Jongin x Kyungsoo
Exo Member
T
Cast, temukan sendiri
Genre : Drama, School life, Hurt & Romance
.
.
.
Drrttt
Terdengar suara getaran ponsel dari atas meja kayu membuat seorang namja yang tengah tidur menjadi terbangun. Tangannya bergerak menggapai meja mengambil benda yang telah membangunkan tidurnya, tanpa membuka mata dan melihat siapa yang telah menghubunginya, ia pun langsung mengangkat panggilan itu.
"Yoboseyo" Ucapnya lirih karena masih mengantuk.
"DO KYUNGSOO CEPATLAH MANDI DAN SEGERA BERANGKAT KE SEKOLAH! INI HARI PERTAMAMU SEKOLAH DI SANA"
Kyungsoo pun langsung membuka matanya selebar mungkin ketika teriakan orang yang sedang menghubunginya masuk ke dalam gendang telinganya. Ia cepat-cepat mengganti posisinya dari telentang menjadi duduk dengan kaki yang menyilang.
"Baekhyun hyung bagaimana kau bisa ta-"
"kita tidur bersama selama aku di LA mana mungkin aku tidak tahu kebiasaan buruk mu di pagi hari" celah namja yang sedang menghubunginya atau panggil saja dia Baekhyun. "cepatlah mandi dan berangkat ke sekolah! nanti kau bisa terlambat" sambungnya memutuskan panggilannya pada Kyungsoo.
Kyungsoo memandangi ponselnya, tanpa ia sadari seutas senyum mengembang dari celah bibirnya "apa kau merindukanku Byun Baekhyun?" ujarnya lalu berdiri merapikan tempat tidurnya, setelah itu ia mengambil handuk dan memasuki kamar mandi.
.
Seoul Of Performing Art High School atau yang biasa di kenal dengan SOPA adalah sekolah menegah atas paling terkenal di ibu kota negara Korea Selatan dan sekolah tersebut menjadi idaman para siswa-siswi di Korea. SOPA sendiri sudah bertaraf Internasional dan sudah sering menggunakan sistem pertukaran pelajar dalam negri maupun luar negri. Sekolah itu sangatlah luas dan bisa di bilang lengkap karena terdiri dari berbagai macam sarana dan prasarana yang sangat memadai. Namun tidak semua orang bisa menimba ilmu di sekolah itu, karena hanya orang-orang terpilih lah yang bisa masuk dan belajar di sana seperti Chanyeol yang menjadi presiden siswa sekolah tersebut.
"annyeong Chanyeol sunbae" sapa seorang siswi yang hanya di balas senyuman oleh siswa yang bernama Chanyeol itu.
Chanyeol atau yang bernama lengkap Park Chanyeol adalah murid kelas 3-A yang membuat semua murid termasuk murid siswa sangat menganguminya. Ia sangat pandai dan berbakat tidak lupa juga dengan wajahnya yang bisa membuat hati para gadis menjadi luluh dan jatuh cinta padanya pada pandangan pertama.
"aku heran pada mereka semua" jedanya dengan mengarahkan telunjuk tangannya kepada para siswi yang baru saja menyapanya, "kenapa mereka sangat senang sekali melakukan hal itu padaku?" lanjutnya tersenyum miris dan menggeleng-gelengkan kepalanya tanda iba pada murid murid yang selalu menyapanya ketika berpapasan di koridor atau kantin sekolah.
"makanya hyung, kalau hyung tidak mau lagi mereka melakukan hal bodoh itu, cepatlah hyung cari kekasih!" sahut seorang siswa di sampingnya yang bertubuh tinggi dengan kulit seputih susu.
"Sehun-ah kau ini" decak Chanyeol menatap horror pada siswa tersebut, "mau ku pukul eoh?" tanyanya dengan tangan yang mengepal.
"hyung, aku kan hanya member-"
"annyeonghaseyo" sapa seorang siswa membungkukkan badannya 90⁰ membuat Chanyeol dan Sehun mau tidak mau menolah padanya, "maaf mengganggu kalian, bolehkah saya bertanya?" kata siswa itu meminta ijin, namun tanpa di jawab iya langsung menanyakan apa yang ingin di tanyakannya. "dimana ya letak ruang kepala sekolah? Dari tadi saya sudah berkeliling namun tidak menemukannya".
Bukannya menjawab Chanyeol dan Sehun malah berpandangan dan sesekali melihat ke pada siswa itu. Merasa tidak ada jawaban siswa itu pun melambaikan tangannya di depan wajah Chanyeol dan Sehun, membuat keduannya langsung kembali ke kesadaran mereka masing-masing.
"aahh ye aku juga mau ke ruang kepala sekolah, kau bisa ikut denganku" ajak Chanyeol yang mendapat senyuman lebar dari siswa yang berada di sampingnya.
"benar" sahut Sehun cepat menjentikkan jari-jarinya membuat sebuah bunyi, "dia juga mau ke ruang kepala sekolah jadi kau bisa ikut bersamanya, kalau begitu aku ke kelas duluan ya Chanyeol hyung sampai jumpa"
Sehun melambai-lambaikan tangannya pada Chanyeol dan pergi sebelum Chanyeol menceramahinya. Chanyeol pun memberi kode agar siswa itu segera mengikutinya.
.
.
.
Kyungsoo terbangun ketika sepupunya Byun Baekhyun menghubunginya pagi sekali, setelah ia menutup panggilan teleponnya Kyungsoo langsung bergegas untuk merapikan tempat tidur dan mengambil handuk yang ada di dalam lemari lalu masuk ke kamar mandi.
Karena nasib yang sial Kyungsoo terlempar dari sekolah lamanya hingga terpaksa masuk ke sekolah yang baru, mungkin waktu itu bukan keberuntungannya sehingga ia di keluarkan dari sekolah, padahal ia tidak melakukan kesalahan seperti yang di tuduhkan oleh teman sekelasnya, dan itu sangat membuatnya kesal.
"Kyung-ah tidak ada gunanya kau mengingat kejadian itu! Lebih baik kau fokus mencari ruang kepala sekolah" gerutunya.
Waktu sudah berlalu sekitar setengah jam semenjak Kyungsoo melangkah memasuki gerbang sekolah, namun ia tidak menemukan ruang kepala sekolah. Matanya menangkap dua orang siswa yang sedang asik berbicara, karena tidak ada orang lain lagi selain mereka berdua yang tertangkap oleh matanya, ia pun memberanikan diri untuk mendekat pada dua siswa itu.
"annyeonghaseyo" sapanya pada dua siswa tampan yang berada di hadapannya dan mereka merespon dengan menoleh padanya, "maaf mengganggu kalian, bolehkah saya bertanya?" ucapnya meminta ijin. "dimana ya letak ruang kepala sekolah? Dari tadi saya sudah berkeliling namun tidak menemukannya" tanyanya lagi.
Dua siswa itu tidak menjawab pertanyaan Kyungsoo, mereka malah saling menatap satu sama lain, 'apa kalimatku salah' pikir Kyungsoo. Karena tidak ada jawaban Kyungsoo sengaja melambai-lambaikan tangan kanannya ke depan wajah dua siswa itu. "annyeong!" ucapnya.
"aahh ye aku juga mau ke ruang kepala sekolah, kau bisa ikut denganku" ujar salah satu siswa merespon ucapannya, sedangkan siswa yang satu lagi menjentikkan jari-jarinya sambil mengangguk ria dan pergi meninggalkan Kyungsoo dan temannya.
Sebelum siswa itu pergi dia melambaikan tangannya kepada siswa yang ada di depan Kyungsoo sambil tersenyum, 'lucu' pikir Kyungsoo.
Siswa yang satunya lagi menggerakkan kepalanya memberi kode pada Kyungsoo untuk mengikutinya, Kyungsoo pun mengikutinya dari belakang. Ia merasa risih ketika murid lain sedang menatap dan mengarahkan jari telunjuk mereka padanya, mungkinkah siswa yang ia ikuti itu adalah salah satu siswa yang berpengaruh di sekolah barunya? Karena ia dengar dari sepupunya Baekhyun, di sekolah itu ada sekitar lima orang siswa yang sangat menonjol dan menjadi kebanggaan para guru.
"ini ruang kepala sekolah, kau bisa masuk!"
Kyungsoo refleks melihat ke arahnya karena mengejutkannya, ia hanya diam tanpa gerak dan suara. Kenapa siswa itu tidak masuk duluan saja? Bukankah tadi dia bilang dia juga mau ke ruang kepala sekolah.
"kau masuk saja, aku mau ke toilet dulu"
Kyungsoo kira siswa itu mencoba untuk mengerjainya karena ia tidak mau masuk lebih dulu, tetapi ternyata ia mau ke toilet. Kyungsoo mengangguk dan tersenyum padanya lalu masuk ke ruangan kepala sekolah setelah sebelumnya pemilik ruangan itu mengijinkannya untuk masuk.
"Park Chanyeol!" gumamnya mengingat tulisan yang ada di nametag siswa yang mengantarkannya tadi.
.
.
.
Kyungsoo melangkahkan kaki memasuki kelas barunya, ia melihat banyak murid yang memperhatikannya, ia duduk di kursi kosong paling pojok sebelah kanan kelas, setelah melihat kursi itu tidak ada penghuninya, dan ia yakin seratus persen sekarang semua murid di kelas itu menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.
"Hai"
siswa di depannya menyapa sambil melambaikan tangannya, sapaannya Kyungsoo balas dengan senyuman terbaiknya berharap siswa cantik itu memperkenalkan dirinya dan mau menjadi temannya.
"lebih baik kau cari tempat duduk yang lain saja, aku tidak tega kalau kau tetap duduk di situ"
"eh?"
Kening Kyungsoo mengerut membuat sebuah lipatan kecil, siswi itu memintanya untuk mencari tempat duduk yang lain, apa maksudnya? Ia mengedarkan pandangannya ketika mendengar decitan suara antara kursi dan lantai yang saling menggesek, ternyata seorang siswa berkulit tan yang menarik kursi tersebut. Kembali ia alihkan pandangannya kedepan, namun sisiwa cantik yang bicara padanya tadi sudah menarik kepalanya membuat Kyungsoo merasa aneh.
"Lee Hyuk Jae sonsaengnim tidak mengajar hari ini, pesan beliau kerjakan halaman 67, dan ini ambil buku latihan kalian"
Kyungsoo menangkap sesosok siswa yang masuk melewati pintu dan membawa banyak sekali buku di tangannya, mungkin siswa itu adalah ketua kelas disini. Setelah menyampaikan pesan dia mengambil satu buah buku dan duduk di tempat duduknya.
"annyeong"
Kyungsoo menyapa siswa yang ada di sebelahnya, tak lupa juga ia memberikan senyuman manis pada siswa itu, dan ia sangat yakin kalau siswa itu pasti akan merespon, karena siswa itu menoleh padanya. ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali ketika semua murid kembali menatapnya lagi, tatapan mereka itu seperti menyaksikan orang yang akan segera di eksekusi mati. Betapa terkejutnya ia ketika siswa yang di sapanya tadi pergi begitu saja tanpa merespon ucapannya, ia seperti orang yang baru saja melihat hantu dengan mata yang melebar dan mulut yang menganga, 'sombong sekali namja hitam itu' pikirnya tentang siswa itu.
"kan sudah ku bilang, mending kau cari tempat duduk lain saja, yang penting jangan di situ"
Siswa cantik yang berada di depan Kyungsoo kembali menoleh dan bicara padanya setelah siswa di sampingnya menjauh, keningnya kembali mengerut mendengar kata-kata siswa nan cantik itu dan mencoba mencari tahu maksud ucapannya.
"namja yang tadi itu" ucap siswa cantik itu menunjuk tempat duduk namja yang barusan pergi, "namanya Kim Jongin, dia amat terkenal di sekolah ini, tak ada satupun murid dan guru yang tidak mengenalnya, bahkan sekolah tetangga pun mengenalnya" ujarnya menjelaskan pada Kyungsoo, sedangkan Kyungsoo hanya hanya ber-oh ria. Ia melihat siswa cantik itu menarik nafas panjang dan membuangnya kasar, "jangan pernah berani memulai bicara atau mengganggunya kalau kau tidak ingin bernasib sial".
Kyungsoo menelan ludahnya mendengar peringatan siswa cantik itu, dia sukses membuat namja bermata bulat itu merinding dan merutuki dirinya sendiri karena sudah berani mengajak namja yang bernama Kim Jongin itu bicara.
"aku Do Kyungsoo" ujarnya memperkenalkan diri. "Kyungsoo, kau-?" ulangnya sambil bertanya.
Daripada membayangkan apa yang akan siswa berkulit tan itu lakukan padanya karena sudah berani bicara padanya, Kyungsoo pikir lebih baik mencari teman baru saja, ia meperkenalkan dirinya pada siswa cantik yang ada di depannya, siswa itu tersenyum meraih jabatan tangan Kyungsoo.
"Luhan, Xi Luhan imnida"
siswa yang bernama Xi Luhan itu cepat menjabat tangan Kyungsoo, dan saat itulah persahabatan mereka berdua dimulai, mereka berangkat dan pulang sekolah bersama, Kyungsoo sering main ke rumah Luhan, dan sebaliknya Luhan sering main ke aparteman Kyungsoo.
Bicara tentang aparteman, Kyungsoo memang tidak memiliki rumah, setelah di keluarkan dari sekolah lamanya, ia memutuskan untuk tinggal dan menuntut ilmu di Korea, dan menempati aparteman milik orangtuanya. kenapa ia tidak memilih sekolah lain saja yang ada di LA? Menurutnya ia tidak cocok dengan pergaulan anak muda yang ada di negara itu, dan orangtuanya menyetujui ia untuk tinggal di Korea.
.
.
.
Satu bulan sudah berlalu untuk Kyungsoo, ia sangat menikmati sekolah barunya itu, terlebih lagi ia selalu bertemu dengan kakak kelas yang di sukainya dan itu membuatnya sangat senang. Karena pintar dan cekatan, ia bisa dengan cepat dan masuk dalam OSIS dan menempati posisi wakil ketua dalam waktu yang amat singkat.
"Chen hyung!"
Kyungsoo memanggil Chen dengan tangannya yang menyerahkan setumpuk kertas pada ketua osis tersebut. Chen merespon dengan senyumannya. Seharusnya Chen tidak kembali menjabat sebagai ketua osis karena mengingat bahwa ia adalah murid kelas 3, seharusnya ia belajar dan fokus dengan ujian yang sebentar lagi akan menghampirinya. Namun, ia tidak menolak ketika kepala sekolah memintanya langsung untuk menjabat sebagai ketua osis lagi, karena pekerjaannya sangat bagus.
"kerjamu memang sangat bagus Kyung-ah" ucap Chen membolak-balikan tumpukan kertas yang di pegangnya, "kau bisa kembali ke kelasmu sekarang"
Kyungsoo mengangguk dan keluar dari ruang osis itu, melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, melihat koridor yang sepi membuatnya panik, ia pun berlari sekencang-kencangnya karena tidak mau terlambat.
Sampai akhirnya
BRAK!
Kyungsoo bingung dengan apa yang terjadi barusan padanya, ia tersungkur dan mencoba bangkit dengan tangan yang memegangi pantatnya. Setelah berhasil berdiri tegak ia menoleh ke depan mencoba mencari tahu apa yang telah di tabraknya, dan betapa terkejutnya ketika melihat Jonginlah lah yang ia tabrak, ia langsung menelan ludahnya.
"matamu kemana eoh? Jalan kok tidak lihat-lihat sih, sakit tahu" ujar Jongin memijat lengan kanannya.
Kyungsoo memang satu kelas bahkan satu meja dengan Jongin, namun ini pertama kalinya Jongin bicara padanya, walaupun lebih terdengar seperti memaki. Kyungsoo kembali menelan ludahnya mengingat apa yang sering di bicaraka para murid tentang Jongin. Murid berandalan yang kurang ajar, jarang masuk ke kelas, walaupun masuk ia hanya akan tidur di mejanya, rambut berwarna biru dengan sedikit campuran merah, memakai anting, sepatu yang berwarna Kuning dan baju seragam yang tidak dimasukkan kedalam celana serta lengan baju yang di gulung. Ia tidak habis pikir, kenapa sekolah ini masih saja menerimanya, padahal ia sudah sangat jelas melanggar tata tertib sekolah, dan juga kenapa para murid tetap menganguminya, tanpa sadar ia menggeleng-gelengkan kepalanya membuat Jongin menatapnya tajam.
"apa yang kau lihat?" desis Jongin dengan nada yang menyeramkan, Kyungsoo sedikit terlonjak mendengarnya, ia bahkan tidak berani menatap Jongin dan hanya menundukkan kepalanya.
Kyungsoo teringat lagi akan kata-kata temannya, untuk tidak berurusan dengan Kim Jongin, kalau tidak mau berakhir dengan nasib yang mengenaskan.
Tidak mau berlama-lama Kyungsoo membungkukkan badannya, "ma-maaf Jongin-ssi, aku tidak sengaja" ucapnya gemetar tanpa mengangkat wajah karena ketakutan.
"Do Kyungsoo!" Jongin kembali mengeluarkan suaranya yang menurut Kyungsoo seperti suara dewa kematian. Pikiran Kyungsoo lari kemana-mana, ia tidak bisa berpikir secara positif lagi, apa Jongin akan menghabisinya setelah ini?
"Ne-" respon Kyungsoo masih dengan suara yang bergetar.
"kau persis sekali seperti presiden siswa di sekolah ini Park Chanyeol, pintar, berbakat, cekatan, kaya, baik dan ramah" jeda Jongin dan berjalan mendekati Kyungsoo, "tapi sayang sekali, saking persisnya kau dan anak itu, kau juga terlihat seperti pengemis yang minta di kasihani" bisiknya tepat di telinga Kyungsoo.
Kyungsoo mendongakkan kepalanya mendengar bisikan Jongin, matanya menatap tajam ke dalam bola mata namja berkulit tan itu. Jongin sedikit terlonjak kebelakang melihat tatapan tidak suka Kyungsoo padanya, namun ia mencoba sebisa mungkin agar Kyungsoo tidak mengetahui keterkejutannya.
Jongin tersenyum, "upss" ucapnya memegang bibir, "apa kata-kataku tadi membuat mu marah ?", Kyungsoo tidak menjawab, ia masih menatap Jongin tajam, "kalau begitu maafkan aku, aku hanya menyampaikan apa yang ku lihat saja" ucapnya. Jongin menepuk pelun pundak Kyungsoo sebelum dia pergi meninggalkannya yang masih terpaku dengan pikirannya sendiri. Kyungsoo mengepalkan tangannya, Pengemis yang minta di kasihani? Itulah yang ada di pikirannya.
.
.
.
Luhan mengerutkan keningnya melihat tingkah laku Kyungsoo yang aneh, bagaimana dia tidak bingung? Kyungsoo yang biasanya suka makan, sekarang hanya mengaduk-ngaduk makanannya tanpa memasukkan ke mulutnya sama sekali.
"Kyung-ah, kau kenapa? Tidak biasanya kau seperti ini"
Suara Luhan mengejutkannya, "ya ada apa?" jawabnya memandang Luhan.
"Ck, bahkan kau tidak mendengar perkataan ku tadi" ujar Luhan meminum jus nya.
Kyungsoo segera mencari alasan yang tepat agar Luhan mempercayainya, bola matanya bergerak ke sana kemari yang membuat matanya tambah terlihat semakin bulat, "ah aku tidak apa-apa hyung, hanya kepikiran tentang keterlambatan ku tadi siang" ucapnya menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak gatal, "aku tidak enak sama Lee Hyuk Jae saem karena terlambat masuk kelas tadi" ucapnya berbohong.
Luhan mengangguk percaya, "tidak apa-apa" ucapnya, "tapi lain kali jangan terlambat lagi ya". Kyungsoo mengangguk ria seraya tersenyum dan memeluk Luhan, "gomawo Luhan hyung".
.
.
.
Sekolah terlihat sepi karena para murid sudah pulang, namun tidak berlaku pada Kyungsoo yang sedang kebingungan menyusuri koridor sekolahnya. Ia berhenti menempatkan dirinya duduk di salah satu anak tangga, tangannya menyapu keringat yang membasahi wajahnya, "di mana benda itu?" ucapnya mengurut kening, "sudah ku cari kemana-mana, namun tidak ada". Kyungsoo membenamkan kepalanya menunduk, telinganya menangkap suara derap langkah kaki seseorang, namun karena terlalu lelah, ia tidak menghiraukan orang tersebut, menurutnya mungkin itu satpam penjaga sekolah ini.
"sedang apa kau di situ?"
". . ."
"apa kau mencari benda ini?"
Kepala Kyungsoo terangkat dan sebuah kalung menggantung di depannya, tangannya bergerak meraih kalung itu, namun benda itu kembali di tarik oleh tangan seseorang. Kyungsoo berdiri dan menatap orang itu, keningnya mengerut membuat sebuah pertanyaan.
"bagaimana kalung ku bisa ada pada-"
Kyungsoo menepuk keningnya sendiri, mengingat kejadian saat dia bertubrukan dengan Jongin di koridor, mungkin waktu itulah benda kesayangannya itu lepas dari lehernya. "apa yang kau lihat?" tanyanya risih saat Jongin menatapnya dari atas kepala hingga ujung kakinya sambil tersenyum.
Jongin maju kedepan menghampiri Kyungsoo dengan seringainya yang amat mengerikan. Seiring majunya Jongin, Kyungsoo melangkahkan kakinya mundur untuk menjauh, namun kakinya terhenti ketika punggungnya sudah menyentuh tembok.
DAPP
Tubuh Kyungsoo gemetar bukan main ketika tangan Jongin menempel di tembok, sehingga tubuhnya menghimpit tubuh mungil Kyungsoo. Kyungsoo hanya menunduk, ia terlalu ketakutan hingga tidak berani menatap wajah Jongin walaupun hanya sebentar, "a-apa yang kau laukan Jongin-ssi? Menjauh dariku!" ucapnya mendorong tubuh Jongin di depannya.
"kalau aku tidak mau bagaimana?"
" . . ."
"kalau melihat wajahmu sedekat ini, ternyata kau manis juga ya" ucap Junhong mengelus pipi Kyungsoo. Mata Kyungsoo sukses melebar mendengar ucapan Jongin, tangannya menangkis usapan tangan namja berkulit tan itu dari di pipinya.
"apa yang kau lakukan?" Tanya Kyungsoo dengan kepala yang menunduk.
"aku hanya ingin memberikan kalung ini padamu, bukankah ini kalungmu?" Kyungsoo mengangguk, "namun aku tidak akan memberikannya secara gratis" kepala Kyungsoo terangkat menatap Jongin, namun hanya sebentar, ia terlalu takut hingga menundukkan kepalanya kembali.
"i-itu kalung ku kenapa aku harus bayar padamu?"
Jongin tertawa mendengar pertanyaan Euijin, ia kembali tersenyum, "apa sebeharga itu kalung ini untukmu?"
"Ne, Ka-karena kalung itu pemberian dari almarhum nenek ku"
"benarkah?" Jongin kembali menyeringai, "Karena pemberian dari almarhum nenek mu, atau-" jedanya, "atau karena tersimpan benda yang berbentuk seperti sebuah memory card untuk ponsel di dalam buah kalung mu ini?" bisiknya.
Suara datar namun seperti dewa kematian itu, mampu membuat Kyungsoo melebarkan matanya dan sedikit membuka mulutnya, nafasnya keluar masuk secara tidak teratur, keringat mengalir dari ujung pelipisnya.
"a-apa yang kau bicarakan Jongin-ssi?"
"aku sudah membuka dan membaca cadangan memory ponsel mu itu ". Kyungsoo terdiam, terlalu kaku untuk melakukan pergerakan, "Ck, kau itu lelaki, tapi sifatmu seperti seorang gadis. Kenapa kau tidak jadi perempuan saja eoh? Kau hanya memerlukan sebuah buku untuk mencurahkan isi hatimu itu, jadi kau tidak perlu menyimpan curhatanmu dalam benda kecil ini" ejek Jongin. "jadi kau pindah ke sekolah ini karena kau di keluarkan dari sekolah lamamu? Kau menjadi anak tunggal karena kau membunuh calon adik bayimu padahal kau bukanlah anak kandung dari kedua orang tuamu yang sekarang, kau hanya anak pungut yang dibuang oleh kedua orangtua kandungmu? Kau mempunyai wajah yang sempurna karena kau melakukan permak di wajah mu? Kau me-"
"HENTIKAN KIM JONGIN!" teriak Kyungsoo menggigit bibir bawahnya menahan tangis, Tangannya kembali gemetar setelah Jongin memegang pundaknya.
"telingaku masih berfungsi dengan baik, jadi tidak usah meneriaki ku seperti itu!" ucap Jongin mengangkat kepala Kyungsoo agar menatapnya.
"lepas Jongin-ssi" dengan sekuat tenaga Kyungsoo mendorong Jongin, mencoba lari agar bisa menjauh darinya.
"mau kemana ?" tangannya bergerak menarik pergelangan tangan Kyungsoo, dan ia kembali menghimpit tubuh namja mungil itu ke dinding, meletakkan kedua sikunya di pundak kanan dan kiri Kyungsoo, membuat Kyungsoo tidak bisa menggerakkan kepalanya.
"lepaskan aku Jongin-ssi, aku mau pulang" ucap Kyungsoo menggerakkan tubuhnya di dalam himpitan Jongin.
"pulang?" terdapat suatu makna yang tersirat di balik pertanyaan Jongin. Kyungsoo mengangguk dan kembali menggerakkan tangannya mendorong Jongin, namun usahanya hanya sia-sia karena Jongin lebih kuat darinya. "kau bisa pulang" jedanya sebentar dan kembali memperlihatkan senyumannya yang amat menakutkan, "namun setelah urusan kita selesai ".
"a-aku tidak punya urusan dengan mu Jongin-ssi" suaranya bergetar, ia tidak ingin berlama-lama di dalam himpitan Jongin, namun ia tidak bisa bergerak sama sekali.
"kau lupa dengan kalung mu ini ?" tangan Jongin kembali memperlihatkan benda tersebut di depan wajah Kyungsoo. Jongin menahan tawanya melihat wajah Kyungsoo yang menurutnya lucu, "tetapi sekali lagi ku beritahukan padamu , kalau kalung ini tidak gratis, aku-"
"sebenarnya apa yang kau mau Jongin-ssi" Kyungsoo memberanikan matanya menatap bola mata Jongin yang tepat di depan wajahnya, ia sudah tidak tahan mendengar ucapan pemuda itu.
"kenapa tidak bilang dari tadi sih?" Jongin terkekeh sebentar, tiba-tiba wajahnya berubah menjadi amat serius, "kau selalu menuruti apapun yang di perintahkan oleh presiden siswa itu kan?, Karena kau menyukainya! Kau menyukai Park Chanyeol betul?" senyuman atau yang lebih tepat di katakan dengan seringaian itu perlahan muncul di ujung bibirnya. "bagaimana kalau mulai sekarang kau juga menuruti apa yang ku perintahkan ?"
DEG
Tubuh Kyungsoo terhenyak, tenggorkannya serasa kering, nafasnya tidak teratur, "bagaimana ?" tambahnya mengangkat dagu Kyungsoo menggunakan jarinya.
Kyungsoo tak sanggup lagi, seutas butiran bening meluncur dari sudut matanya, "apa salahku pada mu Jongin-ssi? Sepertinya aku tidak pernah mengganggumu sama sekali" isaknya dengan mata terpejam, "apa menurutmu ini lucu Jongin-ssi?" ucap Kyungsoo menundukkan kepalanya.
"aku tidak perduli apa yang kau pikirkan tentang ku " jawabnya datar, "kau bisa menolaknya kalau kau tidak mau, tapi maaf" Jongin kembali meraih dagu Kyungsoo dan mengangkatnya, "kalau kau menolaknya, maka aku akan mengatakan semua rahasiamu kepada anak-anak, dan kalau mareka mengetahui kebusukan mu yang memanfaatkan posisimu sebagai wakil ketua osis untuk mendekati presiden siswa, menurutmu apa yang akan dilakukan oleh penggemar presiden siswa yang lumayan ekstrim itu?" bujuknya menakut-nakuti.
Kyungsoo terdiam, mengatur nafasnya seraya menghirup udara panjang, ia mengangguk menyetujui ucapan Jongin. Jongin tersenyum puas, "anak pintar" ucapnya mengusap kepala Kyungsoo. Jongin mundur selangkah menjauhkan tubuhnya dari Kyungsoo, "ayo, ku antarkan kau pulang" ucapnya berjalan lebih dulu.
Kyungsoo menghapus air matanya, "bilang saja kau mau tau di mana tempat tinggalku".
Jongin tertawa mengetahui Kyungsoo paham dengan maksudnya. Sedangkan Kyungsoo mencibir, merutuki nasib sialnya dalam hati.
.
.
.
Huuuaaaahh remake Chapter 1 selesai juga akhirnya.
Sebenarnya ff ini udah hampir selesai di buat, karena itu yg ini aku publish duluan karena Cuma ganti nama-nama doang. Untuk yg minta sequel ff "Sad Ending" maaf banget aku belum bisa lanjutin, bnyak tugas kuliah soalnya. Kalo dah libur aku janji akan buatin sequelnya..
Aku mohon jgn Shider, tinggalkan jejak/review sesuka kalian, mau koreksi soal tata bahasaku juga boleh, review = motivasi untuk karya-karyaku kedepannya..
Gini aja deh, kalo reviewnya lebih atau pas 10 org, ff ini aku lanjutin
Fighting!
