Pengambilan Character dari cerita BLEACH by Kubo Tite

Pairing: IchiRuki

Our Hearts Are Connected

Chapter 1

Di suatu negeri entah berantah, hiduplah seorang pemuda berumur 15 tahun yang baru menginjak bangku SMA (di realita… hahaha) dan yang tinggal bersama ke-2 adik tiri serta ibu tirinya. Dia bernama Kurosaki Ichigo. Penampilannya begitu lusuh, kotor, dan berantakan. Ternyata, selama ini dia tinggal bersama dengan Ibu tirinya serta anak-anak dia (adik tiri Ichigo) merupakan suatu neraka dunia. Mengapa? Karena, selain dia disuruh ngepel, sapu, bersihkan mansion, masak, setrika, nyuci, ngerawat tanaman, dll, dia selalu dianiayaya oleh mereka.

Selintas Ichigo pernah berpikir di benaknya, Heh Author! Sampai kapan kamu nyiksa aku? Kapan kamu puasnya?. Sambil mengesot di studio.

Lantas author marah, Heh! Yang buat cerita plesetan ini aku, jadi terserah aku donk! Udah, kamu jalanin aja! Mungkin, bisa saja terkenal!.

Apa? Tapi, tidak harus begini caranya kan?. Kesel Ichigo.

Ya, sudah! Jangan banyak pro…

*Kembali ke cerita*

Sebagai manusia, Ichigo merasa dihina. Selain di perlakukan kasar oleh kedua adiknya, (padahal mereka lebih muda ya!), Hak-hak dan kewajiban dia sebagai manusia telah diambil. Uang yang diberikan oleh ayah kandungnya pada Ibu Tirinya, malah dipakai foya-foya. Bukannya untuk membiayayai sekolah Ichigo. Walaupun begitu, Ichigo masih bisa belajar dari buku-buku yang ayahnya koleksi dahulu.

Ibu tiri Ichigo yang saat ini sangat membeci sekali Ichigo. Karena selain warna rambutnya yang menyebalkan, sifat acuhnya Ichigo juga yang ia benci. Dia pernah sampai bilang sepertu ini,"Oh anak tiriku… bencinya aku, tidak seukur bumi ini… Lebih dari bumi ini! You know?".

Ichigo membalasnya dengan tatapan sedih, "Mengapa ibunda?".

"Rambutmu mempunyai warna yang sama seperti orang yang saya benci!"

"Hanya itu saja Ibunda?"

"Lebih dari itu! Jika ayahmu meninggal, harta keturunannya pasti turun ke kamu atau keadik-adikmu! Maka, dengan kesempatan saat ayahmu dinas, kita akan mengurangi saingan kita!"

"Saingan? Jadi maksud anda… Anda akan membunuh saya perlahan?"

"Membunuh perlahan? Hahaha… Kata yang kejam…"

"Ibunda, padahal jika anda ingin harta yang anda maksudkan itu, anda bisa mengambil sebagian dari sa…"

"Cukup! Itu tidak membuat saya puas dan berhenti untuk tetap mengurangi saingan! Cepat bersihkan kamar-kamar adikmu ini… Mereka sudah marah-marah!" Marah Ibu Tirinya.

Ichigo dengan tatapan memelas, pergi membersihkan kamar tidur adik tirinya itu dengan bermodalkan sapu dan kain pel. Kamarnya itu sangatlah luas, jelas sangat luas karena, mereka memakai kamar adik kandung Ichigo yang asli tinggal di sana. Ichigo hanya menghela napas karena nasibnya ini. Sesaat kemudian, seseorang mengetuk jendela ruangan itu.

Perawakan orang yang mengetuk jendela itu berbadan kecil, berambut putih, dengan mata hijau emerland dan seorang cowok.

"Toushirou! Ngapain kamu di sini?" Tanya pelan Ichigo terhadap anak kecil itu. Dia membukakan jendela untuk anak itu.

"Shh… Diam… aku ke sini mau membawa kamu ke kota dulu sebentar…" Jawab anak yang dipanggil Toushirou itu.

"Eh? Buat apa ke kota? Memang ada acara penting ya?" Heran Ichigo. Dia menaikan alisnya sebelah.

"Ya gak penting sih… Tapi, katanya… Putri Rukia bakal turun ke kota hari ini!"

Ichigo kaget karena, putri yang tidak pernah turun ke kota, mau turun ke kota yang ramai saat ini. Pasti seorang putri yang derajatnya tinggi sekali, tidak mau berbaur dengan orang biasa. Ichigo juga sebenarnya berasal dari keluarga bangsawan 'Kurosaki' dan Rukia berasal dari keluarga kerajaan 'Kuchiki'. Tapi, karena hidup Ichigo yang terbiasa disuruh-disuruh selama kurang lebih 2 tahun ini, membuatnya sadar akan susahnya berkerja dan kehidupan orang-orang biasa.

"Kurosaki, jadi mau gimana? Mau ikut gak?" Kesel Toushirou karena sudah menunggu cukup lama.

"Ah… Iya… Ok… Ayo kita kesana! Aku bereskan peralatan dulu…" Ucap Ichigo sambil membawa peralatan bersih-bersihnya. Hitsugaya langsung menghilang dan berpindah ke pintu belakang untuk menunggu Ichigo.

Ichigo berlari ke arah pintu belakang. Tetapi saat sampai di tengah jalan, Ichigo dicegat oleh ibu tirinya.

"Mau kemana kau?" Tanya Ibu yang kejam itu. Ichigo terkejut karena ketahuan mau keluar.

"A.. Aku…"

"Mau kemana kau dengan pakaian rapih begitu?" Balas Ibunya dengan tatapan sinis. Jalannya mendekat dan menarik baju Ichigo.

"Kamu gak pantas memakai baju ini! Kamu itu hanya seorang tukang bersih di sini! Untuk apa baju seperti ini? Lebih baik, baju seperti ini dipakai oleh adik-adikmu saja!" Marah Ibu tiri dan langsung membuka paksa kancing baju Ichigo.

"I… IBUNDA! HENTIKAN!"

Toushirou yang mendengar teriakan Ichigo langsung bergegas pergi ke tempat dimana suara teriakan berasal. Saat sampai di sana, Toushirou dikejutkan dengan kejadian KDRT itu.

"Kurosaki!" Teriak Toushirou dan langsung bergegas menolong sahabatnya itu.

Sang ibu tiri yang kejam itu, langsung terkejut saat ada seseorang yang memanggil nama keluarga bangsawan itu. Pukulan dari sang ibu tiri itu langsung berhenti, wajah Ichigo sudah memerah karena tamparan dari ibu tirinya itu. Tangannya penuh luka memar yang sangat memilukan. Toushirou langsung membantu Ichigo yang terkapar tak bisa bangun. Toushirou memberikan jaketnya pada Ichigo dan langsung membawa dia pergi keluar rumah.

Ibu tiri itu langsung menyuruh penjaga untuk mengejar Toushirou dan Ichigo yang kabur. Ibu tirinya itu masih belum terima akan apa yang dilakukan oleh Toushirou dengan membawa Ichigo kabur. Sang penjaga mengejar Ichigo sampai taman. Tapi, mereka berhenti karena Ichigo berdiri dengan tegak di depan mereka.

"Tuan Ichigo, menyerah anda!" Ucap salah satu penjaga itu.

"Tidak!" Jawab Ichigo tegas.

Penjaga itu langsung menodongkan senapannya kedepan mata Ichigo, "Menyerahlah Tuan I…"

"AKU BILANG TIDAK!" Teriak Ichigo sehingga mengkagetkan penjaga itu.

"Biarkan aku bebas! Aku bukanlah anak kecil lagi! Aku itu adalah manusia yang mempunyai kebebasan! Semua manusia mempunyainya! AKU INGIN BEBAS!" Balas Ichigo lagi. Toushirou yang mendengar itu hanya bisa bersimpati. Penjaga itu menarik kembali senapannya.

"Baiklah jika itu keinginan anda, Tuan Ichigo! Berarti misi kami telah selesai untuk menangkap anda… Anda sekarang bebas, lakukan apa saja yang anda mau… Tapi ingat, dengan tindakan pengkhianatan ini… Anda, akan diansingkan dari keluarga bangsawan Kurosaki!". Jelas penjaga itu.

Ichigo dan Toushirou terkejut dengan jawaban penjaga itu. Masa, hanya karena ingin pergi keluar sebentar dengan paksa malah diasingkan dari keluarga? Setelah itu, sang penjaga melanjutkan…

"Ini adalah perintah dari Ibunda tiri anda sendiri…"

"Apa? Ibunda… Ternyata… Dia memang…" Jawab Ichigo.

"Tuan Ichigo, silahkan anda pergi dari sini! Lakukan saja apa yang anda suka diluar sana! Tapi ingat, Berhati-hatilah di luar sana. Banyak yang tidak baik, Tuan Kurosaki Ichigo…" Senyum penjaga itu.

Mata Ichigo terbuka lebar karena pernyataan dari penjaga itu. Sehingga dia mulai pergi meninggalkan penjaga itu. "Terima Kasih… Tatsuki… Kamu benar-benar teman kecil terbaikku…" Dan Ichigo pun pergi lewat pintu belakang bersama Toushirou.

Saat di perjalanan, Toushirou melihat pakaian Ichigo yang lusuh, robek-robek, dan kotor. Celananya juga sudah robek-robek karena siksaan dari ibunda tirinya itu. Karena tidak tega, Toushirou mengajaknya ke rumah dia untuk ganti baju.

"Toushirou… Jadi, kita sekarang akan ke rumahmu dulu?" Tanya heran Ichigo.

Toushirou mengangguk, "Iya! Kita akan mengganti bajumu dulu di sana, baru ke kota. Masa ke kota dengan pakaian kacau begitu?"

"Tapi…"

"Sudah, tidak ada tapi-tapi… Kita itu, teman kan?"

Ichigo akhirnya berhenti ngotot. Dia kalah dengan ucapan 'teman' itu. Sesampai di rumah Toushirou, Ichigo langsung di senderin ke sofa karena lukanya yang cukup parah. Kakak Toushirou, Soujirou datang membawa obat dan perban untuk membantu menyembuhkan luka Ichigo.

"Toushirou… Sebenarnya, apa yang terjadi dengan Kurosaki?" Heran Soujirou. Toushirou terus melihat sahabatnya yang napasnya sudah terengap-rengap karena kesakitan yang menjalar ke seluruh tubuhnya.

Soujirou hanya memfokuskan pada merawat Ichigo setelah dia tidak dianggap oleh Toushirou. Toushirou benar-benar khawatir terhadap sahabatnya itu. Dan setelah diobati, Ichigo dibiarkan tertidur sebentar.

Lain tempat, lain waktu…

Di dalam kerajaan Kuchiki, semua sedang sibuk mempersiapkan arak-arakan untuk mengantar sang putri Rukia ke negeri sebelah yang akan menggantikan posisi sang Ratu keluarga kerajaan Kuchiki, Hisana. Kuchiki Hisana, dia adalah Ratu dari keluarga kerajaan tersebut. Hisana adalah kakak kandung dari Kuchiki Rukia dan suami dari Raja keluarga tersebut, Kuchiki Byakuya. Hisana mempunyai suatu penyakit sehingga tidak boleh berpergian teralu sering.

Masalahnya, sudah sebulan ini sang ratu sudah berpegian terus menerus menemani sang suami. Dia sudah kwalahan dan jatuh sakit tadi malam. Mau gak mau, Rukia harus menggantikan posisinya sebagai pendamping Kuchiki Byakuya pada acara pertemuan antar Negeri yang penting ini. Rukia kebetulan mempunyai muka yang mirip dengan kakaknya, maka orang yang belum pernah melihat Rukia bisa mengaggap kalau dia itu Hisana.

"Putri Rukia, Kereta sudah siap! Harap anda segera pergi ke kereta kuda karena Raja Byakuya sudah menunggu…" Ucap salah satu maid dari kerajaan Kuchiki. Dia teman main Rukia saat kecil, Inoue Orihime.

"Ah? Inoue, sudah kubilang… Jangan panggil aku pake kata-kata 'putri'! Kita sudah temenan lama… Panggil aja aku Rukia! Ok? R-U-K-I-A!" Kesal Rukia. Dia sedang memakai tutup kepala sehingga mukanya hanya samar-samar terlihatnya.

"EH? Sa… Saya tidak bisa melakukannya Pu…"

"R-U-K-I-A!"

"Ba… Baik… Rukia-hime…"

"Argh! Teserah kamu saja deh… Ok, antarkan aku sampai ke kereta ya!" seru rukia dan langsung bergegas keluar kamarnya.

Orihime mencegah Rukia keluar dan memasangkan jepit yang ada di rambutnya ke rambut Rukia.

"Inoue… Ini…" Heran Rukia.

"Ini adalah jimatku… Aku dapatkan ini dari kakakku. Aku harap, jimat ini bisa melindungimu juga ya! Seperti melindungiku sebelum-sebelumnya. Dan berjanjilah, saat anda mengembalikan jimat ini… Anda harus sudah menjadi seorang Putri yang disegani oleh seluruh rakyat anda… OK?" Senyum Orihime. Rukia tersenyum dan memegang erat jepit sahabatnya itu.

"Ya.. Aku janji… Terima Kasih… Inoue…"

Rukia pun bergegas ke tempat di mana sang kakak sudah menunggu.

"Rukia… Ayo, kita berangkat… Akan kutunjukan kota yang kubangun ini padamu…" Senyum Byakuya sambil mengulurkan tangannya untuk membantu Rukia naik.

Setelah naik dan duduk tenang, Kereta mulai berjalan. Rombongan keluarga kerajaan Kuchiki pergi meninggalkan istananya untuk pertemuan di negeri sebelah.

Para rakyat semua telah menunggu saat ini tiba. Dimana, keluarga kerajaan Kuchiki akan memberi salam ke semua rakyatnya. Keluarga kerajaan Kuchiki adalah keluarga kerajaan ter-ramah dan ter-baik dari semua kerajaan yang ada di benua itu. Byakuya berdiri dan kepalanya keluar lewat jendela yang ada di atas keretanya untuk menyapa seluruh rakyatnya. Dengan senyumannya, Rakyat menghormati Byakuya sebagai pemimpin mereka.

"Kakak… Rakyat-rakyat disini begitu ramah! Semua hidup dalam keadaan damai… Inikah hasil jerih payah kakak?" Senang Rukia.

"Ya, semua rakyat disini telah hidup dengan damai dan tentram. Tidak terkecuali…" Jawab Byakuya.

Rukia melihati terus pinggiran jalan yang dipenuhi oleh orang-orang. Tiba juga saat kereta kuda itu melewati rumah Toushirou.

"Kurosaki! Ayo, cepat kesini! Katanya kamu mau melihat bagaimana Putri Rukia? Ayo! Sini…" Ucap Toushirou.

"Tu.. tunggu sebentar! Aku akan ke sana…" Jawab lemah Ichigo. Kakinya masih sedikit pincang karena luka yang diakibatkan ibu tirinya itu.

Kereta kuda itu lewat, Rukia dengan tidak sengaja melihat Ichigo yang menatap dia dengan tubuh yang penuh perban merasa iba. Perasaan itu membuat Rukia untuk turun dari kereta. Setelah kereta itu berhenti, Rukia langsung membuka pintu keretanya dan lari menghampiri Ichigo yang bingung kenapa sang Putri pergi mendekatinya. Dan, berhentilah sang putri itu di depan Ichigo. Dia mendekatkan telapak tangannya ke kaki Ichigo dan keluarlah suatu aura hangat dari sana. Ichigo yang sadar dari alam mimpinya, langsung kaget

"Pu... Putri Rukia… Ra… Raja Byakuya… Se… Selamat pagi!" Tunduk panik Ichigo. Rukia hanya tersenyum polos dan Byakuya mulai melihatnya dengan tatapan seram.

"Apa yang terjadi dengan anda? Setahu saya, tidak ada selama ini laporan KDRT masuk ke kotak komentar yang di sediakan di setiap pos keamanan… Sebenarnya, apa yang terjadi?" Tanya Byakuya. Ichigo menunduk maaf, Toushirou datang membela Ichigo.

"Rajaku, Izinkan hamba untuk…" sebelum selesai bicara, Byakuya langsung memotong omongan Toushirou tadi.

"Kamu rakyat aku bukan sih? Kalau iya, sudah kubilang kalau bicara dengan saya jangan memakai kata-kata formal!" Marah Byakuya. Toushirou tertunduk, sedangkan Rukia terus berkosentrasi untuk menyembuhkan luka Ichigo dengan kekuatan magisnya.

Ichigo hanya melihati tangan Rukia yang mendekat ke kakinya. Wajah Rukia terlihat samar-samar dari balik tirai kepalanya. Setelah selesai, Rukia langsung menyembuhkan bagian wajah Ichigo yang terluka. Kali ini, wajah mereka saling menatapi. Byakuya sang kakak sudah mau geram langsung mengambil sebuah buku dan membatasi penglihatan antara Ichigo dan Rukia. Toushirou hanya melongo dengan sikap sang raja yang sister complex itu (*Ditendang Byakuya*).

"Kakak? Apa yang kau lakukan?" Kesel Rukia.

"Tidak akan kubiarkan, orang yang tidak dikenalmu melihatimu dengan tatapan mesum seperti itu!" Jawab Byakuya.

Ichigo mengangkat mukanya dan langsung jawab, "Saya tidak mesum! Justru, saya mau nanya… Kenapa saya selalu dikatakan seperti itu? Padahal, muka seperti ini memang sudah dari dulu adanya!".

"Sesuci-suci orang itu, sebaik-baiknya orang itu, sepolos-polosnya orang itu, pasti ada sisi omesnya, Kurosaki…" Tambah Hitsugaya. (Archerzz, itu adalah kata-katamu! LOL).

Suasana menjadi sedikit mencengkram, keadaan atsmofere di sekitar mereka terasa pengap. Byakuya dan Rukia hanya menundukan kepalanya, Toushirou heran mengapa menjadi pengap begini. Ichigo langsung menoleh ke Toushirou.

"Toushirou! Sudah kubilang, panggil aku itu ICHIGO! Jangan pakai nama itu jika ada di luar mansion!" Seru Ichigo.

"Eh? Tapi.. Kuro…" Panik Toushirou.

"Toushirou!"

"Ba… Baik… I… Ichigo…".

Toushirou tertunduk menyesal, raut muka Ichigo sudah berubah dratis menjadi lebih kusut. Rukia selesai mengobati Ichigo dan Byakuya langsung angkat bicara.

"Maafkan kami, kami harus pergi sekarang. Semoga luka anda bisa cepat sembuh…" Senyum Byakuya dan mereka ber-2 pergi dan masuk ke kereta.

Ichigo melihat mereka ber-2 pergi dan masuk ke kereta kudanya. Luka-luka Ichigo yang tertinggal hanya dibagian tangan dan badan saja. Untuk sementara, tubuhnya sudah lebih enak dipakai daripada sebelum disembuhkan Rukia. Ichigo melihat Toushirou yang masih gemetar karena tadi dimarahi oleh Ichigo. Ichigo langsung mengelus-eluskan kepala Toushirou sambil masuk ke rumah, "Maaf ya, Toushirou! Aku gak sengaja berteriak di hadapanmu… Aku tidak bermaksud untuk marah… Cuman…".

"Aku tahu Kurosaki… Kamu tidak ingin ketahuan kan? Kalau kamu itu seorang bangsawan! Kamu itu teralu rendah diri, Kurosaki!" Ngambek Toushirou.

"Bukan hanya itu saja… Sekarang, aku sudah diusir dari keluarga Kurosaki oleh Ibu tiriku, ayahku tidak tahu nasibnya bagaimana… Sekarang, yang aku punya hanya kamu saja! Jadi tolong Toushirou… Sebagai sahabatmu…" Jawab lemas Ichigo. Tatapannya jadi lebih lembut kepada anak kecil sahabatnya itu.

"Bantu aku selesaikan masalah ini… Tapi, untuk sementara, kamu harus memanggil aku Ichigo… Jangan memakai nama Kurosaki! OK?" Senyum Ichigo. Toushirou mengangkat kepalanya dan mengucapkan sesuatu.

"I… Ichigo… Sebenarnya… aku…".

Saat mau mengobrol sesuatu, Soujirou datang membawa makanan. Makan siangnya itu berupa cream sup dan sayur-sayuran lainnya. "Hari ini mendung, jadi kita makan yang hangat-hangat! Bagaimana?" Tanya Soujirou.

Ichigo mengangguk dan Toushirou diam membeku. "Toushirou? Kenapa? Ayo makan!" Ajak Ichigo.

Toushirou yang sudah kembali, langsung mengangguk dan mengikuti jalan Ichigo. Toushirou terlihat sangat pusing memikirkan suatu masalah. Soujirou tersenyum, "Toushirou… Kamu ada niat mau bilang rahasia yang kamu pendam selama ini kan ke Ichigo? Katakan saja… Ini adalah kesempatan bagus! Kalian sekarang sama-sama warga kota biasa! Ayo, ucapkan aja sekarang!".

"Soujirou… Aku… Aku tak ingin membuat Ichigo kaget… Jadi… Niatku diurungkan saja…" Jawab Toushirou.

Soujirou kaget mendengar jawaban dari adiknya itu. Dia hanya menghela napas dan menepuk bahunya Toushirou. "Terserah kamu saja… Adikku…".

Di lain tempat, Byakuya terus memikirkan tentang nama 'Kurosaki' tadi. Dia berpikir keras akan sesuatu tentang nama itu. Rukia langsung memanggilnya, "Kakak…"

"Ah? Ya? Ada apa Rukia?" Kaget Byakuya.

"Orang itu… Apakah benar dia dari keluarga 'Kurosaki'?" Tanya kembali sang adik.

"Entah… Aku juga belum pernah bertemu dengan anak tertua dari keluarga 'Kurosaki' itu. Yang kutahu itu, Keluarga Kurosaki mempunyai 3 anak, 1 laki-laki, 2 perempuan. Istri dari kepala keluarga Kurosaki telah meninggal sekitar 7 tahun yang lalu. Karena tidak ada yang menemani anak-anak untuk bermain. Setahun yang lalu, ada seseorang janda yang ditolong oleh keluarga Kurosaki. Hidupnya sangat memilukan. Keluarga Kurosaki yang cukup kaya itu, meminjamkan mansion milik Ichigo untuk tempat tinggal para janda itu. Setelah itu, 6 bulan kemudian. saya suruh Kurosaki Isshin untuk dinas keluar kota. Dia meninggalkan mansion Ichigo dan pergi ke luar kota bersama kedua anak perempuannya. Walau tidak diikat tali perkawinan, Janda itu sudah dianggap ibu sendiri oleh para anak-anak asli dari keluarga Kurosaki dan mewarisi sekitar 15 % dari harta Kurosaki… Tapi sekarang… Anak dari keluarga Kurosaki muncul ke permukaan dengan keadaan seperti itu… Apa yang terjadi sebenarnya di mansion itu.?". Cemas Byakuya. Rukia menyenderkan badannya ke sofa yang ada didalam kereta itu. Dia mengepalkan tangannya. Dia ingin berbuat suatu dengan orang yang bernama 'Kurosaki Ichigo' itu. Diapun meminta suatu permohonan ke kakaknya.

"Kakak…"

"Ya?"

"Maukah kakak menyelidikinya setelah pulang dari Negara sebelah bersamaku?" Tanya Rukia.

Byakuya kaget dengan ucapan seorang Ratu yang kelak akan memimpin Negara ini dimasa mendatang. Byakuya tersenyum, "Apapun yang kau mau lakukan apabila, demi Negara dan rakyatnya, aku mau! Aku akan mendukungmu sekuat tenaga, Rukia…"

Rukia tersenyum, mukanya memerah. Dia melihat kakaknya dan berkata, "Terima kasih… Kak Byakuya!".

"Sama-sama… Rukia…".

Malam pun menghampiri, Ichigo hanya melihat langit malam yang saat itu sangat cerah. Bintang bintang bertaburan di langit malam, suara angin menandakan damainya saat itu. Dia jarang merasakan kehidupan damai seperti ini, bisa melihat langit diatas atap rumah. Toushirou datang menghampiri dan membawakan Ichigo selimut.

Ichigo kaget karena ada yang menghampirinya. Toushirou tersenyum saja. Selain membawakan selimut, dia juga membawakan segelas coklat panas buatan Soujirou. Ichigo berterima kasih pada Toushirou. Mereka sekarang terpaku pada indahnya langit malam itu. Toushirou memandangi Ichigo terus menerus, dan sang objeknya melihat kembali. "Toushirou? Ada apa? Kenapa kau melihat seperti itu?".

"Ah… Gak… Aku Cuma melihat lukamu sudah sembuh atau belum saja." Malu Toushirou.

"Hm… Ya, sudah lebih baik… Ah, Bintang jatuh! Ayo buat permohonan!" Semangat Ichigo.

Toushirou hanya mengangkat alisnya sebelah, karena tingkah laku Ichigo yang mirip anak-anak. Tapi, tak apalah karena Ichigo jarang keluar rumah. Setelah membuat permohonan, Toushirou bertanya pada Ichigo akan permohonannya. Ichigo cengir dan tertawa, "Rahasia!".

Toushirou yang kesal, langsung memukul Ichigo. "Apaan sih! Katanya gak ada rahasia-rahasiaan! Ini apaan?".

"Ahha… Ini masalah pribadi. Ahahahaha…." Tawa Ichigo.

Di tempat yang berbeda, di sebuah ruangan kerajaan. Rukia sedang memandangi langit, melihat bintang jatuh. Dia mengucapkan sebuah permohonan dengan suara pelan. Byakuya sebenarnya mendengar permohonan apa itu karena dia menguping dari pintu kamarnya yang berada tepat di sebelah jendela kamar Rukia. Byakuya tersenyum dan pergi tidur.

Pasangan hidup mereka ber-2 kelak, akan menjadi pasangan hidup pertama dan terakhir untuk mereka.

Our hearts are connected…

-To be continue-

Ran: Yahoo… Fic ke-3… IchiRuki… Selamat menikmati!

Ichigo: Kamu suka banget nyiksa aku kayanya?

Ran: Gak… Ini gak sengaja saja… hohoho…

Ichigo: Oh ya Toushirou, kamu dari tadi mau bilang apa di cerita?

Hitsu: Kalau aku ceritakan sekarang, nanti gak rame donk…

Ichigo: Ah.. ayo.. apa… apa?

Hitsu: URUSAI!

Rukia: Ichigo! Jangan paksa Hitsugaya-taichou!

Ichigo: Ok.. Ok… Tidak akan!

Byakuya: hohoho… guwe jadi Raja! Like this!

Ran: ah, terserah kamu saja… guwe mau ke skul dulu… silahkan cuap-cuap dengan santai ya…

Semua: Oke!

*Ran pergi*

Hitsu: Semua! Ini ada catatan dari Ran!

*mendekati*

Terima kasih semua yang telah membaca cerita ini. Maaf cerita ini kacau banget dan gak jelas. Tapi diusahakan untuk selanjutnya, akan dibuat menjadi lebih mudah dimengerti. Ok, terima kasih yang telah membaca dan ditunggu reviewnya… Terima kasih…

-Ran-

Semua: …

Ichigo: Ah, ini ada yang ketinggalan!

P.S: Untuk Ichigo-kun dan Rukia-chan… Bersiap-siaplah untuk adegan romantis kalian nanti! Oche!

Ichigo dan Rukia: *Blushing*

Kusaka: Ok, Ja mata! Terima kasih untuk membaca dan me review!