"Love Latte"
Remake Story by Phoebe
Park Chanyeol
Byun Baekhyun (GS)
Others
[Chanbaek]
.
.
.
.
.
.
"When a cup of coffee trying to replace the existence of love, too beauty , for ugly destiny"
.
.
Now
Everything has forgotten finally come again
.
.
.
.
.
Park Chanyeol uring-uringan karena hal yang difikiranya bertambah banyak. Deadline kerja harus di selesaikanya sesegera mungkin karena ia harus mengawasi Baekhee secara langsung. Peruntungan yang baik, jika bertemu dengan gadis bernama Kim Baekhee itu maka ikatan pekerjaannya dengan mendiang nyonya Kim Haneul akan segera berakhir. Sekarang ada sebuah beban yang sangat besar menyangkut gadis yang mungkin masih berusia 23 tahun jika ia masih hidup. Chanyeol harus segera menyerahkan semua warisan ibunya kepada gadis muda yang tidak di ketahui dimana rimbanya itu sekaligus membantunya sampai gadis itu benar-benar siap secara batiniah. Usia dua puluh tiga tahun bukanlah usia yang matang untuk mengurusi seluruh kekayaan Kim Haneul. Parahnya, Chanyeol sama sekali tidak tau harus memulai dari mana untuk mencari Kim Baekhee, tapi berbekal kenyataan bahwa Ayah dari gadis itu berada di Jepang, Chanyeol memutuskan untuk memulai semuanya dari Jepang.
"Chanyeol, ayo keluarlah! Sebentar lagi makan siang!" Suara Luhan terdengar lantang, tapi penuh kasih.
Chanyeol memandangi jam di dinding kamar yang di tumpanginya. Sekarang memang sudah tengah hari dan sesegera mungkin ia beranjak untuk membuka pintu, berharap wanita itu masih disana. Tidak ada, Luhan mungkin sudah kembali ke ruang makan. Chanyeol memutuskan untuk menyusul. meskipun seharian ini ia berusaha untuk memanjakan kepalanya yang pusing, Chanyeol masih tetap harus mengisi perut agar punya tenaga untuk hidup. Dengan langkah yang sangat lemah, Chanyeol berhasil turun dari lantai dua dan duduk di meja makan dengan khidmad. Luhan memasak banyak makanan dan kelihatannya sangat kerepotan karena putranya, Li Jun yang berusia tiga tahun masih berada dalam gendongannya.
"Perlu ku bantu?" Chanyeol menawarkan.
Luhan mengangguk senang. "Tolong bantu aku menggendong Li Jun Dia agak merepotkanku dengan rengekannya seharian ini."
Chanyeol bangkit dari tempat duduknya dan mendekati Luhan. Dengan tangkas ia mengambil alih Park Li Jun sehingga sudah berada dalam pelukannya. Chanyeol membawa Li Jun ke meja makan dan memangkunya dengan penuh kasih lalu memandanginya lekat-lekat. Keponakan pertama dari Sehun dan Luhan, Li Jun benar-benar bentuk mini dari ayahnya, tapi memiliki mata rusa seperti ibunya. Setiap kali melihat Li Jun, Chanyeol merasa sedang melihat kembali kenangan-kenangan masa lalu dimana dirinya harus merelakan Luhan untuk Sehun. Tidak tepat jika di katakan merelakan, Chanyeol pada saat itu juga tidak berfikir untuk menjadikan Luhan miliknya karena perasaannya selalu di lingkupi rasa ragu dan belum berakhir hingga sekarang.
"Paman, Aku tampan ya?" Kata-kata Li Jun itu membuat tawa Chanyeol meledak. Anak itu sudah bisa berbicara dengan baik di usianya yang balita.
"Li Jun, Kau merasa tampan?"
"Tentu saja aku memang tampan. Aku juga cerdas!"
Chanyeol kembali tertawa. Ia memandangi Luhan yang sedang menuangkan jus jeruk kedalam gelas-gelas di atas meja makan.
"Siapa yang mengajarinya berkata seperti ini?"
"Kau fikir siapa? Tentu saja ayahnya! Aku tidak pernah mengajarkannya mengatakan hal-hal konyol seperti itu!" jawab Luhan ketus.
Kali ini Chanyeol tidak punya pilihan lain selain percaya. Selama ia mengenal Xi Luhan, wanita yang kini sudah menjadi adik iparnya itu –walaupun usianya lebih tua- bukanlah orang yang suka memuji diri sendiri, Sehun yang seperti itu. Sekali lagi Chanyeol memandangi Luhan. Siapa sangka gadis yang dulunya sangat gila kerja harus menikah di usia muda saat karirnya tengah menanjak dan meninggalkan cita-citanya. Sekarang wanita itu bahkan sudah menjadi seorang ibu rumah tangga dengan sebuah blouse viscose berlengan ¾ dan rok katun bermotif bunga-bunga lalu bekerja di dapur seharian. Meninggalkan map-mapnya, rok mini, blazer dan kata-kata penuh hujatan yang selalu mengalir dari mulutnya selama di pengadilan.
"Park Sehun sepertinya benar-benar sudah mengubah seorang Xi Luhan. Sekarang kau benar-benar jadi ibu dan istri yang baik, kelihatannya!"
Luhan duduk di salah satu kursi meja makan bundar itu.
"Aku suka dengan ini. Setidaknya sampai Li Jun siap di tinggal!"
Li Jun menggeliat tiba-tiba. Ia memanggil-manggil ayahnya saat mendengar sebuah mobil berhenti di depan rumah yang tidak terlalu luas itu. Chanyeol menurunkan Li Jun dari pangkuannya saat bocah itu merengek minta di turunkan dan pada akhirnya, Li Jun sudah berlarian menuju ruang tamu. Chanyeol kembali menoleh kepada Luhan.
"Dia sudah pulang? Cepat sekali, ini hari senin, kan? Bukannya jam kerja masih lama berakhir?"
"Dia selalu pulang saat makan siang, Bung!"
"Wah, sepertinya bukan hanya Sehun yang mengubah hidupmu! Dia juga sudah berhasil kau ikat kuat-kuat, sampai harus pulang saat makan siang segala! Kalau saat itu aku yang menikah denganmu, aku rasa sekarang kita masih berada di Seoul dan menjalankan rutinitas hidup yang membosankan karena harus bertemu bukan hanya di rumah, tapi juga kantor. Hidupku akan terikat dan menjadi tidak bebas karena itu!"
"Itu karena hyung belum mencoba untuk mencintai seseorang lagi hingga saat ini!" Sehun datang sambil menggendong Li Jun. Tangannya masih sempat memukul kepala Chanyeol dari belakang. Sehun kemudian memindahkan Li Jun kepangkuan ibunya lalu duduk di kursi yang kosong. Chanyeol menggosok-gosok kepalanya yang agak nyeri, Sehun tidak main-main. Pukulannya sangat kuat dan cukup untuk membuat Chanyeol limbung, ia kesulitan memulihkan pandangan matanya yang mengabur karena itu.
"Aku akan menikah dengan wanita seperti Xi Luhan!"
"Kurasa sebentar lagi fikiran Hyung akan berubah kalau mengetahui seperti apa Kim Baekhee itu."
Chanyeol mengerutkan dahinya. Ia memang meminta Sehun mencari gadis bernama Kim Baekhee itu. Sehun memiliki koneksi lebih luas untuk kawasan Jepang dan ia pasti bisa membantu Chanyeol dengan cepat. Terbukti, dalam waktu kurang dari tiga kali 24 jam, Sehun sudah menunjukkan tanda-tanda kalau ia mengetahui sesuatu tentang Kim Baekhee.
"Kau sudah menemukan anak itu? Dia dimana? Kapan aku bisa bertemu dengannya?"
"Hyung ingin tau?"
"Tentu saja, ini bagian dari pekerjaanku!"
"Jangan menyesal kalau begitu…" Sehun menggantung ucapannya sambil menyuap makanannya, ia mengunyah dengan sangat perlahan karena semangat untuk menggoda Chanyeol yang sangat tinggi. Chanyeol sudah tidak sabar lagi, ia sudah sangat penasaran dan tidak bisa menunggu. "Ayolah, beri tahu aku! Ini menyangkut pekerjaanku!"
"Bila ku beritahu, ini bukan hanya menyangkut pekerjaanmu hyung!" Sehun menyunggingkan senyum nakalnya. "Tapi kalau kau memaksa apa boleh buat. Kim Baekhee, berada di Hokaido dua hari yang lalu, ia tinggal bersama ayahnya yang merupakan pejabat daerah, tapi ada satu hal yang perlu kau tau. Kim Baekhee hanya pulang ke Hokaido pada hari libur karena di Hokaido, yang ada hanyalah keluarga angkat. Ia tinggal bersama ayah kandungnya di Seoul."
"Seoul? Berarti anak itu sangat dekat selama ini?"
"Tentu saja dekat. Dia selalu bersama dengan ibunya, seorang barista di sebuah coffee Shop di Dongdaemun di kenal sebagai Baoxian. Hyung pernah mengatakan kalau nyonya Kim Haneul memiliki anak angkat yang di panggilnya dengan nama Baoxian. Dan gadis itu ternyata adalah anak kandungnya. Satu lagi, Baoxian adalah Byun Baekhyun! Bukan orang lain, Chanyeol hyung. Kau memang berjodoh dengan anak itu."
Chanyeol terbelalak. Byun Baekhyun?
"Baekhyun? Iya aku kenal dengannya." Luhan tiba-tiba bersuara. "Coffe Shop tempatnya bekerja dekat dengan kedai milik Yixing-ge kakak keduaku. Karyawannya juga selalu memesan makan siang dari kedai Yixing-ge. Jadi dia anak seorang milyuner? Wah…"
Luhan berhenti mengucapkan kata-kata selanjutnya. Ia memandangi Chanyeol yang termenung lalu menoleh kepada suaminya. Sehun pura-pura tidak tau dengan keadaan Chanyeol yang masih memandangi piring di hadapannya yang kosong. Byun Baekhyun sepertinya membangkitkan sesuatu yang besar di ingatan Chanyeol sehingga menyita kesadarannya beberapa waktu.
.
.
.
.
.
Xi Luhan memakai sebuah gaun sutra berwarna putih. Pakaiannya cukup transparan untuk memperlihatkan bagaimana tubuhnya yang berada di balik kain itu tanpa apapun sama sekali. Sebenarnya Sehun lebih suka jika istrinya melepaskan gaunnya dan polos saja tanpa sehelai benangpun berbaring di atas tubuhnya, tapi malam ini sepertinya Luhan sedang tidak ingin melakukan hal yang lebih dari sekedar flirting seperti yang sedang mereka lakukan sekarang. Tapi beberapa saat kemudian Luhan menjerit merasakan nyeri karena Sehun mengigit puting payudaranya keras-keras. Ia segera menjauhkan wajah Sehun dari dadanya dan memandangnya dengan kesal.
"Kau fikir dirimu Li Jun? Li Jun saja sudah tidak pernah melakukan itu lagi semenjak dia berhenti menyusu dan sekarang ayahnya yang melanjutkan!"
Sehun tertawa. "Apa yang harus ku katakan untuk membela diri? Aku hanya merasa lebih bersemangat karena semenjak melahirkan Li Jun kita jarang melakukan ini. Kau selalu mengeluh karena takut Li Jun terbangun!"
"Tapi kau belum pernah menggigitnya sekeras ini, Ayah!"
"Baiklah ibu! Kita sudah menikah selama tiga tahun dan sekarang adalah saat-saatnya Ayah sedang bersemangat untuk itu! Aku sudah merindukan bagaimana rasanya menyentuhmu selama dua minggu belakangan ini. Minggu lalu, kau datang bulan dan minggu ini kita kedatangan Chanyeol hyung."
"Tahanlah sedikit lagi, Bagaimana bila Chanyeol mendengarnya?"
"Memangnya kenapa? Biasanya kau melakukannya tanpa bersuara, kan? Satu-satunya suara yang timbul adalah suara yang berasal dari deritan ranjang dan Dia tidak akan mendengar kalau tidak berdiri di depan pintu ini. Lagi pula sekarang mungkin Chanyeol hyung sedang melamun sambil memandangi foto di dompetnya dan memikirkan Byun Baekhyun."
Luhan mengangkat sebelah alisnya. "Apa hubungan foto di dompetnya dengan Byun Baekhyun? Aku penasaran dengan itu saat makan siang tadi. Kelihatannya Chanyeol sangat terkejut mendengar nama Byun Baekhyun."
"Ini sebenarnya rahasia. Chanyeol hyung dan Byun Baekhyun punya hubungan khusus, sudah lama sekali. waktu itu dia berada di tahun terakhir magister di universitas Manhattan. Mereka adalah pasangan paling romantis di dunia."
"Byun Baekhyun dan Chanyeol? Mana mungkin. Saat aku bertemu dengan gadis itu saja, usianya masih 20 tahun. Kalau begitu dia dan Chanyeol punya hubungan saat gadis itu berusia lima atau enam belas…"
"Benar sekali sayang. Saat itu kami bertemu dengan Baekhyun di rumah teman Chanyeol. Baekhyun adalah sahabat dari adik perempuan teman Chanyeol itu. Beberapa kali bertemu, anak itu selalu menanyakan pekerjaan rumahnya kepada Chanyeol. Dan saat itu, Chanyeol masih bajingan dan memanfaatkannya. Tapi Chanyeol pada akhirnya benar-benar jatuh cinta saat merasakan kalau anak itu berbeda dengan wanita lain yang dekat dengannya. Byun Baekhyun selalu menceritakan semuanya kepada Chanyeol, Bahkan pada saat dirinya di kamar mandi, anak itu mengirim pesan kepada Chanyeol kalau dia sedang menyikat gigi dengan pasta dan sikat gigi yang berwarna sama."
"Benarkah? Artinya rentang usia mereka jauh?!"
"Baekhyun korban Chanyeol, semula Chanyeol hanya tertarik untuk bermain-main karena dia tau kalau anak itu sangat mengaguminya. Tapi pada akhirnya Chanyeol benar-benar jatuh hati setelah beberapa kali bercinta. Puncaknya saat Baekhyun ternyata mengandung dan Chanyeol sempat frustasi karena itu. Dia merasa sangat bersalah telah bermain-main dengan anak kecil.. Setelah melalui pertimbangan yang panjang, Chanyeol bersedia untuk menikah muda dan bertanggung jawab pada kandungan anak itu, dia bahkan sempat berfikir untuk cuti kuliah dan bekerja mencari biaya pernikahan karena ayahnya pasti tidak akan terima jika anak semata wayangnya menikah dengan cara begitu. Di usia dua puluh lima tahun menghamili seorang anak berusia lima belas tahun, Kau fikir apa kata masyarakat saat itu? Semua orang hanya akan mengatakan kalau Chanyeol sakit jiwa!"
"Pantas dia selalu mengatakan kalau dia dan dirimu tidak ada bedanya. Padahal selama kami berteman Chanyeol tidak pernah bermain-main dengan wanita manapun kecuali gadis-gadis yang kelihatannya memiliki hubungan serius. Ternyata kata-katanya merujuk ke waktu dulu, Tadi kau bilang Baekhyun mengandung? Lalu bagaimana dengan kandunganya?"
"Baekhyun beruntung karena ibunya saat itu yang belakangan ini baru ku ketahui adalah ibu tirinya tidak mengatakan mengenai hal itu kepada ayahnya dan memaksa Baekhyun menggugurkan kandungannya. Tapi dengan sedikit akal bulus, Baekhyun masih bisa mempertahankan kandungannya dan masih berhubungan dengan Chanyeol secara rahasia."
"Jadi? Kenapa sekarang bisa berpisah? Baekhyun sudah melahirkan?"
Sehun menggeleng. "Baekhyun keguguran saat bersama Chanyeol. Hal yang sangat mengguncang Chanyeol pada waktu itu. Dia terpuruk dan minum-minuman keras. Selanjutnya setelah bulan pertama tanpa calon bayi mereka, Baekhyun pergi meninggalkan Chanyeol dan Chanyeol jadi orang yang kita kenal sekarang. Hidupnya sempat kacau balau dalam waktu yang lama. Karena Baekhyun, Chanyeol menyia-nyiakan banyak waktunya, Drop Out dari kampus yang lama, lalu pindah ke Seoul dan mengulangi Magisternya lagi dari awal!"
Luhan termenung. Ia jadi mengerti mengapa saat Chanyeol tau kalau Luhan mengandung anak Sehun, Chanyeol kelihatan sangat marah. Begitu juga saat tau kalau Luhan ingin merahasiakannya. Saat itu Chanyeol tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Mungkin semua itu terjadi karena Chanyeol selalu mengingat Byun Baekhyun, dia sangat menyayangi Byun Baekhyun, semua cerita Sehun mengesankan itu. "Lalu mengapa Baekhyun pergi?"
"Kalau soal itu, tanyakan saja pada orangnya. Aku tidak begitu tau karena bukan urusanku. Sekarang bagaimana? Kita lanjutkan saja…"
"Aku sedang tidak bersemangat!"
Sehun menghela Nafas. Luhan tidak bersemangat karena mendengar dongeng sedih itu dan dia mengerti. "Kalau begitu bulan depan kau harus siap ku habisi nyonya. Aku tidak akan membiarkanmu turun dari ranjang selama seminggu!"
.
.
.
.
.
.
TBC
READ , REVIEW , FAV PLEASE?
