Just Go Fall Asleep
a story by ziraoi
Guncangan kecil membangunkanmu. Ingin kau duduk dengan bertopangkan tangan, namun ada sesuatu yang menahan. Rasa berat menyerang kepala selagi kau nyaris tak bisa merasakan dirimu sendiri.
"Kau terbangun karena guncangan tadi? Maaf,"
Suara tenang tanpa nada berarti berucap. Setengah matamu terbuka susah payah, mencari tahu sosok yang barusan berucap. Buram. Samar. Hanya siluet helai gelap yang bisa kau kenali.
Sebelah tangannya bergerak ke pasang matamu, dengan gerakan pelan yang halus menutupnya sebelum pandangmu sempat menjelas. "Tidurlah lagi, tidurlah. Belum waktunya kau bangun." Ujarnya, masih tenang, masih tanpa nada berarti, namun terdengar lebih lembut. Dan dekat.
Kau merasakan tangannya menyapu relung pipimu sebelum terangkat—kau pikir menjauh, nyatanya tangan itu berpindah menyentuh tanganmu. Jemarinya bermain dengan milikmu. Menggenggamnya.
Rasa berat di kepalamu berkurang drastis.
Helai-helai lembut mengenai sisi wajahmu sesaat sebelum kau mendengarnya membisik, begitu dekat, dengan suara rendah yang pelan. Kau menangkap kehangatan pada suaranya.
"Tidurlah,"
Disebutnya namamu dan mengucap kata itu sekali lagi. Hening sesaat. Kau menahan napas sewaktu genggamannya mengerat. Terlebih saat dia semakin mendekat, membuatmu samar bisa merasakan hangat dari napasnya. Rasa beratmu nyaris seluruhnya hilang.
"Tidurlah," bisiknya, "tidurlah lelap sampai aku membangunkanmu."
Rasa kantuk tiba-tiba saja mendatangimu. Batinmu bertanya-tanya mengapa selagi rasa itu kian pekat.
Tangannya masih menggenggam tanganmu walau helainya tak lagi terasa di sisi wajah. Lemah, kau coba untuk balas menggenggam. Mencoba menyampaikan bahwa kau tak ingin tertidur lagi.
Kantukmu kian pekat dan pekat lagi. Di ambang kesadaran, kau merasakan kehangatan di tanganmu menghilang. Genggamannya lepas.
"Dia sudah tertidur lagi?"
Siapa? Itu bukan suaranya.
Siapa? Yang dimaksud pemilik suara itu, siapa?
"...Kurasa."
Sebuah tangan menyentuh tempat di mana jantungmu berdetak. Lalu suara asing terdengar, menyirat puas dan antusias. "Kita bisa mulai lagi! Ambilkan semuanya! Cepat, cepat, jangan membuang waktu!"
Kesadaranmu hilang sepenuhnya. Tertidur. Lelap, seperti pintanya.
Tak pernah tahu bahwa dirinya tengah berkali-kali membisik maaf sambil memandangimu dengan setumpuk rasa bersalah yang tersiratkan mata.
"Aku akan membangunkanmu. Tetaplah tertidur, tetaplah tertidur, tapi tolong bangunlah suatu saat nanti. Saat aku membangunkanmu nanti, bangunlah."
Maniknya menyapu dirimu yang tertidur lelap, di tengah orang-orang gila dengan kostum sama. Dirimu yang tertidur lelap, di antara sekumpulan suntik berisi entah apa. Dirimu yang tertidur lelap.
"Tolong, cukup tidur dengan lelap, tetaplah tidur lelap," Dia memejam mata. "Jangan sampai berisik di dada kirimu hilang."
[fin?]
