Hai…! Yuu author baru nih…! *tereak-tereak ngak jelas* Sebenarnya Yuu mau mencoba peruntungan di fanfiction… hehehehe *fic perdana nih…promosi!*

Tapi kayaknya bakal gagal deh, mengingat fic ini bakal ngundang banyak flame… hiks…hiks… *nangis-nangis gaje* Tapi…. Nggak papalah… kan namanya juga 'belajar'… Di sini, Yuu sangat membutuhkan bimbingan dari para senpai… *bungkuk-bungkuk* oeche… langsung aja… Yuu malas chuap-chuap…

Disclaimer:

Hmmm, maunya sih… Naruto punya Yuu…

*dilempar bom C4 sama Masashi-sama plus di Chidori sama Sasuke*

Aiaiaiaia… sebenarnya Naruto punyanya Masashi Kishimoto… dan my aniki

Uchiha Sasuke *hueekk*

Tapi fic ini murni punya Yuu…! *mungkin*

Title:

Sore ga, Ai Deshou By Yuuchan no Haru999

Special Thanks for :

Evelin No Tachi

Imitta No Ichi

Angel Ruii

Genre:

Nggak tau… *dijitak*

Rate:

Nggak tau… *dimutilasi*

Pairing:

SasuNaru…? NaruSasu…?

Nggak tau ah… *dilindas kereta*

Summary:

"Aku mau kita putus."

"Apa ada yang salah denganku dobe?"

Warning:

OOC, Typo (s), gaje, garing, ngebosanin, EYD ancur,

Fict yang terlalu sederhana, nggak menarik, dll

Don't Like Don't Read

Normal Pov

Saat ini matahari mulai beranjak bangun dari tidurnya, menampakkan seberkas cahaya jingga yang begitu anggun. Burung-burung bersenandung riang menyambut datangnya sang matahari, sedangkan sang angin berhembus membawa sejuta rasa dingin yang menusuk tulang. Terlihat seorang gadis berambut pirang tengah bersiap memakai seragam sekolahnya.

Naruto Pov

Dingin… yah, pagi ini benar-benar dingin. Aku memakai seragamku yang sudah tersimpan lama di lemari. Liburan musim panas telah usai dan sekarang beralih kemusim gugur, musim yang ditunggu-tunggu sebagian masyarakat Jepang. Hal yang sangat menyenangkan bisa berdiri di bawah pohon momiji dengan dedaunannya yang jatuh di buai angin.

Awalnya aku malas berangkat sekolah hari ini. Cuaca yang lumayan dingin membuatku lebih nyaman tidur berbalut selimut tebal berwarna orange daripada harus bersentuhan dengan air. Huft… kalau saja dia tak memaksaku sekolah hari ini...

Tok… tok… tok… terdengar suara pintu kamarku di ketuk seseorang.

"Naru-chan… cepatlah, nanti kau terlambat!" suara kaasan menggema di balik pintu kamarku.

"Ya… kaasan sebentar lagi!" jawabku masih menata rambut pirangku yang panjang sepunggung.

"Cepatlah, kaasan tunggu kau di bawah" terdengar langkah kaki kaasan mulai berjalan meninggalkan pintu kamarku.

"Hari ini mau di apakan ya, rambutku,?" Aku bertanya dalam hati. Ahk… aku mengambil kuncir berwarna biru langit yang kontras dengan rambutku dan mengikatkannya.

"Kurasa begini saja sudah cukup" batinku sambil melihat rambut ekor kudaku melalui cermin. Aku mengambil tas berwarna orange dengan garis-garis hitam di setiap tepinya.

Tas orange hadiah ultahku yang ke enam belas dari seseorang yang sangat ku sayangi. Aku bingung, sebenarnya ultah itu perlu dirayakan atau tidak? Sebagian orang menganggap, ultah merupakan hari berkurangnya umur kita di dunia ini. Sedangkan, sebagian lain menganggap ultah merupakan hari yang special bagi seseorang. Entahlah yang mana yang benar… aku tak peduli!

Aku menuruni anak tangga yang terdiri dari susunan batu pualam yang indah. Aku melangkah menuju ruang makan. Oh… Tuhan! Sungguh aku ingin sekali waktu berhenti sekarang. Kulihat kaasan sedang memakai celemek menyiapkan sarapan, tousan sibuk dengan koran harian tanpa laptop di sisinya sedangkan aniki sibuk mencicipi apa yang kaasan masak. Mungkin, bagi kalian ini merupakan pemandangan yang biasa di setiap rumah-rumah di dunia. Namun, hal ini sangat jarang terjadi di rumah kediaman Namikaze.

Apa aku belum memperkenalkan diri? Oh… dear, aku memang selalu melupakan hal-hal yang sangat penting. Bahkan, sampai lupa memperkenalkan diri…!

Namaku Namikaze Naruto, lahir pada tanggal sepuluh Oktober. Saat ini umurku enam belas tahun, memiliki ciri-ciri fisik berambut pirang sepunggung, bermata biru, berkulit tan dan merupakan salah satu cewek hyperactive.

Tousan bernama Namikaze Minato, pemimpin perusahaan yang bernama Namikaze Group yang memiliki cabang di mana-mana. Jarang sekali beliau berada di rumah, tentunya kalian tahu mengapa tousan jarang berada di rumah… yah, apa lagi kalau bukan sibuk mengurusi perusahaan yang sedang berkembang pesat saat ini.

Kaasan bernama Namikaze Kushina, sosok ibu yang peduli terhadap tumbuh kembang anak-anaknya. Lebih tepatnya sosok ibu yang ideal. Namun, karena kesibukannya membantu tousan di perusahaan… kaasan juga jarang berada di rumah.

Terakhir, kakak laki-lakiku bernama Namikaze Kyuubi. Kyuubi tergolong manusia jenius… ahk, bahkan super jenius untuk laki-laki seusianya. Yapp, Kyuubi lebih tua dariku sekitar tiga tahun dan sekarang sedang sibuk menyelesaikan kuliahnya di Universitas Konoha yang terkenal dengan kualitas pendidikannya. Aniki mengambil jurusan Ekonomi.

"Hei… Baka! Kalau melamun jangan diruang makan!" seru Kyuu-ni sambil menatapku dengan seringai yang tak bisa ku artikan.

"Siapa yang melamun? Aku tidak melamun aniki!" protesku dengan tampang kesal. Entah mengapa Kyuu-nii selalu bisa menebak arah melintang pikiranku.

"Hn" jawabnya datar kemudian mengotak-atik Hpnya

"Ohayou Naru-chan… sebaiknya kau segera sarapan" tousan mengalihkan perhatiannya dari koran harian.

"Ohayou…" aku balik menyapa kemudian duduk di kursi makan.

Hmmm, hari ini sarapan nasi goreng dengan taburan bawang goreng dan potongan tomat yang mengingatkanku akan sosoknya yang begitu menyukai tomat. Tak lupa dengan hadirnya telur mata sapi yang begitu menggugah selera. Segera kuraih garpu dan sendok yang tertata apik di tepi piring. Baru saja aku ingin mencicipi telurnya… namun sialnya! dalam sekejap telur itu berpindah tempat ke piring milik Kyuu-nii.

"Aniki!" seruku jengkel dan menatap tajam ke arah Kyuubi.

"Hn" katanya datar tanpa melihat ku.

"Apanya yang 'Hn'! cepat kembalikan telur ku!" desakku

Kyuu-nii memegang garpunya dan mulai mengangkat telur itu. Yuupp… mungkin dia mau mengembalikan telur ku. Aku mulai mendekatkan piringku ke piring Kyuu-nii. Sedikit lagi telur itu jatuh ke piringgku, tapi-

"Aaarrrrgggg! Kau kejam Kyuu-nii!" aku berteriak kesal. Siapa yang tak kesal…? saat kau berharap telur itu kembali ke tanganmu… Kyuu-nii malah memasukkannya kedalam mulutnya dan mengunyahnya dengan santai tak lupa seringai licik menghiasi sudut bibirnya.

"Kau ini Kyuubi…" kaasan berjalan menghampiri Kyuu-nii "Berhentilah menjahili adikmu!" kaasan menjewer telinga Kyuu-nii hingga memerah.

"Aauu… sakit kaasan!" gerutu Kyuu-nii sambil mengusap-usap telinganya.

"Gyahhhahaha…!" aku tertawa senang melihat telinga Kyuu-nii yang tak kalah merah dengan tomat.

"Ck." Kyuu-nii berdecak kesal.

"Nah… Naru-chan, sebaiknya kau habiskan sarapanmu" suara lembut kaasan mengalun di gendang telingaku.

"Ok…" kataku semangat.

Aku memakan sarapanku dengan lahap, tentunya tanpa telur. Sekarang, waktu menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Jam pelajaran di mulai pukul tujuh, itu berarti masih tersisa tigapuluh menit lagi. Aku segera menyelesaikan acara sarapanku.

"Naru sudah selesai…" kataku sambil beranjak dari tempat duduk "Kyuu-nii antar aku ke sekolah ya?" pintaku sambil menatap Kyuu-nii yang masih sibuk memperhatikan bilangan angka di layar phonselnya.

"Hn" jawabnya dengan wajah datar.

Ck! Aku sangat membenci wajah stoic yang selalu melanda keluargaku! Yaah… walaupun tak setiap saat, contohnya pada pagi ini… suatu hal yang sangat berbeda dari hari-hari biasanya. Ku akui… tak hanya keluargaku yang sering memasang wajah stoic, namun masih ada satu keluarga lagi yaitu keluarga Uchiha. Namikaze dan Uchiha merupakan dua keluarga yang selalu menjadi rival mengenai apapun. Tak ada yang mau mengalah… Tapi, hubungan kami tidak seperti yang sering tertulis di skenario sinetron-sinetron yang selalu menggambarkan bahwa setiap rival selalu berhubungan buruk, hubungan kami malah sebaliknya.

Orang tuaku dan Uchiha merupakan sahabat dari kecil, sehingga kami saling mengunjungi saat waktu senggang. Dalam hal bisnis, Namikaze dan Uchiha bersaing dengan sportif tanpa niat menjatuhkan satu sama lain. Bahkan anikiku dan Uchiha sulung bersahabat dengan baik. Sedangkan aku dan Uchiha bungsu errr-… bagaimana ya menjelaskannya? Maksudku, saat ini kami sedang menjalin hubungan yang lebih dari sekedar teman atau pun sahabat. Kalian tahukan maksudku?

Aku dan aniki menuju mobil berwarna hitam polos. Tapi jangan salah… pada kondisi gelap, mobil ini akan tampak mengerikan sekaligus terlihat keren dalam waktu bersamaan. Pada malam hari, mobil ini akan menampakkan gambar sepasang mata dan sayap iblis yang berwarna merah darah dengan taring-taring yang sangat tajam dan runcing. Semua itu merupakan hasil dari eksperimen Kyuu-nii. Yah… memang, aniki ku ini sangat menyukai hal-hal yang berbau eksperimen.

Kami melaju dengan kecepatan tinggi, merayap di jalanan Konoha, salah satu kota terbesar di Jepang. Rumah-rumah penduduknya cukup padat, namun tertata dengan rapi. Setiap masyarakat mematuhi peraturan pemerintah sehingga terciptanya suasana aman dan tentram.

Normal Pov

SMA Negeri 1 Konoha SMANSAKHA, salah satu SMA favorite di Konoha. Sekolah yang menyediakan berbagai macam fasilitas penunjang kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa. Tak sembarang orang bisa bersekolah di SMA ini, hanya siswa yang memiliki kecerdasan tinggi dari kalangan menengah hingga atas yang mampu bersekolah di sini. Sekolah yang berdiri di atas lahan seluas 9,999 hektar (?) ini, memiliki banyak ekskul yang disediakan seperti basket, sepak bola, American Football, kelas memasak, tea club, panahan, karate, judo, kelas seni baik itu seni drama, lukisan, tari, atau hal-hal yang berbau seni, dan masih banyak yang lainnya. Semua ekskul itu memiliki bangunan dan lapangan tersendiri *sekolah impian Yuu!*

Sebuah mobil mewah berhenti di lapangan parkir Smansakha. Mobil yang berwarna hitam gelap ini memiliki plat nomor 999, yah… tiga angka yang menggambarkan sosok iblis. Seorang gadis turun dengan anggun, rambut pirangnya yang panjang di kuncir kuda, matanya yang tajam serta indah dan ahk… coba lihat! bola mata Sapphirenya mengalahkan indahnya langit pagi ini, berwarna biru bagaikan samudra yang mampu menenggelamkan semua pemuda di dunia. Lekuk tubuhnya yang ideal dan bibir merahnya yang menawan membuat siapa saja jatuh hati padanya. Ya… dialah Namikaze Naruto. Seorang gadis ceria berhati putih serta harum semerbak mengalahkan putihnya melati dan mawar putih yang begitu harum sekalipun.

"Arigato, Kyuu-nii…" Naruto membungkuk berterima kasih kepada Kyuubi.

"Hn" jawab Kyuubi singkat dan jelas.

Naruto menutup pintu mobil dan berlalu meninggalkan Kyuubi.

"Ohayou senpai…" sapa seorang junior bernama Yuu *numpang lewat* dengan senyum ramah.

"Ohayou Yuu-chan…" Naruto menyapa balik dengan senyum super manis yang mampu menghentikan detak jantung para siswa laki-laki di Smansakha. Naruto melanjutkan kembali langkah kakinya.

"Ohayou Naru-chan…" seorang gadis berambut pink menjejeri langkah kaki Naruto.

"Oh… Sakura-chan, ohayou…"

Mereka berjalan bersama menuju ruang XII IPA 3. Yah… ruang kelas yang dihuni oleh siswa-siswa pilihan yang memiliki kemampuan lebih dari siswa lainnya, baik itu dalam akademis maupun non akademis. Tak banyak yang mereka bicarakan selama perjalanan, hanya seputar liburan musim panas.

Braaakkk! Pintu ruang kelas IPA 3 di buka dengan sangat tidak elit.

"Ohayou minna-san!" teriakan Naruto menggelegar ke setiap penjuru ruangan. Semua siswa *-Naruto* spontan menutup telinga dengan ekspresi yang jauh dari kata senang apalagi ceria. Kemudian mereka melempari Naruto dengan apa saja yang mampu mereka raih.

Jangan salahkan mereka, berlaku tidak sopan seperti ini. Hey… ayolah, mereka tidak mau repot-repot menghabiskan uang hanya untuk pergi ke THT. Kalian bisa bayangkan sendiri, bagaimana jika kalian berada diposisi mereka saat ini. Suasana yang tadinya hening mendadak gaduh dan berisik hanya karena satu suara melengking yang mampu memecahkan gendang telinga.

"Huaaahh… suaramu itu benar-benar berisik Naruto…!" seorang pemuda berkuncir *mirip nanas* berkata sambil menguap dan meregangkan tubuhnya. Nara Shikamaru, pemuda malas yang kerjaannya hanya tidur dan tidur. Memiliki IQ di atas 200 *kok bisa ya? Entahlah, yang bisa menjelaskan hanya Kami-sama dan Masashi-sama* pintar dalam menganalisa dan hitung-menghitung.

"Ck… Itukan memang ciri khasnya!" decak kesal keluar dari mulut Yamanaka Ino. Cewek berambut pirang panjang yang begitu terobsesi terhadap dunia fashion dan lebih memilih ekskul modeling ketimbang kelas memasak.

"Gomen ne, minna-san…" Naruto membungkuk menyesali tingkahnya.

"Sebaiknya kita segera kebangku kita Naruto, sebentar lagi pelajaran Kakashi sensei dimulai…" Sakura berkata sambil menyentuh bahu Naruto. Ya, Sakura… sesuai dengan namanya, Sakura sangat identik dengan warna pink, semua aksesorisnya tak jauh dari warna pink dan dia mengambil ekskul arsitektur.

"Hmm…" gumam Naruto lalu melangkah menuju bangkunya

Pintu tiba-tiba saja dibuka dan menampilkan seseorang yang berpenampilan nyentrik dengan rambut berwarna silver.

"Maaf saya terlambat, tadi saya tersesat di jalan kehidupan."

skip

Sasuke Pov

Malam ini aku sama sekali tak bisa tidur. Ck… ini semua gara-gara si pirang bodoh itu. Apa sebenarnya yang ada di dalam kepalanya? Bahkan, aku meragukan jika dia mempunyai otak normal! Cih! Dia benar-benar bodoh! Mau-maunya melakukan permainan bodoh itu, dan bodohnya! Aku malah terlibat! Bagaimana kalau sampai kaasan dan tousannya tahu? Bahkan jika anikinya sampai tahu, aku bisa dibunuhnya!

Flashback

"Teme!" teriak Naruto dengan semangat sambil berlari-lari kecil menghampiriku.

"Berisik baka!" jawabku saat dia berada di sampingku lengkap dengan muka cemberutnya. "lucu dan manis" gumamku dalam hati.

"Ck. Teme! Berhentilah menyebutku BAKA! Aku tidak bodoh!" Naruto berteriak tepat di telingaku "Aku mau bicara dengan mu, ikut aku…" lanjutnya sambil berjalan mendahuluiku.

Naruto membawaku ke atap gedung sekolah. Sepintas dia terlihat sedikit gelisah. Dia mondar-mandir tak jelas di hadapanku, terlihat ingin mengatakan sesuatu tapi entah apa yang membuatnya merasa ragu.

"Apa yang ingin kau katakan dobe?" akhinya aku bertanya padanya. Aku kesal melihat tingkahnya seperti itu.

"A… aku mau…"Naruto menghentikan kata-katanya. Ck. Benar-benar membuatku kesal sekaligus penasaran!

"Apa?" tanyaku lagi, meminta penjelasan padanya. Ku lihat mata birunya meredup. Aku semakin gelisah melihatnya. Namun sekarang dia terlihat mulai menenangkan diri.

"Aku mau kita putus…" katanya dengan memalingkan wajahnya.

"Apa ada yang salah denganku dobe?"

Cut…

TBC

Yuuupp… fic nya Yuu cut sampai sini… Yuu nggak mau kalau Yuu udah ngetik panjang-panjang eh… taunya ngak ada yang berminat ngebaca fic sederhana ini… mubazir kan?

Sebelum Yuu mendapat flame… Yuu udah sadar duluan kok… kalo isi Fic ini 'nggak bermutu', hanya 'nyampah', trus alurnya terlalu cepat… *maklum Yuu buru-buru sih…* plus banyak kekurangan disana-sini terutama EYD yang nggak beraturan dan banyak sekali typo. Tapi, Yuu udah bertekat untuk tetap publish fic ini… *cari pengalaman*

Bagi yang mau ngasih flame… monggo, silahkan… Yuu terima dengan lapang dada… asalkan flame yang benar-benar bermutu dan yang mau mereview… silahkan… apalagi sampai bilang suka… hehehehe **. Nasib Yuu yang gaje ini beserta fic yang rada-rada ancur ada di tangan para senpai, readers serta flamers… arigato sesudah dan sebelumnya…

*Yuuchan no Haru999 (K.R.)*