Naruto

.

.

.

Masashi Kishimoto

.

.

.

Rate : M

.

.

Chara Universe

.

.

.

10 Oktober XX10

Namaku Namikaze Naruto, aku adalah anak dari pasangan Namikaze Minato dan Uzumaki Kushina... Umurku kini lima tahun, dan aku juga mempunyai saudari kembar dan seorang kakak. Namanya Namikaze Karin dan Namikaze Naruko...

10 Oktober XX15

Awalnya semua baik-baik saja, tapi semua berubah ketika tou-san ingin menguji manaku, dan betapa terkejutnya tou-san dan yang lainnya saat mengetahui bahwa aku tidak mempunyai mana! Fakta ini membuat aku terpukul, dan sejak saat itu aku merasakan... kasih sayang yang diberikan orang tuaku mulai berkurang...

10 Oktober XX18

Aku tidak ingin ini terjadi!... Aku benci ini, kenapa?! Kenapa harus aku yang mendapatkan semua ini?! Tou-san dan kaa-san sudah tidak peduli lagi padaku... Mereka fokus memperhatikan dan melatih kedua saudariku, padahal aku juga termasuk anak mereka...

10 Oktober XX20

Cukup sudah aku berada di rumah ini, aku seperti halnya orang asing di tempat ini. Aku memilih pergi, tanpa memberitahukan kepada tou-san maupun kaa-san karena aku tahu, kalaupun aku beritahu mereka mungkin juga akan membiarkannya saja.

10 Oktober XX21

Saat ini aku tinggal di apartemen milik Kaka-nii, Dia memberikannya padaku semenjak menikah dengan Shizu-nee... Kini aku juga punya tujuan baru, aku akan mengumpulkan Orb! Itu adalah batu legenda yang konon dapat memberikan kekuatan yang tidak dapat dibayangkan sebelumnya... Menurut sejarah, sampai saat ini, hanya dua orang yang menggunakan keempat Orb tersebut karena syarat menggunakan Orb adalah mengumpulkan keempat-empatnya... Dengan ini aku akan membuktikan kepada mereka, bahwa Uzumaki Naruto bukanlah orang yang seperti dulu...

.

.

.

.

Prologue

.

.

.

Suriah, 13.00 GMT

Suasana di negara itu sungguh mencekam, pemberontakan yang dilakukan oleh pasukan oposisi membuat penduduk sipil bahkan tidak berani keluar dari rumah-rumah mereka.

Bertahun-tahun lamanya perang saudara terjadi antara pemerintah dengan pasukan oposisi, yang berusaha menggulingkan pemerintahan yang sah.

Kecamuk perang tersebut mengakibatkan konflik berkepanjangan dan trauma yang dialami oleh penduduk negara tersebut.

Organisasi perdamaian dunia, United Nation pun akhirnya mengirim pasukan multinasional untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di negara tersebut.

Pasukan yang dikirim pun bergerak cepat, ratusan tenaga medis dan ribuan ton bantuan telah disiapkan. Para penduduk pun dievakuasi ke tempat pengungsian, namun tak jarang terjadi gesekan dengan pasukan oposisi saat tengah mengevakuasi penduduk sipil.

Dan itulah yang terjadi sekarang. Awalnya pasukan multinasional hendak mengevakuasi penduduk sipil ke tempat pengungsian, namun di tengah perjalanan rombongan mereka dihadang oleh pasukan oposisi dan akhirnya pertempuran tak terelakkan pun terjadi.

Blam...

Dor... Dor... Dor...

Blam...

"Letnan, bawa pasukanmu dan target terus bergerak ke selatan, kami akan berusaha semampu mungkin menahan mereka!"

Seorang pemuda berambut kuning spike berseru kepada sosok yang berada di samping nya itu. Tangan nya memegang sebuah senapan mesin otomatis M16 dan tengah menembakkannya kearah pasukan oposisi.

"Tapi, Mayor...--" balas sang letnan ragu.

Dor... Dor... Dor...

Pemuda berambut kuning itu mendelik kesosok sang letnan.

"Tak ada kata tapi-tapian, cepatlah pergi, target adalah prioritas utama!"

Sang letnan pun mengangguk, barbalik, memerintahkan beberapa pasukan untuk mundur beserta target.

"Mayor Uzumaki, tampaknya situasi makin tidak terkendali ya..." Sesosok pria lain pun mulai mendekatinya. Ia mempunyai pangkat yang sama dengan sosok yang dipanggil Mayor tadi, hanya saja wajahnya adalah wajah khas orang eropa.

"Kau benar, Mayor Marcus... Tidak disangka ternyata pasukan oposisi menyerang disaat situasi tenang sebelumnya,"

"Awas granat!!!" Peringat salah satu tentara, melihat sebuah granat dilempar kearah dua sosok yang tengah mengobrol tadi.

Dengan reflek yang cepat Mayor Uzumaki dan Mayor Marcus pun melompat kebelakang, tiarap.

Duarr...

"Sepertinya kita harus menyelesaikan ini dengan cepat," Gumam Mayor Uzumaki lalu mulai bangkit perlahan dari posisi sebelumnya.

Bergerak mengendap-ngendap ke depan, sang Mayor Uzumaki pun mengarahkan moncong senjatanya ke kubu pasukan oposisi.

Dor... Dor... Dor...

Tiga orang tumbang terkena tembakan, Belum cukup sampai disitu sang Mayor pun kembali menumbangkan dua orang yang memakai senjata rpg.

Dor... Dor... Dor...

Masih dalam posisi sebelumnya, Mayor Uzumaki kembali menumbangkan beberapa lawannya.

Melihat sikap juang sang komandan, para pasukan pun mulai terpacu semangat mereka.

"Uoh...!!!"

Dor... Dor... Dor...

Mereka pun mulai bergerak maju, berusaha membalikkan keadaan.

Sementara itu sang komandan, Mayor Uzumaki, yang melihat semangat pasukannya itupun tersenyum.

Namun ia tidak menyadari, sebuah moncong sniper yang tengah mengarah kepadanya.

Dor...

Semua terjadi begitu cepat, tapi ia dapat merasakan tengkorang belakangnya seperti ditembus sesuatu.

Ia merasa waktu seakan melambat, seolah mengejeknya atas apa yang terjadi, tubuhnya pun terhuyung kedepan sebelum akhirnya jatuh berdebum keras diatas tanah.

Inikah akhirnya...?

Setelah semua perjuangannya selama ini...

Tapi setidaknya ia telah berhasil mewujudkan impiannya...

Dan sepertinya tugasnya telah selesai disini...

...

...

...

"Tidak Naruto, tugasmu belumlah selesai. Belum saatnya kau pergi dari kehidupan ini Naruto, karena kau akan melanjutkan tugasku di dunia yang lain..."

.

.

.

.

.

.

Perlahan, sosok itu mulai membuka matanya, mengerjapkan matanya beberapa kali, menyesuaikan cahaya yang masuk kematanya.

Dimana aku?

Ia mengedarkan pandangan ke segala penjuru, mendapati bahwa ia saat ini sedang berada di tengah-tengah padang rumput hijau yang luas.

Apakah ini yang disebut alam baka?

Ia tertawa miris, jadi ia akan menunggu disini hingga hari pengadilan tiba, pikirnya.

"Belum saatnya untuk dirimu meninggalkan kehidupan ini, Naruto..."

Siapa itu?!

Ia memutar pandangannya ke segala arah, tapi tidak mendapati ada sosok lain yang berbicara.

"Tugasmu kini berganti, Naruto..."

Hanya suara, ia yakin itu hanya suara tanpa ada perwujudannya sama sekali.

"Kau akan menggantikan diriku..."

Menggantikan...?

"Melanjutkan apa yang belum sempat ku wujudkan..."

Dari segala arah, jutaan titik cahaya bagaikan kunang-kunang pun muncul. Cahaya itu pun lalu mulai berkumpul pada satu tempat, yang kemudian membentuk sesosok manusia.

Sring...

Cahaya itu makin bersinar, memaksanya untuk menutupi penglihatannya.

Tak lama kemudian cahaya itu pun menghilang, ia yang kini penasaran pun membuka kembali penglihatannya.

...

Ini bercandakan?

...

Dihadapannya, bekas tempat cahaya tadi berkumpul. Kini muncul sesosok yang ia yakin, bahkan sangat yakin, itu mirip dengan dirinya, sangat.

...

Ada apa ini?

Sosok yang mirip dengan nya itu menatapnya sambil tersenyum. Rambut, wajah, bahkan guratan tiga kumis kucingnya itu sama persis dengannya. Siapa dia itu?!

"Selamat datang 'diriku' senang berjumpa dengan mu," sapa sosok ramah sosok tersebut.

"...Siapa kau?" Itulah kalimat yang sangat ingin keluar dari benaknya sebelum ini.

"Aku...? Aku adalah dirimu, Uzumaki Naruto," Jawab sosok tersebut yang mengaku sebagai dirinya.

"Apa maksudmu?! Jelas-jelas aku adalah Uzumaki Naruto, kau pasti seorang penipu, siapa kau sebenarnya?!" Serunya menatap kesal sosok tersebut.

Sosok itu tertawa pelan, "haha..., Aku adalah dirimu Naruto, hanya saja aku bukan berasal dari dimensi ini,"

"...Maksudmu?" Tanda tanya besar muncul diatas kepala sang uzumaki.

"Kehidupan ini penuh misteri, Naruto..., Percaya atau tidak bahwa dalam kehidupan itu ada 7 sosok yang sama namun berbeda kisahnya," Jelas sosok tersebut

"Ketujuh sosok itu sejatinya adalah sama, tetapi kisah kehidupannyalah yang berbeda,"

"... Sama sepertimu, kau dan aku sejatinya sama namun dengan kehidupan yang berbeda," Naruto pun akhirnya mengerti apa yang dikatakan oleh 'dirinya' tersebut.

"Lalu, bagaimana kau bisa ada disini? Apakah kau juga sudah mati?" Melihat bahwa 'dirinya' juga ada disini, Naruto pun menebak kalau dia juga sudah mati di kehidupannya.

"Yah, kau benar, aku sudah mati. Mungkin ini karena keegoisanku selama ini," Sosok itu menghela napas pelan.

Oh... Jadi sosok itu juga sudah mati, sama seperti dirinya.

"Tidak, belum waktunya untuk kau mati, Naruto," Ucap sosok tersebut, seolah tahu apa yang dipikirkan olehnya tadi.

Apa maksudnya, jelas-jelas Naruto berada disini, yang berarti ia sudah mati.

"Kau masih punya kesempatan, kau akan melanjutkan hidupmu di

dunia yang berbeda, dunia tempatku berada..."

"... Aku memang sudah mati, tapi tidak denganmu, Naruto," Sosok itu menghela napas kembali.

"...Jadi maksudmu...?" Akhirnya ia pun paham apa yang tadi dikatakan 'olehnya'.

"Ya, kau akan menggantikan ku, menggantikan kisahku di dunia tempatku berada..."

"... Sudah saatnya bagi Uzumaki Naruto untuk menunjukkan siapa sebenarnya dirinya,"

"Dengan kekuatan yang telah kukumpulkan, kau akan jauh lebih kuat dengan kekuatan itu,"

"Bagaimana..."

"... Apa kau siap..."

"... Uzumaki..."

"... Naruto...?"

Naruto memejamkan matanya, memikirkan apa yang telah terjadi, dirinya tak habis pikir bagaimana bisa terpilih, Padahal seharusnya ada yang lebih baik daripada dirinya.

Setelah memikirkannya, Naruto pun membuka matanya, Menatap sosok 'dirinya' yang kini tenang menunggu jawabannya.

"Aku..."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

To Be Continued

Note: Maaf kalau word nya pendek, chapter besok saya usahakan word nya minimal 3k.

Ini adalah fic yang bercerita tentang dunia fantasi, saya kali ini tidak mengambil tema shinobi, disini saya akan sedikit menjelaskan tentang Orb.

Di dunia tempat 'Uzumaki Naruto' berada, Orb adalah batu legenda yang konon kekuatan nya setara atau bahkan melebihi para dewa.

Orb berjumlah empat buah, ia disegel oleh orang-orang terdahulu di empat mata penjuru, disini 'Naruto' telah berhasil mendapatkan keempatnya namun sayang ia mati ketika saat mendapatkan Orb yang keempat.

Untuk pair saya masih belum memikirkan, mungkin semi-harem.

Thanks and see you next time~