(O.O)

SuckShit!

Be

Success (.-)

(Diary Of Three Friendships)

Genre : Angst & Humor

Rated : Teen

Pair : SasuHina

Disclaimer : Naruto always Masashi Kishimoto. This fic is mine, just for fun

By : Blue SapphireMarine

Summary : Untuk mencapai sesuatu yang diinginkan, harusalah dengan kerja keras dan semangat. Tanpa itu semua, kehidupan tak akan pernah berubah seperti yang kita impkan. Lalu, bagaimanakah ke tiga remaja ini mengalami dan melalui fase perubahan yang sempat menyulitkan mereka? Cheek this out! #Ambil yang ada bermanfaat aja yah, yang nggak, buang jauh-jauh... (_")

Ch 1 : SHIT...!

"HEY! MAU LARI KE MANA KAU?"

Tap... tap... tap

"SIAL! Aku harus segera kabur dari sini..."

"HEY! KELUAR KAU!"

"Huft... untunglah, aku bisa lari dari penjaga toko itu." Di balik tong sampah lelaki yang diperkirakan berumur 18 tahun itu—bersembunyi.

Ia meletakkan sebuah gitar listrik, dan mengelus-ngelus nya seperti kucing peliharaan ia di rumah. Naruto Uzumaki, dia adalah seorang murid 'Universitas Konoha' yang sedang menjalani kuliah.

Tapi, biasanya ia suka bolos. Yah, untuk membeli sebuah gitar listrik. Dan, Reader pasti bertanya-tanya, mengapa bapak-bapak tadi meneriaki lelaki yang memiliki codet seperti kumis kucing itu?

Semua nya terjadi karena, Naruto yang tadinya hanya ingin mencoba-coba gitar di toko alat musik tersebut, tak sengaja memutuskan senar gitar yang ia coba, walhasil...

Uzumaki itu, dipaksa untuk membeli gitar yang telah ia rusak, tanpa disengaja tadi. Mana mungkin, Naruto mau, makanya ia kabur untuk membawa gitar baru. Dan lebih parahnya, ia tidak mau membayar gitar yang ia bawa barusan.

Sebenarnya, bukan tidak mau. Hanya saja ia tak sempat membayar kepada kasir, karena bapak-bapak pemilik toko alat musik itu, mengejar naruto dengan membawa samurai. Tentu saja, itu membuat nyali anak ini menciut.

"Haha... untung sekali aku hari ini. Uang ku tidak berkurang sama sekali, dan gitar baru yang ku dapat." Naruto menyeringai lebar menunjukkan gigi putihnya sambil menciumi gitar tersebut, persis seperti sedang menciumi seorang gadis.

"EHEEMMM..." suara seseorang berdehem, tanpa Naruto sadari. Seseorang yang mengejarnya tadi, muncul tiba-tiba di belakangnya, dengan gaya melipatkan kedua tangannya di depan dada.

...

"Wahahaha..." terdengar tawa segerombolan mahasiswa-siswi 'Unifersitas Konoha'. Mereka nampak memperhatikan seorang gadis yang sedang berlalu di depan mereka semua.

Sepanjang jalan gadis culun tersebut ditertawakan. Entah apa yang mereka tertawakan sampai-sampai gadis itu terlihat sangat bingung dan gugup akan perlakuan mereka.

Semua ini sangatlah tidak lazim bagi Hinata Hyuuga. Maklum saja, dia masih baru di Universitas tersebut. Karena, ia baru saja lulus dari SMA-nya.

Gadis yang sangat pendiam ini, berjalan perlahan untuk memasuki kelas baru nya. Ia melangkah pasti dengan kepala tertunduk ke bawah. Karena ia malu, kalau teman-temannya akan mentertawakan bentuk kacamatanya yang bulat dan slinder.

Hinata duduk dengan pelan di kursi yang ia pilih. Gadis yang bernama Hinata ini, duduk dengan tenang sambil melipatkan kedua tangan nya di atas meja. Kelihatannya, hanya dia mahasiswi yang paling sopan dari pada yang lainnya.

10 menit berlalu, seorang kakak-kakak senior pun datang. Mahasiswa-siswi yang tadinya berhamburan di luar maupun di dalam kelas, segera duduk ke tempat mereka masing-masing.

...

PLAAKKK!

"DENGAR! JANGAN BERANI-BERANI LAGI KAU MENGGODAI PACAR KU!" seorang mahasiswa berambut merah tomat, memukul seorang mahasiswa yang tergeletak di hadapannya.

Di belakang, lelaki itu—seorang perempuan berdiri dengan senyum meremehkan ke arah lelaki berambut hitam dengan mata onxy-nya.

Senyum gadis itu, seakan-akan tersirat akan suatu hal yang ia sembunyikan kepada lelaki tersebut. "Ayo, sayang. Kita pergi saja dari sini." ucapnya.

"AWAS KAU!" dengan segera mahasiswa tersebut, meninggalkan lelaki yang ia tampar tadi. Lelaki yang terkena nasib sial ini, bukanlah seorang penjahat atau mahasiswa pelaku tawuran antar pelajar. Melainkan, seorang mahasiswa yang bersekolah sama, dengan orang yang telah memukulnya barusan.

Onyx hitam-nya yang masih memampangkan kekesalan. Namun, mahasiswa berkacamata ini hanya bisa diam, dan memaksa dirinya untuk tidak mendendam.

Ia mulai bangkit dari jatuhnya, dan mengibas-ngibaskan debu yang sempat tertempel di baju seragamnya. Kemudian ia bangkit untuk memasuki mata kuliah.

BRAAAAAAAAAK!

"Huaaaaaa..aaaa... hiks, hiks, hiks... ke-kejaaaam!" seorang lelaki berambut blonde—menangis dengan kencangnya. Sembari lutut yang bertumpu pada teras rumahnya.

Ia berjalan seperti orang yang tidak diberi makan selama seminggu. Sudah biasa ia menangis dengan suara yang tidak ada batasnya ini, sampai-sampai suaranya bisa mengalahkan volume tangisan bayi tetangganya.

"SIAL! sial..." ia membuka berniat untuk mengambil kunci rumahnya, dengan tergesa-gesa ia memasukkan tangannya ke setiap kantok celana dan bajunya.

Lelaki itu, mulai memasukkan kunci rumahnya untuk membuka pintu sembari menggosok-gosok matanya yang basah, karena tangisannya.

Plung...!

Konsentrasi nya buyar, setelah kunci rumahnya meggelinding ke dalam lubang kecil di teras rumahnya.

"Aissssshhhh... ah, si-sial-sial, SIAALLL!" sumpahnya, layaknya ekspresi sedang menunjukkan kemustahilan akan apa yang terjadi hari ini.

"Hiks, hiks... masa sih, bisa masuk ke lubang sekecil ini?" ia menengok ke dalam lubang tersebut untuk memastikan, apakah kunci rumahnya ada di dalam sana. Tapi, di dalam lubang sana sangatlah sempit dan gelap.

Karena putus asa, dengan tangis yang terhisak-hisak akibat di gebuki tukang dan penjual gitar, lalu kunci rumah yang masuk ke dalam lubang, sekecil lubang semut. Naruto pun mengambil, sebuah buku kecil yang biasanya kita sebut diary itu.

Namun, bagi Naruto yang terlalu jujur membaca bahasa inggris ia membaca 'Diary' menjadi 'Diare'.

Ia pun membuka lembaran ke 150, di mana kesialannya yang beruntun di halaman tersebut. Naruto mulai menulis dengan pensil Gribble nya.

"Oh, Kami-sama. Mengapa saya selalu sial, apakah tidak ada keberuntungan bagi saya, Kami-sama?" beberapa detik kemudian, terdengarlah suara "Tidak ada."

Naruto terlihat sangat kesal, karena penasaran. Ia pun mencari sumber suara tersebut. Ternyata yang ia temui adalah 'Kulit kerang ajaib' yang di gunakan oleh Spongebob dan Patrick untuk mencari jalan keluar.

BACK TO STORY...

"HIKS, HIKS, HIKS" Naruto menangis sejadi-jadinya sembari menjedor-jedor kan kepalanya, di teras rumahnya.

...

"Baiklah, sampai ketemu lagi. Dan jangan lupa untuk membawa bahan ospek untuk besok." Ucap senior-senior yang berada di sana.

Hinata masih duduk dengan posisi yang rapi. Sedangkan yang lain sudah mulai berkeliaran ke mana-mana.

Ia mulai berdiri dari posisi asalnya, untuk melihat-lihat sesuatu di luar. Pertama ia berdiri, Hinata merasa ada sesuatu yang menempel di rok panjangnya. Tak ia sangka, mahasiswa laki-laki masih berada di dalam, dan mereka tertawa lepas karena melihat Hinata.

Merasa tidak nyaman dengan perlakuan tersebut, Hinata keluar dengan berjalan cepat. Ternyata perlakuan mahasiswa-siswi di luar juga sama dengan dirinya. Mereka juga menertawakan Hinata.

Gadis berambut lavender tersebut, sangat sedih. "Aww..." Hinata meringis kecil, sepertinya ada seseorang yang menempelkan sesuatu di belakang rambut berkuncirnya.

Sepanjang jalan, Hinata menyusuri lorong Universitas tersebut. Mereka mendorong kepala Hyuuga itu, dengan semena-mena. Seakan-akan ada yang menyuruh mereka untuk melakukan hal itu.

Karena Hinata sangat kecewa, atas perlakuan mereka semua. Gadis itu, berlari kencang ke kamar kecil untuk melihat sesuatu yang ganjil terhadapnya.

Di kamar kecil ia mencoba bercermin di wostafle, untuk melihat belakang rambutnya, di belakang tertempel selembar kertas yang cukup besar. Ia pun mengambil kertas yang menempel di rambutnya itu. lalu membacanya, "PUKULAH KEPALA KU. KARENA AKU ANAK CULUN... XD"

Sontak saja itu membuat batin Hinata teriris-iris kecil, ia masuk ke dalam WC untuk menangis. Agar tangisan nya tidak terdengar oleh mahasiswa-siswi tersebut.

Bayangkan saja, siapa yang tidak tertekan. Kalau di perlakukan seperti itu?

Gadis polos tersebut, mengambil sebuah catatan kecil. Yaitu, 'Diary' dari dalam saku roknya. Dan berniat untuk menulis, "Mengapa mereka semua sangat jahat pada ku. Apakah aku begitu bodoh bagi mereka?"

Dengan terisak-isak, Hinata kembali memasukan diary kecilnya itu ke tempat asalnya. Ia pun menghapus air matanya, yang membuat kelopak matanya merah dan sembab.

"Sepertinya, ia sudah berhenti menangis." Ucap seseorang yang sedang menguping tangisan Hinata dari luar kamar kecil.

"Ia, ayo kunci pintu nya." mereka mengunci kamar kecil tersebut dari luar, supaya Hinata tidak bisa keluar sampai besok.

Gadis yang baru saja berhenti menangis—itu pun, langsung berdiri dari duduknya. Ia merasa ada yang tidak beres di belakang rok panjangnya. Ya, firasatnya benar. Ada satu permen karet yang menempel, dan ia tau benda tersebut yang membuat mereka semua mentertawakan dirinya selain kertas tadi.

Air mata Hinata sudah cukup banyak untuk ia keluarkan, jadi ia hanya bisa menghela nafas sedalam-dalamnya. Untuk meredakan hatinya yang cukup kecewa.

Ia mulai melangkah kecil untuk membuka pintu dan keluar dari kamar kecil. Namun, pupil Hinata yang tadinya mulai menyipit, kembali melebar. Karena terkejut, ternyata pintu tersebut tidak bisa di buka. Ia mulai mengeluarkan air mata itu lagi menutup wajahnya, dengan kedua belah tangan.

...

'Apa yang mereka lihat?' batin Sasuke sembari memperhatikan mahasiswa di sekelilingnya.

BUKKKK!

Sebuah serangan tiba-tiba, membuat Sasuke terjatuh dan merasa sakit.

"Apa dia orangnya, Sakura?" tanya seorang lelaki berambut cokelat sambil menunjuk kepada Sasuke yang terjatuh untuk kedua kalinya.

"Ia. Dia adalah lelaki yang telah meniduri ku semalam, Kiba." Kata seorang gadis berambut merah jambu dengan ekspresi yang sangat pas.

Onyx Sasuke membesar, menunjukkan ketidak percayaan. Akan apa yang dikatakan gadis itu. 'Aku tak pernah punya pacar. Bagaimana aku ingin meniduri Sakura.' Batin Sasuke penuh keraguan.

"HEY, MENGAKU SAJA KAU. AKU SAJA TIDAK PERNAH MENIDURI PACARKU, KAU YANG BUKAN PACARNYA, SANGAT BERANI MENIDURI NYA. DASAR BIADAB!"

Kiba mencengkram kerah baju Sasuke dengan kasar, lalu melepasnya. "HAJAR DIA TEMAN-TEMAN!"

Siang yang terik itu, Sasuke mendapat perlakuan yang tidak pantas terhadap dirinya. Sampai-sampai mulutnya mengeluarkan darah. Ia tak mau melawan, hal itu percuma saja buat nya.

Setelah puas mereka menghajar si Uchiha tersebut, mereka meninggalkannya sendiri di saat matahari sangat terik.

Uchiha tersebut, masih bisa bertahan untuk sementara. Ternyata kekuatan si bungsu Uchiha tersebut terbatas. Sebelum akhirnya ia pingsan, Sasuke mengeluarkan sebuah buku diary hitamnya. Dan menulis satu kata. Yaitu, "SHIT!"

Semoga dengan terciptanya Fic ini, fansnya SasuHina semakin meningkat... Saya tak mau banyak basa-basi, Anda cukup menekan tombol 'Review' untuk mengomentari first fic made in my mind ini.

#Terima flame, kritik, komen, compliment, dls...