Disclaimer: Masashi Kishimoto

Rate :T

Genre :Family and Romance

Pair : Narusaku

Summary:

Hanya karena sebuah pertidaksetujuan, Naruto terpaksa membawa lari kekasihnya Haruno Sakura untuk memulai kehidupan baru di Konoha tanpa membawa barang sedikitpun. Mampukah ia bertahan hidup di sana?.

Disagreement

"Narutooo..."Seorang wanita muda berteriak histeris dari dalam rumahnya ketika sesorang yang bernama Naruto itu mendapat pukulan dari ayahnya.

"Sudah cukup kau membuatnya menderita, dan sekarang kau menghamilinya! Dimana letak kemanusiaanmu, huh? dasar brengs*k! Pergi kau sekarang!" Bentak ayah wanita itu pada Naruto.

"Tou-san kumohon hentikan semua ini!" Pinta Wanita muda yang memiliki nama lengkap Haruno Sakura yang tak henti-hentinya mengeluarkan air mata melihat kekasihnya yabg tersungkur.

Naruto sang kekasih, akhirnya bangkit dari duduknya sambil memegangi sudut bibirnya yang berdarah. Ia tau, ini adalah kenyataan yang sulit diterima, namun tidak adakah kesempatan untuk memperbaiki ini semua?

"Maafkan aku ji-san, aku..."

TUBH

Jangankan kesempatan, berkatapun sudah tidak bisa lagi, karena Kizashi yang sudah terlanjur sakit hati sudah dibutakan oleh Amarah.

Kizashi ayah Sakura sudah menerjang perut pemuda pirang itu dengan kakinya, sehingga pemuda itu tak bisa berkata apa-apa lagi.

"Ugghh..." Mata Naruto melotot saat menerima terjangan kasar itu, dan dari mulutnya keluar darah segar yang cukup banyak.

"Naaruutooo...!" Sakura berteriak lebih histeris olehnya, hingga jatuh pingsan.

.

.

.

"Nnnghh..." Sakura terbangun, dan mendapati posisinya yang berada dikamarnya sendiri.

Ia terduduk sebentar sambil memegangi kepalanya yang berdenyut.

Beberapa detik kemudian ia baru teringat dengan perihal yang terjadi pada Naruto pagi tadi.

Pukulan dan terjangan yang dilayangkan ayahnya pada Narutolah yang membuat dirinya jatuh Sakura membulat seketika. Ia khawatir, sungguh khawatir pada Naruto. Dimana pria pirang yang merupakan ayah dari janinnya berada? Apa dia baik-baik saja?

Pertanyaan itu terus menghantui pikiran Sakura. Sampai akhirnya ada suara lemparan batu dari jendelanya yang membuyarkan pikiran Sakura tentang masalah tadi.

Dengan rasa penasaran sekaligus kesal, Sakura berjalan mendekati jendela untuk melihat siapa orang usil yang melempar batu itu.

"Naruto-kun?" Ucap Sakura tak percaya.

Naruto tersenyum sambil menahan rasa sakit diperutnya.

"Sakura-chan, apa kau mau hidup denganku?" Tanya Naruto tanpa basa-basi dan penuh harap dari luar jendela.

"Tentu saja Naruto-kun, aku tak bisa hidup tanpamu!" Jawab Sakura spontan.

"Kalau begitu, maukah kau ikut denganku sekarang? Aku akan mengajakmu pergi dari sini, kita akan pergi ke sebuah tempat dimana keluarga kecil kita tinggal bahagia!"

Sakura terkejut mendengar tawaran indah yang Naruto janjikan padanya. Ia ingin sekali hidup bahagia bersama Naruto, tapi tidak dengan meninggalkan ayahnya.

Wajah Sakura tampak sedih

"Aku tidak ingin meninggalkan Tou-san sendiri. Aku tidak bisa memilih, Naruto-kun!"

Tok... Tok.. Tok...

"Sakura, kau sudah bangun?"

Ucap seseorang yang diketahui adalah ayah Sakura tiba-tiba dari balik pintu kamar yang tertutup.

Sakura dan Naruto yang mendengar jelas suara itu mematung seketika.

Dengan tatapan kecewa, Naruto memandang Sakura yang sedang tertekan.

Sakura menggigit bibir bawahnya sambil menggeleng.

"Naruto-kun... aku..." Ucapnya sambil menahan tangis.

Naruto mengerti, Sakura tak mungkin akan ikut dengannya pula ini adalah pilihan yang sulit bagi seorang anak 'ayah' sperti Sakura. Dari kecil, yang Sakura tau ibunya itu adalah ayahnya, ayah yang membesarkannya sendiri dari bayi karena ibunya meninggal saat melahirkan.

Naruto menunduk menyembunyikan wajah kecewanya sambil mengancungkan jempol.

"Tak apa Sakura-chan, aku tidak apa-apa jika kau lebih memilih ayahmu. Aku mengerti, kau anak yang baik bukan?" Naruto mengangkat wajahnya sambil tersenyum pilu.

"Kurasa sudah tak ada lagi waktu sekarang. Dan mungkin ini kesempatan terakhirku untuk bisa bertemu denganmu. Baiklah, dikesempatan ini aku hanya ingin mengatakan... Ki o tsukete, Sakura-chan"

Setelah mengucapkan kata-kata yang menusuk hati Sakura itu, Naruto langsung membalikan badannya untuk melangkah meninggalkan tempat itu.

Sedangkan Sakura, ia diam disana menatap punggung Naruto dengan perasaan yang luar biasa bimbang bercampur sedih.

"Sakura, kau baik-baik saja? Tou-san masuk ya?"

Desak Kizashi, yang tanpa izin membuka knop pintu.

Setelah berada didalam kamar, dan mencari sosok Sakura yang tidak ditemukannya disana, Kizashi terdiam.

.

.

.

.

Sakura berlari sekencang mungkin mengejar kekasihnya dan langsung memeluknya dari belakang.

"Naruto-kun, aku tidak ingin kita berpisah. Aku hanya menginginkanmu. Hanya kau yang kuinginkan didunia ini, tak ada yang lain. Bawalah aku kemana kau mau, asal kau selalu disampingku!" Ujar Sakura lembut dan tulus dari perasaannya.

Naruto yang awalnya menitikkan air mata karena kecewa, kini tersenyum sambil meraih tangan Sakura yang memeluk erat didadanya.

Tangan besar milik Naruto menggenggam erat tangan Sakura. Kemudian, tanpa menolak sakura mengikuti Naruto saat ia menarik tangannya.

"Kita akan pergi ketempat temanku di Konoha" Ucap Naruto seraya berlari.

"Umm..." Sakura mengangguk.

.

.

.

.

Sebuah bus melaju dengan kecepatan sedang menyusuri dinginnya malam di daerah sepi.

Sakura yang berada dimobil itu terlelap di bahu Naruto sambil terus memegang perutnya yang masih datar.

Lain halnya dengan Sakura, Naruto tidak bisa memejamkan sedikitpun matanya. pikirannya masih bertumpu pada keputusan yang baru saja diambilnya.

Membawa lari seorang gadis, dan meninggalkan keluarganya tanpa membawa sesuatu apapun. Akankah ia bisa bertahan hidup nantinya, dengan kondisi seperti ini?

GLEK

Naruto menelan ludahnya sendiri,ia melirik kearah Sakura yang tertidur rasa iba menghampiri Naruto saat melihat Sakura tertidur lelap. Wanita 19 tahun itu benar-benar terlihat polos, walau bebannya begitu berat.

Naruto tersenyum miris sambil merangkul erat tubuh Sakura.

Hari ini Naruto berjanji pada dirinya sendiri untuk membahagiakan Sakura, apapun caranya.

"Sakura-chan, maafkan aku. Aku berjanji kita akan bahagia setelah ini." Ucapnya seraya mengecup ubun-ubun Sakura dengan lembut.

TBC

(To Be Countinue)

Author Note:

Sebelumnya aku minta maaf, karna fic yang Konoha Planet itu belum Complete tapi malah bikin fic baru.

Tapi gimana, ceritanya menarik gak?klw kurang menarik, mungkin reader bsa request dengan mengisi kotak review dibawah ini.

l

l

l

l

V