A\N : My first attempt to write an adventure fiction. Semoga hasilnya cukup bagus. Dan semoga saya betah nulis ini fic sampai selesai. Karena multichapter itu merepotkan -_-

Disclaimer: Harry Potter dan semua karakter di dalamnya adalah milik J.K. Rowling. Saya hanya pinjam untuk menyalurkan imajinasi.


.

.

.

Chapter 1: Prolog

.

.

.

James Potter membanting Daily Prophet ke meja. Laki-laki 25 tahun itu memijit pelan pelipisnya. Dia sudah cukup pusing dengan kehidupan pribadinya tanpa harus diekspos di koran harian yang dibaca hampir seluruh warga komunitas sihir. Di halaman depan koran terpampang fotonya. Yah, James tak pernah protes jika Daily Prophet memasang foto ehem-ganteng-ehem dirinya di halaman depan. Masalahnya, kali ini yang dipasang adalah wajah ehem-ganteng-ehem dirinya tengah ditampar seorang gadis cantik berambut pirang yang notabene adalah model terkenal Dunia Sihir, Sophie LeBlanc.

James bertemu Sophie setahun lalu ketika ia pergi ke Prancis untuk urusan kerja. Mereka awalnya bertemu karena keluarga Sophie terlibat suatu kasus. Namun makin lama mereka makin dekat, dan akhirnya mereka pun pacaran. Baik James maupun Sophie tak keberatan dengan hubungan jarak jauh, dan menurut James selama ini mereka baik-baik saja. Lalu datanglah masalah itu.

Dikarenakan sama-sama sibuk dan tempat tinggal yang berjauhan, James belum sempat mengenalkan Sophie pada keluarga besarnya. Maka ketika Sophie tidak bisa dihubungi, James mengira Sophie salah paham soal hubungannya dengan Dominique—sepupunya yang super cantik dan kebetulan punya hobi menyeret James belanja—karena menurut Louis yang adalah adik Domi, dia melihat Sophie berada di butik yang sama dengan James dan Domi waktu itu.

Jadi James, sebagai laki-laki baik yang ingin mempertahankan hubungan dengan sang pacar, berusaha menjelaskan kesalahpahaman ini. Dia bahkan rela mengejar Sophie ke Prancis. Sayangnya, di sana dia malah menghadapi kenyataan yang menyakitkan.

Sophie ternyata selama ini memiliki kekasih di negaranya. Pantas saja, selama tiga bulan berhubungan dengan Sophie, gadis itu selalu meminta agar mereka bertemu secara rahasia—dengan alasan menghindari skandal. Bahkan James belum pernah sekalipun dikenalkan secara resmi pada teman-teman atau keluarga Sophie. Teman-teman Sophie malah kaget ketika tahu bahwa James adalah pacar Sophie. Nah, lalu bagaimana ceritanya James kena tampar?

James yang berang dengan kenyataan bahwa dia hanya berstatus 'selingkuhan', mendatangi apartemen Sophie. Mereka bertengkar mulut, tapi Sophie tetap tidak mau disalahkan. Alasannya adalah James-lah yang bodoh dan mengira mereka pacaran hanya karena mereka beberapa kali ciuman. Alasan sebenarnya Sophie tak bisa dihubungi adalah karena tampaknya dia mulai bosan dan berniat putus dengan James. James rasanya ingin menyihir wajah cantik wanita itu jadi platypus. Tapi berhubung dia adalah gentleman yang tidak menyerang wanita kecuali Pelahap Maut dan buron dan psikopat, dia berhasil menahan diri.

Setelah cukup lama berperang mulut, Sophie malah berbalik pergi meninggalkan James dengan alasan ada pemotretan. James tentu saja tidak terima ditinggal begitu saja karena masalah mereka belum selesai. Misi James—yang keras kepala dan tak mau kalah—adalah membuat Sophie mengaku kalau dialah yang salah, dan bahwa mereka pernah benar-benar pacaran. Jadi ketika Sophie melangkah keluar apartemennya, James tetap menguntitnya. Dia berusaha menarik tangan Sophie agar berhenti, namun gadis itu malah menyentakkan tangannya dan menamparnya. James tak tahu jika ada salah satu fotografer Daily Prophet di situ yang mengabadikan momen tamparan tak elit itu.

Kembali pada foto di halaman depan Daily Prophet. Tertulis 'James Potter Penguntit?! Bagian III' besar-besar di halaman depan. Artikel itu melanjutkan kupasan sebelumnya (bagian I dan II) tentang kehidupan masa lalu James dan keluarganya yang dinilai "suram". Sekarang bukan hanya James yang kena getahnya. Keluarganya juga ikut-ikutan terkena dampak dari berita itu. James memang sudah menjelaskan pada keluarganya tentang apa yang sebenarnya terjadi, tapi tetap saja dia tidak bisa membuktikan bahwa dia bukan penguntit. Pasalnya selama berhubungan dengan Sophie, gadis itu tak pernah meninggalkan bekas sedikitpun di flat James.

Sementara—sialnya—James pernah mengirimkan foto Sophie yang dia ambil diam-diam pada gadis itu. Di foto itu Sophie sedang tidak menatapnya. James mengirimkan foto itu bersama pesan 'I saw an angel this morning, and she really looked like you'. Nah, Sophie menyebarkan foto itu ke media, berkata bahwa James diam-diam mengirimkan foto itu, dan bahwa sebelumnya James sudah sering mengiriminya berbagai barang yang semuanya dia bakar karena ketakutan.

Sebagai Auror berpengalaman yang hapal peraturan perundang-undangan Dunia Sihir dari A sampai Z, James tahu bahwa posisinya amat lemah di sini. Sophie memang tidak bisa menuntutnya secara hukum karena satu foto saja tidak bisa membuktikan bahwa James adalah penguntit. Bisa saja itu kiriman dari orang lain pada Sophie, atau bisa saja Sophie merekayasa fotonya. Tapi Sophie dengan pintar menggunakan simpati media massa, mengeluarkan berbagai pernyataan yang membuat orang-orang mulai bersimpati padanya.

James sudah memberi penjelasan bahwa itu hanyalah pertengkaran antar-kekasih biasa. Tapi Sophie tidak mau mengakui bahwa dia pacaran dengan James, sementara James sendiri tidak punya bukti yang menguatkan bahwa dirinya memang pacaran dengan Sophie. Hal ini jugalah yang membuat opini massa terbagi dua, membela James dan membela Sophie. Karena keduanya adalah selebriti Dunia Sihir—dalam arti yang berbeda—masalah ini dengan cepat menjadi topik hangat Komunitas Sihir. Apalagi belakangan Rita Skeeter—si kumbang tua yang menulis artikel tentang James—mengembangkan teori yang menyatakan bahwa James kemungkinan menderita penyakit mental yang mengira dirinya pacaran dengan Sophie.

Berang dengan Rita, James hampir menyerangnya saat bertemu si kumbang tua itu beberapa hari lalu. Sekarang Rita mengembangkan teori baru dalam penulisan artikelnya: bahwa James juga penyuka kekerasan, tidak dapat mengendalikan diri secara emosional, bla bla bla. Sekarang James makin sulit keluar rumah. Semua orang di jalan memandangnya seolah-olah dia ini makhluk jenis baru, sementara orang-orang yang mengenalnya bukannya membantu malah berusaha mengorek keterangan mengenai apa yang sebenarnya terjadi. Ayahnya menyarankan agar James mengajukan cuti sampai keadaan mereda. Akhirnya James menurut. Toh biasanya Ayahnya selalu benar. Lagipula dia tidak mau keluarganya ikut-ikutan mendapatkan getah dari perbuatannya.

James berdiri dari kursinya, mengayunkan tongkat ogah-ogahan dan membiarkan pakaian-pakaiannya terbang menyusun diri dalam satu koper besar. Dia akan pergi dari sini untuk sementara. Dia belum tahu pasti akan kemana. Hugo, sepupunya yang hobi menjelajah tempat aneh dan terpencil, pernah memberitahu bahwa di daerah selatan ada desa sihir teramat terpencil berpenghuni 100 orang. Hugo bilang desa itu agak terbelakang dan tak tahu menahu mengenai kejadian di London. Mereka bahkan tidak berlangganan Daily Prophet. James mengambil perkamen dan menulis pesan untuk adiknya Lily, yang akan datang untuk membawakan makan malam.

Selesai menulis pesan, James menatap perkamen dengan puas. Dia mengambil Kantong Semua Ada miliknya. Dia sudah lama menggunakan kantong itu, terinspirasi dari bibinya Hermione yang selalu menggunakan mantra perluasan dalam satu kantong kecil agar bisa memuat banyak benda. Dimasukkannya persediaan ramuan yang sepertinya akan berguna serta alat-alat buatan Weasley's—kebanyakan prototype yang memang dibuat untuk diujicoba pada/oleh James.

James menatap sekelilingnya. Koper sudah ter-pack dengan rapi. Diayunkannya lagi tongkatnya, dan ruang tengahnya yang berantakan mulai merapikan diri. Laki-laki itu memakai jubah hitam panjang menutupi kemeja dan celananya, lalu beranjak mengambil koper. Menatap ke sekelilingnya yang kini sudah rapi, James mengantongi tongkatnya, kemudian berjalan menyeret kopernya keluar rumah.