Disclaimer: Naruto by Masashi Kishimoto

Pairing: Sai x Ino

Genre: Romance

Warnings: Canon, OOC, Typo, Abal, gaje dan seterusnya.

don't forget to leave your review :D


YOU ARE MY LILAC

Sai's POV: on

"Kerja bagus. Misi kelas B ini dapat diselesaikan dengan baik." Godaime membolak-balik hasil laporan penyelesaian misi tim tujuh dengan wajah puas. Kemudian pandangannya beralih ke kami berempat,

"Hm… Tim tujuh sudah menyelesaikan cukup banyak misi bulan ini. Aku rasa kalian bisa beristirahat sejenak. Ku beri waktu tiga hari."

"Eh? Hanya tiga hari? Dasar pelit!" Naruto menggerutu. Sakura menjitak si rambut kuning itu dan berulang kali meminta maaf kepada Godaime yang sempat mendelik mendengar ucapan Naruto. Aku diam saja sementara ketua Yamato hanya menggaruk kepalanya. Lalu tim tujuh meninggalkan kantor hokage dan pulang ke rumah masing-masing, begitu juga aku. Sesampainya di rumah aku langsung merebahkan tubuhku di tempat tidur. Mataku terpejam dan tak lama kemudian aku pun tertidur.

.

Aku terbangun oleh silaunya matahari pagi. Bodoh, aku lupa menutup jendela sebelum tidur. Aku teringat misi melelahkan yang baru saja tim tujuh selesaikan. Sebenarnya tidak terlalu sulit, yaitu menjaga benda pusaka suatu desa hingga sampai ke tempat tujuan dengan selamat. Jarak tempuh yang jauh dengan medan yang cukup berbahaya serta para perampok yang mengincarnya yang menjadi masalah.

Aku menghentikan lamunanku dan beranjak dari tempat tidur untuk mandi. Tidak sampai lima menit aku sudah berganti pakaian. Aku berniat menggunakan waktu liburku untuk melukis. Namun saat berhadapan dengan kanvas polos pikiranku serasa kosong. Tidak ada inspirasi sama sekali.

Aku pun memutuskan untuk melukis di alam terbuka. Mungkin dengan menghirup udara segar aku bisa mendapat ide akan melukis apa. Aku mengambil tas dan mengisinya dengan buku sketsa serta peralatan menggambar lainnya kemudian keluar dari rumahku.

Hari yang cerah, sehingga keputusanku untuk melukis di luar kurasa tepat. Aku berjalan sambil mengamati sekitar, mencari objek untuk di lukis. Mataku menangkap serumpun bunga hibiscus liar yang baru saja mekar sempurna menyambut datangnya musim semi. Aku bersiap untuk mengabadikannya di buku skestaku. Dengan lincah jemariku mulai menggoreskan krayon merah ke buku sketsa. Tak lama kemudian kumpulan bunga hibiscus itu berhasil aku buat dalam bentuk dua dimensi.

"Hibiscus, ya?" Aku tidak menyadari keberadaan seseorag yang sedari tadi memperhatikanku. Seorang gadis berambut gading yang di ikat tinggi. Gadis itu memakai blus ungu rok hitam pendek. "Gambarmu indah sekali... Persis aslinya" pujinya.

"Ah.. Kau..." aku berusaha mengingat namanya. Seingatku kami pernah bertemu di kedai yakiniku. "Yamanaka-san?"

"Panggil saja Ino." Ucapnya.

"Baiklah, Ino. Sedang apa kau di sini?"

"Berjalan-jalan saja. Kebetulan aku melihatmu yang sedang asyik di sini. Aku tidak menyangka kau bisa menggambar. Gambarmu indah, Sai." Katanya lalu duduk di sebelahku.

"Terima kasih..."

Kami terdiam beberapa saat. Ino terlihat sedikit kikuk dan berusaha mencari bahan pembicaraan. Menurut buku yang pernah ku baca, untuk menghindari kecanggungan di antara individu, harus ada yang memulai perbincangan. Usahakan untuk membicarakan hal yang ringan.

"Sedang tidak ada misi?"

Ino menoleh ke arahku dan mengangguk, "Shikamaru dan Chouji sedang sibuk mengurus ujian chunnin. Sedangkan aku hanya bantu-bantu di toko keluarga."

"Keluargamu punya toko? Toko apa?"

"Toko bunga. Kau tau 'kan, toko bunga Yamanaka? Aku dan keluargaku yang mengelolanya." Aku menggelengkan kepala. Ino menyipitkan matanya.

""kau ini baru datang ke Konoha, ya? Masa sama sekali tidak tahu tokoku yang cukup terkenal di desa ini?" Aku hanya mengangkat bahu.

"Kalau begitu kapan-kapan kau harus mampir ke toko ku! Di sana tersedia beragam jenis bunga yang cantik dan segar setiap hari." Ujarnya berpromosi. Kemudian kami melanjutkan obrolan yang mencakup berbagai hal. Sebenarnya aku hanya mendengarkan celotehannya yang tak kunjung henti. Sepertinya kecanggungannya di awal tadi sudah lenyap. Terkadang aku menanggapinya dengan "ya", "tidak" atau "hontou?". Namun ku anggap ini cukup menyenangkan karna Ino punya segudang cerita yang di sampaikannya dengan menarik. Mata aqua nya berbinar saat bercerita, dan tak jarang ia menggunakan gerakan tangan untuk memperagakan kisahnya. Aku mendengarkannya dengan seksama sambil memperhatikan mata birunya yang indah.

"Ngomong-ngomong..."

"Hn?"

"Kau tau? Hibiscus mempunyai arti kecantikan dan kelembutan. Sederhana, namun memikat." Aku mengangkat sebelah alisku pertanda tidak mengerti.

"Itu bahasa bunga, Sai..."

"Bahasa bunga? Apa itu?"

Dengan menggebu-gebu Ino menjelaskan padaku mengenai bahasa bunga. Bahasa bunga, atau Floriografi, adalah kebiasaan memberi makna pada bunga. Jadi bunga dapat digunakan sebagai alat berkomunikasi untuk mengirim pesan khusus, dimana seseorang dapat menyampaikan pesan terdalamnya yang tidak dapat diungkapkan. Aku memperhatikan penjelasannya. Sepertinya aku tertarik dengan bahasa bunga. Atau tertarik dengannya?

"Untuk lebih jelasnya kau bisa membacanya di buku." sahutnya usai menjelaskan.

"Begitu? Di mana aku bisa mendapatkan bukunya?"

"Kau tertarik Sai?" tanyanya sambil tersenyum. Aku mengangguk. "Kau bisa meminjamnya dari perpustakaan Konoha, kok."

"Bagaimana kalau sekarang kita pergi ke sana?" Kita? Apa-apaan aku ini? Sok akrab sekali! Pikirku.

"Eh? Kau benar-benar tertarik rupanya? Ng... maaf Sai sepertinya tidak bisa sekarang. Aku harus kembali ke toko.." ucapnya dengan nada menyesal.

"Tak apa. Aku mengerti" Ada sedikit rasa kecewa di benakku.

"Bagaimana kalau besok? Di jam yang sama?" Ino menawarkan.

"Baiklah. Aku tunggu di sini besok, pada waktu yang sama" kataku.

"Wakatta. Aku pulang dulu, Sai." Gadis pirang itu bangkit lalu membersihkan roknya dari rumput-rumput yang menempel. "Jaa..." ia melambaikan tangannya padaku dan pergi.

Aneh. Kenapa aku begitu tertarik bahasa bunga? Gumamku. Mungkin aku tidak begitu peduli dengan floriografi atau apalah itu, tapi aku tertarik pada gadis itu. Ino Yamanaka. Binar mata aquanya begitu melekat di ingatanku. Hei, apakah ini berarti aku mulai bisa merasakan emosiku lagi?

TBC


. BERISIK WOY! *di lempar kunai*

akhirnya dapet pencerahan juga buat bikin fic di fandom Naruto. akhirnya~~!

ngg niatnya sih bikin oneshot eh malah keterusan ngalir idenya jadi multichap gini deh

kenapa Sai dan Ino? soalnya menurut saya mereka iitu serasi sekali

ehem. sepertinya readers harus sabar menunggu updatean fic abal nan gaje ini. Gomenasai...

dikarenakan saya lagi uas ya tapi ini tetep aja nekat. hahihuheho.

Review please :)