Death Note © Tsugumi Ohba and Takeshi Obata
Sedotan
Dari awal masuk café, Mello sudah merasa tidak nyaman. Melihat gelagat para pelayan mulai dari yang tersenyum girang sampai yang cekikikan dengan setengah wajah ditutup nampan. Oh, jangan lupa dengan pelayan yang bisik-bisik mencurigakan di pojokkan.
Beruntunglah Matt terlalu bebal untuk sadar.
Makanan sudah dipesan, pelayan masih cekikikan, Mello berusaha mengabaikan sampai akhirnya segelas minuman dingin dengan dua sedotan di dalamnya datang.
Sialan. Sepertinya mereka salah disangka sebagai pasangan gay yang sedang kencan.
.
.
Evolusi
"Hei Mells, kau pernah dengar tidak?"
"Tidak."
"Aku belum bicara Mells..."
"Cepatlah dan jangan katakan hal-hal bodoh."
"Oke, jadi aku pernah dengar, katanya sih, kalau ada orang yang hobinya mencari kesalahan orang lain, tapi giliran dirinya dikritik langsung tidak terima, artinya proses evolusinya dari kera ke manusia belum selesai dan tidak sempurna."
"Kau mau menyindirku?"
"Kenapa kau harus merasa tersindir?"
Setelahnya dapat dipastikan Matt tidak akan bisa nyengir lebar seperti biasa sampai seminggu ke depan.
.
.
Udara
"Aku menemukan satu fakta kehidupan!"
Hari itu Matt berteriak keras sebelum meletakkan dengan hati-hati PSP kesayangannya di ranjang, membuat Mello menengok dan mengangkat satu alis sambil memasang wajah 'kuharap ini bukan hal bodoh seputar dunia game Tuan Jeevas'.
"Kau pasti tidak percaya ini Mells!"
Mello kembali menjamah cokelatnya yang sempat terabai, ensiklopedi yang sempat ia baca ditinggal sementara.
"Selama ini kita pikir udara itu gratis kan?"
Ya terus kenapa?
"Nah, ternyata tanpa kusadari aku sering membeli udara. Maksudku, kau tau keripik kentang kan? Isinya hanya setengah dari bungkusnya, dan setengahnya lagi adalah udara. Berarti selama ini aku membeli udara!"
Mello memutar bola mata, kalau itu semua juga tahu bodoh.
.
.
Kesempatan
Mello ingat Matt pernah mengatakan bahwa ada tiga hal penting dalam kehidupan; kesempatan, pilihan, dan perubahan.
Kita harus mengambil kesempatan untuk membuat pilihan dan mengubah hidup kita. Kalau dalam kasus Mello, dia harus memanfaatkan setiap kesempatan untuk mengalahkan Near dan mengubah peringkatnya dari dua menjadi nomor satu.
Tapi persetan dengan ceramahmu itu Matt, kesempatan saja tak pernah datang, bagaimana Mello bisa membuat pilihan untuk mengubah keadaan?
Umm... apa ini? *kabur*
