Title : (Un)Romantic Chanyeol

Author : Byunkachu

Genre :Romance

Cast : Byun Baekhyun, Park Chanyeol and other

Disclaimer : Pure my imagination, all cast blongs to God

Can you be a little romantic for me?

byunkachu©(Un)RomanticChanyeol'copyright2016


Wanita itu menyukai hal yang romantis.

Siapa sih yang tidak suka diberi bunga mawar merah pertanda cinta yang membara? Siapa yang tidak suka diberi boneka besar yang hampir sebesar dirimu untuk terus dipeluk ketika butuh kehangatan? Siapa yang tidak suka dicubit manja dan menggesekan hidung dengan yang dicintai menunjukan kasih sayang?

Oke, memang tidak semua tapi aku salah satu nya, dan dia seharusnya mengetahui nya. Oh, Tuhan, bahkan aku sudah sering memberikan petunjuk mengenai hal ini. Tapi dia tidak pernah peka terhadapnya.

"Baekhyun~" Itu Luhan dan biasanya apapun yang dia katakan akan membuat ku marah.

"Kau tau apa yang diberikan Sehun pada ku saat hari jadi kami yang ke 10 kemarin?" Firasat buruk. Aku menggeleng lemah.

Yang benar saja, hari ke-10? Aku bahkan tidak mendapatkan apapun untuk one month anniversary kami.

"Apa yang diberikan si tampan Sehun itu pada mu, Lu?"

Luhan membuka tasnya, mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna hitam menggembung yang mirip seperti kotak... Ah, tidak mungkin. Mereka baru berpacaran selama 10 hari dan Sehun sudah memberinya sebuah...CINCIN! Saudara-saudara semua, itu benar-benar cincin, dan aku benar-benar mendidih.

"CINCIN?! SEHUN YANG TAMPAN DENGAN TINGGI SEMAPAI DAN ROMANTIS ITU MEMBERIKAN MU SEBUAH CINCIN? OH...LUHAN, KAU SANGAT BERUNTUNG"

Aku melirik sinis sejenak ke arah meja yang terletak dua baris paling belakang dari sudut ruang kelas. Hanya saja, headset yang menyumpal telinga nya dengan baik itu tampak mengejek ku, karena tentu saja dia jadi tidak mendengar sindiran ku. Membuat jengkel saja.

Namanya Park Chanyeol, dia adalah pacar ku. Semua orang bilang aku beruntung karena dapat berkencan dengan nya.

Dia itu sempurna, tingginya 185 cm, sementara si Sehun itu hanya 181 cm. Wajahnya lucu dan manis, tidak seperti Sehun yang tampak datar dan selalu minta ditampar. Dia itu kaya, lebih kaya dari Sehun, yang bahkan dapat membelikan ku 10 cincin yang sama seperti yg sudah melingkar di jari manis Luhan. Shit! Dunia tidak adil.

"Hah.. aku iri pada mu, Lu. Lihat saja si tiang listrik itu malah sibuk dengan handphonenya tanpa memperdulikan aku yang sudah mencoba berteriak sampai gendang telinga mu pecah"

Hening, tidak ada tanggapan, karena yang Luhan lakukan sekarang adalah sibuk memamerkan cincin itu ke seluruh penjuru keras. Aku mendengus sebal. Senyuman bahagia itu rasanya ingin ku rusak.

Aku menatap kembali ke arah Chanyeol yang sekarang malah tertidur di kelas dan menghadapkan wajah sok tampan nya itu pada ku. Ralat, memang tampan sih. Apalagi efek angin semilir yang menerpa wajah bak dewa itu sedikit menerbangkan anak poni Chanyeol. Tuhan, nikmat dunia mana lagi yang Kau dustakan?

Tunggu dulu, kenapa aku jadi memuji ketampanan nya yang tiada tara itu? Lihat, aku bahkan masih mengaguminya di kalimat terakhir.

"Pagi, Lu" Ugh...akhirnya sang pangeran nya datang kesini.

Suara teriakan mememik para kaum hawa mendengung se-antero sekolah ketika Sehun dengan gentle nya meraih pipi Luhan dan mengecupnya pelan. Hah! Bersenang-senang diatas penderitaan orang lain ternyata.

Aku menenggelamkan kepala ku di atas meja, tidak mau melihat kejadian selanjutnya yang sudah ku ketahui. Sehun akan menggandeng lengan Luhan, membawanya ke kantin, makan bersama dan saling suap-menyuap. Walaupun terkadang mereka kelewatan romantis hingga aku ingin muntah, tapi setidaknya aku ingin 0,001% sisi romantis Sehun menular pada pemuda dengan tinggi 185 cm itu.

"Baekhyun, kau ingin ikut ke kantin, tidak?" tanya Sehun membuat ku mendongkak dan memasang wajah semasam mungkin.

"Kau pikir aku sudi menjadi nyamuk diantara kalian?" ketus ku yang mendapat kekehan ringan dari mereka berdua.

"Setidaknya aku sudah menawarkan sehingga kau tidak terlalu terlihat 'sendirian' walaupun sebenarnya sudah menjalin hubungan" Sehun menyeringai.

Gila! Ini namanya penghinaan berat!

Aku segera bangkit dari meja dan bersiap untuk menampar wajah Sehun. Tau kan kenapa tadi aku bilang dia memiliki wajah yang minta ditampar?

Dengan terbirit-birit, mereka berdua berlari sembari menertawakan ku (tentunya dengan berpegangan tangan, yang tampak mesra seperti di drama-drama yang suka ku tonton bersama Luhan), lalu menghilang dari pandangan.

Ekor mata ku kembali mengarah pada sosok pemuda yang masih damai terlelap dalam tidurnya, tidak mengetahui aku sudah ingin berubah dan menjadi setan dalam mimpi yang tengah diselaminya. Aku melangkahkan kaki ku, bersiap untuk menggebrak mejanya, dan alangkah terkejutnya aku ketika kelopak mata itu terbuka, lalu dia menyunggingkan senyum pada ku.

"Hei.."

Setan yang sudah merasuki tubuhku hilang entah kemana. Rasa marah yang ada menguap hingga habis. Yang bisa ku lakukan hanyalah tersenyum malu, mengagumi bulan sabit yang jarang ia berikan dan... membalas sapaan nya.

"Hai"

Aku kalah telak.

.

.


.

.

"Aku menyerah, kita hentikan saja permainan bodoh ini!" kesal Chanyeol memukul joystick mesin pengambil boneka itu. Dia tampak marah dan mengacak rambut nya asal.

"Tapi, sayang...aku ingin boneka dari sini. Ayolah, coba tiga kali lagi ya?"

"Tidak"

"Dua kali?"

"Tidak"

"Baiklah, sekali lagi saja, hmm? Ayolah sayang...demi aku, hmm?"

Aku sudah memasang wajah semelas mungkin, mengusap-usap kedua telapak tangan ku memohon, memperlihatkan aegyo ku dan mengedipkan mataku, tapi yang ku terima hanyalah gelengan kepala nya dan suara berat yang mengucapkan kalimat tak ku harapkan itu.

"Tidak sayang. Ti..dak. Aku menyerah. Lagipula, kau tau kan aku bisa membelikan sepuluh boneka seperti itu? Bahkan yang lebih besar dari itu"

"Tapi itu akan jauh lebih berkesan ketika kau memperjuangkan nya dengan tangan mu sendiri"

"Memangnya ketika aku membelinya di toko, itu juga tidak berjuang dengan tangan ku sendiri? Aku berjuang atas waktu juga uang. Sama saja, sayang"

Rasanya aku ingin memukul kepalanya supaya otak jenuis itu sedikit memahami kemauan ku. Aku menghentakan kaki ku sekeras mungkin, dan mulai berjalan menjauhi nya. Dan yang paling menyebalkan adalah dia sama sekali tidak mengejar ku. Haduh! Kekasih macam apa sih dia?

Aku tetap melanjutkan langkah ku dan mendudukan diri di salah satu tempat duduk yang sudah disediakan. Para pengunjung mall tampak lebih ramai dari pada hari biasa. Tentu saja, ini weekend, dan semua orang ingin bersenang-senang dengan orang yang dikasihi, seperti aku. Tapi dengan bodoh nya, kencan kami jadi seperti ini. Itu semua karena kebodohan Chanyeol. Sebal! Sebal!

Tiba-tiba disaat aku sedang mengoceh sendiri pada bayangan ku yang terpantul dari tempat sampah besi di samping ku, sebuah tangan terjulur menggapai tangan ku dan menarik ku untuk mendekatinya. Huaaa...akhirnya dia datang juga, walaupun respon nya terlambat hampir setengah jam, tapi itu tidak masalah. Setidaknya sudah ada peningkatan.

Sabar Baek, jangan marah, biarkan perlahan, biarkan perlahan saja.

Tangan nya masih menggenggam miliku dan aku tersenyum geli melihatnya. Apa sekarang otaknya itu sudah benar? Apa aku harus terus-terusan mengumpat agar dia bisa jadi seperti ini?

"Bagaimana menurut mu dengan yang itu?" Aku ingin berteriak, mata ku sudah berkaca-kaca. Aku ingin menangis saja rasanya.

"Kau menyukainya?" tanyanya lagi.

Oh, oh, tahan air mata kebahagiaan mu itu Baek, karena seorang Park Chanyeol tengah membawa mu ke sebuah toko cincin dan menanyakan pendapat mu mengenai satu cincin yang tampak sangat indah. Sangat berkilauan.

Persetan dengan boneka di mesin tadi, aku tidak peduli lagi. Aku menganggukan kepala ku dan mengatakan bahwa itu sangat bagus dan sesuai dengan selera ku. Chanyeol tersenyum, dan ini pertanda bagus. Dia akhirnya mengeluarkan kartu kredit, membayarnya, mengambil kantung itu lalu berjalan keluar berdampingan dengan ku.

Bibir ku serasa akan terpisah karena aku terlalu sadis merenggangkan senyuman ku melihat tingkah Chanyeol tadi. Aku tarik kata-kata ku, ini lebih dari yang ku harapkan, walaupun tidak ada kata-kata manis, tidak ada surprise yang berarti (walaupun sebenarnya dia membelikan ku cincin saja sudah menjadi nominasi keajaiban di dunia), tapi aku tidak bisa lebih senang dari pada ini.

Hahaha, aku jadi teringat Sehun dan Luhan. Mereka tidak akan bisa mengejek ku lagi. Karena nyatanya, hari ini, malam ini, pukul 19.30 lewat 34 detik, Chanyeol sudah menunjukan perilaku nya yang kembali ke jalan yang benar.

Lihat saja, kalau Luhan hanya mengungumkan lewat teriakan di ruang kelas seminggu yang lalu, maka aku, Byun Baekhyun, kekasih dari Park Chanyeol akan menggunakan ruang audio sekolah untuk mengungumkan semua ini dan membuat gempar satu sekolahan. Mereka akan mengetahui bahwa aku bukan lagi 'kekasih yang terbuang' dan mereka akan berhenti mengatai ku itu. Ku pastikan besok mereka akan mengelu-elukan nama ku, mengatakan bahwa mereka iri dan menertawakan...

"Ibu pasti akan menyukainya" ujar Chanyeol.

Tunggu...sampai dimana tadi ocehan tidak penting ku? Ah, benar, menertawakan... bahwa mereka iri dan aku akan menertawakan...

"Ku pikir ini adalah hadiah yang tepat untuk ibuku yang berulang tahun besok. Terimakasih, sayang"

...diriku sendiri. Aku akan menertawakan diri ku sendiri karena aku baru saja mengkhayal terlalu tinggi setinggi langit. Kata-kata Chanyeol masih sulit untuk ku proses karena sesungguhnya, aku tidak mau memprosesnya sama sekali.

Kau tidak akan tau rasanya terjatuh sampai kau menyentuh tanah. Serve me right!

Aku mencoba tegar, setegar batu karang di pantai tapi nyatanya aku sedikit mengeluarkan buliran bening dari mataku. Tapi aku tetap mencoba tersenyum.

"Benarkah? Ah maafkan, aku melupakannya." sesal ku. Ya, aku benar-benar menyesal. Menyesal karena memikirkan hal-hal bodoh tadi.

"Tidak apa, sayang. Kau sudah ikut andil untuk hadiah ini, sekarang ayo kita pulang"

"Pulang? Sekarang?" tanya ku tidak percaya. Chanyeol hanya menganggukan kepalanya lucu. Lucu? Aku masih bisa mengatakan bahwa dia lucu? Hebat.

"Memangnya ada lagi yang ingin kau lakukan? Kita sudah selesai membeli hadiah untuk ibu ku, waktunya pulang"

Sumpah, demi kerang laut ajaib yang selalu disembah oleh Spongebob, aku ingin marah padanya. Meledak. Aku ingin meledak.

"Jadi kau mengajak ku ke sini untuk membelikan hadiah ibu mu?" Dia mengangguk.

"Tidak karena ingin berkencan dengan ku? Menghabiskan waktu berdua dengan ku?"

"Hari ini kita memang berkencan dan menghabiskan waktu berduaan bukan? Kita sudah memainkan permainan bodoh itu dan membelikan ibu ku sebuah hadiah perpaduan pilihan mu dan aku, sayang"

Great. Jawaban yang bagus. Aku tidak mau berdebat lagi.

"Ayo pulang" tegas ku berjalan mendahuluinya. Masih bisa kulirik bahwa dia terlihat kebingungan melihat sikap ku. Aku tidak peduli lagi, yang ingin ku lakukan sekarang adalah memukul dan mencabik-cabik Park Chanyeol kecil yang selalu berada di dekat bantal ku. Seperti nya boneka kecil itu akan ku hajar habis-habisan lagi malam ini.

Aku membuka pintu mobil Chanyeol, mendudukan diri dengan tenang, lalu mengambil headset dan menyumpalnya ditelinga ku. Sepanjang perjalanan aku hanya diam, dan aku tau bahwa berkali-kali Chanyeol mencuri pandang pada ku.

Sampai sudah, penantian lama ku merekah. Aku langsung keluar dari mobil itu, membanting pintunya dan berlari masuk ke dalam rumah, tidak peduli suara bass nya memanggil ku, menandingi volume lagu yang ku putar. Aku masuk ke kamar, melempar diri ku ke tempat tidur dan menangis tersedu.

"Dasar Park Chanyeol bodoh!"

-TBC-

Halooohaa, hehe. Aku bawa sesuatu yang amat ringan se-ringan kapas untuk kalian semua, hehe. Menilik FF lain ku yang sedang dirudung badai hujan, aku mencoba buat yang ga terlalu serius dan dengan tipe penulisan yang baru. Chapter ini singkat, yap, karena aku juga lg sibuk bgt #soksibuk, jadi ku harap bisa lah ya mengobati hati yang rapuh, dan menebus LiL yang blm akan ku lanjut minggu ini :(

Lagi-lagi ini ga akan panjang dan hanya iseng-iseng aja istilahnya. Semoga pada suka yaaa ;)

Kritik dan saran selalu aku terima dengan senang hati, mohon juga berkenan meninggalkan review yaa supaya aku tau FF dengan penulisan kaya gini, yg aku buat enak dibaca atau engga, hehe :) Well, semoga bisa menghibur dan salam Chanbaek!