Ini cerita aku buat untuk Misyel!

Buat Misyel silahkan di baca ya

Maaf bila tidak terlalu bagus dan sesuai yang kamu harapkan!

Tapi silahkan para readers untuk membaca nya juga!

Silahkan membaca!

Sasunaru! Yaoi!

Tenebrae Factae sacrificium

Kegelapan...

Dunia di mana tidak ada yang bernama cahaya, yang ada hanya lah kegelapan malam yang abadi, yang di temani oleh cahaya bulan merah yang tak pernah redup bila masih ada hati manusia yang tenggelam dalam kegelapan. Warnanya yang merah melambangkan darah penghabisan. Di dunia yang di kenal yang tak akan pernah ingin kau datangi. Di mana kesenangan bagi mereka adalah siksaan sesama kawannya.

Kesedihan...

Dendam...

Kebencian...

Semua itu yang hanya dapat kau rasakan. Sampai selamanya di sana. Tak akan pernah lepas...

Di sebuah ruangan kamar yang amat remang, berdirilah seorang pria berambut blondie di depan sebuah jendela, di mana cahaya merah darah itu dapat masuk ke dalam ruangan itu. Bila di teliti ia mempunyai warna mata yang berwarna biru namun redup. Bibirnya yang ranum itu tak pernah sedikitpun terseyum. Dialah Uzumaki Naruto. Dialah Putra Kegelapan.

Matanya yang mati itu terus menatap lurus ke luar ruangan yang adalah istananya itu. Sejauh mata memandang, yang ada hanyalah hutan lebat yang daun pepohonannya berwarna hitam. Suara desiran angin yang mengenai setiap helai daunnya itu membuat suara alunan gemerisik yang menyeramkan. Dan juga, mata itu bisa menangkap sebuah air terjun dengan air yang adalah darah. Alunan suara air yang tenang, dapat menimbulkan kecemasan, ketakutan, dan keputus asaan. Suara teriakan orang kesakitan selalu berada di sana. Karena setiap manusia yang jatuh ke dalam kegelapan, dirinya disiksa dan dibuang ke dalam air terjun merah itu. Namun mereka tidak akan mati karena itu bukalah roh manusia. Dan terkadang mereka yang disiksa masih hidup di dunia.

Semua itu memang sudah terbiasa bagi sang putra kegelapan itu. Memang tampangnya secara fisik ia tampang ceria dan bersemangat. Tapi itu dulu... sebelum ia masuk ke dalam dunia ini. Sebuah tatah mematikan ia terima di sini. Dan menjadi salah satu dari orang yang paling berkuasa di sana. Tempat yang akan jauh lebih buruk di badingkan dengan neraka. Karena dunia ini adalah yang siksaan pertama sebelum mereka masuk ke dalam neraka.

Tak lama, seseorang mengetuk pintu ruangan itu. Sejenak Naruto hanya berbalik dan menatap pintu tersebut sebelum seseorang membukanya. Seseorang berjubah hitam yang menutupi seluruh tubuhnya hingga wajahnya. Sepertinya ia adalah seorang abdi.

"Tuanku... anda di haruskan untuk segera datang ke gedung kematian..." Katanya kemudian ia kembali menutup pintu tersebut. Naruto sendiri mengalihkan pandanganya lagi ke arah jendela.

"Satu lagi... yang tersiksa... tak akan pernah habis... sampai kapanpun... layaknya diriku..." Ucap Naruto dalam hatinya kemudian ia keluar dari ruangan tersebut. Ia terus berjalan dan melewati jalan setapak yang menembus hutan belantara itu hingga ia sampai di sebuah gedung yang di jaga oleh mahluk berkepala kerbau berbadan manusia. Ketika Naruto sampai di depan pintu, mereka berdua menunduk lalu membukakan pintu untuk tuannya itu.

Dalam gedung tu layaknya kolosium di Roma, namun tempat itu tertutup dan yang berada di sana hanyalah mahluk tak berbentu dan menyeramkan. Mahluk buas dan tak mengenal hati. Merekalah yang bisa lolos dari eksekusi dengan hati yang tergelap yang mereka miliki. Namun mereka tinggal dengan sosok yang menyerupai hati mereka itu sendiri. Namun bagaimana dengan Naruto? Ia layaknya rubah yang menyembunyikan sosoknya. Naruto berjalan menuju kursinya yang berada di tengah. Kursi megah yang di hiasi semak berduri dan mawar hitam yang melayu. Suasana di sana ribut oleh hawa nabsu akan kebuasan.

Naruto akhirnya duduk dan mengangkat tangannya pertanda mereka harus diam. Dan mereka diam.

"Bawa keluar... Sang Damnati*..." Perintah Naruto dengan wajah datarnya. Sebuah terompet di bunyikan dan keluarlah para serdadu sambil menyeret seorang pria dan wanita yang nampaknya masih remaja. Si Pria berambut putih lurus dan yang wanita berambut panjang blondie. Mereka berdua masing-masing di rantai tangan dan lehernya. Layaknya binatang.

"Tuanku..." Panggil seseorang di sebelah Naruto. Dia adalah orang yang sama dengan seorang yang lain. Mereka berdua memberi hormat pada Naruto.

"Perlihatkan wajah kalian..." Perintah Naruto dan keduanya membuka penutup kepala mereka. Yang satunya berkulit coklat dengan rambut coklat yang di kuncir tinggi. Memiliki luka berbentuk garis yang melintang di atas hidungnya. Sementara yang satunya lagi berambut putih jabrik, dengan mata yang berbeda warna dan luka di mata kirinya. Mereka berdua adalah pelayan setia Naruto. Umino Iruka dan Hatake Kakashi. Salah satu yang lolos dari eksekusi dan menjadi pelayan bagi Tuan mereka.

"Yang Pria bernama Hidan. Seorang pembunuh berantai yang memutilasi korbannya. Ia menganut agama setan dan diketahui oleh penduduk di sekitar rumahnya. Di tangkap polisi dan di masukan ke penjara. Kehilangan akal sehat dan berada di rumah sakit jiwa... Apa kiranya perlakuan yang dapat di jadikan pertunjukan yang sesuai?" Tanya Iruka dengan seyuman tertarik yang menyeramkan.

"... Kuliti... dan penggal kepalanya... Hingga menangis darah!" Jawab Naruto. Semuanya bersorak sorai mendengar keputusan dari Tuan dan Pemimpin mereka. Sementara yang Hidan sendiri terkejut. Ia meronta ketika para serdadu menyeretnya. Mereka menyiapkan silet. Tangan Hidan di julurkan kedepan. Dan dari jari tengahnya, tepatya di ujung kukunya diletakan silet yang tajam, Lalu dengan perlahan dan akhirnya di percepat. Silet itu mengupas kuku hingga kulit jari itu membentuk garis luruk hingga ke pundaknya.

"AAAAA!" Teriakan Hidan sudah tak terelakan lagi. Namun suara itu teredan oleh teriakan girang pada penonton. Darah segar mengalir dari silet itu dan kedua tangan Hidan. Rantai di seluruh tubuhnya di lepas namun itu bukan pengampunan namun permulaan. Pakaian yang hanya kain itu di robek dengan paksa, lalu seluruh tubuhnya itu di kuliti secara perlahan namun sadis sekali. Lagi-lagi Hidan berteriak. Darah segar mengalir dengan derasnya di tanah arena itu. Kaki, lengan, dada, hingga wajah itu di kuliti hingga yang tersisan hanyalah daging merah yang sangat menjijikan. Kemudian sebuah benda yang di gunakan untuk memenggal kepala itu di persiapkan. Kepala Hidan itu di masukan ke dalam lubang yang tersedia. Dan dengan cepat, pisau yang di gunakan untuk memotong itu meluncur dan memotong kepala Hidan. Matanya yang masih terbuka itu akhirnya menintikan air mata darah yang segar. Semua penonton bersorak kecuali Naruto sendiri yang memandang dengan tanpa ekpresi. Tubuh itu di bawa pergi dari arena dengan cara menyeretnya. Sekarang tiba giliran wanita itu.

"Yamanaka Ino. Ia masih menginjak SMA kelas 1. Namun ia merupaka orang yang tak menghormati dirinya sendiri. Ia bekerja sebagai pelacur dan menyiksa teman-temannya tanpan di ketahui oleh orang lain. Namun akhirnya teman-temannya mengetahuinya dan orang tuanya pun juga tahu. Ia menjadi malu dan mengurung dirinya sendiri di kamar. Apalagi setelah melihat ayahnya meninggal" Jelas Kakashi. "Apa kiranya perlakuan yang dapat di jadikan pertunjukan yang sesuai?"

"... Hancurkan wajahnya... Dan bakar dia dalam api hitam!" Kata Naruto yang lagi-lagi di sorakan oleh seluruh penonton.

Rantai di leher Ino di buka. Serdadu itu menarik rambut Ino dengan paksa. Kemudian dengan pisau belatih ia menusukan ke pipi Ino. Yang lainnya memotong telinganya dan mencongkel mata kanannya yang indah itu. Tak terelakan suara teriakan histeris dari Ino. Setelah itu para serdadu membawanya dan diikat di sebuah tiang. Kemudian salah satu diantara para serdadu tersebut menguncapkan sesuatu

"Sequere imperata nigra flamma! *" Lalu dari bawah Ino munculah api hitam membara yang membakar tubuhnya hingga terlihat kulit indah yang meleleh. Semuanya kembali bersorak-sorai. Naruto sendiri hanya dieoram saja. Menatap kosong pada 'hati' yang cacat itu. Sesuatu telah berhasil mengembalikan ingatannya ke masa lalu. Sesuatu dengan seseorang.

Pertunjukan iu sudah selesai. Dan Naruto kembali ke kamarnya. Ia hanya kembali memandang bulan merah yang sangat indah itu. Pikirannya kembali ke masa lalu. 10 tahun lamanya ia sudah tinggal di dalam kegelapan. 10 tahun lamanya tubuhnya telah musna dari dunia. Hanya karena suatu insinden yang tragis.

FLASH BACK

12 tahun yang lalu

Naruto yang masih kecil sekitar 3 tahun yang belum masuk ke dalam dunia kegelapan berlari-lari kecil di sekitar perumahan. Dengan Uzumaki Kushina yang adalah ibunya, terlihat membawa belanjaan. Mereka telah pulang dari supermarket untuk belanja.

"kaa-chan!" Teriak Naruto dari jauh kemudian berlari lagi. Di dekat sana ada sebuah rel kereta api. Naruto terus saja berlari tapi lalu ia terjatuh di rel tersebut. Padahal palang kereta api itu sudah menutup tanda akan ada kereta lewat. Kushina menjadi panik dan berlari untuk menyelamatkan Naruto. Naruto berhasil di dorong keluar dari rel namun Kushina...

Drak

Terdengar suara tabrakan yang cukup keras yang membuat orang-orang di sekiatar sana datang untuk melihat apa yang terjadi. Sementara Naruto hanya diam di sana dengan syok berat melihat apa yang terjadi.

Uzumaki Kushina meninggal dunia di saat itu juga. Naruto yang sangat dekat dengan ibunya itu merasa sangat kehilangan sekali. Bahkan Naruto kecilpun sama sekali tidak bisa menangis. Hal terakhir yang ia lihat hanyalah... tangan berdarah dari sang ibu. Dan itulah awal dari Naruto yang masuk ke dalam kegelapan.

3 Tahun Kemudian

Selama 3 tahun, Naruto selalu dijauhi dan diolok-olok. Ia sekarang berumur 5 tahun. Di sekolahnya ia menjadi anak yang pendiam. Inilah efek samping bila seorang sudah memasuki kegelapan.

"Hei! Dasar anak tak punya ibu! Pergi kau!" Teriak seorang teman Naruto.

"Iya pergi kau! Dasar anak pembawa sial!" Teriak teman dari anak yang pertama berbicara itu. Naruto hanya diam saja lalu pergi meninggalkan mereka.

"Aku dengar Kushina-san meninggal karena anak itu berlari di rel kereta" Bisik seorang ibu-ibu.

"Iya aku juga dengar. Anak yang nakal ya"

"Benar-benar pembawa sial" Bisik mereka yang masih terdengar oleh Naruto. Karena itu Naruto kini hanya duduk terdiam di bawa sebuah pohon. Sendirian... merenung... mengingat...

"Kau Naruto...kan?" Tanya seseorang. Naruto jadinya menaikan kepalanya yang tertunduk dan melihat seorang anak di depannya.

"Kau..." Panggil Naruto dengan mata yang bengkak. Dia habis menangis.

"Uchiha Sasuke!" Jawab Sasuke lalu berlutut di depan Naruto. Ia mengeluarkan sapu tangan dari saku celananya dan mengelap wajah tan Naruto.

"Anak semanis dirimu tidak pantas untuk menangis..." Kata Sasuke lalu terseyum. Dan langsung saja itu membuat Naruto blushing.

"Ayo bermain..." Ajak Sasuke kemudian menarik tangan Naruto. Dengan begitu Naruto merasa ia menemukan kembali hidupnya yang hilang itu. Setiap hari. Mereka berdua selalu bermain bersama.

"Sasuke! Lihat-lihat!" Teriak Naruto dari jauh mendatangi Sasuke sambil membawa sesuatu di tangannya.

"Sasuke lihat! Ini..." Kata Naruto menunjukan sebuah kotak berwarna emas.

"Aku mendapatkannya dari seorang kakek-kakek bernama Jiraiya. Ia baik sekali. Dia bilang untuk menunjukannya padamu dan aku boleh membuakany" Kata Naruto girang.

"Kalau begitu cepatlah buka!" Kata Sasuke. Narutopun dengan senang hati membuka kotak tersebut. Dan ternyata isinya adalah sebuah patung rubah kecil dengan ukiran sesuatu di dadanya.

"Apa ini?" Tanya Naruto mengambil benda itu. Sasuke sendiri akhirnya mengambil benda itu dan melihatnya. Di dada patung rubah itu terukis sesuatu.

Vulpes Lupis

"Vulpes Lupis..." Ucap Sasuke.

"Artinya apa ya?" Tanya Naruto penasaran.

"Em... aku pernah dengar kata ini. Kata kakakku ini bahasa latin. Artinya Rubah Cahaya" Jelas Sasuke. "Ini adalah patung untuk menerangi pemiliknya dan menghindarinya dari bahaya. Patung keberuntungan dan juga bisa mengabulkan keinginan terdalam pemiliknya" Kata Sasuke.

"Benarkah? Asyik!" Teriak Naruto memeluk Sasuke dengan manja. "Aku ingin bisa bersama orang yang aku sayangi! Termasuk Sasuke!" Teriak Naruto masih memeluk Sasuke. Namun semua itu adalah kebohongan belaka. Orang tua Sasuke yang mengetahui bahwa Sasuke bermain bersama Naruto akhirnya membawanya pergi dari kota tersebut tanpa sepengatahuan Naruto. Tapi mereka licik dan menulis surat palsu bahwa Sasuke membenci Naruto dan meninggalkannya. Naruto yang menerima suarat itu hanya bisa menangis. Sakit sekali hati kecil anak itu.

"Sasuke... kalau kau pergi aku akan menunggumu... Tapi sampai kapan aku akan menunggumu? Sampai ajal menjemput kah?"

Lalu tak lama rumah yang kini hanya diiami oleh Naruto dan ayahnya Namikaze Minato terbakar habis. Naruto selamat, namun ayahnya tidak. Semua terjadi begitu saja. Semuanya menghilang begitu saja. Kini Naruto hanya sendirian saja. Tidak ada siapa-siapa lagi.

Kesendirian...

Kesedihan...

Kebencian... Kini merasuki hati Naruto. Terang menjadi gelap. Itulah sebabnya Naruto kini menjadi salah satu dari kegelapan... salah satu pemimpin kegelapan. Hatinya akan abadi berada di sana. Namun tidak untuk tubuhnya. Pada malam itu juga Naruto di tangkap dan dianiaya oleh segerombolan preman yang menaruh ketidak sukaan terhadap Minato. Naruto tewas di malam itu. Namun tidak untuk hatinya. Hati sang kegelapan.

END FLASH BACK

"Sasuke..." Gumam Naruto di tengah kesendiriannya itu.

Tok Tok Tok

Seseorang mengetuk pintu itu lagi. Namun belum sempat Naruto mengijinkannya untuk masuk, ia sudah membuka pintu itu. Naruto hanya bisa berbalik tanpa mengatakan apa-apa. Ingin sekali ia menghukum orang yang sangat tidak sopan itu.

"Maaf atas kelancangan saya. Tuan Naruto. Tapi saya mendengar kabar yang amat menarik. Aku rasa Tuanku akan tertarik pula..." Kata orang tersebut sambil menyeringai.

"Tunjukan wajahmu...!" Perintah Naruto. Langsung saja orang itu menegakan wajahnya dan membuka jubah yang menutup kepalanya. "Sai..." Panggil Naruto sekali lagi. Sai yang di sana hanya terseyum palsu saja.

"Kabar ini tentang..."

Sasuke

Di dunia manusia. Tepatnya di suatu sekolah. Sekolah yang amat besar sekali. Memang bukan termasuk jajaran sekolah elit yang berada di sana. Di suatu ruang kelas X-4 duduklah seorang yang memiliki wajah stoic. Uchiha Sasuke, yang hanya memandang jauh dari jendela ruang kelas itu.

"Sasuke-kun..." Panggil seseorang yang membuyarkan lamunan Sasuke.

"Ada apa Sakura..." Jawab Sasuke tenang. Haruno Sakura. Itulah nama gadis itu. Sakura kini hanya diam saja. Matanya sedikit bengkak karena ia habis menangis. Pagi itu terdengar kabar bahwa Yamanaka Ino meninggal dunia akibat bunuh diri. Sakura memang adalah sahabat Ino. Namun ia berusaha tegar.

"Em... tetang kegelapan yang kau ceritakan itu..." Kata Sakura lagi. Sasuke kini menatap Sakura dengan tatapan terkejut.

"Apa itu benar?" Tanya Sakura lagi. Kali ini Sasuke sama sekali tidak menjawab. Lalu seorang masuk ke dalam kelas itu. Guru mereka.

"Baiklah, sekarang kita akan mengumpulkan dana untuk keluarga Yamanaka atas kehilangan putri satu-satunya mereka yang adalah teman sekelas kita. Yamanaka Ino yang sekarang pergi dengan damai" Kata Asuma-sensei.

"Hah! Buat apa orang seperti dia itu didoakan? Pelacur dan penyiksa itu tak pantas untuk kita doakan dan kita bantu!" Teriak Karin.

"Kau jangan berkata seperti itu! Ino pasti memiliki alasan tertentu kenapa ia melakukan hal itu!" Teriak Balik Sakura.

"Kali berdua tenanglah! Sekarang kita harus melepaskan dan memaafkan kesalahan dan perilaku Ino yang buruk terhadap kita. Mengerti?" Kata Asuma melerai mereka.

"Mengerti..." Jawab keduanya lalu kembali duduk di kursi mereka. Pagi itu memang bukan pagi yang cerah. Beberapa jam kemudian bel pertanda jam istirahat telah berakhir. Sasuke berjalan keluar dari dalam kelas. Namun ia bukan akan pergi ke kantin tapi ia pergi ke atap sekolah. Setelah sampai, ia disambut oleh seorang siswi berambut panjang.

"Cepat sekali kau datangnya... Shion" Panggil Sasuke. Siswi itu menoleh ke arah Sasuke. Matanya yang berwarna ungu menatap lurus ke arah Sasuke.

"Bagaimana... apa kau bisa melakukannya?" Tanya Sasuke lagi.

"Tentu saja... dengan syarat tentunya..." Kata Shion sambil terseyum tulus yang palsu.

"Apa itu?" Tanya Sasuke tanpa basa-basi.

"Syaratnya adalah..."

TBC

Maafnya hanya sampai di sini. Aku ingin tahu pendapatmu dulu. Kalau suka maka akan aku teruskan. Kalau tidak akan aku ganti.

Kata-kata yang di tulis miring itu dan judulnya berasal dari bahasa latin.

Tenebrae Factae sacrificium Pengorbanan kegelapan

Damnati Si terhukum

Sequere imperata nigra flamma! Ikuti perintahnya api hitam!

Maaf bila ada typo.

Mohon untuk readers untuk mereview ya!