Ohayou minna san! Sun datang membawa sebuah fic baru yang bergenre romance nih.
Reader: "Dasar gak tau diri! Fic yang lain aja belum seleSai dah bikin baru lagi!"
Sun :"Maaf-maaf. tapi Sun dah gak sabar pengen publish cerita ini."
Readers : "Terserah lu aja dah!"
Sun : "Baiklah, inilah dia. Fic terhebat abad ini (lebay)"
Judul: Diriku yang satunya
Author: Sun Setsuna
Disclaimer: Masashi kishimoto
Rate: T
Warning : typo (s), AU, sedikit OOC, Fanservice, dapat menyebabkan sakit perut dan mual-mual XD
Genre : Romance, Humor, Friendship, and Family
Summary : Namikaze Naruto, seorang siswa SMA yang diutuk menjadi seorang wanita jika dahinya terbentur. Bagaimanakah dia menjalani kehidupan barunya? Bisakah dia menyimpan rahasia tersebut?
Don't like don't flame. Concreat accepted
Chapter 1: Berubah!
GUBRAK!
Terdengar suara seseorang terjatuh dari kasur.
"Aduh duh duh.. kepalaku sakit…" ringis orang tersebut sambil mengusap-usap dahinya yang tebentur lantai.
Drap! Drap! Drap!
Derap langkah terdengar menuju kamar tersebut.
Brak!
"Ada apa kak?" tanya seorang pemuda berusia 14 tahun itu dengan nada khawatir.
"Eh? Kau ini siapa?"
Pemuda tersebut tampak bingung begitu mendapati orang yang berada dikamar kakaknya tersebut adalah seorang wanita yang tidak dikenalnya.
"Apa maksudmu, Konohamaru?" tanya wanita asing tersebut.
"Da-darimana kau tahu namaku?" tanya Konohmaru dengan wajah terkejut.
"Tentu saja aku tahu, aku ini 'kan kakakmu." ucap wanita tersebut sambil berkacak pinggang.
"Bukan, kau bukan kakakku. Kakakku itu pria, bukan wanita." ucap Konohamaru tidak percaya.
"Ha?" wanita itu menatap Konohamaru dengan wajah bingung.
"Ha! Aku tahu sekarang!" seru Konohamaru sambil mengepalkan tangannya erat-erat. Sepertinya dia mendapatkan suatu gambaran dikepalanya.
"Sepertinya kau sudah sadar ya."
Wanita yang mengaku sebagai kakaknya Konohamaru itu mengangguk-angguk.
"Aku tahu. KAU PASTI BIDADARI YANG DIKIRIMKAN UNTUKKU KAN?!" seru Konohamaru dengan wajah sumeringah. Tanpa perlu menunggu konfirmasi dari yang ditanya dia langsung meloncat dan memeluknya wanita dihadapannya.
"Hei, apa-apaan kau Konohamaru! Lepaskan aku!" ucap wanita tersebut sambil berusaha melepaskan pelukan Konohamaru. 'Ada apa dengan anak ini!?'
"Aku pasti sedang bermimpi~." Konohamaru terus memeluk wanita tersebut dengan sangat erat dan mulai membenamkan wajahanya di dada wanita tersebut.
"KO-NO-HA-MA-RU!"
BLETAK!
Sebuah pukulan mendarat tepat di kepala Konohamaru.
"SAKIT!" Konohamaru melepaskan pelukannya dan mundur menjauh sambil memegangi kepalanya yang benjol.
"Rasakan itu dasar anak nakal! Kau ini sedang mengigau ya? Aku ini kakakmu, Naruto! Bukan bidadari!" ucap wanita yang mengaku bernama Naruto itu dengan wajah kesal.
"Seenaknya saja mengaku-ngaku sebagai kakaku! Sudah kubilang kan kalau kakakku itu seorang pria! Kau itu wanita! Aku sudah cukup dewasa untuk sekedar membedakan pria dan wanita! Mana ada pria berdada besar seperti kau!"
"Hah?" wanita itu kembali menunjukan wajah bingung setelah mendengar ocehan panjang lebar dari Konohamaru
"Kalau tidak percaya coba saja lihat dirimu dicermin!" Konohamaru menunjuk sebuah cermin besar yang ada di kamar tersebut.
Wanita itu lalu berdiri di depan cermin dan memperhatikan dirinya.
1 detik
2 detik
3 detik
10 detik
"WUUUAAAAHHHH!" terikanya dengan histeris. "A-ada apa ini? kenapa bulu mataku…rambutku...dan..." wanita itu memegang-megang dadanya.
Boing! Boing!
"TIDAK!" teriaknya heboh. 'A-apa yang sebenatnya terjadi padaku?'
"Kenapa kau berteriak seperti itu? Apa kau tidak pernah bercermin sebelumnya?" tanya Konohamaru heran melihat aksi wanita didepannya.
"Aku ini kakakmu Konohamaru, Naruto, Namikaze Naruto!" ucap wanita yang masih saja mengaku sebagai kakaknya Konohamaru, Namikaze Naruto.
"Tidak mungkin!" Konohamaru masih tidak percaya. "Ja-jangan jangan kau ini…" Konohamaru menunjukkan wajah tidak percaya.
"Ja-jangan-jangan apa?"
"Jangan-jangan kau wanita simpanan kakakku! Dan semalam kalian habis melakukan 'itu'! Iya kan?"
"Ja-jangan bicara yang tidak-tidak!" tampak wajah wanita tersebut mulai memerah.
"Kakak! Aku kecewa padamu!" teriak Konohamaru yang sepertinya merasa kecewa pada apa yang telah dilakukan kakaknya dan mulai mencari-cari keberadaan kakaknya di lemari dan dibawah kasur.
"Konohamaru! Kakak tidaklah semesum itu!"
"Setidaknya kakak harusnya mengijinkanku untuk merekamnya!" teriak Konohamaru sambil berlinang air mata.
'Jadi karena itu kau kecewa!' batin wanita itu sweatdrop. "Konohamaru! Percayalah! Aku ini kakakmu!"
"Kalau kau memang kakakku, apa buktinya?" tanya Konohamaru.
"Baiklah, kau boleh mengajukan pertanyaan apapun yang hanya dapat dijawab oleh kakakmu." tantang wanita tersebut.
"Baik."
Konohamaru menyetujui penawaran yang diberikan oleh wanita yang mengaku-ngaku sebagai kakaknya itu.
"Pertanyaan pertama. Apa makanan kesukaanku?".
"Ramen." jawabnya singkat
'Dia benar. Tapi pertanyaan itu terlalu mudah.' batin Konohamaru. "Pertanyaan kedua. Apa hobiku?"
"Mengintip wanita." Jawabnya lagi dengancepat
'D-dia juga tahu!' batin Konohamaru dengan wajah memerah. Hobi yang unik untuk seorang pelajar SMP bukan?
"Peranyaan terakhir, kau pasti tidak bisa menjawabnya kali ini." ucap Konohamaru dengan tampang yakin. "Si-siapa nama pacarku?"
"Kau mau menipu kakak ya. Kau kan tidak punya pacar. Tapi yang kakak tahu, kau itu menyukai gadis yang lebih tua, iya kan~?"
"Ka-KAKAK!" Konohamaru meloncat ke pelukan wanita tersebut yang ternyata adalah benar kakaknya.
BLETAK!
Belum sempat Konohamaru memeluknya, ia malah kena pukul lagi.
"Aduh sakit..ternyata memang kakak." Konohamaru mendapatkan benjolan untuk kedua kalinya.
"Kenapa kakak jadi wanita?" tanya Konohamaru penuh tanda tanya.
Wanita itu, yang ternyata benar kakaknya Konohamaru, Namikaze Naruto, teringat akan mimpinya semalam.
Mimpi Naruto.
"Hei kakek, kau sedang apa?" tanya Naruto pada seorang kakek yang ia temui disebuah pemandian air panas.
"Tentu saja sedang mengintip, ahaha ahaha…" jawab kakek tersebut tanpa mengalihkan pandangannya dari lubang intip didepannya. Wajahnya yang mesum tampak sangat menikmati pemandangan indah didepannya.
"Kakek ini sudah tua, lebih baik banyak memikirkan mati. Pulang saja sana~." ucap Naruto berusaha menyingkirkan kakek tersebut supaya bisa ikut mengintip.
"Kau saja yang pulang. Kau ini masih kecil, jadi belum pantas untuk melihat tubuh wanita. Lagipula…." ucap kakek tersebut dengan tampang serius.
"Lagipula apa?" tanya Naruto penasaran.
"Mengintip itu tidak baik, dosa. Jadi kau jangan mengintip ya." jawab si kakek.
"ORANG YANG SEDANG MENGINTIP TIDAK PANTAS BERKATA SEPERTI ITU!" teriak Naruto dengan emosi bercampur sweatrop.
"Siapa itu yang sedang mengintip!" teriak para wanita yang langsung menutupi tubuh mereka dengan handuk.
"Cih, gara-gara kau aku jadi ketahuan!" sungut kakek itu dengan kesal. "Kalau begitu aku akan mengutukmu. Kau akan berubah jadi wanita jika dahimu terbentur. Itu adalah kutukan untukmu! Ufufufu.." si kakek tertawa aneh dan sebelum dia pergi dari tempat tersebut, meninggalkan Naruto yang menatapanya dengan bingung.
"Ha? Kutukan?"
Mimpi Naruto end
'Apa benar kutukan itu jadi kenyataan?' batin Naruto dengan ragu. 'Baiklah, aku akan mencobanya.'
Duk!
Naruto memukul dahinya dan,
Boof!
Naruto berubah jadi pria lagi
'Ternyata kutukan itu benar!' batinnya terkejut melihat perbahan yang terjadi pada dirinya.
"Wah keren!" Konohamaru takjub melihat apa yang dilakukan Naruto barusan. "Tapi aku lebih suka kakak seperti yang tadi, nyaman untuk dipeluk, hehehe." Konohamaru tersenyum mesum.
Bletak!
Naruto memukul kepala adiknya lagi. Jangan tiru adegan ini ya!
"Yang tadi itu apa kak? Kenapa kakak bisa berubah jadi wanita?" tanya Konohamaru sambil menatap kakaknya.
"Entahlah." Jawab Naruto dengan tidak yakin. "Yang kakak tahu, semalam kakak mimpi aneh. Di mimpi itu kakak didatangi seorang kakek mesum yang mengatakan kalau kakak akan berubah jadi wanita kalau dahi kakak terbentur. Dia bilang itu sebuah kutukan." ucap Naruto menjelaskan.
"Kutukan?"
"Sudah tidak usah kau pikirkan. Mandi saja sana, nanti kita terlambat. Biar kakak yang menyiapkan sarapan."
"Baiklah." ucap Konohamaru menurut.
"Satu lagi Konohamaru."
"Iya?"
"Rahasiakan ini dari siapapun. Kau mengerti?"
"Iya, aku mengerti."
-Sun Setsuna-
Keesokan harinya, Sabtu pagi di rumah Naruto
"Apa benar itu sebuah kutukan?" tanya Naruto pada dirinya sendiri.
Saat ini dia sedang tidur-tiduran di kamarnya sambil memikirkan hal aneh yang kemarin dialaminya.
"Bukannya kalau kutukan itu seharusnya sesuatu yang menyeramkan ya? Seperti dikutuk jadi babi, monyet, atau batu? Kalau dikutuk jadi wanita 'kan bukan hal yang menyeramkan, tapi menyenangkan, ufufufu." tawa Naruto dengan mesum.
"Kak! Aku punya ide bagus!" seru Konohamaru yang masuk ke kamar kakaknya itu. Sepertinya sudah jadi kebiasaannya untuk tidak mengetuk pintu kamar Naruto sebelum masuk. Dan sepertinya Naruto juga tidak terbiasa untuk menguncinya.
"Ide apa?" tanya Naruto penasaran dan bangkit dari kasurnya.
"Begini kak. Daripada aku repot-repot mencari wanita untuk diintip, bagaimana kalau kakak berubah jadi wanita, dan aku mengintipnya!" usul Konohamaru dengan wajah berbinar.
"Ide yang ba-JANGAN BERKATA YANG TIDAK-TIDAK!" ucap Naruto dan menjitak kepala adiknya itu.
"Ehehe.. cuma bercanda kok." ucap Konohamaru sambil mengusap-usap kepalanya.
"Kau ini!" Naruto cuma bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Belakangan ini sulit sekali menemukan objek foto yang bagus. Nah, karena itu aku ingin kakak yang jadi modelnya. Mau kan?" pinta Konohamaru pada Naruto.
Selain mengintip, fotografi juga merupakan hobi Konohamaru. Kalian pasti tahu objek seperti apa yang menjadi bidikannya kan?
"Kakak jadi model?" tanya Naruto menunjuk dirinya dengan tidak yakin.
"Ya~ aku tahu kalau wajah kakak sebagai pria tidak mendukung untuk menjadi model~. Tapi aku rasa wajah kakak sewaktu berubah jadi wanita cukup pantas~.
"Apa maksud perkataanmu itu, Konohamaru~? Kau mau bilang kalau muka kakak jelek, heh?" ucap Naruto sambil menarik-narik pipi Konohamaru.
"Ehehe… becanda kak, becanda."
"Hmm.. sepertinya cukup menarik. Ayo kita coba."
Duk!
Naruto memukul dahinya dan berubah jadi wanita.
"Bergaya kak, aku akan memfotomu." intruksi konohamaru mengarahkan sang kakak.
Konohamaru bersiap memfoto dengn kamera SLR miliknya. Dia sengaja membelinya untuk memfoto wanita-wanita cantik dan beberapa moment 'menarik'. Bener-bener niat.
Cekrek! Cekrek!
Setelah mengambil beberapa gambar, Konohamaru mengehentikannya.
"Ada apa Konohamaru?" tanya Naruto.
"Sepertiny ada yang kurang, apa ya?" Konohamaru berpikir sebentar sambil meletakkan tangan kananya didagunya.
"Apa?"
"Aku tahu! Kakak kurang seksi! *.*b
Bletak!
Untuk kesekian kalinya, Konohamaru kena pukul.
"Apa maksudmu,hah?"
"Mana seru kak kalau melihat wanita dengan pakaian pria seperti ini~." ucapnya sambil melihat Naruto yang mengenakan kaos berwarna orange dan celana pendek berwarna biru seperti yang biasa ia kenakan.
"Kakak rasa ucapanmu ada benarnya." ucap Naruto membenarkan perkataan Konohamaru. "Tapi kakak tidak mau jika harus memakai pakaian wanita." Tambah Naruto sambil merinding.
"Tidak perlu, aku punya ide yang lebih bagus." Konohamaru membisikan sesuatu ke Naruto.
"HIE!"
"Ayolah kak~ kumohon~ sekali ini saja~" pinta Konohamaru dengan tampang memelas.
"Ta-tap-"
"Please~" Konohamaru terus meningkatkan intensitas puppy eyesnya dan membuat Naruto tidak tahan.
"Iya-iya. tapi sekali ini saja ya?"
"IYA!" seru Konohamaru dengan senang.
Naruto cuma bisa menghela napas panjang setelah menyetujui ide 'gila' Konohamaru. Dia lalu masuk ke kekamar mandi untuk mempersiapkan dirinya. Tidak beberapa lama kemudian, Naruto keluar dari kamar mandi.
Saat ini dia telah menanggalkan seluruh pakaian yang tadi dikenakannya dan menggantinya dengan sehelai handuk putih yang menutupi (sebagian) tubuh mulusnya.
"Ba-bagaimana?" tanya Naruto dengan wajah memerah.
GUAKKH!
Hidung Konohamaru langsung mengeluarkan darah segar dan tepar begitu melihat Naruto.
"KONOHAMARU!" Naruto segera menghampiri Konohamaru dan memeriksa keadaannya.
CROOTT!
Hidung Konohamaru kembali mengeluarkan darah ketika Naruto mengampirinya, bahkan lebih banyak dari sebelumnya.
"Konohamaru! Bertahanlah!"
"Kakak, aku sangat senang bisa hidup sampai sejauh ini."
Plek!
"KONOHAMARU!"
Sabtu dikediaman Namikaze, seorang pemuda tewas setelah kehabisan banyak darah.
….
Oke! Abaikan adegan lebay yang ditiru dari salah satu anime terbaik yang ditonton sang author.
Setelah beberapa saat, Konohamaru bangun dari keadaan tidak sadarnya. Dia memperhatikan kakaknya dari bawah keatas.
"Ja-jangan melihatku seperti itu." ucap Naruto dengan wajah memerah dan malu-malu.
Crot! Croot!
Konohamaru kembali nosebleed seperti sebelumnya.
"Konohamaru! Berhenti meniru adegan itu!"
"Ma, maaf kak. Soalnya aku tidak tahan melihat kakak. Kakak menarik sekali." ucap Konohamaru sambil mengacungkan dua buah jempolnya. Dia begitu terkesan dengan penampilan hot sang kakak.
"Benarkah? Padahal kakak 'kan cuma mengganti pakaian yang tadi dengan handuk biasa seperti ini."
"Wanita akan terlihat semakin seksi kalau bagian tubuhnya semakin terbuka." ucap Konohamaru memberi penjelasan.
"Perkataan macam apa itu?'" ucap Naruto sweatdrop. "Tapi ada benarnya juga sih. Tapi apa mereka tidak malu ya memperlihatkan tubuh mereka seperti itu? Kakak saja rasanya malu sekali." Naruto mengamati dirinya dengan tidak nyaman.
"Aku juga tidak tahu tentang itu. Mungkin mereka telah membuang rasa malunya demi sebuah penampilan."
"Bisa jadi." Naruto menyetujui pendapat Konohamaru. "Ayo Konohamaru, cepat kau foto. Kalau terus seperti ini kakak bisa masuk angin." ucap Naruto mulai merasakan hawa dingin disekujur tubuhnya.
"Siap!" sahut Konohamaru dengan semangat.
Konohamaru segera mempersiapkan kameranya dan mengarahkan Naruto dalam berfose. Setelah mendapatkan pose dan angle yang pas, dengan sigap dia memfotonya layaknya fotografer profesional.
Cekrek! Cekrek! Cekrek!
"Sudah kak. Sepertinya sudah cukup banyak." ucap Konohamaru sambil mengamati hasil jepretannya di layar kamera.
"Kalau begtu kakak mau pakai baju dulu. Tolong langsung kau print dengan komputer, kakak mau lihat hasilnya." Naruto masuk kekamar mandi untuk memakai kembali bajunya.
"Siap!"
Konohamaru mulai menyambungkan kameranya dengan perangkat komputer yang ada dikamar Naruto. Setelah melakukan beberapa pengeditan, foto-foto tersebut mulai dicetaknya.
Trit! Trit! Trit!
"Ini kak hasilnya."
Konohamaru menunjukkan foto-foto yang sudah diprint satu persatu dan Naruto memperhatikannya dengan seksama.
"Bagaimana menurut kakak bagus kan?" tanya Konohamaru dengan perasaan puas.
"Wah, kau memang berbakat dalam hal fotografi Konohamaru." puji Naruto dan dibalas oleh cengiran khas adiknyan tersebut.
"Kalau kakak mau, kakak boleh simpan beberapa." Konohamaru menyodorkan beberapa lembar hasil jepretannya pada kakaknya.
"Itu tidak perlu."
"Eh? Kenapa kak, bukannya kakak suka foto-foto seperti ini?" tanya Konohamaru dengan wajah bingung. Tidak biasanya kakanya ini menolak foto seksi hasil jepretannya. Biasanya Naruto malah meminta sampai memohon-mohon.
"Kenapa kak? Bagus-bagus kan hasil jepretanku?"
"Bagus sih, tapi…"
"Tapi apa?" tanya Konohamaru penasaran.
"Bagus sih, tapi kalau mau melihat yang seperti itu kakak kan tinggal berubah dan melihat sepuasnya. Bahkan kakak bisa meihat lebih dari yang ada di foto-foto itu, ufufufu…" Naruto tertawa terkekeh-kekeh.
"Kakak curang!" teriak Konohamaru mencak-mencak, guling-guling, dan gigitin bantal.
"Konohamaru, kakak mau belanja sebentar, kau jaga rumah dulu ya," ucap Naruto dan mengambil dompet yang terletak diatas kasur
"Eh? Apa kakak mau belanja dengan tubuh wanita seperti itu?"
"Iya. Kakak malu jika harus berbelanja dengan tubuh pria terus. Lagipula, mereka selalu bertanya "Naruto, apa Ayah dan Ibumu sudah pulang?". Saat mendengar itu, kakak jadi semakin rindu dengan mereka." ucap Naruto dengan wajah agak sedih.
Ayah dan ibu Naruto adalah seorang pebisnis. Mereka bisa pergi keluar kota selama satu bulan atau bahkan lebih, seperti saat ini.
"Iya, aku mengerti." ucap Konohamaru dengan wajah sedih juga.
"Kira-kira akan ada yang mengenaliku tidak ya?" tanya Naruto ke Konohamaru.
"Tunggu sebentar kak." ucap Konohamaru dan segera berlari kekamarnya kemudian kembali lagi. "Ini kak, pakai ini." Konohamaru memberikan sebuah topi berwarna putih milikkya. "Gunakan itu, jangan sampai ada yang mengenalimu."
"Terima kasih ya. Kakak jalan Konohamaru!" pamit Naruto sambil memakai topi yang diberikan Konohamaru.
"Hati-hati di jalan!"
-oo00oo-
Naruto berjalan ke pasar pagi yang letaknya tidak jauh dari rumah mereka.
"Sepertinya tidak ada yang curiga denganku."
Naruto melihat sekelilingnya untuk memastikan keadaan. Kemudian dia berhenti didepan toko sayuran.
(note: pasar disini seperti pasar yang biasa kita lihat di anime-anime, yang letaknya di sepanjang tepian jalan)
"Paman, aku beli kangkungnya dua ikat. Kemudian cabe, bawang merah, bawang putih masing-masih seperempat. Dan tomatnya 2 buah." Pinta Naruto pada penjaga toko sayuran sambil memberikan uang 50 ribuan.
Si penjaga toko langsung menyiapan pesanan Naruto.
"Ini belanjaan anda, dan ini kembalinya. Terima kasih."
"Sama-sama paman." jawab Naruto sambil menerima pesanannya.
Setelah mendapatkan sayuran, Naruto lalu pergi ke toko selanjutnya.
"Yosh! Sekarang ke toko daging!"
Naruto lalu berjalan ke toko daging yang letaknya masih dalam "Paman, berapa harga daging yang ini?" tanya Naruto sambil menunjuk kesebuah daging yang di pajang di toko itu.
"Yang itu harganya 70 ribu nona." jawab penjaga toko daging yang bernama Chouja Akamichi
"Hie!" Naruto terkejut mendengar harga daging tersebut.
'Wah uang ku tidak cukup! Bagaiimana ini?' batin Naruto tidak menyangka kalau harga daging sudah naik. Saat ini uangnya hanya tersisa 50 ribu rupiah.
"Paman, uangku tidak cukup, apa bisa kurang?" tawar Naruto.
"Ti-"
"Bagaimana kalau 50 ribu saja?"
"Tidak bisa, itu-"
"50 ribu ya~" Naruto menunjukkan Pupies eye miliknya dan agak membungkukkan badannya hingga menampakkan belahan dadaya.
"Ba-baiklah, akan ku bungkuskan." ucap paman Chouja yang menyerah melihat pupies eyes dan 'daging' dalam bentuk lain dihadapannya.
'Yes, berhasil!' batin Naruto senang.
"Ini pesanan anda." Paman Chuoji tersebut memberikan daging pesanan Naruto. Kemudian Naruto memberikan uangnya.
"Terima kasih paman."
"Sama-sama, jangan lupa datang lagi ya, akan kuberikan harga yang bagus untuk mu."
"Ya, pasti!" Naruto berjalan meninggalkan toko daging itu dengan riang.
"Siapa ya wanita manis tadi? aku baru pertama kali melihatnya." Gumam paman chouja sambil memperhatikan Naruto. "Dan ukurannya itu… besar sekali…"
"Apanya yang besar?" tanya seseorang dari belakang chouja.
"Da-"
Belum sempat dia meneruskan kalimatnya, tubuhnya mulai mengeluarkan keringat dingin begitu mengetahui orang dibelakangnya tersebut. "Eh mamah."
"Apanya yang besar, hah?" tanya istri paman Chouja.
"Itu… da-da-da..."
"Da apa? Dada?"
"Bukan mah. Tapi Da-da-daging. Iya daging. Daging yang papa jual besar-besar."
"Awas ya kalau papa macam-macam. Akan mamah ganti daging yang papa jual dengan daging papa sendiri." Ancamnya sambil menunjukkan pisau daging di tangannya.
"I-iya mah. Papa mengerti."
'Ternyata memang lebih mudah menawar dengan tubuh wanita seperti ini, khekhekhe..' Naruto terkekeh pelan tanpa memperhatikan jalanya.
Bugh!
Dan dia terjatuh karena menabrak seseorang.
"Aduh~ pantatku sakit sekali." Ringis Naruto sambil memegangi pantanya yang menghantam aspal.
"Apa kau tidak apa-apa?" Tanya orang yang ditabrak Naruto sambil membungkukan badannya.
Naruto kemudian membuka matanya dan melihat orang di depannya.
'Sa-Sasuke!' batin Naruto terkejut. 'Gawat aku harus segera pergi, jangan sampai ia mengenaliku.'
Naruto langsung bangun dan mengeluarkan jurus langkah seribu.
"Hei tunggu!" teriak Sasuke, teman atau mungkin lebih tepat disebut musuh sekelas Naruto.
Naruto yang mendengar teriakan Sasuke tidak memperdulikannya dan terus berlari.
"Masa bodo, aku harus segera menjauh darinya!"
'Ada apa dengan gadis itu?'
Sasuke hanya bisa mengamati Naruto dengan wajah bingung.
"Paman Chouja, apa kau mengenalnya?" tanya Sasuke kepada paman Chouja, tempat Naruto belanja tadi.
"Aku tidak mengenalnya. Tapi sepertinya aku cukup familiar dengan wajahnya. Siapa ya?" ucap paman sambil memegang dagunya dan mencoba mengingat-ingat sesuatu tapi tidak berhasil menemukan jawabannya.
"Hm, begitu ya."
Sasuke ikut menerka-nerka siapa gadis tersebut. 'Sepertinya aku juga tidak asing dengannya.'
"Tumben kau ada di pasar Sasuke?" tanya paman chouja yang agak penasaran dengan keberadaan seorang Sasuke di pasar.
"Aku hanya kebetulan sedang lewat sini."
"Seperti itu ya. Kalau begitu aku titip daging ini untuk ibumu." Chouja membungkuskan daging terbaik dan memberikannya pada Sasuke. Ayah Sasuke adalah pemilik komplek pertokoan di tempat ini, mangkanya paman Chouja dan semua penjual disini mengenal Sasuke. "Sampaikan salamku padanya."
"Terima kasih paman."
.
.
.
Hosh! Hosh! Hosh!
Naruto terengah-engah karena berlari menghindari Sasuke.
"Gawat, hampir saja aku ketahuan!"
Disekanya keringat yang bercucuran diwajahnya dengan bajunya.
"Aku pulang."
"Kakak kenapa, seperti habis di kejar-kejar anjing saja?" ledek Konohamaru sambil tertawa pelan.
"Ini lebih buruk!"
"Eh? Apa kakak dikejar trantib?"
"Kakak ini bukan banci!"
"Apa bedanya? Kakak ini cowok, tapi kadang-kadang jadi cewek. Berarti kakak banci kan~?"
"Berhenti bercanda Konohamaru!" teriak Naruto dengan wajah memerah.
"Ehehe.. maaf-maaf." ucap Konohamaru santai sambil menjulurkan lidahnya. "Memangnya kakak dikejar siapa?"
"Sasuke! Tadi aku bertemu dengannya dipasar!"
"Eh? Kakak dikejar Sasuke?"
Konohamaru tampak terkejut mendengarnya.
"Sebenernya dia sampai tidak mengejar kakak. Soalnya kakak langsung berlari begitu melihat wajahnya."
"Terus, apa dia mengenali kakak?"
"Um…" Naruto mencoba mangingat kembali hal yang baru saja terjadi padanya. "Sepertinya tidak."
"Syukurlah kalau begitu~." Konohamaru sedikit bisa bernapas lega mendengarnya.
"Eh? Ngomong-ngomong topi kakak kemana?" tanyanya sambil memperhatikan rambut Naruto yang tidak tertutup topi yang tadi diberikannya
"Eh?"
Naruto memegang-megang kepalanya dan ternyata benar, topi yang tadi dikenakannya sudah tidak ada.
'Aku baru sadar, ternyata topi yang tadi kupakai tidak ada.'
"Diambil orang?"
"Tidak. Sepertinya jatuh waktu berlari tadi." Tebak Naruto. "Sudah tidah usah dipikirkan, nanti akan kakak ganti. Ini belanjaanya, kau yang masak ya, kakak mau istirahat dulu." Naruto memberikan belanjaannya kepada Konohamaru.
"Kakak tadi beli daging di tempat paman Chouja?" tanya Konohamaru sambil memperhatikan belanjaan ditangannya.
"Tentu saja. Cuma dia satu-satunya penjual daging yang kakak percaya. Yang lainnya kebanyakan pada tidak jujur. Mereka menjua daging gelonggongan atau daging yang sudah tidak layak. Itu kan berbahaya bagi kesehatan."
"Tapi kan daging disitu mahal-mahal? Apa uangnya cukup?"
"Tentu saja tidak cukup, tapi dengan wujud wanita cantik dan sedikit trik hal itu mudah untuk dilakukan,he he he."
Naruto mengedipkan matanya pada Konohamaru.
"Kakak memang hebat!"
-Sun Setsuna-
Keesokan harinya.
"Kakak mau berbelanja dengan wujud seperti wanita lagi?" tanya Konohamaru.
"Tentu saja, dengan wujud seperti ini kita kan dapat membeli daging dengan murah." ucap Naruto sambil tersenyum. Maklum mereka jarang makan daging, biasanya mereka Cuma makan sayuran, tempe,tahu, atau lauk-lauk sederhana lainnya. Jika ada yang special, mungkin itu hanya ramen. Sedangkan untuk makan daging, mereka hanya bisa menikmatinya sebulan sekali.
"Hati-hati kak, kali ini kakak tidak memakai topi. Jangan sampai ada yang mengenali kakak." Konohamaru menasihati Naruto.
"Tumben kau perhatian seperti ini. Kalo begitu kakak pergi ya." Naruto pamit setelah mengacak-acak rambut Konohamaru.
Kali ini Naruto pergi ke pasar tanpa menggunakan topi. Rambutnya yang panjang dan berwarna kuning keemasan terlihat begitu indah saat terkena matahari, dan itu membuat orang-orang disekitar pada memperhatikanya.
"Wah cantiknya."
"Siapa ya wanita itu?"
"Manis sekali."
Begitu kata orang orang yang melihatnya.
"Cocok nih buat dijadiin istri ke-9."
Dan ucapan orang yang terakhir itu membuat Naruto mempercepat langkahnya. Sepertinya dia adalah kakek tua keriput yang saat ini sedang ramai muncul di televisi. Eyang tidur, eyang kubur, atau entahlah itu siapa namanya.
Beberapa saat kemudian, dia pun sampai di tempat toko daging yang kemarin.
"Paman, aku minta daging seperti yang kemarin ya~." pinta Naruto dengan nada manja dan bersiap untuk membungkukkan badannya. Tapi belum sempat melakukan itu, Chouja sudah memberikan daging pesanannya.
"I-ini pesanan anda." ucap Chouja takut-takutan dan membuat Naruto bingung.
'Ada apa dengan paman Chouja ya?' tanya naruto yang tidak tahu kalau ada sesosok wanita yang sedang mengamati gerak-gerik paman Chouja dari belakang.
"Datang lagi ya!" ucap paman Chouja pada Naruto.
"Baik paman!" seru naruto dengan riang dan meninggalkan toko daging tersebut.
Tap!
Sedang asik-asiknya berjalan, tiba-tiba ada yang menangkap tangan Naruto dari belakang. Naruto berbalik dan
"WHAA! SASUKE!" teriak Naruto dalam hati.
Naruto berusaha menarik tangannya tapi tidak berhasil. Wujudnya sebagai perempuan membuat tenaganya berkurang.
"Tunggu, sepertinya aku mengenalmu." Sasuke menatap tajam kearah Naruto.
'Gawat kalau sampe ketahuan!' Batin Naruto yang mulai gugup.
"Mata biru ini, rambut pirang, dan garis-garis di pipi seperti kumis kucing." Sasuke memperhatikan Naruto dari atas hingga kebawah..
"Aku tahu sekarang."
Glek!
Naruto menelan ludah
"Kau pasti..."
Naruto mulai keluar keringat dingin
"Saudara kembarnya Naruto. Iya kan?'
Tebak Sasuke dan membuat Naruto sweetdrop.
'Sasuke Baka!' ucapnya dalam hati. Naruto tidak menyangka, Sasuke yang dikenal pintar ternyata bisa sebodoh itu.
"I-iya.. aku saudara kembarnya Naruto." jawab Naruto membenarkan. Daripada ketahuan, lebih baik dia mengiyakan perkataan Sasuke barusan.
"Ternyata tebakanku benar. Aku memang jenius." ucap Sasuke dengan bangganya dan membuat Naruto semakin sweatdrop.
"Siapa namamu? namaku Uchiha Sasuke." Sasuke memperkenalkan diri dengan pedenya.
'Ngapapin sih pake nanya-nanya nama segala lagi!' Batin Naruto yang mulai kebingungan. Dia mulai mencar-cari nama yang cocok untuk dirinya versi wanita. "Nama ku..Na-Na-Narumi. Ya! Namaku Narumi!" itulah nama yang di dapat Naruto.
"Oh Narumi. Sepertinya aku belum pernah melihatmu?"
"Itu karena….." Naruto kembali mencari alasan yang masuk akal.
"Itu karena selama ini aku tinggal di desa dan baru datang kesini kemarin."
"Begitu ternyata. Pantas aku tak pernah melihatmu. Kenapa Naruto tidak pernah cerita kalau dia punya saudara kembar ya?"
'Seandainya aku punya saudara kembar sekalipun, aku juga tak mau menceritakannya padamu!'
"Oh iya. Ini topimu, kemarin kau menjatuhkannya." Sasuke memakaikan topi yang dari tadi dipegangnya ke kepala Naruto, atau akan kita sebut untuk selanjutnya sebagai Narumi.
"Sampai jumpa ya!" Sasuke kembali meneruskan lari paginya meninggalkan Naruto yang masih terdiam.
"Fiuh.. hampir saja~. Aku harus segera pulang, jangan sampai bertemu dengan yang lainnya."
.
.
"Aku pulang!"
"Selamat datang!" sambut Knohamaru. "Topi ku ketemu dimana kak?" tanya Konohamaru begitu melihat Naruto memakai topi yang hilang kemarin.
"Itu… tadi Sasuke yang menemukannya."
"Jadi kakak bertemu dengan kak Sasuke lagi? Apa ia mengenali kakak?" tanya Konohamaru dengan nada khawatir.
"Hampir… Ternyata dia tidak sepintar yang kakak kira. Dia malah mengira kalau kakak ini adalah saudara kembar Naruto."
"Terus?"
"Kakak iya kan saja. Kakak bilang kalau kakak ini adalah Narumi, saudara kembar Naruto yang baru datang dari desa. Kau harus ingat itu Konohamaru"
"Apa tidak apa-apa kakak bilang seperti itu?"
"Mau gimana lagi. Daripada ketahuan. "
-Sun Setsuna-
Keesokan harinya di sekolah Naruto.
Ting tong ting tong
Bel tanda pelajaran pertama telah selesai berbunyi.
"Hei Sasuke, kenapa dari tadi kau senyum-senyum sendiri?" tanya Neiji yang bingung melihat kelakuan temannya hari ini. Sasuke tidak memperhatikan pertanyaan Neiji dan masih senyum senyum sendiri.
"Hei Sasuke!" panggil teman Sasuke yang berambut nanas, Shikamaru, kali ini sambil menepuk pundak Sasuke.
"Hn? Ada apa?"
"Kenapa kau dari tadi senyum-senyum sendiri, apa ada yang sedang kau piirkan?" tanya teman Sasuke yang satunya lagi, Sai.
"..." Sasuke terdiam sejenak. "Sepertinya aku sedang jatuh cinta." ucap Sasuke sambil menatap ke langi-langit.
"APA!" teriak teman-temannya yang lain tidak percaya.
"Apa kami tidak salah dengar? Shikamaru! cubit aku!" ucap Neiji untuk memastikan bahwa dia sedang tidak bermimpi.
Ckit!
Dengan sukarela Shikamaru menyubit tangan neji.
"Sakit! Sakit!"
"Ternyata bukan mimpi."
"Apa dengan Sakura?" Sai coba untuk menebaknya.
"Tidak, bukan dia."
"Hei Sasuke, bukannya kau phobia dengan wanita?" tanya Shikamaru pelan.
"Memang. Tapi dia itu tidak seperti wanita yang biasa aku temui."
"Apa kau suka dengan...banci?" Tebak Sai yang langsung mendapatkan pukulan dari Sasuke.
"Tentu saja bukan! Yang membuatku phobia dengan wanita itu karena mereka selalu memanggilku "Sasuke tampan! Sasuke ganteng! Aku mau jadi pacarmu!" dengan mata yang berbinar-binar dan tak jarang mereka mencubitku sampai kulitku pada merah semua. Aku ngeri dengan wanita seperti itu."
"Lalu?" Sai kembali bertanya.
"Yang ini berbeda. Ia telihat biasa saja dan tidak berteriak-teriak histeris saat melihatku, apalagi sampai memasang mata bersinar-sinar seperti wanita-wanita yang lain. Bahkan dia meninggalkanku begitu saja saat petama kali bertemu. Aneh kan?"
"Kalau begitu, siapa wanita itu?"
"Namanya Narumi"
"Narumi, sepertinya namanya mirip dengan seseorang yang ku kenal."
"Dia saudara kembarnya Naruto."
"HAH!" lagi-lagi mereka dibuat terkejut oleh perkataan Sasuke. Hal ini membuat murid-murid yang lain pada melihat kearah mereka, termasuk Naruto.
"Ssttt..jangan berisik! Jangan sampai Naruto tahu, kita kan bermusuhan dengannya." Sungut Sasuke dan yang lain langsung mengangguk.
TBC
Akhirnya fic ini publish juga! Sebenernya ini adalah fic pertama yang Sun tulis. Tapi berhubung ceritanya cukup rumit dan kompleks (chapter-chappter kedepan), jadi Sun menunggu waktu yang tepat untk mempublishnya. Mudah-mudah readers sekalian menyukainya. Riview yang banyak akan sangat membantu saya untuk melanjutkan fic ini.
Oh iya, sebenernya nama Naruto versi perempuan itu biasa di panggil naruko, tapi menurut Sun nama Narumi itu terdengar lebih manis. Seperti Ayumi, Misami, Satomi, iya kan? he he he.
Ini BUKAN YAOI lho. karena yang disukai Sasuke itu Narumi, bukan Naruto. Bagaimanakah kelanjutan dari hubungan Sasuke dan Narumi. Nantikan di chapter selanjutnya.
Cuap-cuap character
Naruto : "Oi Sun, kenapa aku harus berubah dengan cara seperti itu sih?"
Sun : "Tadinya aku pengen membuatmu berubah kalau kena air, tapi nanti malah kaya anime ranma ½"
Naruto : "Tapi kenapa harus kepalaku yang jadi korban!"
Sun : "Bersyukurlah sedikit aku membuatmu dapat berubah walau hanya memukul dengan tangan, tadinya aku malah ingin membuat mu berubah kalau terbentur tembok, atau yang lebih keraas lagi, whahaha! *tertawa nista*"
Naruto :"Dasar auhtor gila!"
Konohamaru: "Kepalaku sakit nih dipukul terus!"
Sun : "Maaf ya Konohamaru, chapter depan aku kurangin deh."
Konohamaru: "Kurangin? Berarti tetep masih ada! DX"
Sasuke : "Sun, Narumi itu manis kan?"
Sun : "Iya manis banget. Aku juga suka sama dia"*dihajar Naruto* sampai disini dulu cuap-cuap kita.
All chara : REVIEW YANG BANYAK YA...!
