Demion; The Story of Wasted Angel

Cast: Kim Taehyung, Jeon Jungkook, Park Jimin, Min Yoongi, Kim Seokjin, Kim Namjoon, Jung Hoseok, and OC's

Length: Chaptered

Genre: Romance, Fantasy, Hurt , Comfort, YAOI

Rate: T

**Chapter 1**

Dua orang bocah berlari menuju seorang wanita dewasa dengan gaun panjang yang usang namun tetap indah melekat di tubuh rampingnya yang menanti mereka di depan pintu yang terbuat dari kayu dengan lengan terbuka seolah memang tersedia untuk kedua bocah tersebut.

Namun nyatanya, kedua lengan itu hanya menangkap seorang bocah saja, melupakan bocah lainnya yang hanya bisa melihat momen indah ibu dan anak dengan hati yang jika bisa dilihat, mengalirkan darah tak kasat mata , menandakan betapa terlukanya bocah tersebut. Apa perlu ku ralat menjadi momen indah ibu dan anak tiri? Inilah faktanya.

Jika di saat kecil kita pernah mendengar dongeng Cinderella dimana tokoh utamanya selalu disiksa oleh sang ibu tiri. Kali ini justru berbeda. Bagaimana jika justru sang anak kandung dari sang ibu yang dilupakan sedangkan sang anak tiri justru mendapat kasih sayang melimpah? Jika kalian kira ini juga merupakan kisah dongeng belaka, kalian salah besar.

Karena inilah kisah Taehyung, sang anak kandung yang terlupakan.

.

.

Tetes air hujan nan deras membasahi jalanan. Inilah pemandangan yang dapat Taehyung kecil lihat dari bangku halte bus yang tengah ia duduki bersama sang ibu. Sebuah mobil hitam terparkir di sisi jalan. Dengan sebuah koper di sampingnya, Taehyung kecil terus memandangi tetesan hujan yang menyentuh telapak tangannya yang menengadah melewati atap halte, sementara sang ibu tampak gelisah sambil sesekali memainkan jemari lentiknya.

Sang ibu yang tiba-tiba berdiri membuat Taehyung kecil menoleh polos kearah ibunya.''tunggu disini. Aku ingin mengambil sesuatu di mobil'', suara sang ibu sedikit teredam suara hujan,namun Taehyung kecil masih dapat menangkap nada dingin disana. Taehyung kecil hanya bisa mengangguk. Ia masih bermain dengan tetes hujan sebelum tak sengaja melihat mesin mobil ibunya yang menyala dan perlahan berjalan menjauh.

Tanpa memperdulikan tubuhnya akan basah , Taehyung kecil langsung berlari mengejar mobil ibunya yang bahkan sudah sangat jauh. Hujan turun semakin deras seolah mengerti dan ikut menangis bersama Taehyung kecil. Ia terus berlari sambil memanggil ibunya, agar ibunya kembali. Namun, ibunya tak pernah kembali.

.

.

Taehyung terbangun dengan nafas terengah dan peluh membasahi tubuhnya. Mimpi itu terus menghampiri Taehyung, seolah mengingatkannya agar tidak lupa bahwa ia telah dibuang oleh ibu kandung nya sendiri.

Jam digital yang tersanding di nakas menunjukkan pukul 5 pagi. Taehyung menyingkap selimut yang membalut tubuhnya lalu berjalan menuju kamar mandi. Taehyung meresapi dinginnya tetes air yang mengalir dari shower membasahi tubuh polosnya, bersamaan dengan tetesan air lain yang mengalir jatuh dari dagunya padahal guyuran shower belum sempat menyentuh kepalanya apalagi wajahnya.

Setelah selesai mandi dan memakai pakaian yang nyaman, Taehyung berjalan gontai menuju dapur yang terhubung dengan meja makannya. Beberapa maid beserta kakek dan neneknya tampak sudah menunggunya. Setelah ditinggalkan ibunya dulu, sang ayah tiri mengirimkannya ke Jepang, tempat kakek dan neneknya tinggal. Selama 12 tahun ia dirawat kakek dan nenek nya, dan sekarang ia sudah berusia 17 tahun. Taehyung memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya; Korea.

Setelah 17 tahun, akhirnya Taehyung menyadari bahwa ia bukan manusia biasa. Ayah kandungnya bukan manusia biasa. Ia adalah seorang Demion. Makhluk berwujud manusia namun biasanya lebih rupawan dan bersinar bak vampire. Sering dianggap separuh dewa . Mereka tidak abadi, hanya mempunyai kekuatan yang tidak dimiliki manusia biasa. Kekuatan mereka biasanya berasal dari unsur alam, seperti api, air,dan masih banyak lagi. Taehyung sendiri adalah seorang Demion Aqua, keuatannya adalah air. Meskipun tampak tak berbahaya, Taehyung bisa membunuh banyak orang sekaligus jika dia mau.

Mungkin itu sebabnya sang ibu membuangnya, meskipun sebenarnya ia tidak benar-benar terbuang. Meskipun tidak mendapat kasih sayang dari sosok ibu, ia masih mendapat kasih sayang dari sosok ayah meskipun ayah tiri. Namun tak dapat dipungkiri, Taehyung juga merindukan ayah kandungnya.

Lama benaknya memutar masa lalu, Taehyung tak sadar bahunya diguncang oleh sang nenek. Ia segera tersenyum manis sambil merangkul sang nenek agar kembali duduk dan segera memulai acara sarapan mereka.

''aku akan ke Korea hari ini'', suara Taehyung memecah keheningan ruang makan yang sebelumnya hanya dipenuhi suara dentingan piring dan garpu.

''nenek tidak salah dengar kan?'',Tanya nenek tak mengerti. Kenapa harus tiba-tiba seperti ini?

''tidak, telinga nenek masih berfungsi dengan baik'', Taehyung tidak bercanda dengan kalimatnya. Tangan kanannya membawa cangkir berisi teh hijau sembari menyesapnya perlahan.

''kenapa?'', kali ini justru sang kakek yang bertanya dengan penuh penekanan. Tatapan mengintimidasi milik sang kakek membuat taehyung sedikit gugup.

''hanya..'', Taehyung menelan air liurnya sendiri sembari memikirkan alasan atau kebohongan yang bagus di kepalanya.''Aku ingin melanjutkan sekolahku disana, jika aku bertahan disini lebih lama, mereka akan menggunakanku sebagai senjata militer'', entah bagaimana, kalimat itu menguar begitu saja dari mulutnya. Tidak mungkin ia menyatakan secara to the point bahwa ia ingin mencari Ayah kandungnya juga sekaligus menemui ibu serta keluarga tirinya.

Selama ini , sang ibu hanya tahu bahwa Taehyung telah ia buang dan takkan pernah kembali. Tak pernah terlintas di pikiran sang Ibu bahwa Ayah tirinya akan menyelamatkannya kala itu. Lagipula tak semua alasannya tadi adalah kebohongan. Di masa sekarang ini, seorang Demion seperti Taehyung sangat di butuhkan namun juga sekaligus sangat di benci masyarakat karena dianggap monster, pertanda datangnya Hari Kiamat , dan masih banyak lagi.

Selama di Jepang, tak jarang ia mendapati beberapa teman sejenisnya yang dipukuli, di lempari batu sebesar kepalan tangan orang dewasa hingga tubuh mereka dipenuhi memar dan luka, bahkan ada yang di penggal dan potongan kepalanya di pajang di tengah kota. Dan Taehyung tak ingin hal itu terjadi juga pada dirinya.

Sampai sekarang, hanya beberapa Negara yang menerima keberadaan Demion. Salah satunya adalah Korea Selatan. Mereka menyadari bahwa setelah ini, akan ada lagi makhluk yang lebih kuat yang akan datang. Dan mereka memerlukan senjata yang bisa menyamai makhluk masa depan ini. Demion-lah senjata tersebut. Di Korea Selatan, mereka dielu-elukan sebagai pahlawan, namun harus rela mati demi penduduk biasa. Julukan pahlawan hanya sebagai kedok agar ada yang dapat melindungi nyawa mereka. Memang terdengar sedikit kejam dan tidak adil, namun ini lebih baik daripada dipenggal bukan?

Keputusan Taehyung sudah sangat bulat. Ia bahkan sudah meminta sebuah apartemen dan identitas baru kepada Ayah tirinya, dan voila , Taehyung mendapatkannya dengan mudah. Akhirnya kakek dan nenek Taehyung mengijinkannya ke Korea. Taehyung mengambil ponsel di samping piring sarapannya dengan cepat. Mengetikkan pesan lalu setelahnya mengirimkannya kepada seseorang.

'Jemput aku di bandara 12 jam dari sekarang'

.

.

Banyaknya hal yang terjadi seharian ini membuat Taehyung sedikit tak percaya. Ia hampir tertawa mengingat betapa lucunya keadaannya saat ini, namun tawa itu hanya tertahan di tenggorokannya karena kenyataan bahwa ia telah berhasil menapakkan kakinya di lantai bandara Korea ini memanglah nyata. Kejadian sang nenek yang terus mengekorinya selama di Bandara Jepang, memberinya banyak petuah, kejadian dimana pesawatnya berhasil Take off sampai Landing di bandara Korea. Itu semua benar-benar nyata, bukan sekedar lamunan atau khayalan.

Beberapa pengunjung bandara sempat menoleh dan memandang takjub ke arah Taehyung. Dengan memakai hodie kebesaran berwarna putih di padukan dengan celana jeans hitam dengan sobekan artistic di bagian lututnya, serta sepatu Converse hitam di kakinya membuatnya terlihat layaknya seorang model. Wajahnya nan rupawan serta sedikit manis menambah keindahan sosok Taehyung.

Tanpa memperdulikan tatapan pengunjung bandara, Taehyung segera melangkahkan kakinya sambil menyeret koper hitam serta ransel yang bertengger di punggungnya.

Pandangannya tertuju pada sesosok namja yang tak kalah rupawan yang tampak sibuk dengan ponsel di telinganya sambil sesekali melihat kesekeliling bandara.

Senyum manis tersemat di wajah Taehyung melihat sosok namja tersebut.

''JEON JUNGKOOK!'', teriak Taehyung sambil melambaikan tangannya. Ia segera melepas pegangan tangannya pada koper di sampingnya lalu berlari kearah sosok namja yang ia panggil Jungkook itu, yang langsung disambut senyum tampan serta kedua lengan yang terbuka dan..

Hap

Tubuh Taehyung tampak mungil di dekapan Jungkook, kedua kaki Taehyung mengalung indah di pinggang Jungkook, dan tak lupa juga kedua lengan nya yang memeluk leher Jungkook erat, menduselkan kepalanya ke ceruk leher Jungkook.

Beruntung lengan Jungkook terbentuk kekar dan atletis sehingga dapat menggendong Taehyung yang notabene-nya juga seorang namja dengan mudah seolah tubuh Taehyung seringan bulu.

Jungkook menggigit bibirnya tipis sambil sedikit membungkuk kepada orang-orang di sekitarnya yang memandang kearah mereka .

''Hey Tae, mau sampai kapan kita pada pose ini? '', Taehyung langsung memberengut imut menatap Jungkook. Jungkook mengusap pipi Taehyung dengan punggung jari telunjuknya, memberikan kecupan tipis secepat kilat di bibir Taehyung, tanpa memperdulikan bahwa saat ini mereka ada di tempat umum.

Dengan pipi yang bersemu merah, Taehyung turun dari gendongan Jungkook dan mengambil langkah panjang menuju kopernya yang tadi terlupakan lalu kembali lagi menuju Jungkook namun bukannya melangkah berdampingan, ia justru berjalan mendahului Jungkook. Jungkook hanya terkekeh melihat tingkah lucu kekasih manisnya.

Jika kalian bingung bagaimana caranya mereka bisa menjadi sepasang kekasih di saat Taehyung berada di Jepang bahkan sejak ia berusia 5 tahun? Jawabannya hanya satu. Mereka berdua sama-sama seorang Demion. Jungkook adalah Demion Phoenix, kekuatannya api. Mereka tak sengaja bertemu di atas Piramida di mesir saat mereka berteleportasi. Dan setelah beberapa kali menghabiskan waktu bersama, abracadabra, meraka menjadi sepasang kekasih .

Disaat Jungkook tak bisa mengontrol kekuatannya, hanya Taehyung yang bisa membuatnya kembali tenang. Itu sebabnya Taehyung menjadi yang segala-galanya bagi Jungkook.

Lalu kenapa Taehyung naik pesawat jika ia bisa dengan mudah mengunjungi Korea dengan teleportasi tanpa menghabiskan biaya? Jawabannya hanya diketahui oleh namja berdarah AB ini, bahkan Jungkook heran dibuatnya.

.

.

Keesokan paginya, dengan memakai seragam rapi serta ransel yang tak lepas dari punggungnya, Taehyung langsung berangkat menuju sekolah barunya. Sekolah yang juga menampung Jungkook sebagai muridnya. Sebuah Sekolah yang hanya menerima Demion sebagai muridnya. Sekolah dengan peraturan ketat dan disiplin tinggi. Sekolah yang bisa menjadi mimpi indah dan mimpi buruk bagi seorang Demion. Welcome to…

Demion High School!

.

Taehyung menghentikan langkahnya di depan gerbang sekolahnya, tepat di hadapan Jungkook; kekasihnya. Kepalanya mendongak memandang papan nama Sekolahnya yang bertuliskan Demion High School.

''Selamat Datang di Demion High School, Love'', sambut Jungkook. Pipi Taehyung sedikit memunculkan rona merah mendengar panggilan Jungkook untuknya.

Satu persatu murid memandang kearah Taehyung yang berjalan dengan tangan yang digenggam erat oleh Jungkook. Wajar saja, mereka jarang melihat Jungkook dekat dengan murid lain namun sekarang, Pangeran Demion ini justru menggiring sosok manis di sampingnya. Jungkook terkenal dingin dan merupakan Demion terkuat karena merupakan satu-satunya Demion Phoenix di Korea.

Bolehkah Taehyung merasa beruntung bisa bersanding dengan seorang Jeon Jungkook yang terkenal seantero Demion High School?

Sepanjang lorong menuju kelas, tatapan kagum, bingung, serta tatapan memuja menyambut Taehyung dan Jungkook. Lain halnya dengan Taehyung yang membalas tatapan mereka dengan senyum tipis, Jungkook justru hanya mengganggapnya sebagai angin lalu. Ia sudah bosan meladeni tatapan-tatapan itu.

Tak lama berselang, Jungkook menghentikan langkahnya di depan pintu bertuliskan Bangtan Sonyeondan dalam huruf Hangul, membuat Taehyung ikut berhenti sambil menoleh bingung kearah Jungkook.

''ini kelas kita, babe'', Jungkook tersenyum sambil membukakan pintu dihadapannya untuk Taehyung, lalu sedikit membungkukkan badannya seolah ia tengah menyambut seorang Putri.

Dengan lengan Jungkook yang merangkul pinggangnya, Taehyung melangkahkan kakinya masuk ke ruangan kelas nya. Nuansa khas sekolah tampak tak terlalu kentara. Hanya ada sebuah meja ukuran besar serta 7 kursi dengan bantalan empuk diatasnya. Sebuah grand piano di sudut ruangan, juga sebuah papan tulis berwarna hijau tua dengan tulisan 'Welcome to BTS' terbubuh diatasnya. Taehyung sedikit membungkukkan badannya saat mendapati ada 4 orang lain dengan surai warna-warni berseragam sama dengannya di ruangan ini.

''Aigoo, neomu gwiyeobta''

Tanpa tedeng aling, seseorang yang bersurai hitam langsung menarik lengan Taehyung, menjauhkannya dari Jungkook. Mencubit kedua pipinya hingga ia sedikit meringis, sedangkan 3 orang lainnya hanya bisa menggelengkan kepala mereka sambil tertawa.

''Yak . Hobie Hyung! Jauhkan tangan mu dari Taetae-ku!''

Dengan tak rela, kedua orang yang Jungkook panggil Hobie hyung tadi melepaskan cubitan mereka pada pipi Taehyung yang kini memerah.

''Ishh. Kau pelit sekali, Jeon'',gerutu Hoseok sedangkan Jungkook segera memeluk Taehyung posesif.

''Selamat datang di BTS, Taehyung-a.. Jungkook banyak cerita tentangmu'', sambut sosok bersurai mint pada Taehyung.

''O iya, namaku Namjoon. Kim Namjoon''

'' Sedangkan yang kuning dan silver ini, Seokjin dan Yoongi. Yang mencubit pipimu tadi Hoseok dan ada satu lagi anggota kita yang tidak bisa hadir, namanya Jimin''

''Jimin?'', nama itu mengingatkan Taehyung pada seseorang, namun ia memilih menepis rasa penasarannya. Ada banyak orang bernama Jimin di Korea. Lagipula seingatnya, Jimin yang ia kenal bukan seorang Demion.

Dan perkenalan mereka pagi itu dilanjutkan dengan obrolan antara Taehyung dan teman-teman barunya.

.

.

Ternyata menjadi murid baru di Demion High School harus membuat Taehyung berdiri di tengah lapangan dengan seseorang yang baru saja ia kenal sebagai Kang Minhyuk, salah satu anggota kelas BTOB. Sosok bermata sipit ini harus berdiri di hadapannya setelah namanya keluar dari kotak undian sebagai penantang.

Taehyung harus melakukan ujian awal sebagai upacara penyambutan murid baru. Hal ini sudah terjadi bertahun-tahun sejak adanya Demion.

Ya, Taehyung dan Minhyuk harus bertarung saling unjuk kekuatan. Salah satu dari mereka yang berhasil menang dapat meningkatkan posisi kelasnya dalam Urutan Kelas Terkuat Demion High School.

Sejauh ini, BTS berhasil menduduki peringkat pertama urutan tersebut berkat adanya Jungkook. Namun justru hal inilah yang membuat beban Taehyung semakin berat.

Sebagai anggota BTS dan juga sebagai kekasih seorang Jeon Jungkook, Taehyung harus mengalahkan pria dihadapannya ini. Padahal tujuannya datang ke sekolah ini bukan untuk unjuk kekuatan, ia hanya ingin mencari ayahnya, melindungi nyawanya dari ancaman penggal ala Jepang.

Namun nyatanya ia harus melakukan hal yang bisa saja menghilangkan nyawanya. Meskipun ia yakin Jungkook takkan membiarkan hal itu terjadi tapi tetap saja.

Lama benaknya bercabang dan melayang, Taehyung tak sadar akan kehadiran Jungkook di sampingnya. Pelukan dan kecupan tipis di pipinya menyadarkan Taehyung dari lamunannya.

''Jangan terlalu memikirkan urutan sialan itu. Kalau tidak sanggup, kau boleh menyerah saja. Usahakan jangan terluka,okey?'', Taehyung hanya mengangguk pelan sebagai jawaban.

Taehyung merasakan sensasi basah nan lembut menyentuh keningnya lama, juga usapan pada kedua pipinya. Setelah melayangkan tatapan tajam pada Minhyuk, Jungkook kembali ke sisi lapangan.

Taehyung segera menyiapkan posisi siaganya sekaligus memusatkan konsentrasinya saat Minhyuk tiba-tiba saja berlari cepat kearahnya, memulai serangan yang disambut riuh para murid di sisi lapangan.

Dengan bertubi-tubi Minhyuk melayangkan serangan kearah Taehyung, namun masih dapat Taehyung hindari dengan perisai airnya. Namun Taehyung sedikit tak focus hingga membuat tubuhnya terpental menyentuh tanah saat serangan Minhyuk berhasil mengenainya.

Jungkook yang berada di sisi lapangan sontak berdiri dengan tangan mengepal. Ia hampir saja menyerang Minhyuk dengan bola apinyanya jika saja Taehyung tidak menatapnya sambil menggeleng, seolah mengatakan ia baik-baik saja.

Ia dan Minhyuk menunjukkan pertarungan yang menakjubkan. Bahkan para guru ikut memandang takjub kearah mereka.

Mulanya mereka nampak imbang, namun sekarang Taehyung mulai kewalahan menghadapi serangan Minhyuk. Sebelumnya Taehyung jarang menunjukkan kekuatannya apalagi bertarung karena adanya Jungkook yang setia melindunginya. Dan sekarang tubuhnya harus bekerja ekstra keras agar nyawanya tak melayang meninggalkan raganya.

Namun sepertinya Taehyung benar-benar harus menyerah. Rasa sakit terus mendera tubuhnya yang semakin lemas. Dan Minhyuk terus saja menyerangnya membuat tubuhnya kembali melayang siap menghantam tanah. Taehyung memejamkan matanya bersiap merasakan tubuhnya yang akan menghantam tanah dan..

Hap

Bukan rasa sakit yang ia rasakan, melainkan sebuah dekapan hangat seseorang. Taehyung mendapati dirinya sudah ada dalam kungkungan lengan kekar Jungkook saat ia membuka matanya. Ya, Jungkook berhasil menangkapnya sebelum ia benar-benar menghantam tanah.

Jungkook menurunkan Taehyung dari gendongannya, membuat Taehyung berdiri di sampingnya dengan lengannya yang setia memerangkap pinggang rampingnya agar tak jatuh.

Mata Taehyung sontak membulat saat mendapati iris mata Jungkook yang biasanya berwarna hitam kini berubah warna menjadi merah pekat sewarna darah.

Aura hitam nan gelap pun menguar dari balik tubuh Jungkook. Sepertinya Minhyuk baru saja membuat kesalahan berat hingga membuat murid terkuat Demion High School mengeluarkan aura membunuh yang jarang ia tampakkan. Jungkook baru saja lepas kendali melihat Taehyung terluka.

Seberkas api hitam mulai muncul pada pundak Minhyuk, dan perlahan merambat ke anggota tubuhnya yang lain. Semua murid mulai ribut , apakah Jungkook berniat membunuh Minhyuk dengan api hitamnya yang terkenal tak pernah padam itu?

Taehyung pun tidak berhenti bersuara, menyadarkan Jungkook dari sisi gelapnya. Ia berdiri tepat di depan Jungkook, berusaha mengalihkan focus Jungkook dari Minhyuk. Tidak perduli tungkai kakinya masih lemas hingga hampir tak sanggup menyangga tubuhnya sendiri, Taehyung menggenggam erat jemari Jungkook. Tangannya yang bebas tersampir di permukaan pipi Jungkook, mengusapnya perlahan.

''Jungkook-ah, apa kau mendengarku? Aku baik-baik saja.''

''Aku baik-baik saja Jungkook-ah..Lihat aku…''

''Kumohon Jungkook-ah sadarlah..Kau mencintaiku kan?''

''Kau tidak boleh membunuhnya Jungkook-ah''

Namun sepertinya usaha Taehyung sia-sia. Minhyuk mulai berteriak kesakitan merasakan efek dari api hitam Jungkook. Teman-temannya segera mencari bantuan. Taehyung harus segera menyadarkan Jungkook jika tidak ingin Minhyuk hanya tinggal -murid lain semakin ribut dan berteriak panic.

Tes

Sebulir cairan bening mengalir dari pelupuk mata Taehyung, menetes dari dagunya hingga jatuh menyentuh jemari Jungkook yang tengah ia genggam erat. Disusul dengan tetes-tetes selanjutnya. Dengan wajah berurai air mata sambil sedikit menjinjit, ia meraih Jungkook dalam sebuah ciuman. Menempelkan kedua belah bibir mereka.

Perlahan iris Jungkook kembali normal bersamaan dengan api hitam yang menyelubungi tubuh Minhyuk yang mulai menguar, menghilang dari pandangan. Beberapa orang segera membawa Minhyuk agar mendapat pengobatan.

Tautan bibir mereka terlepas. Taehyung tersenyum manis kearah Jungkook. Pandangan Taehyung mengabur. Suara penuh kepanikan dari Jungkook dapat telinganya tangkap meskipun samar. Perlahan tungkainya melemas, tubuhnya oleng dan ambruk dalam dekapan Jungkook.

Taehyung masih dapat merasakan tepukan halus menyentuh pipinya juga suara Jungkook yang menyuruhnya agar tetap sadar sebelum gelap menyelimuti pandangannya.

.

.

Hanya deretan pohon menjulang yang dapat ditangkap oleh netra Taehyung. Ia tengah berada di tengah-tengah hutan antah berantah. Seingatnya tadi ia berada di tengah lapangan, bertarung dengan Minhyuk, menyadarkan Jungkook dan setelah itu gelap menyelimuti pandangannya. Ia pingsan.

Taehyung heran bagaimana caranya ia berada di tengah hutan seperti ini, sendirian pula. Terdengar suara gemerisik di belakang punggungnya, membuat Taehyung segera membalikkan tubuhnya dan memasang posisi siaga.

Namun yang ia dapati hanya seekor kupu-kupu berwarna biru cerah. Kepakan sayap kupu-kupu itu sungguhlah indah, membuat Taehyung ingin meraihnya dengan genggaman tangannya.

Kupu-kupu itu terbang menjauh, mengundang Taehyung mengikutinya. Beberapa kali Taehyung harus meringis saat tak sengaja ranting-ranting menyentuh epidermisnya. Namun ia terus mengikuti kupu-kupu itu, hingga netranya menangkap siluet sebuah rumah kecil di tengah hamparan rumput nan luas.

Saking ayiknya mengikuti kupu-kupu indah itu, Taehyung sampai tidak menyadari dirinya telah keluar dari hutan. Kupu-kupu itu membimbingnya menuju rumah kecil tadi yang kini nampak lebih jelas.

Ia merasa familiar dengan rumah bercat putih di hadapannya ini. Saat Taehyung menaiki anak tangga menuju pintu rumah tersebut, kupu-kupu tadi telah menghilang.

Dengan perlahan Taehyung memutar kenop pintu di hadapannya.

Cklek

Ternyata pintu ini tidak terkunci. Segera saja Taehyung melangkahkan kakinya memasuki rumah tersebut. Awalnya ia kira bagian dalam rumah ini akan penuh debu dan tidak terawat karena berada di tempat yang aneh, namun perkiraannya salah. Rumah ini sangat rapi dan terawat.

Taehyung melangkahkan kakinya lebih jauh masuk ke dalam rumah saat telinganya menangkap suara anak kecil. Akhirnya Taehyung berhasil menemukan sumber suara itu. Suara itu berasal dari sebuah televise model lama yang tengah menyala, menayangkan video anak kecil yang tengah berceloteh riang ke arah kamera yang merekamnya.

Netra Taehyung membulat. Anak kecil itu adalah dirinya saat kecil. Mungkin usia 6 atau 7 tahun.

Cklek

Taehyung segera menoleh kesamping saat mendengar suara pintu terbuka. Ada sebuah pintu yang terbuka sedikit di samping kanannya. Dengan penuh rasa penasaran, ia membawa raganya memasuki ruangan tersebut.

Tidak ada perabotan di dalam ruangan tersebut. Hanya ribuan foto yang melekat di dinding hingga ke bagian atapnya. Foto-foto dirinya dalam berbagai pose dan momen. Meskipun sedikit merinding, Taehyung mendekati dinding penuh foto itu. Di antara ribuan foto dirinya, ada sebuah foto yang menarik perhatiannya. Foto sang ibu yang tengah di rangkul oleh seorang pria. Mereka berdua tersenyum di dalam foto itu.

Tangannya terjulur untuk mengambil foto tersebut, namun saat hendak menyentuhnya, tiba-tiba saja Taehyung dikejutkan dengan kedatangan ribuan kupu-kupu berwarna-warni yang masuk lewat jendela. Seketika saja foto-foto tadi tertutupi oleh kupu-kupu tadi. Ribuan kupu-kupu itu menutupi suara samar memanggil namanya.

''..hyung''

''Taehyung-a''

''KIM TAEHYUNG''

.

.

TBC