"Aku akan menjadi pendengar yang baik, maka.. kau harus jadi pembicara yang memperhatikan pendengarmu."

Title : Listen

Cast : Baekhyun, Chanyeol. And the other cast

Author : B

This story is dedicated for all ChanBaek Shipper. Semua karakter adalah milik Tuhan dan mereka masing-masing. Tapi cerita abal-abal ini murni dari otak saya.

Happy Reading!

LISTEN

"Chanyeol-ah. Selamat pagi". Baekhyun mencium pipi pemuda jakung yang sedang bergelung dengan selimutnya. Chanyeol hanya menggeliat kecil merasakan istirahatnya mulai terganggu, Baekhyun hanya terkekeh kecil. Beberapa minggu terakhir Chanyeol-nya memang sering pulang hingga pagi. Memberinya sedikit waktu bahkan hanya untuk mengobrol seperti dulu.

Kebiasaannya masih berlanjut. Pagi hari, Baekhyun harus membuat kopi,teh dan sarapan mereka. Chanyeol akan bekerja di kantor, Baekhyun akan pergi ke sebuah rumah sakit yang menjadwalkan ia praktek selama empat hari dalam seminggu. Tapi kebiasaan Chanyeol memeluk dan menciumnya saat pagi dirasa Baekhyun mulai menghilang dalam minggu-minggu ini.

"Baek, aku masih ngantuk, please ". Si jakung itu menutup wajahnya dengan sebuah bantal, membalik badannya untuk memunggungi Baekhyun. Mendapat balasan demikian tak membuat Baekhyun menyerah, ia merebahkan kembali tubuhnya disamping Chanyeol dan memeluknya dari belakang.

"Ini hari minggu, ayo ke gereja bersama. Aku tidak mau kita mendapat ceramah dari ibu karena ia melihat anak dan menantunya tidak pandai bersyukur".

Chanyeol kembali menggeliat dari pelukan Baekhyun, sejenak ia menarik nafas panjang dan mulai melepas tangan Baekhyun. Ia mendudukan dirinya, menatap kekasihnya dengan pandangan datar.

"Oke baiklah, akau akan mandi. Kita kegereja lima belas menit lagi". Baekhyun mengangguk setuju, ia berfikir bahwa pagi ini semua baik-baik saja. Bahwa Chanyeol mungkin saja sedang lelah dengan pekerjaannya.

"Aku akan memilihkan baju untukmu".

"Hm..". Chanyeol beranjak berdiri, menarik asal handuk yang sedang tergantung di salah satu dinding kamarnya dan menyeret kakinya memasuki kamar mandi. Meninggalkan Baekhyun yang kini ikut menghela nafas sedikit kecewa. Chanyeol lupa menciumnya (lagi)

/ -/-/-/

"Putra Kris dan Luhan sudah memasuki kelas pertama sekolah dasar. Chanyeol-ah, apa menurutmu wajah Kris dan Luhan menurun pada anak asuhnya? Matanya seperti Luhan". Baekhyun sedari tadi terus membicarakan beberapa topik yang ia anggap menarik, disebelahnya Chanyeol berkonsentrasi dengan kemudinya. Hanya menjawab pertanyaan Baekhyun dengan satu atau dua kata.

"Aku berpikir juga begitu"

"Chanyeol-ah, apa kau tak ingin mendengar suara bocah dirumah kita. Aku bisa mengajarinya pelajaran sains dan kau akan mengajarinya matematika. Bagaimana?". Sejak lama Baekhyun merasa membutuhkan teman, jadwal prakteknya yang tidak full, Chanyeol yang jarang dirumah membuat Baekhyun merasakan betapa sepinya hidup sendirian.

"Ugh.. Baekhyun apa kau berpikir benar-benar membutuhkannya?" Chanyeol melirik kekasihnya sekilas, ia ingin mendapatkan jawaban Baekhyun selanjutnya.

"Ya, mengapa harus ditunda. Kurasa aku dan kau –kita. Sudah cukup mampu untuk mengasuh seorang anak. Secara mental juga aku dan kau siap menjadi orang tua. Bagaimana menurutmu? Luhan Hyung sering mengajakku ke panti asuhan. Jika sempat kita berdua kesana oke?"

Chanyeol hanya kembali menghela nafas, Baekhyun sedikit kecewa mendengarnya. Ia akan menebak bahwa Chanyeol tidak setuju dengan apa yang ia minta kali ini.

"Oke baek, tapi bisakah kau sendiri yang menjemput anak asuh kita nanti. Kau pilih ia yang menurutmu bisa menemanimu. Lalu kenalkan aku padanya dan katakana bahwa aku ayahnya yang sedang sibuk mencari uang. Deal?". Begini saja sudah cukup membuat Baekhyun senang. Pemuda bermata lentik itu mengangguk mantap, dan kembali menyaut wajah sang suami untuk dihadiahi kecupan.

"I love you Chanyeol"… satu… dua.. tiga..

Dan dihitungan ketiga Baekhyun merasakan nyeri dalam hatinya karena Chanyeol tidak menjawabnya.

-LISTEN-

Hari ini Baekhyun meminta izin satu hari untuk absen dalam kerjanya. Ia membelokan mobilnya pada salah satu panti asuhan tempat ia akan bertemu anaknya. Sejak pertama kali melihat data dan mendengar cerita pengurus panti, hati Baekhyun jatuh pada satu nama anak laki-laki yang ditinggal di depan panti saat ia berusia tiga bulan. Namanya Oh Sehun, dan akan segera menjadi Park Sehun jika siang nanti Baekhyun segera mengurusnya. Rambutnya yang hitam dan kulitnya yang seputih susu membuat Baekhyun tersenyum gemas membayangkan untuk segera membuatkan Sehun sarapan dikeesokan harinya.

"Ayo Sehun, berikan salam pada eomamu". Seorang ibu panti mendorong bahu bocah berkulit putih mendekat pada Baekhyun yang tersenyum ramah. Umurnya sudah menginjak lima tahun dan ia sama sekali tak melayangkan protes karena ia harus memberi panggilan 'eoma' pada seseorang yang jelas jelas berkelamin laki-laki. Ia menyunggingkan senyum polosnya.

"Hallo eoma". Entah mengapa Baekhyun merasa jatuh cinta ketika sang anak mendekat dan mencium lembut tangannya. Mata Sehun entah mengapa sedikit mirip dengan manik milik Chanyeol -menurut Baekhyun.

"Hai boy. Sudah berkemas kan, kita pulang ya?". tawaran Baekhyun dijawab dengan anggukan. Sehun membayangkan begitu hangatnya suasana 'rumah' yang sering-sering diimpikannya. Dibantu ibu panti ,satu koper penuh berisi pakaian di serahkan pada Baekhyun. Lalu mereka sedikit bercakap-cakap tentang kebiasaan Sehun yang meminum susu coklat sebelum tidur.

Lalu hobi favoritnya,berenang yang Chanyeol juga suka melakukannya.

"Ayo Sehun". Baekhyun mengulurkan tangannya pada Sehun yang tengah asyik dengan pesawat terbang mininya. Setelah kedua tangan itu bersambut, dengan tenang Baekhyun resmi menetapkan hatinya untuk membawa Sehun ikut meramaikan suasana rumah tangganya dengan Chanyeol .

/-/-/-/

"Lihat, eoma mendapatkan foto bayimu dari ibu panti. Foto Sehun akan di pajang berdekatan dengan foto eoma dan appa di sebelah sana". Ditudingnya sebuah meja di ujung ruang tamu. Foto pernikahannya dengan Chanyeol sebentar lagi akan disanding dengan foto seorang bayi dengan kulit putih susu. Sehun tersenyum tertarik memperlihatkan gigi serinya yang sudah tumbuh sempurnya. Sedari tadi ia asyik bersandar pada tubuh Baekhyun yang sedang menceritakan rutinitas yang akan dijalani mereka bersama.

Mereka sudah membicaran tenang rutinitas pagi hari,dimana Baekhyun akan membangunkan Sehun untuk mandi. Sarapan bersama dengan Chanyeol. Lalu sementara Baekhyun dan Chanyeol bekerja, Sehun akan berada di rumah Kris dan Luhan, karena Luhan tidak bekerja dan tidak keberatan jika Sehun ada bersamanya.
Ketika hari sudah menjelang siang, Baekhyun akan menjemput Sehun, mereka akan makan dan tidur siang bersama. Bersambut sore hari mereka bisa menunggu Chanyeol pulang dengan main atau menonton film berdua.

"Eoma, apa Appa orangnya baik?".

"Tentu saja, dia paling pandai dalam urusan berenang. Bukannya Sehun suka berenang?". Baekhyun mengelus surai hitam sang anak lalu mencium aroma strawberry yang sama dengan bau rambutnya. Ia sengaja memberikan shamponya pada Sehun yang mandi sore tadi. Mereka menggunakan shampoo yang sama.

"Suka suka!. Jadi minggu boleh untuk berenang eoma?" Sehun menatap penuh harap pada Baekhyun yang sengaja mengambil jeda untuk mengangguk dan mengulum senyum.

"Yeei". Kecupan manis pertama dari Sehun tepat di pipi kanan Baekhyun setelah ia melonjak kegirangan. Satu hari mereka bersama Baekhyun merasakan bahwa ia sudah menyerahkan sebagian hatinya pada Sehun yang resmi menjadi buah hatinya.

Bunyi bel rumah berbunyi sebelum Chanyeol memasuki ruangan dengan jas kerja yang sudah tidak serapi tadi pagi, rambutnya yang sudah perlu disisir lagi dan mata sayu yang berusaha tersenyum saat Baekhyun menyambutnya dengan kecupan singkat di bibir. Berikutnya ia tersenyum cerah melihat sosok berbaju merah dengan kulit putihnya yang memandang asing dari sofa yang didudukinya.

Chanyeol mendekat pada Sehun, ia mengangkat tubuh sang anak pada gendongannya kembali mengamati raut wajah Sehun yang kini nampak malu-malu.

"Sehunie. Berikan salam pada Appa". Chanyeol mengecilkan volume suaranya untuk menggoda, membuat Baekhyun menarik nafas lega bahwa ternyata sambutan Chanyeol tidak seburuk yang ia kira.

"Hallo Appa, kudengar dari eoma bahwa Appa pandai berenang". Sehun menuding Baekhyun yang kini ikut bergelayut dibelakang Chanyeol. Chanyeol mengangguk dengan senyum yang masih ada diwajahnya.

"Sehun suka berenang, jadi Appa mau menemani Sehun setiap hari minggu tidak?"

"Tentu saja handsome. Kita atur jadwal setelah pulang dari gereja oke?". Chanyeol mengangkat satu tangannya yang bebas untuk ber- high five. Setelah itu ia berjalan masih diikuti Baekhyun untuk menuju kamar Sehun.

Chanyeol sedikit terkejut mendapati kamar kosong itu sudah disulap Baekhyun sedemikian menarik. Wallpaper pesawat-pesawat kecil yang rapi dan sebuah bed ukuran single dengan cover yang senada dengan warna wallpaper. Ia menatap Baekhyun seolah mengucap kata 'maaf tak sempat membantu'. Diletakkannya tubuh kecil Sehun diatas kasur dan Baekhyun siap dengan susu coklat di tangan kanannya.

"Habiskan dulu susu coklatmu. Appa harus mengganti pakaian kerja. Kita sikat gigi bersama setelah ini ya". Sehun mengangguk setelah sang ayah mengacak lembut surainya.

Baekhyun tersenyum bahagia, merasakan bahwa Chanyeol juga sudah mulai memberikan hati pada buah hati mereka mulai hari ini.

"Eoma harus menyiapkan baju untuk appa mu ya sayang". Sehun mengangguk menyutujui Baekhyun yang berjalan keluar dari kamarnya. Ia menangkupkan tangannya untuk sejenak berucap syukur. Entah, Sehun hanya tau bahwa ia harus berdoa ketika hatinya merasakan bahagia yang luar biasa.

-LISTEN-

Baekhyun memasuki kamar mereka dengan membawa satu cangkir teh hangat dan diletakkan di atas meja. Suara gemericik air dari kamar mandi sudah mulai berhenti dan berikutnya sosok menjulang Chanyeol keluar dengan handuk yang dililitkannya sampai perut.

Baekhyun mengeluarkan sebuah baju tidur yang diangsurkannya pada suaminya. Ia beranjak memungut baju Chanyeol yang berserakan di lantai dan memasukan pada keranjang cucinya.

"Hari ini kau pulang sedikit lebih sore, besok juga seperti ini?" Baekhyun mengeringkan rambut Chanyeol yang kini duduk di atas kasur mereka. Memperhatikan wajah tampan suaminya dari atas membuat desiran halus dalam hatinya.

"Tidak Baekhyun-ah. Hari ini hanya karena aku tak ingin terlambat berkenalan dengan anak kita. Besok akan pulang larut seperti biasa". Ia menjawab sambil memulai menggenakan atasan baju tidurnya. Menatap datar pada Baekhyun yang kini mencebik sebal.

"Apa seberat itu bekerja diperusahaan appa. Siwon Hyung saja masih sempat mengajak Kyuhyun Hyung dan Suho untuk berlibur ke luar kota". Baekhyun mulai membandingkan Chanyeol dengan kakak kandungnya Choi Siwon yang juga memilik kedudukan yang sama dengan Chanyeol di perusahaan Choi corp.

"Siwon Hyung juga pernah mengalami masa-masa seperti ini Baek".

"Aku akan mengajak Sehun jalan-jalan besok. Boleh?" Baekhyun duduk di pangkuan Chanyeol dan bergelayut manja. Namun tangan Chanyeol sama sekali tak balas memeluknya, ia hanya berusaha menepis perasaan kecewanya dalam-dalam.

"Silahkan. Kalian juga tak usah menungguku pulang larut malam besok. Ayo mengajak Sehun menyikat gigi". Dan mau tak mau Baekhyun berdiri mengikuti Chanyeol yang berjalan meninggalkannya menuju kamar Park Sehun

/-/-/-/

Chanyeol membuka pintu kamar Sehun saat sang anak itu tengah asik memperhatikan buku yang tersusun rapi di sebelah tempat tidurnya. Baekhyun menyusul Chanyeol tersenyum lembut.

"Mau mendengar dongeng? Eomma akan mulai mendongengimu besok ya? sekarang Sehun harus beristirahat. Kita terlalu lelah berberes hari ini" Baekhyun mengelus puncak Sehun dan mendaratkan ciuman selamat malamnya.

Chanyeol mengangkat tubuh Sehun lagi, membawanya sedikit berlari sehingga Sehun tertawa terbahak-bahak untuk menuju kamar mandi. Dan Baekhyun kembali menuju dapur. Menyimpan semua makan malamnya yang tak tersentuh (lagi) pada lemari pendingin.

Setelah ia kembali memasuki kamarnya, ia masih sempat meilhat chanyeol yang meletakkan telepon genggamnya di nakas. Lalu pemuda itu sedikit memakasakan ternyum dan beranjak berbaring memenunggungi baekhyun. Punggung lelah Chanyeol menjadi obyek pandangannya untuk pertama kali, ia mendesah nafas berat dan menyadari suaminya sudah terlebih dahulu memejamkan mata.

Baekhyun merundukan badannnya. Mengelus surai hitam Chanyeol dan menyusul berbaring di belakang punggungnya. Baekhyun tak kuasa meneteskan air matanya saat tangan kecilnya melingkar lembut pada tubuh Chanyeol.

Untuk malam ini saja, Baekhyun merasakan nyeri karena rindu yang luar biasa

-LISTEN-

'Kyungsoo baby, jangan lupa meminum obat sebelum tidur. Besok aku akan berjanji menemanimu okay? Selamat malam sayang, I love you'

Sent on 21.03

-TBC-

Halo. Bagaiaman first fict saya? Typo tolong di maklumi ya. Saya rendah dalam teori EYD. Komentar pembangun dan welcome dari chanbaek shipper sangat saya butuhkan. Kalau nanti sambutannya mengensankan chapter 2 akan segera datang.

Buat pair yang ada di dalam ini adalah OTP saya, maaf kalo ada yang tidak berkenan.

Tinggalkan jejak di review supaya kita bisa menjadi teman.

PS: FFn masih rame? hehe

Salam hangat,

B