" V mencubit hidung Jungkook

"Kalian seperti sepasang kekasih" celetuk Suga

Jungkook yang tadinya hendak membalas V pun menundukkan kepalanya. Sementara V hanya menampilkan cengiran khasnya.

"Hyung, kau cerewet sekali" sindir J-hope

"Aku hanya mengungkapkan apa yang ada di pikiranku"

"Cukup ! Sudah kubilang, jangan ada pembicaraan saat makan. Apa kalian tidak mengerti ?!" sembur Jin

"Tapi hyung yang memulai pembicaraan" ucap V

"Diam !" V sontak menundukkan kepalanya mendengar bentakan Jin. Jungkook menatap V dengan tatapan iba. Tangan mungilnya terjulur, menyentuh jemari V. V mengacak rambut Jungkook setelah melihat tatapan iba yang diberikan maknae itu padanya.

"Jungkook.." panggil Jin dengan nada rendah nan menyeramkan

"Ne, hyung ?" jawab Jungkook takut-takut

"Kau melakukan sesuatu pada Jimin ?"

"Aku ?" beo Jungkook

"Hmm" gumam Jin

"Aniya. Kookie tak melakukan apapun"

"Temui dia setelah kau selesai makan"

"Aku ikut" celetuk V

"Andwe. Kau harus membantuku membereskan piring-piring ini"

"Aish, jinja" gerutu V

"Aku selesai"

"Temui Jimin sekarang ne ?" ucap Jin sembari tersenyum

"Ne, hyung" jawab Jungkook

Jungkook berdiri di depan pintu kamar Jimin dan Suga. Ia mengetuk pintu bercat biru langit itu pelan namun tak ada sahutan sama sekali. Jungkook mengetuk lebih keras tapi Jimin tak juga membukakan pintu untuknya.

"Hyung, Kookie masuk ne" Jungkook memutar kenop pintu dan melangkah masuk ke dalam kamar Jimin dan Suga. Matanya berbinar melihat sebuah gundukan yang ditutupi selimut di atas ranjang.

"Jimin-hyung.." Jungkook mendudukan dirinya di atas ranjang dan mengguncangkan gundukan yang ia yakini sebagai tubuh Jimin

"Jimin-hyung, apa Kookie berbuat salah padamu ?"

"Yak ! Jimin-hyung, jangan diam saja !" Jungkook menyibakkan selimut yang menutupi tubuh Jimin

"Eoh ? Guling ?"

"Kau berbicara dengan siapa, Kookie ?" suara yang terkesan berat memasuki pendengaran Jungkook. Jungkook menolehkan kepalanya namun sayang keputusannya itu tidak tepat. Sebab hidung mancungnya bertemu langsung dengan abs milik orang yang tadi berbicara padanya.

"Gyaaaah !" teriak Jungkook dan spontan mendorong orang yang berada di depannya hingga terjatuh.

"Ada apa, maknae ?" tanya Jin yang baru saja memasuki kamar setelah mendengar teriakan Jungkook. Jin mengedarkan pandangannya, ia menemukan Jungkook tengah menutup kedua matanya dan Jimin yang terduduk dilantai dengan handuk yang menutupi bagian bawahnya.

"Yak ! Kau berbuat mesum pada Jungkook, eoh ?!" Jin menarik telinga Jimin

"A-appo ! Sakit, hyung" ringis Jimin yang telinganya tengah dicium oleh jemari lentik sang Princess

"Apa yang kau lakukan pada maknae, hah ?!"

"Ani, aku tidak melakukan apapun" Jin pun melepaskan tangannya dari telinga Jimin dan menghampiri Jungkook. Ia mengelus pucuk kepala Jungkook penuh sayang.

"Kau tak apa ?" tanya Jin lembut

"Gwaenchana, hyung. Kookie hanya sedikit terkejut" Jungkook tersenyum. Maniknya beralih pada Jimin yang masih terduduk di lantai.

"Eungg, mianhae, hyung" ucap Jungkook sambil menggaruk kepala

"..."

"Aku ke dapur dulu" Jin menutup pintu dan meninggalkan dua maknae itu sendirian

"Hyung, kau marah eoh ?"

"..." Jimin tak menjawab, ia memilih berjalan ke arah lemari dan memakai pakaian yang sembarang diambilnya

"Aish jinja" gerutu Jungkook yang diabaikan oleh Jimin

Setelah selesai memakai pakaian, Jimin langsung keluar kamar tanpa memperhatikan Jungkook sedikit pun. Jungkook sedikit kecewa dengan sikap Jimin sebab selama ini Jimin tak pernah mengacuhkannya meski ia berbuat salah. Ia memutuskan untuk mencoba berbicara pada Jimin lagi.

"V-hyung, kau melihat Jimin-hyung ?"

"Hi hapur whesama Suha-hyungh"

"Aish, jangan berbicara dengan mulut penuh makanan"

"Hehe. Dia di dapur bersama Suga-hyung"

"Gomawo" ucap Jungkook lalu melesat ke dapur

"Hyung, ayo cepat" Jimin terus mengoceh karena Suga belum juga selesai mencuci piring

"Iya iya, Tuan abs"

"Aku ganti baju dulu" lanjut Suga

"Eoh ? Kenapa kau berdiri disitu, maknae ?" tanya Suga saat melihat sang maknae tengah berdiri memperhatikannya dan juga Jimin

"Aniya" Jungkook meninggalkan Suga yang cengo karena sikap ketusnya

"Hyung, ppali !"

"A-ah ne"

Sekitar 15 menit kemudian, Suga keluar dengan penampilan yang terbilang sederhana namun tak mengurangi kadar kemanisannya.

"Kalian mau kemana ?" tanya Jin saat melihat Suga dan Jimin berpakaian rapi

"Kencan" jawab Jimin asal

"Kajja, hyung" Jimin menautkan jemarinya di antara jemari Suga dan menarik Suga keluar dari dorm

"Jangan pulang terlalu larut !" teriak Jin

"Hyung ?"

"Kookie ? Waeyo ?"

"Kenapa hyung berteriak ?"

"Aku hanya mengingatkan Jimin dan Suga agar tidak pulang terlalu larut"

"Jimin-hyung dan Suga-hyung pergi bersama ?"

"Ne, waeyo ?"

"Uh, aniya"

"Baby Kook~"

"Ada alien yang mencarimu" Jin terkikik

"Ne, Kookie mau melihat Tae-hyung dulu"

"Akhirnya kau datang" ucap V ketika melihat Jungkook memasuki kamarnya

"Ada apa, hyung ?"

"Temani aku main PS ne ? Aku bosan"

"Arraseo"

Jungkook pun menemani V bermain PS. Sementara itu, di tempat lain Jimin dan Suga tengah 'berkencan'.

"Hyung, ada tempat yang ingin kau kunjungi ?" tanya Jimin

"Eung.."

"Waeyo, hyung ?"

"Bisakah kau lepaskan tanganmu ? Bisa-bisa muncul skandal jika ada yang melihat kita bergandengan seperti ini"

"Shireo"

"Jimin-ah, jebal" pinta Suga

"Tidak. Akan"

"Kau mau membawaku kemana ?"

"Ra-ha-si-a"

"Aish, menyebalkan" Suga menggembungkan pipinya

"Kajja, hyung" Jimin menarik Suga saat bus yang ditunggunya datang

Keduanya terdiam dalam keheningan yang mereka ciptakan. Suga memperhatikan jalanan dari kaca bus sementara Jimin hanya menatap Suga tanpa berniat memulai pembicaraan.

"Ayo turun, hyung" ajak Jimin

"Lotte World ?" gumam Suga

"Ne, ayo main sepuasnya" Jimin menangkup pipi Suga dan tersenyum

"Kau terlalu pendiam, hyung. Sekali-sekali cobalah untuk lebih ekspresif"

"Hhh, baiklah. Ayo bersenang-senang hari ini !" ucap Suga antusias

Suga tak malu lagi bergandengan tangan dengan Jimin. Ia mengajak Jimin untuk mencoba seluruh wahana di Lotte World. Hampir seluruh wahana telah mereka coba, senyum tak pernah lepas dari wajah Suga. Jimin mau tak mau ikut tersenyum melihat hyung kesayangannya terlihat begitu bahagia. Senyumnya sedikit memudar saat melihat Suga mulai kelelahan. Ia memutuskan untuk mengajak Suga ke sebuah food court.

"Hyung, mau pesan apa ?"

"Mmm, aku mau jjangmyun"

"Tunggu disini ne ? Akan kupesankan"

"Ne, ppali"

Sembari menunggu Jimin, Suga memutuskan untuk mengambil selca dan menguploadnya menggunakan akun Twitter yang digunakan member BTS bersama-sama. Suga tersenyum kecil setelah mengupload fotonya.

"Kenapa hyung tersenyum ?"

"Ah ? Aniya" Suga tertawa kecil

"Hyung, kau sedang apa sih ? Bisakah kau letakkan ponselmu sejenak ? Jjangmyunnya keburu dingin" ucap Jimin karena Suga tak kunjung memakan jjangmyun dan sibuk dengan ponselnya

"Arraseo, Tuan abs" Suga mulai menyantap jjangmyun yang tadi dipesan oleh Jimin

"Hehapa hau hihak mahan ?" tanya Suga saat Jimin terus memperhatikannya

"Aku tidak lapar"

"Diet, eoh ?" goda Suga

"Yak ! Berhenti menggodaku, hyung" Suga tertawa kecil melihat reaksi dongsaengnya itu

"Aku selesai" ucapan Suga memecah keheningan yang tadi sempat menggelayuti mereka

"Kajja, hyung"

"Pulang ?"

"Aniya. Masih ada tempat yang harus kita kunjungi" ucap Jimin sambil menautkan jemari mereka

"Lagipula ini baru pukul 4" lanjut Jimin setelah melihat jam yang melingkar di tangannya

"Arraseo. Kau akan mengajakku kemana lagi ?"

"Myeongdong. Hyung ingin sweater dan hoodie kan ?"

"Kau masih ingat rupanya" Suga tersenyum

"Tentu saja. Kajja kita cari bus" Jimin menarik Suga ke sebuah halte bus

"Bukankah itu Jimin dan Suga dari BTS ?" seorang siswi tampak berbisik pada temannya

"Kau benar. Kenapa mereka bergandengan seperti itu ?"

"Jimin-ah.." panggil Suga

"Wae, hyung ?"

"Bisakah kau lepaskan tanganku ? Banyak yang membicarakan kita disini"

"Bus kita sudah datang" Jimin menarik Suga ke dalam bus

"Hyung tidak perlu mendengarkan ucapan mereka" ucap Jimin setelah mereka duduk

"Dasar maknae ! Bagaimana jika muncul skandal karena perbuatanmu ?" Suga menyentakkan tangannya yang sedang digenggam oleh Jimin hingga terlepas

"Itu tidak mungkin, hyung. Mereka pasti senang. Bukankah mereka selalu memasangkan member BTS ?"

"..."

"Hyung, kau marah eoh ?"

"..."

"Hyung, jangan mengacuhkanku" pinta Jimin dengan ekspresi memelas

"..."

"Kalau hyung tak juga berbicara, aku akan memamerkan absku disini"

"Yak ! Jangan lakukan hal bodoh, pabbo !"

"Akhirnya hyung mau bicara" Jimin memeluk Suga namun Suga segera melepaskan pelukan Jimin

"Wae, hyung ?"

"Kau itu jangan sembarangan melakukan skinship"

"Wae ?"

"Bukankah kau menyukai Jungkook ? Bagaimana jika ia juga menyukaimu ? Bagaimana perasaannya jika melihatmu melakukan skinship dengan member lain ?" cecar Suga

"Hyung berbicara seolah-olah ia menyukaiku" Jimin tersenyum miris

"Itu bukan hal yang tidak mungkin kan ?"

"Sudah sampai. Ayo turun" Jimin berjalan mendahului Suga, Suga menyeritkan dahinya melihat sikap Jimin

"Jimin-ah, ada apa denganmu ?" Suga menarik tangan Jimin

"Hhh, kenapa hyung membicarakan tentang Jungkook ? Padahal aku sudah melupakan masalahku sejak bersama hyung tapi hyung mengungkitnya kembali"

"M-mianhae, a-aku tidak bermaksud.. Hiks hiks"

"H-hyung ? Jangan menangis, jebal" Jimin menarik Suga ke sebuah taman kecil. Tetesan air mata masih membasahi pipi Suga. Ia sangat menyesal telah membuat mood Jimin memburuk.

"Hyung, sudahlah. Aku tidak marah padamu" Jimin menangkup pipi Suga

"Jinja ?" tanya Suga sesenggukan

"Ne" Jimin menghapus jejak air mata di pipi Suga menggunakan ibu jarinya

"Hyung mau berbelanja ?" lanjut Jimin

"Aniya, kita pulang saja ne ?"

"Arraseo"

Keduanya pun berjalan sambil bergandengan tangan. Sesampainya di dorm, mereka melihat member lain tengah berkumpul di ruang tengah minus sang leader yang tengah berada di kampung halamannya.

"Kami pulang" ucap Jimin dan Suga bersamaan namun tak satupun menanggapi mereka

"Ada apa dengan kalian ?" tanya Suga

"Hyung berpacaran eoh ?" celetuk V

"Mwo ?! Berpacaran ? Dengan siapa ?"

"Jimin-hyung"

"Kenapa kalian berpikiran seperti itu ?"

"Di Twitter banyak yang mengupload foto kalian bergandengan tangan" ucap Jin

"Kenapa harus dipusingkan ? Nanti juga mereda sendiri" ucap Jimin acuh sembari menarik Suga ke kamar mereka

"Kurasa dia ada benarnya juga" ucap J-hope dan diangguki oleh member lain

"-kie.. Kookie.. Yak ! JEON JUNGKOOK !" J-hope mengeraskan suaranya saat Jungkook sama sekali tak mendengarkan panggilannya

"A-ah n-ne ne ?"

"Kau melamun eoh ?"

"A-aniya"

"Tch, lupakan saja" J-hope menuju kamarnya dan membanting pintu cukup keras

"Kau kenapa ?" suara berat namun terdengar lembut memasuki pendengaran Jungkook

"Aku tak apa, Tae-hyungie"

"Kau yakin ?"

"Ne"

"Arraseo. Aku ke kamar dulu ne ?" V mengusak surai hitam nan halus milik Jungkook, Jungkook hanya mengangguk pelan

Setelah V pergi, Jungkook mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya dan satu kata yang mewakili suasana ini 'Sepi'. Mungkin ia terlalu serius melamun hingga tak menyadari jika semua hyungnya tak lagi di ruangan itu, begitu pikir Jungkook. Jungkook menghembuskan nafasnya kasar, entah mengapa dadanya terasa sesak setelah melihat foto yang diupload oleh A.R.M.Y. Benarkah Jimin dan Suga berpacaran ? Jika ia, apa alasannya ? Bukankah Jimin mencintainya ? Seorang Park Jimin diciptakan hanya untuk mencintai Jeon Jungkook !

Berbagai pertanyaan berputar di kepala Jungkook. Kenapa ? Kenapa ia harus merasakan kesakitan ini

? Toh selama ini ia tak pernah peduli dengan Jimin dan segala tingkah aneh yang dilakukan hyungnya itu. Satu isakan lolos dari bibir kissable miliknya. Disusul oleh tetes-tetes air mata yang dengan tidak sopannya keluar tanpa diinginkannya. Isakan lirih nan pilu tak juga berhenti.

"Jungkookie ? Kookie-ah, kenapa kau menangis ? Siapa yang membuatmu seperti ini ?"

"Hiks hiks"

"Kookie.." Jungkook memberanikan diri untuk mengangkat wajahnya yang dibasahi oleh air mata

"Jimin-hyung.." lirih Jungkook

Suara Jungkook yang terdengar pilu meruntuhkan pertahanan Jimin. Ia merengkuh maknae yang dicintainya selama 2 tahun terakhir ini. Namun pertanyaannya, masihkah perasaan itu ada untuk Jungkook ?

"Sssh, uljima" Jimin mengelus surai Jungkook lembut

"Hyung.." Jungkook menarik diri dari pelukan Jimin

"Ne ?"

"Apa perasaan itu masih ada untuk Kookie ?"

"..."

"Hyung, jawab !" tuntut Jungkook

"T-tentu saja" Jimin tersenyum

"Bolehkah.. Bolehkah Kookie memiliki hyungie ?" mata bulat Jungkook menatap Jimin penuh harap

"Kookie mencintai hyung ?" Jimin mengangkat dagu Jungkook pelan

"Ne, Kookie mencintai hyungie. Sangat mencintai hyungie" Jungkook memamerkan gigi kelincinya

"Baiklah, mulai saat ini tidak ada lagi Jeon Jungkook. Yang ada hanyalah Park Jungkook" Jimin memajukan wajahnya. Bibirnya mengecup bibir Jungkook singkat namun penuh cinta. Benarkah hal itu, Jimin ?

.

.

.

Jin terbangun dari tidurnya karena tenggorokannya terasa kering. Ia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 6 malam.

"Astaga !" pekik Jin

Jin menggedor kamar setiap member. Dan sesuai perkiraannya, seluruh member tengah tertidur lelap. Setelah memastikan dongsaeng-dongsaengnya bangun, kini Jin tengah mencari Jimin dan Jungkook yang tak berada di kamar mereka. Manik hazelnya menangkap dua kepala menyembul di balik sofa. Ia menutup mulut menggunakan tangannya agar pekikannya tak keluar. Mungkin terdengar berlebihan tetapi ini seperti sebuah mukjizat.

Jin menemukan Jungkook yang tertidur dalam pelukan Jimin. Catat, JEON JUNGKOOK TERTIDUR DALAM PELUKAN PARK JIMIN. Sungguh sebuah keajaiban, selama ini Jungkook terlihat tidak begitu suka berada di dekat Jimin.

"Hyung, kau kenapa ? Hoamm" terdengar suara J-hope

"Hoseok-ah, lihat ini ! Ppali ppali" ucap Jin setengah berbisik

"Mwoya ?!"

Pekikan J-hope yang tidak bisa dikategorikan pelan itu secara langsung menarik dua orang yang tengah menyelami dunia mimpi untuk kembali ke alam nyata.

"Ada apa hyung ? Kau membuat Kookie baby terbangun" suara Jimin terdengar serak

"K-k-kalian tidur bersama ?"

"Ne. Memangnya kenapa, hyung ? Jimin-hyung sekarang sudah menjadi kekasih Kookie" terang Jungkook polos

"MWOYA ?!" kali ini bukan hanya J-hope yang berteriak namun Jin juga ikut berteriak. Alhasil duet mereka membuat seluruh member berkumpul di ruang tengah. Mereka penasaran apa yang membuat J-hope dan Jin berteriak dengan sangat tidak elit.

"Ada apa, hyung ?" tanya V, Suga yang berada di sebelahnya pun tak kalah penasaran

"Jungkook dan Jimin berpacaran"

"Neo micheoseo ?!" V berlari ke arah Jungkook dan meletakkan telapak tangannya di atas dahi Jungkook

"Kookie ? Kau masih normal kan ?"

"Tidak. Kookie sudah tidak normal, Tae-hyung" jawab Jungkook polos

"Kookie mencintai namja. Berarti Kookie sudah tidak normal kan ?" lanjut Jungkook

"Sudahlah. Mereka mau menjalin hubungan atau tidak itu privasi mereka. Kita tidak berhak ikut campur. Sekarang lebih baik kalian mandi. Ini sudah malam" ucap Suga bijak

Satu persatu member pun meninggalkan pasangan baru itu. Setelah tak ada lagi member di ruangan itu, Jungkook menatap Jimin seolah ingin bertanya.

"Ada apa, heum ?"

"Apa hyungdeul tidak menyetujui hubungan kita, hyungie ?"

"Aniya. Mereka hanya terkejut. Mereka pasti bisa menerima kita"

"Nah, sekarang pergilah mandi" Jimin mengusak rambut Jungkook

"Ne, hyungie"

.

.

.

Setelah selesai membersihkan diri, Jimin memutuskan untuk membantu Jin memasak. Ia tak tega melihat Jin memasak sendiri.

"Jimin-ah.."

"Ada apa, hyung ?"

"Akhirnya penantianmu membuahkan hasil" Jin menarik sudut bibirnya, membentuk senyuman tulus

"Hehehe" Jimin menggaruk kepalanya yang tidak gatal

"Kalian butuh bantuan ?" tanya namja manis dengan kulit seputih susu

"Aniya, Yoongi-ah. Kami sudah hampir selesai" jawab Jin lembut

"Tak ada sesuatu yang bisa kulalukan ?" tanya Suga penuh harap

"Bisakah kau memanggil dongsaeng-dongsaeng kita ? Makanannya sudah matang"

"Arraseo, hyung" Suga pun melangkahkan kakinya untuk mencari member lain

Jimin membantu Jin menaruh masakan yang tadi dibuatnya di atas meja. Selang beberapa detik, seluruh member minus sang leader sudah berada di ruang makan. Mereka mengambil tempat duduk yang biasa mereka tempati namun sebelum mereka menyentuh kursi, sebuah teriakan yang cukup girly terdengar.

"Chakkaman !"

"Waeyo ?" ucap seluruh member bersamaan dan menatap Jungkook tak mengerti

"Kookie mau Jimin-hyungie duduk di sebelah Kookie" Jungkook memamerkan deretan giginya

"Arraseo" Jimin yang tadinya hendak duduk di samping Suga pun mengikuti permintaan sang kekasih

Makan malam hari ini terasa berbeda. Jungkook yang biasanya tenang kini tak berhenti berceloteh, berbanding terbalik dengan Jimin. Jimin tak banyak berbicara, sesekali ia tersenyum menanggapi cerita Jungkook. Tiba-tiba, Jungkook berhenti bercerita karena Jimin mengulurkan tangannya seperti hendak menyentuh wajah Jungkook.

"Ada saus di bibirmu, baby" Jimin menghapus noda saus di sudut bibir Jungkook menggunakan ibu jarinya

"Ughhh, manisnya~" goda J-hope dan V

Suga dan Jin hanya tersenyum melihat tingkah dongsaeng mereka. Jungkook merasa pipinya memanas, ia menyembunyikan wajahnya di balik badan Jimin.

"Wae, baby ?"

"Kookie malu, hyungie"

Jimin tersenyum tipis melihat tingkah kekasihnya itu. Ia pun meminta izin kepada hyungnya untuk membawa Jungkook ke kamar dan diangguki oleh Jin sebagai member tertua.

"Hyungie.." Jungkook menghampiri Jimin yang tengah berada di balkon kamarnya

"Ne ?"

"Kookie sayang hyungie" Jungkook memeluk Jimin dari belakang dan membuat Jimin sedikit terkejut. Jimin melepaskan pelukan Jungkook dan membawa Jungkook ke hadapannya

"Nado, Kookie" Jimin mengecup lembut dahi Jungkook

"Hyungie.."

"Wae ?"

"Kookie mau tidur disini"

"Lalu bagaimana dengan Yoongi-hyung, heum ?"

"Yoongi-hyung bisa tidur dengan Hopie-hyung"

"Arraseo, nanti akan kutanyakan pada Yoongi-hyung"

"Gomawo, hyungie"

Jimin dan Jungkook tengah menikmati suasana malam yang begitu damai. Jungkook menyamankan dirinya dalam pelukan Jimin. Kehangatan dari tubuh sang kekasih membuat rasa kantuk menyerangnya. Sekitar lima menit kemudian, ia pun tertidur dalam dekapan Jimin. Jimin menatap wajah polos Jungkook, jemarinya terulur untuk menyingkirkan poni yang menutupi mata Jungkook. Ia menidurkan Jungkook di atas ranjang miliknya dengan perlahan, ia tak ingin Jungkook terganggu karena gerakannya. Sebelum keluar dari kamar, Jimin menyelimuti Jungkook dan mengecup dahinya.

.

.

Suga mengunyah snack yang selama ini ia sembunyikan dari member lain. Matanya terpaku pada drama yang tengah diputarnya. Karena terlalu serius, ia tak menyadari jika seseorang tengah berdiri di belakangnya. Sosok itu menutup matanya, Suga sedikit terkejut namun hal itu tak berlangsung lama karena sosok itu mengucapkan sesuatu.

"Tebak siapa aku~"

"Aku mengenal suaramu, tuan abs"

"Tch, ketahuan ya" Jimin menghempaskan tubuhnya di sofa

"Dimana Jungkook ?" tanya Suga tanpa melepaskan pandangannya dari layar televisi

"Tidur"

"Kenapa kau tidak menemaninya ?"

"..."

"Jimin ?" Suga menolehkan kepalanya karena Jimin tak kunjung menjawab pertanyaannya

"Aku merindukanmu, hyung" gumam Jimin

"A-apa maksudmu ?" Suga tercekat mendengar ucapan Jimin, ia tak menyangka Jimin akan mengucapkan hal seperti itu

GREP

Belum juga tersadar dari keterkejutannya akan ucapan Jimin kini Suga kembali dikejutkan oleh tingkah sang maknae. Jimin memeluknya erat, seakan tak rela jika Suga pergi. Drama yang tadi ditontonnya terabaikan begitu saja. Tangannya menyentuh lengan Jimin yang melingkari tubuhnya. Manik berbeda warna itu bertemu, memunculkan sebuah getaran yang tak pernah mereka rasakan sebelumnya. Jimin melepaskan pelukannya, tangan kirinya menggenggam tangan Suga sedangkan tangannya yang bebas dengan nakalnya mengelus pipi Suga.

"Saranghae, Min Yoongi"

"..."

"Hyung ?"

"N-nado saranghae" Suga menghambur ke dalam pelukan Jimin

.

.

.

Sinar mentari mengintip dari celah-celah tirai. Jungkook mengerjapkan matanya, membiasakan cahaya yang masuk. Saat ia membuka mata sepenuhnya, ia menemukan Jimin tengah menatapnya.

"Ada apa, hyungie ?" tanya Jungkook dengan suara serak khas bangun tidur

"Aniya" Jimin mengelus pipi Jungkook

"Hyungie.."

"Hmm ?"

"Hyungie bersama siapa semalam ?" pertanyaan Jungkook yang tidak diduga membuat Jimin tercekat

"A-apa maksudmu, Kookie ?"

"Aroma ini bukan berasal dari parfum yang biasa kau pakai"

"Jimin, Jungkook ! Cepat mandi dan sarapan" teriak Jin

"Kau mandilah duluan" Jimin mengusak surai hitam Jungkook lalu pergi meninggalkan Jungkook sendirian di dalam kamar

Jimin melangkahkan kakinya menuju taman yang terletak tak jauh dari dorm. Ia mendongak, menatap awan hitam yang tengah menari-nari. Ia mengusap wajahnya kasar, kenapa ia harus terjebak di antara Suga dan Jungkook. Seandainya saja ia tak mengajak Suga 'kencan', perasaan itu takkan muncul dan dunianya masih sepenuhnya berpusat pada Jungkook.

"Arrggggghh !" Jimin memukul pohon sekuat tenaga, membuat liquid merah menetes. Jimin meringis kecil, ia sadar jika luka yang ditorehkannya pada dua orang yang ia sayangi jauh lebih menyakitkan.

.

.

Tetes demi tetes air mata langit jatuh membasahi bumi. Namja manis ini tak berhenti mondar-mandir di dalam kamar. Mulutnya terus menggumamkan sesuatu. Cukup sudah, kesabarannya mulai habis. Ia menyambar jaket sembarangan dan berlari keluar.

Kaki kecilnya membawanya ke sebuah taman. Maniknya berbinar saat menemukan kekasihnya... tengah memeluk sosok yang tak asing lagi baginya.

Ia melangkahkan kakinya dengan ragu, jarak mereka hanya satu meter namun ia belum menemukan kalimat yang tepat.

"Hyungie, kenapa berpelukan di bawah hujan ? Kau dan Suga-hyung bisa terkena flu"

"J-jungkook ?" Suga melepaskan pelukan Jimin

"Ayo pulang, hyung. Jin-hyung pasti khawatir. Tapi... Kookie hanya membawa satu payung. Tak apa kan jika kita menggunakan satu payung bertiga ?" ucap Jungkook dengan nada bergetar

"Jungkook, mianhae. Aku tak bermaksud-"

"Kookie tak mempermasalahkan hal itu, hyung. Kajja kita pulang" Jungkook tersenyum

Ketiganya pun sampai di dorm. Jungkook melipat payungnya dan masuk ke dalam kamarnya tanpa berbicara apapun.

"Jimin... bagaimana ini ?" punggung Suga bergetar menahan tangis

"Hyung.." Jimin menangkup pipi Suga dan menyatukan dahi mereka

"Aku menyayangi kalian berdua. Aku akan mencari jalan keluar dari masalah ini. Lebih baik aku menanggung semua kesakitan ini dibanding melihat kalian menangis" Suga mengangguk mendengar ucapan Jimin

"Sekarang lebih baik hyung mandi" Jimin mengecup dahi Suga cukup lama

"Ne" Suga meninggalkan Jimin sendirian di ruang tengah. Jimin menghempaskan tubuhnya di atas sofa, beberapa kali ia menghembuskan nafas kasar. Tiba-tiba ia merasakan sofa yang didudukinya bergerak, ia menoleh dan menemukan Jin tengah duduk di sampingnya.

"Terungkap kah ?" tanya Jin ambigu

"Aku... Aku harus bagaimana, hyung ?"

"Buat sebuah pilihan yang tak menyakiti siapapun" ucap Jin tanpa memandang Jimin

"Mana mungkin, hyu-" ucapan Jimin terpotong sebab Jin tak lagi ada di sampingnya

"Aish, mana mungkin ada pilihan yang seperti itu" Jimin menggerutu

.

.

"Makan malam siap !" teriak Jin dari arah dapur. Member yang tengah menonton televisi pun menuju ke dapur dengan semangat kecuali...

"Suga, Jimin, Jungkook... Kenapa kalian terlihat lesu seperti itu ? Wajah kalian bisa membuat masakanku jadi terasa pahit"

"Aniya, hyung. Kami baik-baik saja" jawab Suga dengan senyum yang dipaksakan

"Makanlah" ucap Jin lembut

Sekitar tiga puluh menit kemudian, mereka selesai menyantap masakan Jin. Mereka berkumpul di ruang tengah sambil menikmati beberapa bungkus snack.

"Suga-hyung, bisakah kau ikut denganku sebentar ?" Member lain sontak melihat ke arah Jungkook setelah mendengar ucapan Jimin. Jungkook pun tak kalah terkejut. Manik hitamnya tak lepas dari Jimin.

"A-aku..."

"Ada sesuatu yang ingin kubicarakan. Denganmu juga, Jungkook" Jimin menatap Suga dan Jungkook bergantian

"Kajja" Jimin mengulurkan tangan kirinya ke arah Jungkook dan langsung disambut oleh Jungkook sementara tangan kanannya merangkul bahu sempit milik Suga

Setelah ketiganya tak lagi terlihat, para member mulai berspekulasi.

"Apa Jimin mendapatkan Suga-hyung juga ? Dasar cassanova" cibir J-hope

"Tak bisakah Jimin hyung menyisakkan Jungkook untukku ?" ucap V dengan nada sedih yang dibuat-buat

"Hyung, bagaimana pendapatmu ?"

"Itu urusan mereka. Apa kalian tak ingin melihat mereka bahagia ?" ucapan Jin membuat J-hope dan V bungkam

.

.

Jimin membawa Suga dan Jungkook ke taman dekat dorm mereka. Selama perjalanan, Suga selalu menundukkan kepalanya.

"Suga-hyung, kasihan lehermu jika kau terus-terusan menunduk" Jungkook tertawa kecil sementara Suga hanya tersenyum kikuk mendengar ucapan Jungkook

"Aku ingin berbicara mengenai hubungan kita"

Suga dan Jungkook mendudukkan diri pada bangku yang tersedia di taman itu. Jimin memilih berdiri dan menatap bintang yang bertaburan di langit. Jimin masih terdiam setelah mengucapkan kalimat tadi. Suga dan Jungkook menunggu Jimin dengan sabar.

"Kookie.." panggilnya

"Ne, hyungie ?"

"Aku mencintaimu..." Jimin menggantung ucapannya

"Kookie ta-"

"Tapi aku juga mencintai Suga-hyung" potong Jimin

"Aku tak bisa memilih salah satu diantara kalian. Mungkin kalian akan berpikir aku sangatlah brengsek tapi sungguh, aku mencintai kalian. Karena itu aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita-"

"Cukup !"

"K-kookie ?"

"Hyung bilang hyung mencintai Kookie dan Suga-hyung tapi kenapa hyung malah menelantarkan kami ?! Kenapa... Kenapa kita tidak menjalani hubungan ini bersama-sama ?"

"Apa maksudmu, Jungkook ?" tanya Suga

"Jimin-hyung bisa memiliki dua kekasih sekaligus, Kookie dan Suga-hyung. Suga-hyung mau kan ?" pinta Jungkook

"Kookie, itu tak mungkin-"

"Aku setuju"

"Apa ?! B-bagaimana kalian bisa-"

"Jika kau tidak bisa memilih diantara kami, tak ada salahnya kau memiliki kami disaat bersamaan"

"T-tapi.."

"Apalagi yang hyungie pikirkan ? Suga-hyung sama sekali tak keberatan. Iya kan, Suga-hyung ?"

"Ne. Ayo kita coba untuk bertahan bersama-sama"

"Kalian yakin ?" tanya Jimin ragu

"Ne" Suga dan Jungkook mengangguk mantap

"Gomawo, aku menyayangi kalian" Jimin merentangkan tangannya. Suga dan Jungkook menghambur ke dalam pelukan Jimin

"Kami juga menyayangimu" Suga dan Jungkook mengecup pipi Jimin bersamaan

.

.

.

END

.

.

.

.

Fiuhhh, akhirnya selesai *ngelap keringat*

Ai udah lama nggak bikin ff soalnya sibuk buat persiapan ujian hehe

Ai perhatiin ff BTS masih dikiiit banget jadi nggak ada salahnya kalau Ai coba buat ff BTS

Semoga pada suka yah~

Boleh minta review, fav, atau follow ? Terserah deh mau yang mana, semuanya juga nggak apa-apa hahaha #kidding

Review, please ? Setidaknya dengan mereview, Ai ngerasa hasil kerja Ai nggak sia-sia

Ai pamit yaa~

Sayonara (^.^)/ \(^.^)