A Romantic Story About Eunhyuk
Remake Story
Disclaimer: Cerita asli milik Shanty Agatha,
saya hanya mengganti pemainnya dengan KyuHyuk.^^
Warning: Genderswitch
Happy reading
Sinopsis:
"Dalam hidupnya, Impian Lee Eunhyuk hanyalah ingin menjadi
wanita yang biasa-biasa saja.
Dia ingin menikah dengan Lee
Donghae kekasihnya, membentuk
keluarga kecil yang bahagia, lalu
seperti akhir kisah klise lainnya:
bergandengan tangan di usia
senja, melangkah menuju matahari
terbenam.
Tetapi ternyata apa yang dia
inginkan meskipun sederhana,
tidak semudah itu menjadi
kenyataan. Kecelakaan itu telah
merenggut semua yang
diimpikannya, orang tuanya,
merenggut rencana pernikahannya
dengan Donghae yang kemudian
tak berdaya dan membuatnya
harus berjuang sendirian, dan
menghancurkan semua mimpi-
mimpinya yang sebelumnya
terbungkus dalam rencana masa
depan yang telah tersusun rapi.
Semuanya hancur.
Dalam perjuangannya untuk
bangkit itulah dia harus
berhubungan dengan Cho Kyuhyun,
seorang CEO kaya yang
sombong, arogan, suka
memaksakan kehendak, dan...
Punya obsesi seksual terpendam
terhadap dirinya. Eunhyuk
membutuhkan Kyuhyun lebih demi
menyelamatkan Donghae,
sedangkan Kyuhyun membutuhkan
Eunhyuk untuk memuaskan hasrat
obsesif yang terus menerus
menyiksanya terhadap Eunhyuk.
Dua manusia yang seharusnya
tidak pernah bersilang jalan
inipun dipertemukan oleh keadaan.
Dua manusia yang saling
membenci satu sama lain tetapi
dikalahkan oleh hasrat dan
kebutuhan. Hubungan mereka
panas membara, luar biasa sampai
mereka bisa terbakar habis di
dalamnya. Mereka menjalin
hubungan karena keterpaksaan,
yang lama kelamaan menjadi
hubungan saling membutuhkan,
saling merindukan dan saling
memuaskan dan….. akhirnya
menyerah untuk saling mencintai.
Sampai kemudian tiba saatnya
Eunhyuk harus memilih antara
hasratnya pada Kyuhyun , lelaki
arogan yang terus menerus
menyakitinya tetapi berhasil
merenggut hatinya, atau cintanya
kepada Donghae, lelaki yang baik,
yang pernah meninggalkannya
untuk berjuang sendirian, tetapi
tetap menjaga janjinya dalam
sebentuk cincin pertunangan di
jari manisnya."
Part 1
Eunhyuk menarik napas panjang
sebelum membuka pintu itu, pintu
besar kokoh yang terlihat begitu
mewah dan berkuasa itu seakan
mencerminkan apa yang menunggu
dibaliknya. Sambil menenangkan
debar jantungnya dibukanya pintu
itu, dan ketika menyadari
tangannya berkeringat, Eunhyuk
tersenyum kecut,
Seperti akan menghadapi hukuman
mati saja, desisnya dalam hati.
Ketika masuk Eunhyuk menyadari
ruangan itu sangat luas. Suasana
didalam ruangan itu sungguh
elegan, dengan penataan ruang
dari desainer terkenal dan
perabotan kelas tinggi yang
khusus dipesan untuk ruangan ini.
Temperaturnya diatur senyaman
mungkin dan samar-samar tercium
aroma cendana yang menenangkan.
Semua yang ada diruangan ini
sungguh menyenangkan, ups! ,..
salah, semua menyenangkan
kecuali satu hal, dan satu hal itu
adalah sosok dingin yang duduk
tegak dibalik meja dengan
keangkuhan yang mencerminkan
seolah-olah dirinyalah pusat
dunia.
Lalu tatapannya itu, tatapannya
itu! Sangat mengerikan. Mata
coklat itu menatapnya dengan
kadar kebencian yang begitu
kental.
Eunhyuk membasahi bibirnya dengan
gugup, dan menunggu, dan terus
menunggu. Tetapi lelaki itu hanya
diam menatapnya,
mempertahankan keheningan di
antara mereka. Eunhyuk mengangkat
dagunya dan melemparkan tatapan
" well aku sudah disini, sekarang
apalagi?" kepada lelaki itu.
Si mata coklat mengerutkan alis
gusar melihat tingkah berani
Eunhyuk, mulutnya menipis,
"Kudengar kau menyebabkan
kekacauan di proyek kali ini",
Akhirnya! Eunhyuk
menghembuskan napas setengah
lega setengah panik mendengar
kalimat pembuka laki-laki itu.
"Saya hanya mencoba
menyelamatkan keadaan",
sebenarnya Eunhyuk tidak mau
kedengaran begitu kurang ajar,
tapi tatapan meremehkan laki-laki
itu mau tak mau memunculkan sisi
defensif dari dirinya.
"Menyelamatkan keadaan
katamu?",lelaki itu tampak
begitu murka mendengar jawaban
Eunhyuk, "Kau mengusir klien
terpenting kita, dan
mempermalukannya di depan
umum, dan kau bilang itu untuk
menyelamatkan keadaan?"
Eunhyuk membalas tatapan garang
lelaki itu dengan tak kalah
garang, "Orang yang anda bilang
klien terpenting kita itu, merayu
dan meraba salah satu SPG kita di
tengah-tengah pameran tersebut,
apakah menurut anda, saya,
sebagai supervisor yang bertugas
dilapangan hanya boleh diam saja
dan tidak membelanya?!"
Tatapan mata meremehkan dari
mata coklat itu benar benar
membuat Eunhyuk sebal,
"Kau bekerja disini sebagai
supervisor dan seorang supervisor
bertugas menjaga hubungan baik
dengan klien potensial, bukannya
mengusirnya", jawab lelaki itu
tenang.
"Jadi menurut anda saya harus
melupakan moralitas hanya demi
keuntungan perusahaan semata?!"
"Moralitas selamanya tidak akan
dapat memberikan keuntungan,
dalam hal apapun", si mata coklat
mengangkat bahu dengan bosan.
Cukup sudah! Eunhyuk menarik
napas dalam-dalam,
"Kalau begitu saya tidak mau
bekerja di perusahaan yang tidak
bermoral, paling cepat nanti
siang, anda akan menerima surat
pengunduran diri dari saya !",
Sejenak suasana menjadi begitu
hening, dan kalaupun si mata
coklat itu kaget dengan keputusan
impulsif Eunhyuk, dia berhasil
menyembunyikannya dengan baik
karena ekspresinya tidak dapat
ditebak, dia hanya memandang
Eunhyuk dengan ekspresi menilai.
Suasana terasa makin hening, dan
Eunhyuk menunggu. Ketegangan
terasa bagaikan senar yang
ditarik kencang, siap untuk putus.
Lalu, sebuah senyum muncul
disudut bibir lelaki itu, walaupun
begitu, sinar matanya tampak
begitu kejam.
"Tidak semudah itu nona Lee Eunhyuk, mungkin saya adalah
pemimpin tertinggi sekaligus
pemilik perusahaan ini, tetapi
bukan berarti saya tidak
mengetahui setiap detail terkecil
pegawai di sini",
Lelaki itu menatap dengan tajam
sebelum menjatuhkan bom-nya,
"Kau memiliki pinjaman yang
belum selesai pada perusahaan ini
senilai 40 juta won, katakan sekarang nona Lee, apakah kau bisa
melunasi pinjaman itu dengan
tunai sekarang juga? Kalau ya,
saya akan dengan senang hati
meluluskan permohonan
pengunduran dirimu".
Wajah Eunhyuk benar-benar pucat
pasi, dalam kemarahannya tadi,
sama sekali tidak terpikirkan
mengenai pinjaman itu. Dan si
mata coklat tadi menanyai apakah
dia bisa membayar pinjamannya
secara tunai? Tanpa sadar Eunhyuk
mengernyit seolah kesakitan, Ya
Tuhan , itu tidak mungkin, bahkan
sekarang dia sedang dalam
kekalutan besar dan membutikan
lebih banyak uang untuk...,
cepat-cepat dihapusnya pikiran
itu sebelum melayang lebih jauh,
Si mata coklat mendengus
menghina melihat kebekuan
Eunhyuk.
"Oke saya asumsikan kau tidak
dapat membayar tunai pinjaman
itu, meskipun saya sedikit
bertanya-tanya kenapa wanita
lajang seperti anda bisa
menghabiskan uang sebanyak itu,
tapi toh itu bukan urusan saya",
senyum di sudut bibir lelaki itu
langsung menghilang dan
tatapannya berubah menjadi
dingin,
"Jadi, selama kau masih
berhutang pada perusahaan ini dan
belum bisa menyelesaikan
kewajibanmu, jangan seenaknya
mengira kau bisa mengundurkan
diri dari perusahaan ini. Hanya
sayalah, yang bisa memutuskan
apakah kau layak dipertahankan
atau disingkirkan, jadi kembalilah
bekerja dan singkirkan
moralitasmu yang munafik
itu!"
Eunhyuk menatap lelaki itu dengan
kebencian yang meluap-luap,
"Hanya pinjaman itu yang
menahan saya disini, dan jika saya
berhasil melunasi pinjaman itu,
saya akan langsung angkat kaki
dari perusahaan ini!, sekarang
mohon ijin permisi, saya akan
kembali bekerja!"
Kyuhyun menatap pintu yang
tertutup dengan agak keras di
depannya. Dia menunggu beberapa
saat, lalu mendesah sambil
melonggarkan ikatan dasinya yang
terasa mencekik, dengan letih dia
bersandar di kursi sambil
memejamkan mata,
Bukan salah gadis itu jika
sekarang tubuhnya terasa begitu
panas, tidak !, bukan cuma panas,
kau sekarang benar-benar
terbakar!.
"Lee Eunhyuk"
Kyuhyun menggumamkan nama itu
bagaikan mantra, lalu matanya
membuka penuh perhitungan,
Well, jangan harap kau bisa
semudah itu pergi dari sini, karena
aku tak akan membiarkanmu pergi,
Eunhyuk-ah, gumamnya dalam hati.
Kyuhyun mengingat saat dia
pertama kali melihat Eunhyuk,
biasanya dia tak pernah
memperhatikan wanita, para
wanitalah yang biasanya
mengejar-ngejar dirinya, meski
suka berganti ganti wanita,
Kyuhyun dikenal sebagai kekasih
yang sangat dingin. Dia selalu
menjaga jarak dan tak pernah
mengijinkan siapapun terlalu
dekat, baginya wanita hanyalah
tempat penyaluran gairahnya dan
dia akan membayar itu dengan
perhiasan mahal, pakaian mewah
dan hadiah-hadiah lainnya, dan
itu sudah cukup memuaskan bagi
dirinya dan wanita-wanita itu.
Tapi Eunhyuk..., gadis itu sudah 2
tahun bekerja sebagai supervisor
lapangan disini, dan Kyuhyun
bahkan tak pernah bertemu
langsung dengannya,
Yah tentu saja! Kyuhyun
mendengus, seorang CEO tidak ada urusannya
dengan supervisor lapangan.
Dan entah nasib sial apa yang
menghinggapinya ketika pertama
kali dia bertemu dengan Eunhyuk,
ketika itu dia sedang menjamu
tamu penting dilokasi yang
berdekatan dengan proyek pameran
pemasaran yang sedang
berlangsung, maka secara impulsif
diputuskannya untuk
mampir. Manager pameran langsung
tergopoh-gopoh menyambutnya.
lalu gadis itu muncul.
Dengan tubuh mungil, pakaian
kerja yang efisien dan make up
sederhana, Eunhyuk jelas-jelas
kalah jika dibandingkan dengan
pacar-pacarnya yang selalu seksi
dan spektakuler serta berasal dari
kelas atas. Tapi tubuh Kyuhyun
bagaikan disadarkan ketika
melihat Eunhyuk, dan ketika mereka
bersalaman, tangannya bagaikan
disengat listrik, gairah langsung
meletup dari ujung kepala sampai
ke kakinya begitu menggebu-gebu
sampai membuat kepalanya pening.
Kenyataan bahwa Eunhyuk sama
sekali tidak memperhatikannya
kecuali sebagai bos sama sekali
tidak membantu,
Kyuhyun menyadari ia mulai
terobsesi pada Eunhyuk, dimanapun
ia berada, kapanpun ia ada, ia
selalu mencari gadis mau
seharipun dilewatinya tanpa
menyempatkan diri melihat
Eunhyuk, hingga seolah-olah gadis
itu merupakan eksistensi
kehidupannya. Bahkan demi hal
itu, sekarang ia mendapati dirinya
mulai memanipulasi beberapa
proyek yang sedapat mungkin
melibatkan divisi Eunhyuk semata-
mata agar dia bisa sering
melihat Eunhyuk.
Mungkin ini kegilaan sesaat, atau
mungkin alamiah. Kyuhyun pernah
membaca bahwa ada orang-orang
tertentu yang memang dapat
membuatmu sangat bergairah,
entah karena hormon, aroma atau
yang lainnya, mungkin Eunhyuk
salah satu diantaranya.
Ini hanyalah masalah nafsu, dan
akan segera hilang begitu nafsu
ini dipuaskan, gumam Kyuhyun
dalam hati, berusaha menenangkan
dirinya.
Dengan dahi berkerut
dipandanginya laporan pinjaman
karyawan dimejanya.
Yah sepertinya ini akan sangat
mudah, melihat besarnya pinjaman
Eunhyuk, kelihatannya gadis ini
sangat konsumtif dan menyukai
uang, dengan sedikit pengeluaran
ekstra pasti akan sangat mudah
menarik gadis itu ke ranjangnya,
dan setelah dia terpuaskan, pasti
akan lega sekali bisa terlepas dari
obsesi yang menyiksa ini.
"Bagaimana kondisinya eonni?",
Eunhyuk baru saja sampai, di luar
hujan deras sekali, dan air
menetes-netes dari rambutnya.
Perawat itu memandangnya
dengan penuh kasih, sudah 2
tahun dia mengenal Eunhyuk dan sudah menganggap Eunhyuk sebagai adiknya. Dari
Eunhyuk masih gadis polos yang
kebingungan, sampai akhirnya dia
berubah menjadi gadis tegar yang
penuh semangat dan mengambil
alih semua tanggung jawab yang
mungkin terlalu berat untuknya,
Kasihan sekali kau Hyukkie-ah, gumamnya
dalam hati. "Kondisinya baik Eunhyuk-ah,
tekanan darahnya normal dan detak
jantungnya stabil, itu bagus, dia
begitu tenang seharian ini, dia
tidak mengalami serangan, jadi
tidak perlu merasakan kesakitan"
"Dia tidak mengalami serangan?",
mata Eunhyuk melebar bahagia,
"terimakasih eonni, kalau
begitu aku akan melihatnya dulu",
Eunhyuk memasuki ruangan putih
sederhana itu, dipandangnya
ranjang yang menjadi pusat
ruangan itu. Di atas ranjang,
terbaring sosok yang lemah,
tubuhnya terhubung dengan selang
yang terjalin ke mesin-mesin,
Eunhyuk duduk di tepi ranjang dan
menggenggam tangan yang
terhubung dengan jarum infus,
sebuah cincin emas melingkar di
jari lelaki itu, ya, cincin yang
sama yang melingkar di jarinya,
lelaki ini adalah Lee Donghae,
tunangannya yang terbaring koma
sejak lebih dua tahun yang lalu,
"Apa kabarmu sayang?",
gumamnya penuh perasaan.
Sosok itu tetap diam dan ruangan
terasa hening, hanya suara mesin
mesin pemonitor detak jantung
dan desisan alat pengatur oksigen
yang terdengar,
Eunhyuk mengecup cincin di jari
lelaki itu, ingatannya menerawang
kembali ke masa dua tahun lalu
dimana hidupnya yang indah dan
bahagia berubah menjadi tragedi,
Saat itu persiapan pernikahan
mereka, Donghae sudah cukup
mapan dan sangat mencintai
Eunhyuk, dan Donghae tidak
mempunyai keluarga, lelaki itu
dibesarkan di panti asuhan lalu
berjuang mandiri sehingga bisa
menjadi pengacara handal yang
cukup sukses,
"Aku sebatang kara di dunia ini
sebelum bertemu denganmu",
begitu ucapan syukur Donghae
dulu ketika Eunhyuk menerima
lamarannya. Eunhyuk begitu
bahagia waktu itu, dia begitu
dicintai dan kedua orang tuanya
begitu mendukungnya, sebagai
anak tunggal orang tuanya
memang sedikit lebih protektif
padanya dibandingkan orang tua
lainnya, tapi mereka bisa melihat
ketulusan hati Donghae dan
menerima Donghae dengan tangan
terbuka.
Lalu pagi yang penuh tragedi itu
terjadilah, Eunhyuk sedang
melakukan pengepasan gaun
pengantin, pernikahan mereka
tinggal sebulan lagi. Ketika itu
Donghae menelpon, karena Eunhyuk
meminta tolong padanya untuk
menjemput orangtua Eunhyuk di
bandara, orang tua Eunhyuk baru
pulang dari tugas dinas ayah
Eunhyuk di Jeju.
Sebenarnya merupakan tugas
Eunhyuk menjemput mereka, tetapi
karena supir keluarga sedang cuti
dan waktunya bersamaan dengan
jadwal fitting baju pengantin,
Eunhyuk meminta bantuan Donghae.
Donghae tidak pernah merasakan
punya orang tua, jadi dia sangat
menyayangi kedua orang tua
Eunhyuk, begitu pula sebaliknya,
jadi, tugas sepele seperti
menjemput orangtua di bandara
terasa sangat menyenangkan
baginya,
"Kami akan menuju ke
tempat fitting baju segera setelah
sampai,lalu kita bisa makan siang
bersama-sama, tapi ups! Kau
kan tidak boleh makan banyak-
banyak, nanti baju pengantin itu
tak akan cukup sebulan lagi"'
candanya dengan riang
Eunhyuk sempat merajuk tapi
kemudian Donghae bisa
membuatnya tertawa lagi,
"Kau tahu, aku tidak sabar
bertemu dengan
orangtuamu,... aku merindukan
mereka"
Lelaki itu tertawa lalu menutup
telepon setelah mengucapkan
satu-satunya janji yang tidak
bisa ditepatinya,
"Aku janji,segera setelah kami
dekat tempatmu, aku akan
menelponmu, jadi kau bisa siap-
siap di depan, Bye calon
pengantinku, I love u".
Itulah saat terakhir Donghae
menelponnya.
Sama sekali tidak ada firasat hari
itu, sama sekali tidak ada
pertanda bahwa pagi itu akan
menjadi mimpi paling buruk dalam
hidupnya, dan telepon itulah awal
dari rentetan bencana.
Yang menelponnya kemudian
bukanlah Donghae yang
dicintainya, melainkan petugas
rumah sakit. Mobil yang
dikendarai Donghae menjadi salah
satu korban tabrakan beruntun di
jalan tol, Ayahnya meninggal di
tempat, Ibunya dalam kondisi
kritis dan Donghae sudah tak
sadarkan diri karena benturan
keras di kepalanya.
Eunhyuk menjalani semuanya
seorang diri, hari itu dia bergerak
bagai robot mengurusi pemakaman
ayahnya sekaligus
mengkhawatirkan kondisi ibu dan
tunangannya, tak ada waktu
untuk menangis, dan kemudian
keesokan harinya ibunya
meninggal menyusul ayahnya,
Eunhyuk harus menanggung
kepedihan memakamkan kedua
orang tuanya dalam dua hari
berturut-turut seorang diri, lalu
malam itu, ketika dokter
memutuskan bahwa Donghae
mengalami koma serta tidak
diketahui kapan akan sadar,
ketegaran Eunhyuk runtuhlah sudah,
semua kepedihan bertubi-tubi
yang menerjangnya sudah tidak
dapat ditanggungnya lagi, dia
pingsan dan ketika sadar dia
hanya bisa menangis,
Lalu Suster Kim Heechul datang, seorang perawat
yang cantik dan sangat baik. Suster itulah
yang membantu Eunhyuk agar tidak
terpuruk, yang membuat Eunhyuk
sadar bahwa dialah satu-satunya
yang dimiliki Donghae untuk
membantunya bertahan hidup.
Dengan cepat Eunhyuk bangkit,
menyadari bahawa dia sendiri
yang harus berjuang demi
Donghae, lelaki yang sangat dia
cintai. Dan mengetahui bahwa
biaya perawatan Donghae tidak
murah, Eunhyuk segera bergerak
cepat, dijualnya rumah
keluarganya, dan dikumpulkannya
semua aset yang dimilikinya lalu
pindah ke tempat flat yang
mungil memahami bahwa efisiensi
sangatlah penting, lalu dia pindah
pekerjaan dengan gaji lebih bagus,
"Berjuanglah untuk bertahan
Donghae, karena aku akan
berjuang untukmu", tekad Eunhyuk
dalam hati waktu itu.
Namun sekarang hampir dua tahun
lebih berlalu, seluruh aset yang
dimiliki Eunhyuk sudah habis,
bahkan dia harus menanggung
hutang ke perusahaan untuk
menutup biaya perawatan
Donghae, dan tunangannya
tercinta itu masih belum sadar
juga,
"Kau tahu tadi pagi aku
bertengkar dengan bosku", Eunhyuk
memulai kebiasaannya, mengobrol
satu arah dengan Donghae,
menceritakan kisah kehidupannya
sehari-hari pada Donghae,
"Matanya coklat dan dia sangat
menyebalkan, dan kau tahu? Dia
sama sekali tak menghargai
moralitas, kau pasti akan
bertengkar hebat dengannya
karena sebagai pengacara kau
sangat menjunjung tinggi
moralitas" .
Eunhyuk terkekeh membayangkan
hal itu, lalu direbahkannya
kepalanya di ranjang sambil
mengamati wajah Donghae," aku
merindukanmu tahu, sudah lama
aku tidak mendengar suaramu,
sampai kapan kau mau tidur terus?
Awas ya, jangan salahkan aku
kalau suatu saat kau memanggilku
ditempat ramai dan aku tidak
mengenali suaramu",
Diluar pintu, suster Kim yang
mendengar percakapan itu menutup
mulutnya dengan tangan, matanya
berkaca-kaca. Betapa tegarnya
gadis itu, betapa hebatnya dia,
selama dua tahun dia berjuang dan
belum mendapat jawaban, tapi
semangatnya sama sekali tidak
pernah surut.
Selama hampir dua jam Eunhyuk
bercakap-cakap searah dengan
Donghae, lalu ketika Suster Kim
mengingatkan bahwa waktu sudah
menunjukkan jam 9 malam, Eunhyuk
bangkit dari duduknya, dikecupnya
dahi Donghae penuh kasih sayang,
"Sudah dulu ya, aku akan pulang
dan tidur, besok aku akan kesini
dan menengokmu lagi, aku
mencintaimu Lee Donghae",
Eunhyuk lalu menemui suster Kim
yang masih menunggu di luar,
suster itu menyerahkan kantong
plastik pada Eunhyuk,
"Ini nasi goreng kimchi kesukaanmu,
kau tadi buru-buru kesini karena
hujan, pasti kau tak sempat
makan malam" "Terima kasih eonni",
Eunhyuk memeluk wanita yang selama
dua tahun ini telah menjadi sandaran
hatinya.
"Wajahmu terlihat pucat Hyuk-ah, kau
pasti kelelahan, jangan terlalu
memaksakan diri",
Eunhyuk menarik napas letih tapi
tetap mencoba tersenyum riang,
"Aku harus terus bekerja eonni,
apalagi sudah hampir tanggal 5",
Tanggal lima adalah tanggal rutin
Eunhyuk harus melunasi biaya
perawatan Donghae yang makin
membengkak setiap bulannya,
Suster Kim memandang Eunhyuk
dengan hati-hati,
"Kau tahu Hyukkie-ah, ada beberapa cara yang lebih ringan, dokter
memperbolehkan Donghae dirawat
dirumah...",
"Tidak!", Eunhyuk memandang
suster Kim dengan ngeri,
"Donghae kan sering mengalami
serangan, aku tidak mau Donghae
kenapa-kenapa, disini adalah
tempat Donghae akan mengalami
penanganan yang paling tepat,
dan aku akan berjuang berapapun
biayanya" Suster Kim memandang Eunhyuk dengan penuh kasih sayang,
menyadari betapa bisa keras
kepalanya gadis itu jika dia sudah
punya kemauan,
"Ya sudah, pulang dan
istirahatlah, jangan lupa dimakan
nasinya, dan ingat Hyuk-ah kalau
kau kekurangan uang, aku punya
simpanan uang yang...",
Eunhyuk memeluk suster Kim sekali
lagi dengan penuh rasa sayang,
"Kau tahu eonni, bantuan eonni
sudah lebih dari cukup selama ini,
saya tidak tahu bagaimana lagi
saya harus berterimakasih".
Pagi itu hujan deras sekali, Eunhyuk
menunggu di halte bus dengan
panik, hujan deras akan
menyebabkan macet parah, dan
sampai sekarang bis yang dia
tunggu tak kunjung kelihatan.
Sementara itu hujan turun makin
deras hingga pemandangan di
depannya makin kabur, orang
orang mulai menyingkir karena
halte itu tak dapat lagi
melindungi mereka dari terpaan
hujan, dan Eunhyuk masih berdiri
sambil mencengkeram payungnya
erat-erat, menahan tiupan angin
yang makin kencang. Matanya
bergantian melirik jam tangannya
dan ujung jalan dengan harap-
harap cemas, dia pasti akan
terlambat hari ini, Tuan Kangin,
manager lapangannya yang galak
itu pasti akan marah besar karena
pagi ini dia dijadwalkan meeting
pagi dengannya, lelaki itu sangat
tepat waktu dan dia tidak suka
menunggu.
Tiba-tiba sebuah mercedes hitam
legam yang sangat mewah
meluncur mulus dan berhenti tepat
didepan Eunhyuk. Mulanya Eunhyuk
tidak menyadari kalau mobil itu
berhenti untuknya karena
perhatiannya terlalu terfokus pada
ujung jalan, tetapi ketika pintu
mobil itu mendadak terbuka,
Eunhyuk hampir terlonjak karena
kaget, "masuklah",
Mulanya Eunhyuk ingin mendamprat
siapapun pengemudi mobil itu yang
dengan seenaknya mengira Eunhyuk
adalah wanita gampangan yang
mudah dibawa, tetapi ketika
Eunhyuk merasa mengenali suara
lelaki itu, dengan ragu
ditundukkannya kepalanya untuk
memastikan bahwa pegemudi itu
sesuai dengan dugaannya,
Mata coklat yang tajam itu
membalas tatapannya, yah kalo
tidak bisa dibilang sedang sial,
setidaknya dugaannya tidak salah,
"Ayo masuk, kau akan basah
kuyup jika berdiri terus disitu,
kita kan searah", Kyuhyun agak
berteriak mengalahkan derasnya
suara hujan dan petir yang
bersahut-sahutan.
Eunhyuk masih berdiri ragu-ragu,
perjalanan ke kantor kan jauh dan
lama, Eunhyuk merasa enggan dan
tak tahu apa yang akan
dibicarakan dengan lelaki itu
sepanjang jalan, lagipula... Eunhyuk
melirik dengan cemas ke arah
payungnya, payungnya basah
kuyup dan menetes-netes dan
interior mobil itu sepertinya
sangat bagus, jika kena air...
"Masuk Lee Eunhyuk! Aku tak peduli
denganpayung basah itu! Kau akan
membuat kita berdua
terlambat!, masuk, atau aku
sendiri yang akan menyeretmu...",
Suara geram Kyuhyunlah yang
menyadarkan Eunhyuk dari
keraguannya, dengan cepat dia
memasuki pintu yang terbuka dan
duduk di sebelah Kyuhyun,
Satu detik setelah pintu tertutup,
Kyuhyun langsung menginjak gas
menjalankan mobilnya, seolah
takut Eunhyuk berubah pikiran.
Kyuhyun melirik sedikit pada Eunhyuk
yang memandang cemas
pada payung yang meneteskan air
di tangannya,
"Taruh saja di tempat dibelakang,
pengurus mobilku akan
membersihkannya, dan pasang
sabuk pengamanmu",
Secara otomatis Eunhyuk menoleh
kebelakang dan menemukan wadah
plastik silinder ditengah jok
belakang, mungkin tempat koran
atau semacamnya, tapi wadah itu
kosong dan Eunhyuk meletakkan
payung itu disana, lebih baik
daripada payungnya meneteskan
air membasahi kursi kulit yang
mewah atau karpet tebal mobil
ini,
Setelah memasang sabuk
pengamannya, Eunhyuk menyadari
bahwa sudut mata Kyuhyun
melirik ke arahnya,
"Terima kasih", gumamnya demi
menjaga kesopanan.
Kyuhyun tersenyum miring,
"Pasti kau bingung apakah ini
kesialan atau keberuntungan
karena akulah yang memberimu
tumpangan", gumamnya tenang.
Eunhyuk membuka mulut hendak
membantah, tetapi akhirnya
mulutnya menutup lagi. Tidak
disadarinya napas Kyuhyun yang
mendadak lebih cepat ketika
memperhatikan gerakan mulutnya,
"Rumahmu di daerah sini ya?"
Suaran Kyuhyun entah kenapa
berubah jadi serak hingga Eunhyuk
otomatis menoleh ke arahnya,
tetapi lelaki itu tidak sedang
menatapnya melainkan memandang
lurus ke depan,
"Iya saya tinggal di flat di daerah sini",
jawabnya setengah melamun dan
tersentak ketika Kyuhyun
mendadak menoleh ke arahnya.
"Flat?", kenapa informasi itu
sampai terlewatkan olehnya?,
"kalau begitu di mana
orang tuamu?"
"Orangtua saya sudah meninggal,
saya hidup sendirian",jawab
Eunhyuk otomatis, "Tn. Cho,
mungkin sebaiknya saya
diturunkan agak jauh dari kantor,
nanti saya berjalan kaki saja",
Kyuhyun mengerutkan dahinya,
tak suka dengan ide itu,
"Kenapa harus begitu?"
"Tempat parkir khusus direksi kan
sangat mencolok, saya tidak mau
orang yang melihat saya turun
dari mobil anda akan berpikiran
yang tidak-tidak",
"Seperti kita melakukan seks yang
hebat semalam, dan pagi ini
berangkat kerja bersama-sama?",
Wajah Eunhyuk memucat mendengar
ucapan Kyuhyun yang sangat
vulgar itu.
"Dengar nona Lee, kau dikenal
sangat menjunjung moralitas
dikantor, jadi orang tidak mungkin
berpikir yang tidak-tidak
tentangmu", Suara Kyuhyun
terdengar sinis dan mengejek,
"lagipula...", kali ini Kyuhyun
sengaja membiarkan tatapan
matanya menelusuri Eunhyuk dari
ujung kepala sampai ujung kaki,
"Semua orang tahu siapa aku, dan
seperti apa pacar-pacarku,
mereka tahu persis bahwa kau
bahkan tak masuk ke dalam
kategori tipe wanita kesukaanku,
lagipula aku kan tidak mungkin
tertarik padamu,jadi gosip apa
yang akan timbul?",
Detik itu juga Eunhyuk menyadari
bahwa dia tak akan pernah
menyukai bosnya yang satu ini.
Dengan geram Eunhyuk
menggertakkan giginya lalu
mengalihkan pandangan ke jendela
luar.
Setelah itu tak ada percakapan
lagi di antara mereka. Ketika
Kyuhyun memarkir mobilnya di
parkir direksi, Eunhyuk segera turun
dan mengucapkan terimakasih
dengan kaku, lalu berlari kecil
menembus hujan, meninggalkan
Kyuhyun yang masih di mobil.
Untunglah lobby sudah sepi,
hanya petugas keamanan dan
resepsionis saja yang ada di sana,
jadi tak perlu kuatir akan terjadi
gosip. Tapi ketika Eunhyuk melihat
jam besar yang terpasang di lobby
dia langsung mempercepat
langkahnya, dia terlambat, Tn.
Kangin pasti akan marah besar.
Ketika sampai di ruangannya
rekannya menatapnya sambil
mengangkat alis melihat
penampilan Eunhyuk yang acak-
acakan dengan rambut dan baju
setengah basah,
"Tn. Kangin menunggumu, dia
bilang kalau kau datang langsung
saja ke ruangannya",
Eunhyuk mengangguk, hanya mampir
sebentar ke mejanya untuk
meletakkan tas dan langsung
mengetuk pintu ruangan Tn.
Kangin, "Masuk" , gumam suara dari
dalam.
Eunhyuk melangkah masuk sambil
mempersiapkan dirinya untuk
mendengarkan ocehan panjang
lebar tentang kedisiplinan yang
menjadi ciri khas bosnya itu.
Tapi di luar dugaan, wajah Tn.
Kangin bukannya masam melainkan
sangat ramah, dia bahkan
mempersilahkan Eunhyuk duduk
dengan bersemangat.
"Saya mengerti mengapa kau
terlambat, tadi CEO kita, Tn. Cho
menelpon danmenjelaskan bahwa
kau ikut mobilnya, yah
saya tidak menyalahkanmu, cuaca
sangat buruk pagi ini bukan?".
Eunhyuk hanya tertegun menatap
senyum bosnya yang begitu lebar.
Ternyata cuma sampai disitu arti
kedisiplinan yang digembar-
gemborkan Tn Kangin, begitu
kekuasaan berbicara, maka semua
tak ada artinya lagi.
"Eh iya, tadi saya tak sengaja
berpapasan dengan Tn. Cho
ketika sedang menunggu bus dan
Tn. Cho menawari saya
tumpangan",
"Hebat Eunhyuk, hebat, ternyata
insiden kecil kemarin yang
menyebabkan Tn. Cho sendiri
sampai turun tangan memanggilmu
itu malah menguntungkan bagi
divisi kita. Pimpinan tertinggi
perusahaan kita, bayangkan!, dia
mengenalimu dan bahkan mau
menawarimu tumpangan!"
Eunhyuk merasa muak melihat
kegirangan bosnya yang tak wajar
itu, memangnya Cho Kyuhyun itu
siapa? Memang dia CEO
perusahaan ini dan merupakan
pimpinan tertinggi perusahaan ini
di Korea. Perusahaan mereka
merupakan cabang dari perusahaan
terkenal dengan nama sama di
Jerman. Dan Kyuhyun sebagai
salah satu pemegang saham
terbesar sekaligus CEO yang
handal di salah satu perusahaan
mereka di Jerman, menawarkan
diri untuk mengisi jabatan di
Korea. Gosipnya Lelaki itu
menganggap bahwa memimpin
cabang mereka di Korea dengan
perbedaan budaya dan segala
keeksotisannya merupakan
tantangan tersendiri baginya.
Tetapi lelaki itu kan manusia juga
sama seperti mereka? Seharusnya
Tn. Kangin tak perlu segirang ini.
"Eh kalau begitu, saya ijin
kembali sebentar ke meja saya
untuk mengambil bahan meeting
kita pagi ini", gumam Eunhyuk
memotong kalimat Tn. Kangin
yang masih berceloteh tidak jelas
tentang kelebihan-kelebihan Cho
Kyuhyun dan betapa beruntungnya
Eunhyuk.
Ketika Eunhyuk hendak melangkah
pergi, Tn. Kangin sepertinya baru
teringat sesuatu,
"Oh ya Eunhyuk, tadi Tn. Cho
berpesan kalau ada barang milikmu
yang ketinggalan di mobilnya, dia
ingin kau mengambilnya nanti jam
3 sore di ruangannya".
TBC~
