My Teacher is The Catcher of My Heart

Disclaimer: This story is mine but the character is not mine

Main Cast: Baekhyun ; Chanyeol

Pairing: Chanbaek

Rated: T

Genre: Romance-School life-Humor

Please, Don't Like Don't Read.

Note: Yaoi, BoyxBoy, Typo, No Plagiat, and Please Review^^

Hope you guys enjoy this story

_oOo_

.

.

.

.

.

"Dia pikir aku akan jatuh pada dirinya dengan mudah, huh?" Terlihat lelaki mungil baru saja keluar dari ruang staf kesiswaan dengan wajahnya yang tidak bersahabat.

"Dasar lelaki tua penggoda!" Si mungil melipat tangannya di depan dadanya sendiri dan memasang ekspresi mengeram, cute.

Lelaki yang ia panggil dengan sebutan tua itu sebenarnya tidak tua layaknya yang kalian pikirkan. Ia lelaki dengan usia 27 tahun, memegang jabatan sebagai staf kesiswaan. Jabatan yang agaknya sulit dan tidak semua guru mau terjun kedalamnya. Usia 27 tahun juga terlalu muda untuk mengurusi siswa-siswa yang kelewat kreatif. Kreatif membuat onar.

"Kenapa dia membahas itu lagi! Astaga aku bahkan tidak bisa mengatur diriku sendiri." Si Byun, lelaki yang disebut mungil tadi masih menggerutu kesal di depan kaca toilet laki-laki.

Setelah dirinya dipanggil ke ruang staf tadi, emosinya sepanjang perjalan menuju toilet meledak-ledak. Bagaimana tidak, guru kesiswaannya yang ia panggil Pak Tua itu terus menggodanya semenjak sebuah tragedi yang memalukan terjadi. Setiap Baekhyun melanggar peraturan sekolah sedikit saja, ia pasti langsung dipanggil ke ruang kesiswaan. Bahkan teman-temannya yang melakukan pelanggaran hanya diperintah untuk mengambil buku catatan pelanggaran, menulis pelanggaran yang dilakukan, lalu meminta tanda tangan guru yang bersangkutan, selesai. Namun Baekhyun merasa dipersulit oleh guru yang satu ini.

"Aku hanya meng-check handphoneku belum ada 1 menit! Tapi aku sudah tertangkap basah seperti melakukan tindak kejahatan! Aku sebal dengannya!" Nafasnya memburu,

"Astaga Byun Baekhyun tahan emosimu." Ucapnya pada diri sendiri sambil menstabilkan deru nafasnya.

Tadi, Baekhyun saat pelajaran guru kesiswaannya yang juga menjabat sebagai guru fisika di kelasnya mendapat sedikit masalah. Awalnya Baekhyun pikir itu hanya masalah yang sedikit, ya. Sebelum gurunya itu mengucapkan "Setelah pelajaran berakhir, kau harus ke ruanganku untuk mengambil handphonemu ini." Lalu dengan mudahnya guru itu merampas iPhone 6s milik si mungil.


Ttok Ttok Ttok

"Ya silahkan masuk!" Baekhyun, si pengetok pintu ruang kesiswaan mendelik ke dalam ruangan setelah berhasil membuka pintu.

"Ah kau rupanya. Ku kira kau akan merelakan handphonemu lenyap dan memilih menghindariku." Guru fisika Baekhyun, sekaligus staf kesiswaan bernama Park Chanyeol menatap Baekhyun dengan wajah seperti penuh akan kemenangan.

"Mana sudi aku merelakan handphoneku! Asal kau tahu saja ya, Pak Tua. Handphoneku itu seharga 1 motor bebek yang biasa kau pakai ke sekolah." Baekhyun memutar bola matanya malas.

"Ah Byun Baekhyun yang imut dan pemilik handphone seharga motorku. Aku tidak peduli berapa harga handphonemu, sayang. Aku peduli jika kau menerima tawaranku tempo hari. Bagaimana, hm? Sudah dapat jawaban?" Skakmat, Baekhyun sweat drops.

"A-ak Aku tidak mendengar tawaranmu! Ya aku tidak mendengar apapun waktu itu!"

"Rupanya kau tidak mendengar? Aku bertanya, apakah kau mau menjadikan aku lelaki idamanmu yang tempo hari kau ceritakan pada sahabatmu itu, hm? Aku bisa menjadi lelaki idamanmu yang tampan, tinggi dan bertubuh atletis." Ucap Chanyeol penuh dengan percaya diri. Pipi Baekhyun memanas.

"Bagaimana? Setelah kau mengatakan 'ya' aku dapat mewujudkan keinginanmu untuk memiliki kekasih seperti yang kau idamkan."

" ..."

"Hei manis kenapa menunduk? Malu kepada kekasih idamanmu ini, hm?"

"Ti- tidak! Apa-apaan kau ini! Ak-…aku tidak tahu!" Pipi Baekhyun merona sempurna.

Matanya melihat ke segala arah, asalkan bukan kearah mata lawan bicaranya yang satu ini. Mata puppy nya menemukan handphone yang ia yakini miliknya di meja depan Park Chanyeol.

"Kemarilah, duduk di depanku sembari menimbang tawaranku. Bukankah itu menguntungkan dirimu?" Ucap Chanyeol dengan senyum licik yang terpatri di wajah tampannya.

Chanyeol melipat lengan kemeja yang ia kenakan sampai sebatas siku, membuka kancing teratas kemejanya lalu menyisir rambut hitam legamnya keatas. Sedangkan di dekat pintu, lelaki mungil yang sibuk mengepalkan tangannya terlihat frustasi. Baekhyun mengigit bibirnya sendiri.

'Astaga-astaga, apa yang baru saja aku lihat. Mom, please lindungi aku.'

Baekhyun mengumpulkan keberanian penuh. Berlari kearah meja Chanyeol lalu merampas handphonenya, setelah itu dengan berlari juga ia keluar dari ruangan yang menurutnya terasa panas.


Baekhyun keluar dari toilet setelah melihat ke arah handphonenya yang menunjukan pukul 5 sore. Mungkin hampir semua siswa sudah pulang, hanya tersisa beberapa yang memiliki kegiatan ekstrakulikuler setelah pulang sekolah. Baekhyun berjalan malas parkiran dengan tatapan kosongnya, menuju tempat ia biasa memparkirkan mobil Audi TT 2.0 TFSI Quattro miliknya.

.

.

"Heey, Mom! Where are you? I just got home from school." Baekhyun sedikit berteriak setelah tidak menemukan Mommy-nya di ruang keluarga.

Biasanya ketika ia pulang, ia selalu disambut dengan kecupan di pipi dan beberapa rentetan pertanyaan mengenai bagaimana hari di sekolahnya. Namun kali ini, setelah Baekhyun masuk ke rumah mewahnya dan berjalan ke ruang keluarga, ia tidak menemukan siappun di sana.

"Hey, Baby! Mom sedang memasak di dapur. Kemari, sayang." Sebuah suara dari arah dapur yang diketahui sebagai Baek's Mom, wanita yang berusia 38 tahun, istri dari Byun Junmyeon.

Baekhyun berjalan kearah dapur dan menemukan Mom-nya sibuk dengan beberapa bahan masakan.

Cup Cup

"Bagaimana harimu di sekolah, baby?" Wanita cantik itu masih sempat mencium anak semata wayangnya dan bertanya mengenai harinya, dengan kesibukannya di dapur.

"Sama seperti biasanya, Mom. Tidak ada yang spesial." Baekhyun menjawab seadanya sambil berjalan kearah kulkas dan membukanya, mencari soft drink untuk melepaskan dahaga.

"Bagaimana dengan gurumu yang tampan itu?"

…Deg

"Ah, Bi-…biasa saja."

"Kau sudah menyatakan cintamu, hm?"

"Mom. Aku hanya bilang dia tampan, bukan berarti aku ingin menyatakan cinta padanya, Mom." Baekhyun menghela nafasnya.

Kenapa menurutnya, Mom dan Park Chanyeol itu sama saja. Tck, Baekhyun kesal. Tempo hari Baekhyun hanya bercerita pada Mom-nya mengenai guru baru yang terlihat tampan. Namun lihatlah sekarang. Mom-nya seakan-akan menjodohkan Baekhyun dengan Park Chanyeol tukang penggoda sialan itu.

"Mau sampai kau menyukainya diam-diam? Kau itu imut, Baek. Mom yakin dia pasti menyukaimu. Ditambah kau bilang bahwa dia masih lajang, kan?"

"Mom, please." Baekhyun mengusap wajahnya yang memerah karna mengingat kejadian tadi. Ia belum berniat menceritakan hal itu kepada Mommy-nya. Bisa ditertawakan habis-habisan.

"Okay, baby. Maafkan Mommy. Lebih baik kau bergegas mandi karna sebentar lagi Daddy pulang. Daddy memberitahu Mommy jika hari ini Daddy ingin makan malam di rumah. Maka dari itu Mommy masak makanan spesial untuk kalian."

"Aw, selalu saja jika Daddy pulang lebih awal seperti ini. Coba Daddy pulang seperti biasa, pasti aku hanya makan masakan Bibi Han." Baekhyun memutar matanya malas.

"Jangan seperti itu, baby. Ini kan karena-…"

"Karena Mommy lebih menyayangi Daddy ketimbang anakmu yang imut dan baik hati ini. Mom jahat." Baekhyun melengos dan segera berjalan kearah kamarnya di lantai dua. sedangkan Mommy-nya hanya tertawa menyikapi sifat anak semata wayangnya yang selalu manja seperti itu.

-10:00 PM-

Baekhyun belum bisa juga tidur. Sudah 15 menit ia berusaha memejamkan matanya. Bukannya tertidur, ia malah mengingat kembali kejadian yang hampir 1 minggu lalu menimpa dirinya.

Pada waktu itu, Baekhyun dan dua sahabatnya, Kyungsoo dan Jongdae bergegas ke kantin sekolah. Mereka bertiga baru selesai dengan aktifitas per-minggunya, yaitu ekstrakulikuler Hapkido. Karena terlalu lelah, Baekhyun dan ketiga temannya sibuk mengobrol tanpa memperhatikan sekitar setelah memesan minum dan makanan.

Baekhyun sibuk bercerita tentang guru baru yang menurutnya seperti lelaki idamannya. Dari segi fisik, Baekhyun tahu mana lelaki yang tampan dan mana yang standar, dan maka itu Baekhyun tertarik dengan gurunya.

Baekhyun menyukai lelaki yang tinggi, tampan, dan juga bertubuh atletis. Itu semua adalah definisi yang pas untuk seorang Park Chanyeol, guru barunya. Kyungsoo menanggapi dengan antusias, sedangkan Jongdae sibuk dengan makanannya dan hanya menganggukan kepala jika Baekhyun bertanya tentang pendapat Jongdae mengenai guru barunya yang tampan.

Jongdae masih menyukai wanita, tentu. Menyukai wanita dengan dada besar dan rambut panjang. Tidak seperti Baekhyun, yang dengan jelas menyukai yang 'berbatang'. Tapi sebagai sahabat yang baik, Jongdae setuju saja apapun hal yang menurut Baekhyun baik, toh Jongdae tidak bisa mengatur Baekhyun, dan Baekhyun juga bukan orang yang mudah diatur. Selagi Baekhyun sibuk bercerita, ia tidak menyadari bahwa ada seorang lelaki yang duduk di kantin juga, dengan posisi membelakanginya. Ia menyadari bahwa mereka tidak hanya bertiga saat lelaki itu menutup mulutnya menahan tawa, dan berjalan santai melewati mereka bertiga. Baekhyun sweat drops.

Baekhyun panik sepanik-paniknya seorang manusia yang merasakan kepanikan. Hell yeah! Tadi itu Park Chanyeol! Lelaki yang ia bicarakan dengan gamblangnya. Bagaimana Baekhyun tidak panik? Ia yakin bahwa gurunya, yaitu Park Chanyeol, sekaligus lelaki idamannya itu mendengar semua ucapannya. Jelas! Chanyeol berada persis di belakang Baekhyun yang duduk membelakanginya.

Setelah kejadian itu, Kyungsoo sibuk menenangkan Baekhyun yang sibuk menjambak rambutnya frustasi. Menampik bibir tipisnya yang begitu bodoh berucap semua hal yang ia pikirkan mengenai guru baru itu tanpa difilter. Baekhyun merasa jatuh ke perut bumi.

.

.

.

"Hey, Darling! Bangunlah! Sudah pukul 6 pagi. Lekas mandi dan sarapan, Mom and Dad menunggu di bawah." Teriak Ny. Byun dari luar pintu kamar Baekhyun yang berada di lantai dua.

"Tck ah, Mom. Aku baru tidur pukul 2 dini hari. Tidur malam ini terasa seperti hanya 5 menit." Baekhyun mengusap wajahnya gusar dan berusaha menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya matahari pagi.

Rasa kantuk masih menyerangnya, namun ia harus bergegas mandi lalu sarapan dan segera barangkat lebih awal jika tidak ingin kena traffic jam. Hari ini hari jumat, tandanya Baekhyun memiliki libur dua hari, yaitu besok dan lusa.

"Ah besok kemana, ya? Ke rumah Kyungsoo atau Jongdae?"

Baekhyun sibuk bermonolog sambil mengusapkan sabun di badan mulusnya, acara mandi pagi di kamar mandi pribadinya yang ada di ruang kamar tidurnya.

"Atau mereka saja yang ke rumahku? Ya! Pasti seru! Aku harus membicarakan hari ini dengan mereka!" Baekhyun tetap memonolog sembari menyelesaikan acara mandi paginya.

.

.

"Mom. Besok, kalau jadi Kyungsoo dan Jongdae akan berkunjung ke sini. Mom harus masak makanan yang enak seperti semalam!" Ucap Baekhyun yang terdengar seperti perintah.

Ny. Byun menganggukkan kepalanya sambil menyelesaikan sarapan paginya bersama Baekhyun dan Junmyeon -Ayah Baekhyun.

"Anything for you, Darling." Jawab Ny. Byun dengan senyuman cantiknya.

"Thankyou, Mom." Baekhyun juga tersenyum tak kalah manis.

"Dad, apa besok Daddy libur?" Baekhyun bertanya pada Dad-nya yang sibuk membaca koran pagi dan ditemani secangkir kopi di meja makan. Junmyeom melipat korannya, lalu menyeruput kopi buatan istrinya.

"Sorry, Dear. Daddy ada meeting dengan client. Setelah itu Daddy harus meng-check beberapa document di kantor. Ada apa memangnya, sayang?" Jawab Junmyeon penuh dengan kelembutan.

Baekhyun harus bersyukur atas sikap kedua orangtuanya yang begitu lembut. Bahkan ketika Junmyeon marah, ia hanya akan menasehati dengan kata-kata yang dapat diterima dengan baik oleh putra semata wayangnya itu.

Ketika Ny. Byun marah pun, ia juga hanya bisa menghela nafas sambil mengusap dadanya, sesekali ia berbicara pada Baekhyun jika mood-nya dalam keadaan baik.

"Tidak apa-apa, Dad. Aku hanya senang jika temanku berkunjung ke rumah dan mendapatkan Mom dan Dad ada di rumah. Hehe." Jawab Baekhyun sembari menyelesaikan sarapannya.

"Lain kali bisa kok, sayang. Nanti Daddy akan meluangkan waktu untuk di rumah jika temanmu datang. Iya kan, honey?" Ucap kepada Junmyeon.

"Tentu, Baby. Aku akan luangkan waktu untuk di rumah bersama kalian saat weekend." Junmyeon tersenyum menatap istri kesayangannya dan juga putra kebanggannya secara bergantian.

"Okay, Dad." Ucap Baekhyun sambil menunjukan senyum terbaiknya kepada Junmyeon.

"Ah ya, Mom, Dad. Aku harus berangkat sekarang." Lanjut Baekhyun sambil mengambil tissue untuk membersihkan sisi luar mulutnya, lalu ia segera mengambil tas-nya.

"Bye, Mom." Cup

"Bye, Dad." Cup

"Hati-hati di jalan, Baek!" Ucap pada Baekhyun yang sudah berjalan keluar rumah mewah mereka.

"Yes, Mom." Jawab Baekhyun sambil membentuk jarinya 'O' dengan mempertemukan ibu jari dan telunjuknya.

.

.

.

-TBC-