Yo minna! Uchida mau publish fic ide temen nih! Dan juga Uchida mau memberitahu bahwa mungkin fic Iam father akan hiatus beberapa dekade :v.

¤Happy Read¤

Op' Ost: Go! (Flow)

Warning: Immortal human, Occ, abal", geje, Garing,Agama sesat ,dll.

¤Uchida tokugawa¤

-Present-

~JASHIN~

Summary:

Hidan yang immortal serta telah hampir ribuan tahun terkubur karena ulah Shikamaru saat dulu melawanya akhirnya kembali bangkit saat lubang tanah yang menguburnya tiba tiba saja bercahaya dan membuat tubuhnya kembali utuh yang ia percayai bahwa itu adalah berkah dari dewa Jashin, namun saat ia mengetahui bahwa dunia ini sudah berbeda dengan dunia shinobi dulu membuatnya penasaran dan akhirnya memutuskan untuk berkelana dan juga menyebarkan agama Jashinya!

Bagaimanakah kisah Hidan didunianya yang baru itu?

¤Chapter 1¤

(Awakening)

Suatu malam saat tepat tengah disebuah taman disebuah kota yang bernama Kuoh itu terjadi suatu fenomena yang jika menurut manusia dan akal logika adalah fenomena ajaib, yaitu keluarnya sinar yang membentuk pola lingkaran dan pola segita dibagian tengahnya ditanah taman itu yang lama kelamaan semakin terang sinarnya hingga akhirnya menjadi suatu ledakan yang tidak terlalu memancing perhatian orang orang yang sudah terlelap dimalam itu, dan dari ledakan itu terbukalah sebuah lubang yang cukup dalam namun tidak sampai beberapa menit kemudian terdengar suara orang dari dalam lubang tersebut yang sepertinya sedang berusaha keluar dari dalam lubang tersebut.

"Ugh! Akhirnya mukjizat Jashin kudapatkan" Ucap seseorang yang mulai keluar dari dalam lubang itu dengan memanjatnya dan baru menampakan surai putih yang disisir klimis kebelakang serta jubah awan merah yang ia kenakan.

Sosok bersurai putih tersebut dengan susah payah memanjat untuk bisa keluar dari lubang tersebut akhirnya terwujud dan sempat menyumpah serapahi dirinya sendiri saat mengingat bahwa dirinya bisa berjalan ditembok dan tidak perlu memanjat untuk keluar karena ia mempunyai chakra.

"Yang aku ingat disini saat itu adalah hutan" Ucap Sosok tersebut sambil memandang sekeliling taman dan pandangannya berhenti saat melihat ada pejalan kaki yang sedang berjalan ditrotoar, kemudian sosok tersebut memutuskan untuk bertanya kepada sosok tersebut..

"Hei kau!" Ucap sosok tersebut agak nyaring saat memanggil seorang pejalan kaki yang lewat tadi.

Sedangkan pejalan yang merasa bahwa dirinya sipanggilpun akhirnya menghentikan langkahnya dan menoleh kearah sipemanggil.

"Hm?"

"Kau shinobi dari desa mana?"

"Anda terlalu banyak membaca manga"

"Manga? Apa itu? Desa baru"

"Apakah anda bodoh?"

"Hei! Aku Hidan sang penganut Jashin tertaat tidak akan mendapatkan kebodohan! Berani sekali kau!"

Sedangkan pejalan yang mendengar sosok atau Yang lebih dikenal bernama Hidan tersebut sedang marah marah Geje dan narsis akhirnya memutuskan untuk meninggalkanya seorang diri karena Hidan dianggap orang gila oleh Pejalan tersebut.

"H-hei! Aku masih bertanya kepadamu!" teriak Hidan namun tidak direspon oleh sang pejalan tadi yang malah semakin jauh meninggalkan Hidan dan akhirnya Hidan hanya bisa mengeluarkan sumpah serapah entah pada siapa.

"Hah! Dasar sialan, mungkin aku harus mencari informasi tentang tempat ini dulu dan juga aku tidak merasakan adanya chakra diseluruh tempat ini, sebenarnya apa yang terjadi selama aku terkubur ya?" Ucap Hidan pelan saat sedang memperhatikan daerah sekelilingnya dan akhirnya mulai melangkah menuju jalan raya.

Hidan hanya berjalan dalam diam saat dirinya mulai melangkah menuju jalan raya yang sama sekali belum ia ketahui bahkan ia sempat berpikir keras saat melihat sebuah mobil melintas dihadapanya, namun akhirnya ia menyerah berpikir karena memang ia tidak mengetahuinya.

"Hah... Ini sangat membingungkan, memangnya aku terkubur selama berapa dekade ya?" Ujar Hidan sambil berjalan menyeberang dipersimpangan jalan dan tidak memperhatikan bahwa jalan yang ia lewati itu sedang lampu hijau.

Tin!

Tin!

"Apa!"

Brak!

Hidan yang mendengar suara aneh dari samping kananya memutuskan untuk menoleh dan ternganga saat melihat sebuah truck atau yang menurut hidan adalah benda aneh itu sedang melesat dengan kecepatan tinggi kearahnya dan akhirnya menabraknya sehingga membuat dirinya terpental beberapa meter kedepan, sedangkan sisopir truck yang mengira bahwa ia telah membunuh seseorang akhirnya memutuskan untuk kabur meninggalkan Hidan yang ternyata belum mati.

"Brengsek! Apa apan tadi itu!, rasanya sakit sekali tahu!" Teriak Hidan kesal saat dirinya mendapat serangan dadakan jika menurutnya ,karena dirinya belum memahami dunianya saat ini.

Setelah beberapa menit mengeluarkan sumpah serapahnya akhirnya Hidan memutuskan untuk melanjutkan perjalananya entah kemana itu, namun saat sampai disebuah gereja tua yang berada dipinggir kota tersebut, Hidan sedikit menaikan alisnya ketika merasakan aura asing dan mendengar beberapa suara gaduh dari dalam gereja tersebut.

"Ada sesuatu didalam Gereja tersebut" Ucap Hidan pelan sambil memandang Gereja dihadapanya, kemudian melangkah pelan menuju dalam Gereja.

Tap!

Tap!

Tap!

"emmm"

Brakh!

"Brengsek!"

Hidan menempelkan telinganya didaun pintu saat sudah sampai didepan pintu gereja tersebut karena ingin mendengar apa yang sedang terjadi didalam namun na'as bagi Hidan karena baru saja menempelkan telinganya namun tiba tiba pintu itu hancur saat sebuah kursi gereja melesat dengan kecepatan tinggi menghantam pintu tersebut dari dalam sehingga Hidan yang berada dibagian luar terkena imbasnya dengan ikut terpental.

Brugh!

"Siapa yang melemparnya brengsek!" Teriak Hidan kesal sambil memandang kedalam gereja ingin mencari sipelempar dan ia melihat seorang gadis kecil bersurai putih dan seorang pria yang hidan anggap sebagai pendeta yang sedang mengacungkan pistol kearahnya.

"Hoho! Ada penganggu rupanya, mungkin malam ini aku akan membunuh satu iblis dan satu manusia" Ucap pria yang Hidan anggap pendeta tersebut sambil menyeringai psycho.

Hidan yang mendengar perkataan pendeta tersebut menjadi kesal dan dengan perlahan ia bangkit dari acara tidurnya karena sehabis terkena lemparan kursi tadi.

"Kau berbicara begitu seperti kau itu yakin bisa membunuhku saja, itu sudah melanggar peraturan Jashin tau" Ucap Hidan pelan sambil bersidekap.

"perkenalkan namaku adalah Freed dan juga Kau kira aku tidak dapat membunuhmu hah? Dan juga siapa itu Jashin? Apa itu sejenis kotoran?" Balas serta perkenalan pendeta yang bernama Freed tadi dengan nada meremehkan, dan jangan ditanya lagi reaksi apa yang dikeluarkan Hidan.

"K-kau! Berani sekali menghina Jashin! Kau harus dimurnikan dengan cara dibunuh!" Teriak Hidan kesal kemudian mengambil sabit bermata tiga dari punggungnya dan menghunuskanya kearah pendeta tersebut.

Sedangkan Freed hanya menyeringai saat melihat Tingkah Hidan yang menurutnya lemah dan dengan wajah meremehkan ia menunjuk Hidan dengan pistol yang berada ditangannya tepat dijantung kemudian berkata, " Kalau begitu majulah!" tantang Freed sambil menyeringai.

"Kau tahu...aku sedang kesal tadi karena diserang oleh mahluk besi entah itu apa dan sekarang ada seorang yang berani menghina Jashin...dan kesabaranku sudah habis kau tahu" Ucap Hidan pelan sambil melangkah maju mendekati Freed.

"Itu tidak ada hubunganya denganku jadi...Matilah" Balas Freed pelan kemudian menarik tuas peluru dan menembaknya.

Dor!

Dor!

Dor!

"Hmmm...kau sebut ini serangan? Apakah kau bercanda?" Ejek Hidan sambil memandang dadanya yang berlubang sehabis terkena tembakan dari Freed.

Sedangkan Freed yang melihat kemampuan Hidan tersebut hanya mampu terkejut dan tidak jauh berbeda dengan gadis bersurai putih yang sedari tadi hanya menonton dari pinggir.

"A-apa! Tidak mungkin!" Ucap Freed tergagap saat melihat Hidan tidak mati saat terkena tembakan tepat dijantung.

"Baiklah, sekarang giliranku Brengsek!" Teriak Hidan yang langsung melesat dengan kecepatan tinggi kearah Freed yang masih terkejut dengan kemampuan Hidan tadi.

Wussh!

Trank!

Trank!

Crash!

Tap!

"hmm...bersiaplah merasakan kesakitan kau" Ucap Hidan sambil menjilat darah yang berada diujung Sabit bermata tiganya itu.

"kesakitan apa hah? Kau hanya bisa menggores kecil ditanganku saja" Balas Freed sambil memandang luka kecil ditanganya saat terkena tebasan sabit milik Hidan barusan.

Hidan hanya menyeringai saat mendengar perkataan Freed barusan dan kemudian Hidan menebas ujung jarinya sampai meneteskan darah dilantai gereja tersebut dan dengan perlahan Hidan membuat sebuah lambang dari darahnya tersebut kemudian melangkah memasuki lambang tersebut sambil menyeringai kearah Freed yang memandangnya bingung.

"Kau belum pernah dikutuk ya..." Ucap Hidan pelan dan dengan perlahan tubuh Hidan berubah warna menjadi hitam pekat dengan aksen tulang disetiap anggota tubuhnya.

Sedangkan Freed hanya menaikan alisnya saat mendengar serta melihat perubahan Hidan tersebut, "Kau berbicara yang tidak jelas disaat kau akan mati ya" Balas Freed sombong.

"Mati? Hahaha kau akan kuberi tahu kekuatan Jashin yang sebenarnya" Ucap Hidan sambil mengeluarkan batangan besi hitam dari dalam jubahnya dan kemudian mengarahkanya kejantungnya sendiri, "Bersiaplah merasakan kesakitan yang luar biasa!" Sambung Hidan dengan suara psycho.

Jleb!

"Arrgh!"

"Hahahaha! bagaimana hah! Sakit?, nikmatilah karya Jashin tersebut!"

Suara tusukan dan rintihan serta tawa Hidan yang nyaring saat melihat Freed jatuh tergeletak memegangi dadanya sambil memuntahkan darah.

"A-apa yang kau lakukan tadi?" Ucap Freed lemah sepertinya sedang diambang kematian.

"Itulah kekuatan Jashin yang sebenarnya, jadi jangan seenaknya saja menghina Jashin" Balas Hidan batangan hitam yang menancap dijantungnya.

"S-sial..." Ucap Freed pelan disaat dirinya meregang nyawa.

Hidan yang melihat musunya tadi Mati kemudian menghela nafas pelan dan mengalihkan pandanganya pada gadis bersurai yang menatapnya datar dan takut dari pinggir.

"Yo! Kau! Maafkan aku karena sudah membunuh musuhmu ini" Ucap Hidan sambil menatap Gadis tersebut.

Sedangkan gadis tersebut hanya diam namun tetap memandang Hidan dengan waspada, siapa tahu saja Hidan ini adalah musuh, mungkin seperti inilah isi pikiran dari gadis tersebut, namun acara berpikir gadis tersebut terhenti saat muncul sebuah lambang sihir yang lama kelamaan dari lambang tersebut mengeluarkan seorang gadis bersurai dark blue yang diikat ponytail.

"Koneko kau baik-baik saja?" Tanya Gadis yang baru datang tersebut dan berjalan mendekati Koneko.

"Aku baik-baik saja Akeno-nee karena dibantu oleh dia" jawab Koneko dengan datar sambil menunjuk Hidan yang hanya memandang mereka sedari tadi.

Akeno mengalihkan pandanganya kearah Hidan kemudian perhatiannya tertuju kedada Hidan yang berlubang sehabis terkena tembakan Freed tadi.

"Ufufu~ kau terluka tuan" Ucap Akeno sambil melangkah mendekati Hidan.

"Dia tidak bisa mati Akeno-nee" Ucap Koneko datar dan sukses membuat langkah Akeno terhenti kemudian menoleh kearah Koneko.

"Benarkah?" Tanya Akeno tidak percaya, namun hanya dijawab anggukan kepala oleh Koneko.

Akeno yang melihat bahwa Koneko tidak berbohongpun kembali menoleh kearah Hidan yang masih memandang bingung ia dan Koneko sedari tadi, kemudian Akeno memandang luka yang berada didada Hidan tersebut.

"ara ara kau dari mana asalnya tuan" Tanya Akeno sambil memandang Hidan.

Hidan yang merasa ditanyaipun kemudian memandang Akeno kemudian menjawab.

"Asalku tidaklah penting, dan yang terpenting adalah sekarang aku berada dimana?" Jawab Hidan yang membuat Akeno mengernyitkan dahi saat mendengar jawaban Hidan yang Akeno asumsikan bahwa dia tidak berasal dari tempat ini.

"Apakah kau bukan berasal dari sini?" Ucap Akeno pelan kepada Hidan.

"Entahlah...Aku juga belum mengetahuinya dengan pasti" Balas Hidan.

"Orang Yang aneh... Mungkin aku harus memberi tahu Rias nanti" Batin Akeno sehabis mendengar perkataan Hidan barusan.

"Baiklah tuan...kalau begitu nan-!"

Blaaar!

"Shite!"

Percakapan batin Akeno buyar saat melihat dan mendengar tembok yang dibuat sandaran oleh Hidan tiba tiba jebol seperti terkena serangan dan juga Suara sumpah serapah Hidan yang sudah entah keberapa kalinya karena mendapat cobaan yang membuat kesabarannya hilang diambil Jashin.

"kembalikan Asia brengsek!"

Terdengar suara teriakan dari dalam kepulan debu yang masih menutupi sipeneriak tersebut, namun Akeno sudah tau pasti siapa yang berteriak seperti itu.

"Hmm...dalam mimpimu iblis keparat" Balas sosok yang diteriaki oleh seseorang tadi.

"Breng-!"

"Brengsek!" Teriakan seorang tadi langsung terhenti dan semua mahluk yang ada disana perhatiannya teralihkan menuju tumpukan batu bata yang mulai terangkat seperti ada seseorang dibawahnya, dan benar saja beberapa detik kemudian dari bawah tumpukan tersebut keluar Hidan yang didahinya telah dipenuhi oleh perempatan dan tubuhnya yang bergetar.

"Siapa yang menghancurkan tembok ini?" Tanya Hidan datar dan memandang dua sosok yang baru saja datang ketempat itu dengan menghancurkan tembok yang menjadi sandaran Hidan tadi.

"Aku manusia lemah" Jawab sosok perempuan bersayap gagak yang sedang melayang dengan nada meremehkan kearah Hidan.

Hidan hanya memandang tajam sosok perempuan tersebut dan dengan perlahan Hidan mulai mengambil sabit bermata tiga dan menghunuskanya kearah wanita tersebut.

"Kau akan kujadikan persembahan untuk Jashin" Ucap Hidan pelan.

"Brengsek cepat kembalikan Asia!"

Hidan menoleh kesamping untuk melihat seorang pemuda bersurai coklat yang barusan berteriak dan ingin melesat kearah wanita tersebut namun dengan cepat Hidan memegang pundaknya yang langsung ditatap bingung oleh pemuda tersebut.

"Biarkan aku yang mengurusnya, Jashin akan murka jika persembahanya diganggu" Ucap Hidan pelan.

Sedangkan pemuda tersebut hanya bingung saat mendengar perkataan Hidan barusan ,apalagi saat mendengar kat ' Jashin dan persembahan' seperti penyihir saja, namun pemuda itu hanya mengangguk dan melangkah mundur namun sebelum melangkah mundur ia sempat berbicara kepada Hidan sambil menunjuk kearah dalam Gereja, lebih tepatnya kearah Gadis bersurai pirang yang sedang diikat.

"Tolong selamatkan Asia-chan" Ucap pemuda tersebut sedangkan Hidan hanya memandang kearah gadis yang diikat tersebut kemudian kembali memandang Pemuda tersebut.

"Aku tidak janji" Balas Hidan kemudian mulai melangkah maju mendekati wanita gagak tersebut.

"Siap merasakan sakit ha?" Tanya Hidan sambil menyeringai.

"Kau yang akan merasakan sakit manusia lemah!" Balas wanita gagak tersebut sambil melemparkan sebuah cahaya menurut Hidan atau yang menurut Akeno adalah Tombak cahaya kearah Hidan.

Wussh!

Duar!

Duar!

"Matilah!" ucap Wanita gagak tersebut saat melihat Bahwa Hidan tidak menghindar saat dia serang tadi, namun Wanita itu terdiam dan shock saat mendengar suara Hidan dari arah atasnya, dan wanita gagak itu harus kembali shock saat melihat Hidan yang berdiri diatap gereja layaknya atapnya itu seperti lantai, bahkan seluruh mahluk disana juga memandang Hidan shock.

"huuh...untung aku menghindar, kalau tidak bisa terpencar seluruh anggota tubuhku ini, sedangkan Kakuzu yang bertugas menyatukan tubuhku saja sudah tidak ada" Ucap Hidan dari atas langit langit Gereja.

"Dia bukan " Ucap Wanita bersurai merah yang sedari tadi menonton pertarungan didepanya itu.

"Matilah!" Teriak Hidan yang melesat kearah Wanita gagak tersebut sambil menebaskan sabit bermata tiganya.

Wussh!

Trankk!

¤FBC¤

Yo! Uchida kembali lagi! Ini fic hasil Karangan yang tiba tiba muncul, namun masih bingung apakah pantas ? Saranya ya... Dan untuk pair, disini Hidan mungkin akan menjones sampai akhir jika tamat :p.

.Jashin Belong's Uchida tokugawa.

.Thanks Read fic Uchida tokugawa.

-SAYONARA-