Di akademi khusus Idol tersebut, padahal sudah tertampang dengan jelas. Peraturan bahwa 'di akademi Idol ini, murid di akademi laki-laki tidak boleh memasuki dan menemui murid di akademi perempuan dan berlaku juga untuk sebaliknya'.
awalnya mereka terpaksa bertemu karena teman dari keduanya ingin bertemu satu sama lain. Jika sekedar mengobrol saja dilarang. Kira-kira hukuman apa yang pas untuk mereka ya?
Drap drap drap!
"SU-BA-RU-KUNNN!" Salah satunya adalah seorang perempuan ini, perempuan yang melupakan peraturan itu.
We Dont Have A Baby!
Desclaimer: Bandai
Pairing: Nijino Yume x Subaru Yuki [kemungkinan akan muncul yang lain]
Warning: Kekurangan yang mungkin daku sendiri gak sadar seperti OOC dan beragam hal lain
Enjoy and Happy Reading!
"KEMBALIKAN PITAKU! DASAR BODOH!" Teriak sang perempuan lagi. Ekspresi kesalnya hanya tertuju pada laki-laki didepannya itu.
"Yume! Nanti ketahuan! Diam dong! " Teriak kecil temannya yang bernama Koharu Nanakura.
"Hei, pitanya buatku ya!" Teriak seorang lelaki yang Ternyata sudah cukup jauh. Membuat sang perempuan langsung berlari lagi meninggalkan temannya yang belum selesai berbicara.
"He- hei! Yume!" Teriak panik Koharu lagi setelah melihat temannya mulai memanjat tembok pembatas kedua akademi itu. Yang baru saja diloncati dengan mulus oleh seorang Subaru Yuki.
greb!
"Yume! Sudah, ayo kita kembali!" Ucapnya sembari menyeret temannya yang -nyaris- menjadi buas tersebut.
"Ahhh... Kau sendiri, dari tadi malah deketin gebetan doang!" Kata-kata seorang leader M4 ini sukses membuat pipi sang member terimut di M4 itu memerah dengan sangat. Berkebalikan dengan sang perempuan berambut ungu tersebut yang hanya melihat dengan tatapan binggung.
"A-ah! Sudah ya! Aku mau ngurus kelasku dulu! Subaru-kun, kalau kau ingin cepat kembali bilang dong!" Ucap Asahi yang terlihat langsung mengalihkan pembicaraan.
"AHH!" Teriak Yume sekali lagi, "kembalikan pitaku Asahi-san..." ucapnya dengan kesal dan memelas pada Asahi.
Jedug!
Sebuah jitakan mendarat mulus di dahi sang leader. Setelah itu, dia mengembalikan sebelah pita rambut milik Yume.
"Yume, ini." Ucap Asahi dengan senyumnya yang manis dan polos itu, "kupakaikan ya." Lanjut Asahi sambil memegang rambut Yume dengan lembut. Semburat merah di pipinya keluar sedikit karena kaget dan geli oleh sentuhan lembut itu.
Mata mereka sempat bertemu dalam beberapa detik sebelum Asahi selesai mengikatkan pita Yume pada rambut Yume sendiri.
Tapi, di sisi lain ada beberapa orang yang terlihat iri pada mereka.
"Nah, sudah selesai, Yume." Kata Asahi lalu mengelus puncak kepalanya dengan lembut sebelum datang pada Koharu untuk memberikan sesuatu dan mengatakan sesuatu yang membuat pipi salah satu keluarga Nanakura itu memerah.
Disaat kembali, Yume memikirkan kejadian barusan. Mungkin kalian berpikir kalau Yume memikirkan sentuhan lembut dari Asahi, tapi kalian salah.
Dia berpikir, "apa ya? Yang dipikirkan Subaru-kun saat Asahi-san menyentuhku?"
Disaat yang sama, Subaru berpikir sendiri saat ingin kembali ke kelas.
"Apa ya? Yang dipikirkan oleh si Yume itu? Kan dia tahu kalau aku... Ah... Tidak tidak..."
Itulah yang digumamkan oleh seorang seorang Subaru Yuki. Tapi tidak terjadi apa-apa, yang lain terlihat biasa dan seperti tidak melihat mereka. Subarupun biasa saja karena dia memang tidak sadar saat mengucapkannya
"Haaaah, nyamannya~" kata Yume sembari merebahkan dirinya di kasur
"Yup, hari ini menyenangkan." balas Koharu dengan nada yang -ditebak oleh Yume- sangat ceria
"Enak ya, gebetanmu itu sepertinya udah 'deket' deh. Kalo udah jadian, nanti jajani aku ya." ucap yume dengan nada iri
"Ap- apa sih! Aku cuma temenan sama Asahi-kun. Lagi pula, urus sana pacarmu yang bandel itu, yang PDKT-nya ngisengin kayak anak SD. Si Yuki-san." balas Koharu yang sangat skakmat
"Terserah..." ucap Yume dengan nada malas (tapi kita tidak tau, mukanya Yume seperti apa sekarang)
*Rrrrrrr!
"Ponselmu bunyi tuh, paling dari gebetanmu," ucap Yume, yang tidak dipedulikan -atau tidak terdengar- karena Koharu yang langsung mengambil ponselnya dari tasnya.
"A- AAAHHHH!" teriak Koharu saat mengecek tasnya, Yume yang baru merebahkan diri di kasurpun terlonjak kaget mendengar teriakan temannya.
"A- Ada apa!?" tanya Yume ikut panik.
"Yu-Yume... Tolong aku..."
.
.
.
.
"Ak- aku takut..." ucap Yume dengan badan yang gemetar akibat cuaca dingin dan ketakutan.
Yume sedikit menyesali permintaan temannya itu. Dia tersesat di tengah taman Four Star Academy yang besar
"...kenapa aku harus menuruti kata-kata Koharu... "
Yume sekarang sedang mengingatnya lagi, kenapa ia menurutinya.
"AHHH!"
"A- apa Koharu!? " ucap Yume yang ikut panik dengan teriakan Koharu
"...i- ini bukan ponselku..." ucap Koharu gugup melihat ponsel yang ternyata bukan miliknya itu (ditambah ponselnya masih berdering.)
"Jangan bilang... Itu ponsel Asahi-san!?"
"I-iya... Ini ponsel Asahi-kun," ucap Koharu masih gugup. "Yume... Tolong! Antarkan ponselnya!" ucap Koharu langsung dengan menaruh ponsel Asahi di tangan Yume (ponselnya sudah berhenti berdering, jadinya missed calls.)
"Heeeee!? Kenapa harus aku!? Inikan lu- "
"Plis! Aku habis dikode-kodein ngajak pacaran! Nanti yang ada canggung terus ponselnya gak jadi dianterin! Kalo kerjaannya berantakan gara-gara ini gimana!?" ucap Koharu memotong ucapan Yume, panjang lebar dan jelas. Entah kenapa Yume ikut salting mendengarnya. "Ya ya? Yume?" ucap Koharu dengan sangat berharap.
"...i- iya... Baiklah, jangan seperti itu ya?"
"...yasudahlah... Anggap saja aku orang baik yang menolong temanku! Itu gunanya teman!" kata Yume menghibur diri.
Duk!
Tapi sepertinya tak selancar itu.
"A- siapa sih!? Kalo malem-malem tuh gak boleh keluar asrama!" ujar Yume tampa menyadari bahwa dirinya juga sama.
Jtak!
tabrakan dan sentilan sebelum Yume tahu siapa yang ada didepannya.
"Bodoh, sok-sok marahin tapi sendirinya nglakuin."
Yume langsung menyadari siapa orang didepannya walaupun hanya suaranya, lebih tepatnya suara yang menyebalkannya itu.
"Apa yang kau lakukan disini Subaru-kun!?" ucap Yume tanpa ba-bi-bu
"Ngajak kencan kamu, ya enggak lah... Mana ponsel Asahi? Ada di kamu kan?"
"Lho? Kenapa malah Subaru-kun? Bukannya harusnya yang ngambil Asahi-san" ucap Yume penasaran.
Subaru POV
Aku sedang berlatih di ruang latihan, Asahi hanya duduk diujung ruangan. Terlihat tidak fokus latihan, jadi aku menyapanya.
"Asahi-kun!" ucapku menyapanya. "Aku mau tanya, kalo gak salah jadwal pemotretan ada di kamu kan?" ucapku ingat apa yang harus kubicarakan karena sebetulnya aku hanya berniat menyapa, cuman mungkin aneh jika hanya menyapa.
"Oh ya, ada di ponselku" ucapnya mencari di kantung bajunya, dan berlanjut dengan mengacak-acak tas latihannya.
"Asahi? Kenapa?" kata Nozomu heran melihat Asahi mengacak tasnya dengan wajah panik.
"Ponselmu ada kan? Jangan-jangan ketingalan lagi, hahaha, pasti enggak kan?" kata Kanata ikut nimbrung, Asahi langsung mendekatiku dan memegang pundakku.
"Su- subaru-kun... Ponselku... Ponselku..." ucap Asahi gugup sebelum membisikan sesuatu ketelingaku, "ponselku ada di Koharu... Apa yang harus kulakukan..." ucap Asahi dengan muka memelas yang kuyakini akan membuat fansnya menggila ingin menghiburnya.
Aku langsung melepaskan tangannya dari pundakku setelah melihat teman-teman melihat dengan pandangan binggung dan jijik.
"Memangnya kenapa? Bagus dong bisa punya kesempatan ketemu lagi"
"Gak! Gak mungkin! Aku habis ngodein dia! Yang ada aku malu terus gak ngambil ponselku! Terus kita gak tau jadwal pemotretannya! Terus nanti kerjaannya berantakan!" ucap Asahi dengan panik. Dan membuat kedua temanku beraksi.
Nozomu langsung menepuk pundak kananku, "Subaru, lebih baik kamu yang pergi. "
Kanata juga langsung menepuk pundak kiriku, "iya Subaru-kun, kamu kan leader!"
Aku langsung menanyakan apa maksud mereka, "kalian... Pasti..."
Mereka berdua langsung berbisik dikedua telingaku, "ya... Kita pastinya gak akan ngebiarin ada yang punya pacar dong~~"
Asahi-kun, semoga kamu selamat.
Subaru POV end
"Ya... Kira-kira gitu deh. " ucap Subaru mengakhiri ceritanya.
"Semoga Asahi-san selamat ya..." ucap Yume yang sweet drops.
"Ya... Pokoknya mana ponselnya? kasihan Asahi, "
"Oh ya, ini..." ucap Yume segera memberi ponselnya.
.
.
.
.
"...huaaaaa"
'eh? itu suara anak kecil menangis kan?'
"Ja-jangan nangis dong... Sini sini... "
'Mu- mustahil, itu... Suara kepala sekolah kan!?'
Seakan mereka melakukan telepati, mereka berdua langsung menengok, dan mengangguk, sebelum mereka berlari ketempat kepala sekolah.
"Berhenti! Kepala sekolah! Itu perbuatan yamg salah!" ucap mereka bersamaan, kepala sekolah hanya menatap mereka dengan pandangan kaget.
"Tunggu tunggu tunggu! Ini salah paham!"
Sang bayi -atau mungkin lebih tepat sebagai anak balita- itu langsung mendatangi Yume, membuat berbagai macam pikiran dalam kepala mereka semakin menjadi-jadi.
"Makanya dengerin penjelasannya dulu! Jangan langsung bikin spekulasi sendiri! Paham!?" ucap kepala sekolah yang sangat kesal -ditambah malu- dihadapan kedua murid yang sangat menonjol di akademi ini.
"Ma- maaf... Saya reflek pak..."
Sekarang keadaannya Yume memangku anak kecil berambut pirang sepundak itu, anak kecil yang kelihatan sangat senang dengan Yume, dan kelihatannya sangat tidak suka dengan orang yang sedang menyeduh teh di seberang meja.
"Ja-jadi... Bapak lagi ngurusin keponakan bapak?" ucap Yume yang canggung, malu dengan apa yang ia dan Subaru lakukan.
"Iya! Makannya jangan salah paham!" kata kepala sekolah memarahi mereka.
"Tapi... Karena kalian disini..." ucap kepala sekolah dengan lnada yang membuat Subaru semakin merinding -Subaru sangat takut dan gugup dari tadi, makanya dia hanya diam-
"Jaga keponakanku ya! Tenang, kalian hanya perlu menjaga dua bulan. Semua akan kuurus!"
Subaru percaya, dia akan selalu takut dengan semua ancaman kepala sekolah.
TBC (To Be Continued)
Notes From Me:
Hai! Daku kembali dengan ff gaje! Gimana? Lucu gak? Apa garing? Kayaknya iya ya? Emang gak jago kok, makanya nanti review ya!
Subaru: kenapa!? Aku gak mau ngurus anak kecil! Repot!
Spectrume: emang kenapa? Liat aja Yume
*Yume sekarang sedang membacakan buku cerita pada sang anak kecil yang bahkan mereka belum tahu namanya
Subaru: ...
Spectrume: udah sana temenin, kan lumayan, Siapa tau bisa keluar dari 'Rivalzoned'
Subaru: aku pergi dulu, mau nemenin yume.
Spectrume: phuh, dasar tsundere.
Yume: oh ya! Asahi-san gimana?
Subaru: udah biarin aja, paling Kanata sama Nozomu cuma bercanda. (Bilang aja mau bareng lebih lama /digampar Subaru/)
Spectrume: betewe, ini ada extranya lho~~ selamat membaca~~ see you, tinggalkan jejak ya~~
EXTRA
Ruangan latihan itu sekarang sunyi tanpa suara lagu untuk latihan, didalamnya ada beberapa cowok yang terlihat mengucilkan salah satunya.
"Kamu... Berani ya..." kata seseorang yang sedang mengancamnya
"Apa hubungannya!? Aku yang memutuskan untuk melakukannya! Kenapa aku harus menghentikannya!?" orang yang ditindas itu melawan.
"Tidak! Kamu tidak boleh!" kata sang penindas yang satunya.
"...maaf... Tapi aku tak akan menghentikannya..." ucap sang yang ditindas membela diri lagi.
"Gak! Kita gak mau cuma kamu yang pacaran, Asahi!" ucap Kanata yang kelihatannya paling benci sekarang dengan keadaan 'bahwa-salah-satu-temannya-yang-juga-idol-akan-punya-gebetan-a.k.a-pacar'
"Iya... Kamu berani... Membuat kita terlihat seperti si jones? Hah!?" kata Nozomu yang dingin tetapi membunuh membuat Asahi yang semakin takut dengan kedua temannya yang ternyata sangat sensitif dengan status asmara mereka.
'Su- Subaru-kun..... Tolong... Aku takut...'
Semoga kamu selamat ya, Asahi!
