Warning : Pokoknya tema fic ini dark-themed. Evil!Dumbledore (again, aku ga terlalu suka sama Dumbles), dan warning lainnya menunggu di next nya)
Pairing : TMR!HP/LV!HP (slash)
…
Chapter 1
…
"BOY!" Oh tidak, tidak lagi. Harry baru saja berhasil menyembuhkan kakinya yang terseleo saat Dudley mendorongnya jatuh dari tangga saat ia sedang membawa koper milik Dudley yang akan pergi ke rumah temannya itu. Ya, Dudley akan tinggal bersama temannya Piers karena mereka akan memasuki universitas yang sama.
Harry pun sampai sekarang masih bingung bagaimana si idiot Dudley itu bisa berhasil lulus tes untuk masuk universitas.
"KAU TAHU APA YANG TERJADI HARI INI, BOY? MR. WHISTLETTON CURIGA DENGAN HASIL KINERJAKU, PADAHAL SEHARUSNYA IA TAHU AKU ADALAH ORANG KEPERCAYAANNYA DAN IA BARU SAJA MEMECATKU! DIA MENGIRA AKU MENCURI UANG PERUSAHAAN PADAHAL SEBENARNYA YANG MENCURI UANG ITU ADALAH SI IDIOT FILLEMON ITU! PASTI KAU MENGGUNAKAN KEKUATAN ANEH MU ITU KAN?!" Vernon berteriak kencang sambil memukul pundak Harry dengan ikat pinggangnya.
Harry membuka mulutnya untuk berteriak, namun ia tidak bisa mengeluarkan suara sama sekali karena tenggorokannya sakit. Vernon mencekiknya terlalu kencang kemarin sehingga saat ia berbicara, ia terdengar lebih para dari gagapnya Quirell atau mungkin si menjijikan Wormtail itu.
"Aku tidak tahan dengan semua ini! Aku akan membunuhmu sekarang juga dan aku tidak peduli dengan apa yang si orang tua idiot itu katakan atau tentang Voldy-Moldy-Shorts itu!"
Pfft, okay, Voldy-Moldy-Shorts? Itu ide nama yang bagus untuk Voldemort. Ia akan mencoba mencari tahu reaksi seperti apa yang akan dikeluarkan oleh si wajah ular itu. Itupun jika ia masih hidup.
Harry berusaha menahan teriakannya dengan menggigit bibir bawahnya dengan keras saat Vernon terus menendangi tubuhnya, yang berakhir dengan beberapa tulang yang patah, lagi.
'Damn you Vernon! Kau tidak tahu betapa sulitnya menyembuhkan diriku sendiri hanya dengan kekuatan sihir dari dalam diriku sendiri!' Pikir Harry kesal. Ia benar-benar benci keluarga Dursley, semuanya!
Dudley, si miniatur paus itu merupakan pembully nya sejak ia kecil. Dan bahkan musim panas ini, Dudley hampir memperkosanya, Harry sampai merinding mengingat hal itu.
Petunia, dia merasa seperti ratu sejagad yang memiliki budak yang harus melakukan setiap perintahnya, atau tidak ia tidak akan diberikan makan ataupun minum selama seminggu. Harry mendengus dalam hati. Mereka sudah terlalu sering melakukan hal tersebut padanya sehingga ia tidak memiliki kesulitan untuk menahan laparnya.
Tetapi Vernon, pria bertubuh besar ini adalah penyiksa sehari-hari nya, dan Harry ingin sekali membunuhnya.
"DASAR MAHKLUK TIDAK BERGUNA! FREAK! WORTHLESS! AKAN KUBUNUH KAU MALAM INI JUGA!" Mendadak ekspresi Harry berubah menjadi sangat pucat saat mendengar apa yang Vernon katakan.
Ia juga tidak yakin ia bisa bertahan hidup juga sebenarnya. Dengan semua luka ini, Harry yakin 100% ia tidak akan bisa bertahan hidup. Harry berteriak juga pada akhirnya saat ia tidak bisa menahan semua rasa sakit yang ia rasakan.
Namun tiba-tiba luka yang berada di dahi nya mendadak terasa sangat sakit dan Harry mendecih dalam hati. Voldemort datang dan sepertinya berniat untuk mengakhiri hidupnya.
Ingin rasanya Harry tertawa, ia membayangkan perdebatan antara Vernon dan Voldemort, siapa yang akan mengakhiri hidupnya. Dan sepertinya Voldemort hanya akan langsung membunuh Vernon di tempat, Voldemort hanya ingin dirinya dibunuh olehnya.
Tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka dan menabrak dinding dengan kencang. Vernon pun menoleh dengan cepat dan menemukan seorang pria berpakaian hitam dengan wajah yang mirip dengan ular.
Bukannya takut, Vernon malah menyentak pria misterius tersebut.
"APA YANG KAU LAKUKAN DISINI?! TIDAK BISAKAH KAU LIHAT AKU SEDANG PUNYA URUSAN DISINI?!" Well, Vernon sudah menjadi gila, setidaknya itulah isi pikiran Harry sebelum akhirnya ia terjerumus kedalam kegelapan.
Harry tidak yakin, tapi sepertinya ia mendengar dengan jelas dirinya mengatakan "No more.." entah pada siapa.
...
5 menit yang lalu...
Voldemort dan Inner Circlenya ber-apparated tepat di depan Privet Drive Number 4. Voldemort dan yang lainnya menatap dengan tatapan jijik akan tampilan semua rumah yang terlihat sama didepan mata mereka.
"Malam ini, adalah waktu yang tepat untuk menghabisi nyawa bocah yang sudah menjadi duri dalam daging di komunitas kita ini. Dumbledore, dengan bodohnya kembali mengirimkan anak itu kembali kesini tanpa pengawasan dari Order tercintanya itu. Dengan darah anak itu yang sudah kudapatkan di pemakaman saat itu, aku bisa memasuki rumah ini dengan mudah. Kalian semua bersiaplah jika Dumbledore dan pasukan kecilnya datang kesini." Ucap Voldemort dan dibalas dengan seruan "Yes, my Lord." dari semua pengikutnya.
Voldemort pun memasuki kediaman tersebut dengan mudahnya, sesuai dugaannya. Dan ia pun mendobrak pintu masuk itu hingga terbuka. Ia pun memasuki kediaman tersebut dan dipertemukan dengan suasana gelap dan hening.
'Mungkin mereka semua sedang tidur.' Pikir Voldemort sembari mengacungkan tongkatnya kedepan untuk berjaga-jaga. Ia melihat sekeliling hingga akhirnya ia bertemu dengan beberapa figura foto yang digantung di dinding dan ada pula yang diletakan di atas meja. Voldemort pun melihat satu persatu foto tersebut dan yang ia temukan adalah wajah-wajah asing yang terdiri dari dua pria gemuk dan satu wanita yang terlihat sangat kurus.
Dan yang terlebih penting, tidak ada satu pun foto Potter.
'Bukankah Malfoy bilang ini adalah kediaman Potter? Jika sampai salah, akan ku Crucio dia!' Pikir Voldemort kesal. Baru saja Voldemort ingin keluar dan kembali bertanya pada Lucius, sebuah teriakan seperti teriakan orang yang sedang disiksa oleh Bellatrix – menurut Voldemort – terdengar olehnya.
Voldemort pun menolehkan tatapannya kearah tangga dan segera beranjak menuju ke lantai dua, ia penasaran apa yang sedang terjadi disana. Dan suara teriakan itu mirip sekali dengan suara teriakan Potter.
'Jadi ini benar kediaman Potter. Hmph, baiklah, lebih baik segera selesaikan urusan ini degan cepat sebelum si tua bangka itu kesini.' Pikir Voldemort. Bukannya ia takut, hanya saja Dumbledore itu sangat merepotkan.
Voldemort pun akhirnya menjumpai sebuah pintu yang memiliki banyak sekali gembok di pintu tersebut. Voldemort mengernyitkan dahi nya heran. Untuk apa ada gembok sebanyak ini di pintu ini?
Akhirnya Voldemort pun membuka pintu tersebut untuk mencari tahu jawabannya dan ia tidak pernah terbayang akan melihat situasi seperti ini di dalam hidupnya.
Potter yang sudah telanjang, terlihat terkulai lemah dilantai dengan tubuh penuh darah dan seorang pria berbadan besar terlihat mencambuk punggung anak muda itu dengan ikat pinggang yang terlihat tebal.
Darah di nadi-nadinya mulai mendidih. Voldemort mengertakan rahangnya keras. Ia tidak pernah membayangkan Potter akan diperlakukan seperti ini oleh keluarganya sendiri.
Vernon pun akhirnya menyadari ada pendatang baru di ruangan tersebut dan amarahnya kembali naik sambil memberikan satu cambukan terakhir pada bagian dada milik Harry yang membuat Harry mengerang kesakitan.
"APA YANG KAU LAKUKAN DISINI?! TIDAK BISAKAH KAU LIHAT AKU SEDANG PUNYA URUSAN DISINI?!"
"No more.." Lirih sebuah suara yang pastinya milik Potter. Vernon pun menendang Potter sekali lagi karena ia merasa terganggu dengan lirihan Potter dan entah mengapa Voldemort merasa sangat tidak senang saat pria didepannya menendang musuhnya seperti itu.
'Tidak.. Harry Potter bukanlah musuhku. Musuhku yang sebenarnya adalah Dumbledore. Sementara Potter...' Voldemort kembali menatap Potter dan mengalihkan tatapannya kearah Vernon. '.. Potter hanyalah seorang penyihir yang sayangnya harus disingkirkan.'
"Aku tidak peduli dengan urusanmu, aku hanya menginginkan Potter. Serahkan dia padaku, maka kau akan hidup." Ucap Voldemort dengan nada tenang.
"Menyerahkan nya padamu? Kau pikir kau ini siapa, hah?! Pokoknya aku tidak akan menyerahkan dia padamu! Apa kau tidak tahu, walaupun aku harus berurusan dengan keanehannya itu, aku mendapatkan bayaran yang cukup besar hanya dengan memastikan ia berada disini selama musim panas?! Aku tidak ingin kehilangan sumber uangku! Lagipula siapa kau ini hah?!" Teriak Vernon, tak menyadari bahwa dihadapannya adalah penyihir paling berbahaya di dunia sihir.
Setelah mendengar semuanya itu, Voldemort tiba-tiba tersenyum dingin dan dengan sepasang mata merah nya, ia menatap Vernon sambil mengacungkan tongkat sihir berwarna putih yang terlihat seperti tulang itu.
"K-Kau.. salah satu dari si freak itu! Turunkan benda itu sekarang juga!" Namun yang dilakukan Voldemort hanyalah tetap tersenyum dingin.
"Berani-berani nya kau memerintahku, Muggle. Lord Voldemort tidak terima perintah dari siapapun, apalagi sampah sepertimu! Avada Kedavra!" Sinar berwarna hijau pun meluncur keluar dengan cepat dan tepat menabrak Vernon yang langsung mati seketika.
Kemudian ia mendengar suara sorak-sorai di luar sana. Sepertinya pengikutnya mengira ia berhasil membunuh Potter, pikirnya begitu kira-kira sambil melihat kearah Potter yang sedang pingsan itu.
Ternyata selama ini Potter disiksa oleh keluarganya sendiri, dan perbuatan keluarganya ternyata dibayar, kemungkinan besar oleh Dumbledore. Anak itu berakhir sama seperti dirinya dulu..
'Sebuah alat yang akhirnya dibuang jika pemakai nya sudah bosan.' Pikir Voldemort sambil mengangkat tubuh Potter dengan kedua tangannya dan kemudian melilitkan selimut tipis yang berada di atas ranjang milik Potter.
'Jika Dumbledore memperlakukan penyelamat dunia sihir seperti ini, maka aku akan mengambil keuntungan dari hal ini dengan membuat anak ini beralih ke sisi ku. Lagipula, ia memiliki kekuatan yang tidak kuketahui.' Pikirnya dalam hati sembari tersenyum dan berjalan keluar dari rumah tersebut.
Voldemort pun keluar dari Privet Drive Number 4 dan disambut dengan sorak-sorai para pengikutnya saat mereka melihat tubuh musuh tuannya yang terkulai tidak bergerak ditangan tuan mereka.
Voldemort pun menatap ruang dapur didalam rumah itu dan tiba-tiba muncul api didalam sana. Dan dengan sihirnya, Voldemort pun menutup pintu rumah itu hingga terkunci. Setelahnya, Voldemort dan semua pengikutnya pun ber-Apparated dari sana.
...
"Pengikut setia-ku, seperti yang kalian bisa lihat, aku membawa tubuh Potter bersamaku tadi. Aku telah mendapat rencana yang lebih bagus dan akan ku bagikan kepada kalian malam ini juga. Tetapi pertama-tama, aku ingin Severus, Narcissa dan Barty," Kedua Death Eater itu dan Narcissa pun maju selangkah.
"Aku ingin kalian merawat semua luka yang ada pada tubuh Potter. Setelah kalian selesai merawatnya, segera laporkan padaku. Dia ada di sayap kiri Manor ini, tepat disebelah kanan ruangan pribadiku. Kalian boleh pergi sekarang." Perintah Voldemort.
Ketiganya pun membungkuk dan menyerukan "Yes, my Lord," secara besamaan dan segera menuju tempat yang menjadi lokasi misi mereka.
Sementara Voldemort tengah berada dalam rapat dengan Inner Circle yang lainnya, Severus, Narcissa dan Barty tengah disibukkan dengan menyembuhkan semua luka yang ada di tubuh milik Harry Potter.
Narcissa dan Barty benar-benar terkejut saat melihat kondisi Harry yang seperti habis ditabrak 5 Knight Bus sekaligus. Sementara Severus, tidak ada ekspresi apapun yang terlihat diwajahnya, namun Severus dalam hati merasa seakan-akan Lily menatap nya kecewa. Ia tahu ia memiliki sumpah untuk selalu melindungi Potter. Namun ia tidak pernah mengira bahwa Potter akan disiksa di rumahnya sendiri disaat ia dan yang lainnya berpikir bahwa Potter memiliki kehidupan yang mewah dan dimana semua keinginannya pasti dikabulkan.
'Lily, aku benar-benar minta maaf..'
...
"Bagaimana keadaannya?" Tanya Voldemort saat ia baru saja selesai rapat dengan para Death Eater nya.
"My Lord," mulai Barty. "Semua luka-luka yang Potter miliki, ada cukup banyak yang masih belum sembuh dengan benar sejak dia masih kecil, dimulai dari umur 4 tahun. Ada luka bakar di telapak tangan kirinya. Beberapa tulang yang patah di bagian dada, betis dan juga tulang rusuknya. Dan sisanya berada di sini," Jelas Barty sambil menyerahkan kertas yang berisi semua luka yang di derita oleh Harry.
Barty tahu ia memiliki kehidupan yang jauh dari kata baik. Semenjak seluruh dunia tahu bahwa ia adalah pengikut Voldemort, ayahnya sendiri melemparnya ke Azkaban, lalu berada didalam pengaruh Imperio dari ayahnya dan ayahnya bahkan menyakiti ibunya disaat ia terlihat seperti orang yang selalu 'benar' di publik.
Ia pikir tidak ada yang bisa menyaingi kemunafikan ayahnya itu. Tetapi saat Voldemort menjelaskan spekulasinya, Barty tidak bisa berkata apapun lagi.
Jika sampai benar Dumbledore yang melakukan semua ini pada sang Boy-Who-Lived, maka ia akan mencari cara untuk menghancurkan imej Merlin Wanna-be nya Dumbledore.
Tatapan Voldemort berubah semakin dingin saat ia semakin membaca kebawah isi dari kertas yang cukup panjang itu. Ia tidak habis pikir Dumbledore mampu melakukan hal sekeji ini, hal yang orang-orang bilang hanya bisa dilakukan oleh pengikut Voldemort.
"Baiklah kalau begitu, kalian boleh is-.." Ucapan Voldemort pun terpotong oleh sebuah erangan yang terdengar seperti sedang kesakitan
Keempat orang tersebut pun langsung mengalihkan perhatian mereka kearah Harry yang sepertinya tengah terjebak mimpi buruknya.
"Ma-afh-kan.. a..u.. I'll bhe.. a... guh boyh... i'm so..ly Unc..le..." Erang Harry dengan suara yang terputus-putus. Ketiga nya tahu bahwa tenggorokan sang pewaris keluarga Potter itu terluka fatal, namun mereka tidak bisa memberikan ramuan untuk hal itu karena sang pasien harus bangun jika ingin meminum ramuan tersebut.
"Somnum." Sebuah cahaya berwarna biru lembut pun menuju kearah dahi milik Harry dan seketika Harry berhenti mengiggau dan tertidur pulas kembali.
"Kerja bagus kalian bertiga. Kalian akan diberikan imbalan sesuai dengan kerja keras kalian, sekarang kalian boleh kembali dan beristirahat. Dan aku ingin kalian kembali kesini lagi besok untuk mengecek.. tamu kehormatan kita." Perintah Voldemort.
"Yes, my Lord." Seru ketiganya dan mereka pun keluar.
Voldemort pun melihat kearah Harry sekali lagi sebelum akhirnya mematikan lampu dan mengunci pintu ruangan Harry.
Voldemort pun kembali ke ruangannya dan selama ia berjalan, wujudnya pun perlahan-lahan berubah dari sosok nya dengan wajah yang seperti ular, menjadi pria tampan dengan wajah yang terlhat kira-kira sekitar 35 tahunan.
Voldemort pun duduk dan kembali bekerja, menyusun rencana dan strategi juga menyelesaikan beberapa mantra ciptaannya. Namun semalaman ini, kepalanya penuh dengan satu hal.
Harry Potter.
TBC
a/n : Iya, seharusnya aku update dua story aku yang kemarin itu, cuma yang pertama, tanganku gatel bikin story ini. Kedua, sebenarnya itu dua cerita udah 80% siap di update chapter nya, cuman pas di detik-detik terakhir ide nya hilang :v jadi aku publish yang ini dulu deh. Gomenasai *sweatdropped*
Review yaaa, dan pairing nya seperti yang dijelaskan diatas, Tom x Harry , soalnya Tomarry jarang banget yang bahasa indo T^T
Saran di terima, Kritik yang membangun juga diterima, tetapi jika anda nge flame, maka Lord Voldemort akan meng-Avada Kedavra kalian loh :v
Ciao~
