Yeah. Fic baru lagi. *padahal yang lain belum tamat*
kali ini NejiGaa lagi. hehe. Idenya campur aduk, dari manga, anime, bhkan acara tv. jadi kalo minna-san sekalian merasa menemukan adegan-adegan tertentu yang mirip anime atau manga yang pernah dibaca, jangan heran. mungkin itu memang disengaja *plak*
Summary : Neji, seorang dosen sastra sekaligus penulis novel terkenal memungut seorang mahasiswa yang kabur dari rumah. Satu persatu kejadian membuat mereka kini tinggal bersama. NejiGaara.
Warning : OOC. Yaoi, ga suka jangan baca.
disklemer : Naruto punya Masashi Kishimoto
fic ini punya kazu.
Mine, Your's, n Our Future
.
Chapter 1
.
Normal POV
"Sial, kenapa malam-malam begini aku harus kehabisan kertas? Hujannya juga deras sekali."
Seorang pria berusia sekitar 20 tahunan berjalan cepat di jalanan pertokoan yang becek. Jalan yang biasanya ramai itu kini terlihat lengang. Yah, wajar saja. Sekarang waktu sudah menunjukan pukul 00.30 malam, dan lagi sedang hujan deras. Pemuda tadi berjalan dengan cepat sambil memegang payungnya dengan erat menuju ke arah supermarket 24 jam.
"Selamat malam, selamat datang" terdengar suara dari penjaga supermarket ketika pemuda tadi masuk. Melihat siapa yang datang, paman penjaga supermarket itu tersenyum.
"Neji-kun, kehabisan kertas lagi?" Sepertinya paman tadi sudah mengenal pemuda bernama Neji itu dengan baik.
"Ah, iya Nara-san. Boleh minta rokoknya sekalian?" pemuda tadi lalu menuju ke rak kertas dan mengambil satu eksemplar kertas berukuran A4 lalu menuju ke kasir untuk membayarnya.
"Rokoknya 2 pak kan Neji-kun?" Pemuda tadi hanya mengangguk. "Kau ini, kenapa tidak sekalian membeli kertasnya yang banyak saja? Kau selalu kehabisan kertas saat tengah malam. Ini sudah yang ketiga kalinya dalam bulan ini." Nara-san berusaha menasehati Neji
"Hahaha, tidak apa-apa Nara-san. Aku malas membawa berat-berat, lagian kertas ini cukup hingga novelku selesai, hanya butuh beberapa bab lagi saja untuk menyelesaikannya."
"Baiklah-baiklah, ini rokoknya dan kertasnya, semuanya 10 dollar." Neji lalu membayar barang belanjaannya dan bergegas pulang. Hujan diluar semakin deras. Ketika sedang berjalan, perhatiannya teralihkan oleh suara-suara yang berasal dari jalan sempit di dekat jalan besar tersebut.
"Hei! Cepat serahkan semua uangmu! Ayo cepat! Atau kau mau dilukai, Hah?" Neji lalu menuju ke arah sumber suara tersebut. Nampaklah dua orang pria berwajah garang, sepertinya sedang mengancam seorang anak remaja yang kira-kira masih duduk di bangku SMA. Pria yang tadi mengancam kini sedang memegang pisau sambil diarahkan ke wajah anak itu. Meskipun dalam keadaan terdesak sepertinya si anak tidak nampak ketakutan, wajahnya tidak menunjukan ekpresi apa-apa.
"Aku tidak punya uang. Jika tidak percaya, kalian boleh membongkar tasku." Anak itu menjawab sambil menyerahkan tasnya yang dengan kasar diambil oleh salah satu pria itu.
"Jangan bohong! Sial! Mana uangnya? pasti kau sembunyikan di tempat lain kan?" Pria itu maju dan menarik jaket si anak, berusaha mencari-cari siapa tahu anak itu menyembunyikan dompetnya di saku bajunya. Sekarang anak tersebut nampak ketakutan, ia mundur dan berusaha melepaskan diri dari dua pria itu, sementara kedua pria itu tidak peduli, bahkan salah seorang diantara mereka mendorong anak tadi hingga terjatuh. Melihat hal itu Neji lalu maju dan berusaha menolong anak tadi.
"Hentikan! Apa yang kalian lakukan?" Kedua pria tadi menoleh ke arah Neji, salah seorang diantaranya maju dan berusaha menusukan pisaunya ke arah Neji. Neji lalu menghindar dan menendang pria tadi. Melihat temannya ditendang, pria yang satu lagi maju dan berusaha menyerang Neji, tapi sayang, dengan sigap Neji maju dan meninju bagian perut pria tadi hingga ia tersungkur. Merasa tidak bisa menang dari Neji, kedua pria tadi memutuskan untuk kabur, meninggalkan Neji berdua saja dengan anak remaja tersebut. Remaja itu hanya tertunduk diam sambil merapikan jaketnya, ia lalu berusaha bangkit untuk mengambil tasnya, tapi keseimbangannya goyah hingga ia hampir terjatuh kembali kalau saja tidak ditangkap oleh kedua tangan Neji.
"Hei, hati-hati. Kau tidak apa-apa?" Neji melihat ke arah remaja yang sekarang sudah berada dalam pelukannya itu. Ekspresi wajah remaja itu seperti kesakitan, tapi ia berusaha melepaskan diri dari pelukan Neji.
"A-aku tidak apa-apa, terima kasih." Namun belum sempat ia berjalan, lagi-lagi ia kehilangan keseimbangannya, dan lagi-lagi untunglah ada Neji yang sigap menahannya. Neji lalu melihat ke arah kaki bocah itu, bagian mata kakinya sepertinya berdarah.
"Hei, kakimu terluka."
"Aku tidak apa-apa." Lagi-lagi ia itu berusaha menjauhkan diri dari Neji.
"Jangan memaksakan diri. Tenang saja, aku bukan orang jahat." Neji lalu mengambil tas anak tadi dan memberikannya padanya. "Kau sendirian saja? Dimana rumahmu? biar kuantar pulang." Neji menawarkan bantuan, remaja tadi hanya melihatnya dengan ekspresi datar.
"Tidak perlu. Aku sedang kabur dari rumah." Dia meraih tasnya dan berusaha berjalan dengan menyeret kakinya sambil menahan sebagian beban tubuhnya ke tembok. Melihat hal ini Neji menjadi kesal.
"Oi! Aku berusaha membantumu tahu! Kau itu sedang terluka, paling tidak dengarkan jika ada orang dewasa yang bicara padamu!" Remaja berambut merah itu hanya menoleh sekilas pada Neji lalu ia berjalan lagi, membuat Neji semakin kesal. Ia lalu mengejar anak itu dan menahannya.
"Hei. Kau itu basah kuyup. Kalau kau tidak ingin pulang setidaknya malam ini menginap di tempatku saja." Remaja tadi memandang curiga ke arah Neji
"Ahh.. apa maksud pandanganmu itu? Tenang saja, mana mungkin aku mengincar anak-anak sepertimu, lagian kau itu kan laki-laki. Aku ini orang dewasa yang bertanggung jawab, aku tidak akan membiarkan anak dibawah umur kehujanan sendirian di tengah malam seperti ini." Bocah berambut merah itu lagi-lagi diam dan tidak berespon.
"Ah! sudahlah! kalau kau tidak mau, kupaksa saja!" Neji lalu meraih anak tadi dan menggendongnya, kedua kakinya di depan sementara kepalanya berada di belakang punggung Neji dan perutnya menumpu pada bahu kanan Neji. Ia berusaha berontak, namun karena kelelahan dan Neji yang terlalu kuat akhirnya dia pasrah saja dibawa kemanapun oleh Neji.
.
TBC alias bersambung
Oke! pendek ya? haha.
Lagi malas kalo panjang2. *slapped*
Gimana? Ini masih awal banget si. Next chapter 3-4 hari lagi.
makasih uda meluangkan waktu bwat baca fic ini. mnta review yah :P
